Rasuna Said: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
std
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 4: Baris 4:


== Riwayat ==
== Riwayat ==
H.R. Rasuna Said adalah seorang muda yang mempunyai kemauan yang keras dan berpandangan luas. Awal perjuangan beliau dimulai dengan beraktifitas di [[Sarekat Rakyat]] sebagai Sekretaris cabang dan kemudian menjadi anggota [[Persatuan Muslim Indonesia]] (PERMI).
H.R. Rasuna Said adalah seorang muda yang mempunyai kemauan yang keras dan berpandangan luas. Awal perjuangan beliau dimulai dengan beraktivitas di [[Sarekat Rakyat]] sebagai Sekretaris cabang dan kemudian menjadi anggota [[Persatuan Muslim Indonesia]] (PERMI).
Beliau sangat mahir dalam berpidato yang isinya mengecam secara tajam ketidak adilan pemerintah [[Belanda]], sehingga beliau sempat ditangkap dan dipenjara pada tahun [[1932]] di [[Semarang]].
Beliau sangat mahir dalam berpidato yang isinya mengecam secara tajam ketidak adilan pemerintah [[Belanda]], sehingga beliau sempat ditangkap dan dipenjara pada tahun [[1932]] di [[Semarang]].



Revisi per 2 Juni 2009 15.04

HR Rasuna Said

Hajjah Rangkayo Rasuna Said (14 September 1910 – 2 November 1965) adalah salah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga merupakan pahlawan nasional Indonesia. Seperti Kartini, ia juga memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Riwayat

H.R. Rasuna Said adalah seorang muda yang mempunyai kemauan yang keras dan berpandangan luas. Awal perjuangan beliau dimulai dengan beraktivitas di Sarekat Rakyat sebagai Sekretaris cabang dan kemudian menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia (PERMI). Beliau sangat mahir dalam berpidato yang isinya mengecam secara tajam ketidak adilan pemerintah Belanda, sehingga beliau sempat ditangkap dan dipenjara pada tahun 1932 di Semarang.

Pada masa pendudukan Jepang, beliau ikut serta sebagai pendiri organisasi pemuda Nippon Raya di Padang yang kemudian dibubarkan oleh Pemerintah Jepang.

H.R. Rasuna Said duduk dalam Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat setelah Proklamasi Kemerdekaan, diangkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS), kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung sejak 1959 sampai akhir hayat beliau.

H.R. Rasuna diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974.

H.R. Rasuna Said meninggalkan seorang putri (Auda Zaschkya Duski) dan 6 cucu (Kurnia Tiara Agusta, Anugerah Mutia Rusda, Moh. Ibrahim, Moh. Yusuf, Rommel Abdillah dan Natasha Quratul'Ain).

Namanya sekarang diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Pranala luar