Tunggul Ametung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Tunggul Ametung''' adalah tokoh dalam ''[[Pararaton]]'' yang menjabat sebagai ''akuwu'' wilayah [[Tumapel]], yaitu salah satu daerah bawahan kerajaan [[Kadiri]] pada masa pemerintahan [[Kertajaya]] ([[1185]] - [[1222]]). Ia kemudian mati dibunuh pengawalnya sendiri yang bernama [[Ken Arok]], yang kemudian mendirikan [[Kerajaan Singhasari]].
'Tunggul Ametung'adalah tokoh dalam Pararaton yang menjabat sebagai ''akuwu'' wilayah "TUMPEL", yaitu salah satu daerah bawahan kerajaan Kadiri pada masa pemerintahan Kertajaya (1185-1222).Ia kemudian mati dibunuh pengawalnya sendiri yang bernama"Ken Arok", yang kemudian mendirikan"Kerajaan Singhasari".
"Pararaton" mengisahkan pada suatu hari Tunggul Ametung singgah ke desa Panawijen. Di sana ia berjumpa seorang gadis cantik bernama"Ken Dedes", yang merupakan putri seorang pendeta bernama MPU PURWA.Tunggul Ametung terpikat hatinya dan segera meminang Ken Dedes.Gadis itu memintanya supaya menunggu kedatangan Mpu Purwa yang saat itu sedang berada di dalam hutan. Tunggul Ametung tidak kuasa menahan keinginannya. Ia pun menculik Ken Dedes dan membawanya paksa ke Tumapel.
Ketika Mpu Purwa pulang ke rumah, ia marah mendengar berita penculikan putrinya. Ia pun mengucapkan kutukan,"BARANG SIAPA YANG TELAH MENCULIK PUTRINYA,KELEK AKAN MATI KARENA TIKAMAN KERIS".
Tunggul Ametung memiliki seorang pengawal kepercayaan bernama Ken Arok.Semula ia adalah penjahat buronan "Kerajaan Kadiri". Tapi berkat bantuan seorang "pendeta dari India"bernama Lohgawe, ia dapat diterima bekerja di Tumapel.
Ken Arok kemudian terpikat pada kecantikan Ken Dedes,yang diramalkan oleh Lohgawe akan menurunkan raja-raja tanah Jawa. Hal itu membuat hasrat Ken Arok semakin besar. Maka dengan menggunakan keris buatan Mpu Gandring,Ken Arok menjalankan niatnya untuk menyingkirkan Tunggul Ametung.
Mula-mula Ken Arok meminjamkan keris pusakanya kepada rekan sesama pengawal, bernama Kebo Hijo. Kebo Hijo sangat suka dan membawanya ke mana pun ia pergi. Hal itu membuat orang-orang Tumapel mengira kalau keris itu adalah milik Kebo Hijo.
Pada malam yang ditentukan Ken Arok mencuri keris pusaka itu dari rumah Kebo Hijo. Ia kemudian pergi ke kamar tidur Tunggul Ametung dan membunuh akuwu Tumapel tersebut.
Pagi harinya warga Tumapel gempar menjumpai keris Kebo Hijo menancap pada mayat Tunggul Ametung. Kebo Hijo pun dihukum mati dengan menggunakan keris yang sama.
Pararaton kemudian mengisahkan sepeninggal Tunggul Ametung,Ken Arok menikahi Ken Dedes serta mengangkat dirinya sebagai akuwu Tumapel.Waktu itu,Ken Dedes tengah mengandung bayi hasil perkawinannya dengan Tunggul Ametung, yang setelah lahir diberi nama"ANUSAPATI".
Seiring berjalannya waktu Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri pada tahun 1222 dan mendirikan Kerajaan Singhasari. Waktu itu Anusapati sudah dewasa dan merasa dianaktirikan oleh Ken Arok. Setelah mendesak ibunya (Ken Dedes), ia akhirnya mengetahui kalau dirinya bukan anak kandung Ken Arok. Ia juga mengetahui kalau ayah kandungnya adalah Tunggul Ametung yang mati dibunuh Ken Arok.
dalam kisah 'Pararaton' ini maka akan diperoleh gambaran bahwa Ken Dedes merupakan saksi mata pembunuhan Tunggul Ametung. Anehnya, ia justru bersedia dinikahi oleh pembunuh suaminya itu. Kiranya Ken Dedes dan Ken Arok sebenarnya memang saling mencintai. Perlu diingat pula kalau Ken Dedes menjadi istri Tunggul Ametung setelah dirinya diculik oleh akuwu Tumapel tersebut. Jadi pernikahan pertama Ken Dedes mengandung unsur keterpaksaan.
Pararaton melanjutkan bahwa Anusapati kemudian berhasil membunuh Ken Arok melalui tangan pembantunya, dan menjadi raja Tumapel yang kedua. Ia kemudian menurunkan raja-raja selanjutnya, seperti"Wisnuwardhana" dan "Kertanagara".
Raden Wijaya pendiri Majapahit memang bukan keturunan Tunggul Ametung. Tetapi istrinya, yaitu "GAYATRY" adalah putri Kertanagara.Dari rahim Gayatri inilah lahir "Tribhuwana Tunggadewi"yang kemudian menjadi raja wanita pertama di "Majapahit",yang juga menurunkan raja-raja selanjutnya, seperti"Hayam WuruK" dan "Wikramawardhana".


