Asy'ats bin Qais: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 34: Baris 34:
Adapun perawi yang mengambil riwayat dari beliau antara lain: Abdurrahman bin Adi al-Kindi dan Muslim bin Haisham. Ia meriwayatkan hadits tentang anjuran untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang yang sudah berbuat kebaikan<ref>Ditakhrij oleh At-Thabrani dalam kitabnya "Al-Kabiir" no.648</ref> dan hadits tentang penegasan terhadap nasab suku Quraisy yang merupakan keturunan [[An-Nadhar bin Kinanah|an-Nadhr bin Kinanah]].<ref>{{Cite book|title=Sunan Ibnu Majah bab Al-Hudud jilid II|pages=871 no. 2612|url-status=live}}</ref>
Adapun perawi yang mengambil riwayat dari beliau antara lain: Abdurrahman bin Adi al-Kindi dan Muslim bin Haisham. Ia meriwayatkan hadits tentang anjuran untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang yang sudah berbuat kebaikan<ref>Ditakhrij oleh At-Thabrani dalam kitabnya "Al-Kabiir" no.648</ref> dan hadits tentang penegasan terhadap nasab suku Quraisy yang merupakan keturunan [[An-Nadhar bin Kinanah|an-Nadhr bin Kinanah]].<ref>{{Cite book|title=Sunan Ibnu Majah bab Al-Hudud jilid II|pages=871 no. 2612|url-status=live}}</ref>
== Anak dan istri ==
== Anak dan istri ==
Asy'ats memiliki 3 istri dan 7 anak, mereka adalah:<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=iflECwAAQBAJ&pg=PT205&dq=%D9%81%D9%88%D9%84%D8%AF+%D8%A7%D9%84%D8%A3%D8%B4%D8%B9%D8%AB+%D8%A8%D9%86+%D9%82%D9%8A%D8%B3&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiTlsSd3vTzAhUOAXIKHcI-DqMQ6AF6BAgLEAM#v=onepage&q=%D9%81%D9%88%D9%84%D8%AF%20%D8%A7%D9%84%D8%A3%D8%B4%D8%B9%D8%AB%20%D8%A8%D9%86%20%D9%82%D9%8A%D8%B3&f=false|title=Thabaqat Ibnu Sa'ad - jilid 6 - 1027 -1412|publisher=IslamKotob|language=ar|pages=230-231}}</ref>
Asy'ats memiliki 3 istri dan 7 anak, mereka adalah:<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=iflECwAAQBAJ&pg=PT205&dq=%D9%81%D9%88%D9%84%D8%AF+%D8%A7%D9%84%D8%A3%D8%B4%D8%B9%D8%AB+%D8%A8%D9%86+%D9%82%D9%8A%D8%B3&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiTlsSd3vTzAhUOAXIKHcI-DqMQ6AF6BAgLEAM#v=onepage&q=%D9%81%D9%88%D9%84%D8%AF%20%D8%A7%D9%84%D8%A3%D8%B4%D8%B9%D8%AB%20%D8%A8%D9%86%20%D9%82%D9%8A%D8%B3&f=false|title=Thabaqat Ibnu Sa'ad - jilid 6 - 1027 - 1412|publisher=IslamKotob|language=ar|pages=230-231}}</ref>
*Umayyah binti Jamd bin Ma'di Yakrib bin Wali'ah
*Umayyah binti Jamd bin Ma'di Yakrib bin Wali'ah
**An-Nu'man
**An-Nu'man

Revisi per 1 Desember 2021 23.05

Asy'ats bin Qais
Lahir599 / 23 Sebelum Hijriyah
Syabwah
Meninggal661
Kufah
Suami/istriLihat rincian
Anak (lihat rincian)
Orang tua
  • Qais bin Ma'di Karib (bapak)
PanggilanAbu Muhammad

Asy'ats bin Qais bin Ma'di Karib bin Mu'awiyah bin Jabalah bin 'Adi bin Rabi'ah bin Al-Harits bin Tsaur bin Murti' bin Tsaur bin 'Ufair Al-Kindi (Bahasa Arab : أشعث بن قيس بن معدي كرب بن معاوية بن جبلة بن عدي بن ربيعة بن الحارث بن ثور بن مرتع بن ثور بن عفير الكندي), adalah seorang laki laki yang termasuk sebagai Sahabat Nabi Muhammad. Beliau tinggal di kota Kufah dan mendirikan rumah di sana.[1]

Biografi

Ia lahir di Syabwah pada tahun 23 sebelum hijrah.[2] Beliau memiliki nama panggilan (kunyah) yaitu Abu Muhammad. Ia merupakan utusan dari Bani Kindah bersama dengan 70 orang lainnya kepada Nabi Muhammad sembari menyatakan keislaman mereka, nama asli beliau adalah Ma'di Karib (seperti nama kakeknya), sedangkan nama julukan "Asy'ats" sendiri disebabkan karena kondisi rambut beliau yang terlihat tidak rapi. Diriwayatkan bahwa beliau pernah murtad, kemudian kembali kepada islam di zaman kekhilafahan Abu Bakar, kemudian dinikahkan dengan saudari Abu Bakar yang bernama Ummu Farwah.[3]

