Kakawin: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thijs!bot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: fr:Kakawin
k small
Baris 2: Baris 2:


== Definisi singkat ==
== Definisi singkat ==
Sebuah kakawin dalam [[metrum]] tertentu terdiri dari minimal satu [[bait]]. Setiap bait kakawin memiliki empat larik dengan jumlah suku kata yang sama. Lalu susunan apa yang disebut ''guru laghu''<ref><small>''Guru laghu'' adalah sebuah istilah dari [[bahasa Sansekerta]] yang artinya secara harafiah adalah berat (guru) dan ringan (laghu). Istilah ini harus dibedakan dengan istilah guru lagu dalam tembang macapat sastra Jawa Baru. Di mana guru laghu dalam kesustraan Jawa Kuna merujuk kepada kualitas panjang-pendek sebuah vokal, dalam kesusastraan Jawa Baru istilah guru lagu merujuk kepada bentuk vokal, yaitu apakah ini harus berupa a, i, u, e ataupun o.</small></ref> juga sama. ''Guru laghu'' adalah aturan [[kuantitas]] sebuah suku kata.
Sebuah kakawin dalam [[metrum]] tertentu terdiri dari minimal satu [[bait]]. Setiap bait kakawin memiliki empat larik dengan jumlah suku kata yang sama. Lalu susunan apa yang disebut ''guru laghu''<ref>''Guru laghu'' adalah sebuah istilah dari [[bahasa Sansekerta]] yang artinya secara harafiah adalah berat (guru) dan ringan (laghu). Istilah ini harus dibedakan dengan istilah guru lagu dalam tembang macapat sastra Jawa Baru. Di mana guru laghu dalam kesustraan Jawa Kuna merujuk kepada kualitas panjang-pendek sebuah vokal, dalam kesusastraan Jawa Baru istilah guru lagu merujuk kepada bentuk vokal, yaitu apakah ini harus berupa a, i, u, e ataupun o.</ref> juga sama. ''Guru laghu'' adalah aturan [[kuantitas]] sebuah suku kata.


Suku kata bisa panjang atau pendek. Sebuah suku kata panjang adalah suku kata yang memuat [[vokal]] panjang atau sebuah suku kata yang memuat sebuah vokal yang berada di depan dua buah [[konsonan]].
Suku kata bisa panjang atau pendek. Sebuah suku kata panjang adalah suku kata yang memuat [[vokal]] panjang atau sebuah suku kata yang memuat sebuah vokal yang berada di depan dua buah [[konsonan]].
Baris 17: Baris 17:
! Teks Jawa Kuna dalam metrum Śardūlawikrīḍita !! Terjemahan
! Teks Jawa Kuna dalam metrum Śardūlawikrīḍita !! Terjemahan
|-
|-
|align=left| Ambĕk sang paramārthapaṇḍita huwus limpad sakêng śūnyatā,||Batin sang tahu Hakikat Tertinggi telah mengatasi segalanya karena menghayati Kehampaan<ref><small>Terjemahan berdasarkan buku [[Ignatius Kuntara Wiryamartana]], ''Arjunawiwāha'', (1990:124) dengan beberapa perubahan kecil</small></ref>,
|align=left| Ambĕk sang paramārthapaṇḍita huwus limpad sakêng śūnyatā,||Batin sang tahu Hakikat Tertinggi telah mengatasi segalanya karena menghayati Kehampaan<ref>Terjemahan berdasarkan buku [[Ignatius Kuntara Wiryamartana]], ''Arjunawiwāha'', (1990:124) dengan beberapa perubahan kecil</ref>,
|-
|-
|align=left| Tan sangkêng wiṣaya prayojñananira lwir sanggrahêng lokika,||Bukanlah terdorong nafsu indria tujuannya, seolah-olah saja menyambut yang duniawi,
|align=left| Tan sangkêng wiṣaya prayojñananira lwir sanggrahêng lokika,||Bukanlah terdorong nafsu indria tujuannya, seolah-olah saja menyambut yang duniawi,

Revisi per 28 April 2009 02.20

Kakawin adalah sebuah bentuk syair dalam bahasa Jawa kuna dengan metrum yang berasal dari India.