dan sebenarnya Tunggul Ametung adalah leluhur raja-raja Singhasari dan Majapahit
== Kutukan Mpu Purwa ==
Nama Tunggul Ametung hanya dijumpai dalam naskah ''[[Pararaton]]'' yang dikarang ratusan tahun sesudah zaman [[Kadiri]] dan [[Singhasari]]. Pada zaman itu jabatan ''akuwu'' mungkin setara dengan [[camat]] pada masa sekarang.

''[[Pararaton]]'' mengisahkan pada suatu hari Tunggul Ametung singgah ke desa Panawijen. Di sana ia berjumpa seorang gadis cantik bernama [[Ken Dedes]], yang merupakan putri seorang pendeta bernama [[Mpu Purwa]]. Tunggul Ametung terpikat hatinya dan segera meminang [[Ken Dedes]]. Gadis itu memintanya supaya menunggu kedatangan [[Mpu Purwa]] yang saat itu sedang berada di dalam hutan. Tunggul Ametung tidak kuasa menahan keinginannya. Ia pun menculik [[Ken Dedes]] dan membawanya paksa ke [[Tumapel]].

Ketika [[Mpu Purwa]] pulang ke rumah, ia marah mendengar berita penculikan putrinya. Ia pun mengucapkan kutukan, ''barangsiapa yang telah menculik putrinya, kelak akan mati karena tikaman keris''.

== Kisah Kematian ==
Tunggul Ametung memiliki seorang pengawal kepercayaan bernama [[Ken Arok]]. Semula ia adalah penjahat buronan [[Kerajaan Kadiri]]. Tapi berkat bantuan seorang pendeta dari [[India]] bernama Lohgawe, ia dapat diterima bekerja di [[Tumapel]].

[[Ken Arok]] kemudian terpikat pada kecantikan [[Ken Dedes]], yang diramalkan oleh Lohgawe akan menurunkan raja-raja tanah [[Jawa]]. Hal itu membuat hasrat [[Ken Arok]] semakin besar. Maka dengan menggunakan keris buatan [[Mpu Gandring]], [[Ken Arok]] menjalankan niatnya untuk menyingkirkan Tunggul Ametung.

Mula-mula [[Ken Arok]] meminjamkan keris pusakanya kepada rekan sesama pengawal, bernama Kebo Hijo. Kebo Hijo sangat suka dan membawanya ke mana pun ia pergi. Hal itu membuat orang-orang [[Tumapel]] mengira kalau keris itu adalah milik Kebo Hijo.

Pada malam yang ditentukan [[Ken Arok]] mencuri keris pusaka itu dari rumah Kebo Hijo. Ia kemudian pergi ke kamar tidur Tunggul Ametung dan membunuh akuwu [[Tumapel]] tersebut.

Pagi harinya warga [[Tumapel]] gempar menjumpai keris Kebo Hijo menancap pada mayat Tunggul Ametung. Kebo Hijo pun dihukum mati dengan menggunakan keris yang sama.