Pada masa kekhalifahan Abu Bakar

Setelah kematian Muhammad, Ash'ath dan sukunya memberontak dan kaum Muslim mengepung mereka di Benteng Najir. Dikatakan bahwa Ash'ath mengkondisikan penyerahan benteng pada keselamatan dirinya dan sembilan orang lainnya, tetapi menolak untuk menulis namanya dalam perjanjian penyerahan dan dengan demikian lolos dari eksekusi.[4]

Pada masa kekhalifahan Ali

Asy'ath memainkan peran penting dalam pertempuran Safin, baik dalam pertempuran maupun dalam negosiasi arbitrase, dan dia adalah salah satu yang memaksa Ali untuk menerima arbitrase dan memilih Abu Musa al-Asy'ari sebagai penguasa orang Irak. Oleh karena itu, narasi Syiah menganggapnya sebagai "pengkhianat lama." Ash'ath, pemimpin suku Kufah yang paling kuat, menurut riwayat, mengatakan kepada Ali bahwa jika Anda tidak menerima tawaran perdamaian, tidak ada seorang pun dari suku saya yang akan berjuang untuk Anda. Ia pun mendatangi Mu'awiyah sebagai kurir Ali untuk mengetahui niatnya membuat tombak dalam Al-Qur'an. Selama pembentukan kesewenang-wenangan, Ash'ath berharap bahwa ketidakpastian antara Ali dan Muawiyah akan diperpanjang sehingga ia dapat mencegah kekuasaan Ali dan mendapatkan kembali pengaruh masa lalunya.[5] Kemudian Asy'ats bersama Ali ikut serta dalam memerangi kaum Khawarij di Pertempuran Nahrawan.[6]

Asy'ath bin Qays adalah orang yang disebut oleh Ali bin Abi Thalib sebagai munafik anak kafir di atas mimbar dan menunjukkan bahwa menurut Ali bin Abi Thalib, Asy'ath adalah seorang munafik, saat menyapa Asy'ath sebagai berikut: Aku bersumpah demi Tuhan, Anda ditangkap sekali selama masa kekafiran dan sekali lagi dalam Islam, dan setiap kali baik kekayaan maupun garis keturunan Anda tidak bermanfaat bagi Anda. "Seseorang yang mempertaruhkan sukunya dengan pedang, dan menarik kematian bagi mereka, memiliki hak untuk dibenci oleh kerabatnya, dan orang asing tidak aman darinya."[7]

Banyak sumber mengatakan bahwa dia mengetahui rencana pembunuhan Ali dan bahwa Ibn Muljam telah menghabiskan malam di Masjidil Haram untuk berkonsultasi dengannya. Saat fajar, Ash'ath menunjukkan kepada Ibn Muljam sebuah sinyal bahwa Hujr ibn 'Uday mendengar, dan dia merasakan konspirasi dan bermaksud untuk memberi tahu Ali, tetapi sudah terlambat.[4]

Asy'ath wafat pada tahun 40 H/661 M pada masa kekhalifahan Hasan bin Ali di Kufah.[8]

Periwayatan Hadits

Adapun perawi yang mengambil riwayat dari beliau antara lain: Abdurrahman bin Adi al-Kindi dan Muslim bin Haisham. Ia meriwayatkan hadits tentang anjuran untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang yang sudah berbuat kebaikan[9] dan hadits tentang penegasan terhadap nasab suku Quraisy yang merupakan keturunan an-Nadhr bin Kinanah.[10]

Anak dan istri

Asy'ats memiliki 3 istri dan 7 anak, mereka adalah:[11]

  • Umayyah binti Jamd bin Ma'di Yakrib bin Wali'ah
    • An-Nu'man
  • Ummu Farwah binti Abi Quhafah, saudari Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
    • Muhammad
    • Ishaq
    • Ismail
    • Habbanah
    • Qaribah
  • Mulaikah binti Zurarah bin Qais dari kabilah Nakha'.
    • Qais

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Ibnu Sa'ad. Thabaqat Al-Kabir jilid VI. hlm. 22. 
  2. ^ Al-A'lam, Khairuddin Az-Zarkali, 1980
  3. ^ Ibnu Qani Al-Baghdadi. Mu'jam As-Shahabah jilid II. hlm. 536. 
  4. ^ a b Reckendorf, H (1986). "al-As̲h̲ʿat̲h̲". Encyclopaedia of Islam. 1 (second ed.). Leiden: E. J. ISBN 90-04-08114-3.
  5. ^ Foundation, Encyclopaedia Iranica. "Welcome to Encyclopaedia Iranica". iranicaonline.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-10-18. 
  6. ^ Khairuddin Az-Zarkali. Al-A'lam - jilid 1 (dalam bahasa Arab). IslamKotob. hlm. 332. 
  7. ^ "نهج البلاغة - ط دار الكتاب اللبناني - السيد الشريف الرضي - کتابخانه مدرسه فقاهت". lib.eshia.ir (dalam bahasa Persia). Diakses tanggal 2021-10-18. 
  8. ^ "أسد الغابة ط الفكر - ابن الأثير، أبو الحسن - کتابخانه مدرسه فقاهت". lib.efatwa.ir (dalam bahasa Persia). Diakses tanggal 2021-10-18. 
  9. ^ Ditakhrij oleh At-Thabrani dalam kitabnya "Al-Kabiir" no.648
  10. ^ Sunan Ibnu Majah bab Al-Hudud jilid II. hlm. 871 no. 2612. 
  11. ^ Thabaqat Ibnu Sa'ad - jilid 6 - 1027 - 1412 (dalam bahasa Arab). IslamKotob. hlm. 230–231.