Definisi singkat

Sebuah kakawin dalam metrum tertentu terdiri dari minimal satu bait. Setiap bait kakawin memiliki empat larik dengan jumlah suku kata yang sama. Lalu susunan apa yang disebut guru laghu[1] juga sama. Guru laghu adalah aturan kuantitas sebuah suku kata.

Suku kata bisa panjang atau pendek. Sebuah suku kata panjang adalah suku kata yang memuat vokal panjang atau sebuah suku kata yang memuat sebuah vokal yang berada di depan dua buah konsonan.

Contoh bait

Jadi misalkan metrum kakawin yang bernama Śardūlawikrīdita terdiri dari 19 suku kata. Lalu 19 suku kata ini guru laghu-nya adalah sebagai berikut −−−|UU−|U−U|UU−|−−U|−−U| U. Satu garis − artinya ialah suku kata panjang, sementara satu U artinya ialah suku kata pendek. Sedangkan | hanyalah pembatas saja setiap tiga suku kata dan tidak memiliki arti khusus.

Dalam metrum kakawin sebuah suku kata yang mengandung vokal panjang (ā, ī, ū, ö, e, o, ai, dan au) otomatis disebut sebagai suku kata panjang atau guru (=berat) sedangkan sebuah suku kata yang mengandung vokal pendek disebut sebagai suku kata pendek atau laghu (=ringan). Namun sebuah vokal pendek apabila diikuti dengan dua konsonan, maka suku kata yang disandangnya akan menjadi panjang. Lalu suku kata terakhir merupakan anceps (sebuah istilah bahasa Latin) yang artinya ialah bahwa ia bisa sekaligus panjang maupun pendek.

Sebagai contoh diambil bait pembukaan Kakawin Arjunawiwāha:

Teks Jawa Kuna dalam metrum Śardūlawikrīḍita Terjemahan
Ambĕk sang paramārthapaṇḍita huwus limpad sakêng śūnyatā, Batin sang tahu Hakikat Tertinggi telah mengatasi segalanya karena menghayati Kehampaan[2],
Tan sangkêng wiṣaya prayojñananira lwir sanggrahêng lokika, Bukanlah terdorong nafsu indria tujuannya, seolah-olah saja menyambut yang duniawi,
Siddhāning yaśawīrya donira sukhāning rāt kininkinira, Sempurnanya jasa dan kebajikan tujuannya. Kebahagiaan alam semesta diperihatinkannya.
santoṣâhĕlĕtan kĕlir sira sakêng sang hyang Jagatkāraṇa. Damai bahagia, selagi tersekat layar pewayangan dia dari Sang Penjadi Dunia.

Jadi larik pertama Arjunawiwāha ini strukturnya adalah sebagai berikut:

−−−|UU−|U−U|UU−|−−U|−−U| U
Ambĕk sang | paramār|thapaṇḍi|ta huwus |limpad sa|kêng śūnya|tā

Sebuah teks kakawin biasanya terdiri dari beberapa metrum yang berbeda-beda. Kakawin Arjunawiwāha yang diambil contoh ini misalkan, memiliki 35 metrum yang berbeda-beda.

Catatan kaki

  1. ^ Guru laghu adalah sebuah istilah dari bahasa Sansekerta yang artinya secara harafiah adalah berat (guru) dan ringan (laghu). Istilah ini harus dibedakan dengan istilah guru lagu dalam tembang macapat sastra Jawa Baru. Di mana guru laghu dalam kesustraan Jawa Kuna merujuk kepada kualitas panjang-pendek sebuah vokal, dalam kesusastraan Jawa Baru istilah guru lagu merujuk kepada bentuk vokal, yaitu apakah ini harus berupa a, i, u, e ataupun o.
  2. ^ Terjemahan berdasarkan buku Ignatius Kuntara Wiryamartana, Arjunawiwāha, (1990:124) dengan beberapa perubahan kecil

Lihat pula