== Keturunan Tunggul Ametung ==
''[[Pararaton]]'' kemudian mengisahkan sepeninggal Tunggul Ametung, [[Ken Arok]] menikahi [[Ken Dedes]] serta mengangkat dirinya sebagai akuwu [[Tumapel]]. Waktu itu, [[Ken Dedes]] tengah mengandung bayi hasil perkawinannya dengan Tunggul Ametung, yang setelah lahir diberi nama [[Anusapati]].

Seiring berjalannya waktu [[Ken Arok]] berhasil mengalahkan [[Kertajaya]] raja [[Kadiri]] pada tahun [[1222]] dan mendirikan [[Kerajaan Singhasari]]. Waktu itu [[Anusapati]] sudah dewasa dan merasa dianaktirikan oleh [[Ken Arok]]. Setelah mendesak ibunya ([[Ken Dedes]]), ia akhirnya mengetahui kalau dirinya bukan anak kandung [[Ken Arok]]. Ia juga mengetahui kalau ayah kandungnya adalah Tunggul Ametung yang mati dibunuh [[Ken Arok]].

Apabila kisah dalam ''[[Pararaton]]'' ini dicermati, maka akan diperoleh gambaran bahwa [[Ken Dedes]] merupakan saksi mata pembunuhan Tunggul Ametung. Anehnya, ia justru bersedia dinikahi oleh pembunuh suaminya itu. Kiranya [[Ken Dedes]] dan [[Ken Arok]] sebenarnya memang saling mencintai. Perlu diingat pula kalau [[Ken Dedes]] menjadi istri Tunggul Ametung setelah dirinya diculik oleh akuwu [[Tumapel]] tersebut. Jadi pernikahan pertama [[Ken Dedes]] mengandung unsur keterpaksaan.

''[[Pararaton]]'' melanjutkan bahwa [[Anusapati]] kemudian berhasil membunuh [[Ken Arok]] melalui tangan pembantunya, dan menjadi raja [[Tumapel]] yang kedua. Ia kemudian menurunkan raja-raja selanjutnya, seperti [[Wisnuwardhana]] dan [[Kertanagara]].

[[Raden Wijaya]] pendiri [[Majapahit]] memang bukan keturunan Tunggul Ametung. Tetapi istrinya, yaitu [[Gayatri]] adalah putri [[Kertanagara]]. Dari rahim [[Gayatri]] inilah lahir [[Tribhuwana Tunggadewi]] yang kemudian menjadi raja wanita pertama di [[Majapahit]], yang juga menurunkan raja-raja selanjutnya, seperti [[Hayam Wuruk]] dan [[Wikramawardhana]].

Jika apa yang ditulis dalam ''[[Pararaton]]'' itu benar, maka dapat dikatakan kalau Tunggul Ametung adalah leluhur raja-raja [[Singhasari]] dan [[Majapahit]].

== Kepustakaan ==
* R.M. Mangkudimedja. 1979. ''Serat Pararaton Jilid 2''. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah

== Lihat pula ==
* [[Ken Dedes]]
* [[Ken Arok]]
* [[Anusapati]]

[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh]]

Revisi per 16 Maret 2009 14.08

 'Tunggul Ametung'adalah tokoh dalam Pararaton yang menjabat sebagai akuwu wilayah "TUMPEL", yaitu salah satu daerah bawahan kerajaan Kadiri pada masa pemerintahan Kertajaya (1185-1222).Ia kemudian mati dibunuh pengawalnya sendiri yang bernama"Ken Arok", yang kemudian mendirikan"Kerajaan Singhasari". 
 "Pararaton" mengisahkan pada suatu hari Tunggul Ametung singgah ke desa Panawijen. Di sana ia berjumpa seorang gadis cantik bernama"Ken Dedes", yang merupakan putri seorang pendeta bernama MPU PURWA.Tunggul Ametung terpikat hatinya dan segera meminang Ken Dedes.Gadis itu memintanya supaya menunggu kedatangan Mpu Purwa yang saat itu sedang berada di dalam hutan. Tunggul Ametung tidak kuasa menahan keinginannya. Ia pun menculik Ken Dedes dan membawanya paksa ke Tumapel.
 Ketika Mpu Purwa pulang ke rumah, ia marah mendengar berita penculikan putrinya. Ia pun mengucapkan kutukan,"BARANG SIAPA YANG TELAH MENCULIK PUTRINYA,KELEK AKAN MATI KARENA TIKAMAN KERIS".
 Tunggul Ametung memiliki seorang pengawal kepercayaan bernama Ken Arok.Semula ia adalah penjahat buronan "Kerajaan Kadiri". Tapi berkat bantuan seorang "pendeta dari India"bernama Lohgawe, ia dapat diterima bekerja di Tumapel.
 Ken Arok kemudian terpikat pada kecantikan Ken Dedes,yang diramalkan oleh Lohgawe akan menurunkan raja-raja tanah Jawa. Hal itu membuat hasrat Ken Arok semakin besar. Maka dengan menggunakan keris buatan Mpu Gandring,Ken Arok menjalankan niatnya untuk menyingkirkan Tunggul Ametung.
 Mula-mula Ken Arok meminjamkan keris pusakanya kepada rekan sesama pengawal, bernama Kebo Hijo. Kebo Hijo sangat suka dan membawanya ke mana pun ia pergi. Hal itu membuat orang-orang Tumapel mengira kalau keris itu adalah milik Kebo Hijo.

Pada malam yang ditentukan Ken Arok mencuri keris pusaka itu dari rumah Kebo Hijo. Ia kemudian pergi ke kamar tidur Tunggul Ametung dan membunuh akuwu Tumapel tersebut. Pagi harinya warga Tumapel gempar menjumpai keris Kebo Hijo menancap pada mayat Tunggul Ametung. Kebo Hijo pun dihukum mati dengan menggunakan keris yang sama.

 Pararaton kemudian mengisahkan sepeninggal Tunggul Ametung,Ken Arok menikahi Ken Dedes serta mengangkat dirinya sebagai akuwu Tumapel.Waktu itu,Ken Dedes tengah mengandung bayi hasil perkawinannya dengan Tunggul Ametung, yang setelah lahir diberi nama"ANUSAPATI".

Seiring berjalannya waktu Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri pada tahun 1222 dan mendirikan Kerajaan Singhasari. Waktu itu Anusapati sudah dewasa dan merasa dianaktirikan oleh Ken Arok. Setelah mendesak ibunya (Ken Dedes), ia akhirnya mengetahui kalau dirinya bukan anak kandung Ken Arok. Ia juga mengetahui kalau ayah kandungnya adalah Tunggul Ametung yang mati dibunuh Ken Arok.

 dalam kisah 'Pararaton' ini maka akan diperoleh gambaran bahwa Ken Dedes merupakan saksi mata pembunuhan Tunggul Ametung. Anehnya, ia justru bersedia dinikahi oleh pembunuh suaminya itu. Kiranya Ken Dedes dan Ken Arok sebenarnya memang saling mencintai. Perlu diingat pula kalau Ken Dedes menjadi istri Tunggul Ametung setelah dirinya diculik oleh akuwu Tumapel tersebut. Jadi pernikahan pertama Ken Dedes mengandung unsur keterpaksaan.
 Pararaton melanjutkan bahwa Anusapati kemudian berhasil membunuh Ken Arok melalui tangan pembantunya, dan menjadi raja Tumapel yang kedua. Ia kemudian menurunkan raja-raja selanjutnya, seperti"Wisnuwardhana" dan "Kertanagara".
 Raden Wijaya pendiri Majapahit memang bukan keturunan Tunggul Ametung. Tetapi istrinya, yaitu "GAYATRY" adalah putri Kertanagara.Dari rahim Gayatri inilah lahir "Tribhuwana Tunggadewi"yang kemudian menjadi raja wanita pertama di "Majapahit",yang juga menurunkan raja-raja selanjutnya, seperti"Hayam WuruK" dan "Wikramawardhana".
    dan sebenarnya Tunggul Ametung adalah leluhur raja-raja Singhasari dan Majapahit