Mega Kuningan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Penambahan info
Baris 54: Baris 54:


Mega Kuningan dikembangkan sebagai sebuah kawasan bisnis dan diplomatik terintegrasi yang dilengkapi infrastruktur dan jaringan utilitas berstandar internasional. Selain properti komersial, juga ada beberapa kedutaan besar negara sahabat yang terletak di sini. Mega Kuningan terbagi menjadi delapan blok, yang dibagi lagi menjadi 44 subblok.<ref>{{cite web|url=https://properti.kompas.com/read/2014/05/23/1700168/Pengembang.Jepang.Incar.Mega.Kuningan|title=Pengembang Jepang Incar Mega Kuningan|newspaper=Kompas|accessdate=10 June 2019}}</ref>
Mega Kuningan dikembangkan sebagai sebuah kawasan bisnis dan diplomatik terintegrasi yang dilengkapi infrastruktur dan jaringan utilitas berstandar internasional. Selain properti komersial, juga ada beberapa kedutaan besar negara sahabat yang terletak di sini. Mega Kuningan terbagi menjadi delapan blok, yang dibagi lagi menjadi 44 subblok.<ref>{{cite web|url=https://properti.kompas.com/read/2014/05/23/1700168/Pengembang.Jepang.Incar.Mega.Kuningan|title=Pengembang Jepang Incar Mega Kuningan|newspaper=Kompas|accessdate=10 June 2019}}</ref>

== Sejarah ==
Kawasan ini memulai sejarahnya pada tahun 1990, saat [[Rajawali Nusantara Indonesia]] (RNI) mendapat modal dari pemerintah berupa lahan seluas 311.930 meter persegi di [[Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan]], yang sebelumnya dikelola oleh [[Departemen Keuangan]].<ref name="tanah">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3461/PP%20NO%204%20TH%201990.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 1990|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=23 Oktober 2021}}</ref> RNI kemudian mendirikan sebuah [[perusahaan patungan]] bersama PT Abadi Guna Papan untuk mengembangkan lahan tersebut menjadi kawasan ini.<ref name="annual">{{Cite web|url=https://www.rni.co.id/assets/uploads/document/annual-report/Annual_Report_RNI_2020.pdf|title=Laporan Tahunan|publisher=Rajawali Nusantara Indonesia|website=rni.co.id|language=id|access-date=31 Agustus 2021}}</ref> Peternakan sapi yang berada di atas lahan tersebut pun dipindah ke lahan lain di [[Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur]] yang juga diserahkan oleh pemerintah ke RNI.


== Bangunan penting ==
== Bangunan penting ==
Baris 81: Baris 84:


== Referensi ==
== Referensi ==
{{Portal|Jakarta|Indonesia}}
{{Portal|Indonesia}}


{{reflist}}
{{reflist}}

Revisi per 23 Oktober 2021 11.41

Mega Kuningan
Mega Kuningan, dilihat dari persimpangan Jalan Jenderal Gatot Subroto dan Jalan H.R. Rasuna Said
Koordinat: 6°13′51″S 106°49′32″E / 6.230730°S 106.825680°E / -6.230730; 106.825680
Negara Indonesia
KotaJakarta Selatan
ProvinsiJakarta
Dinamai berdasarkanKabupaten Kuningan
Luas
 • Total0,54 km2 (0,21 sq mi)
Languages
 • ResmiBahasa Indonesia
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)

Mega Kuningan adalah sebuah kawasan bisnis dengan konsep pengembangan terintegrasi yang terletak di Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.[1] Mega Kuningan dikelilingi oleh beberapa jalan protokol Jakarta (Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jalan HR Rasuna Said, Jalan Prof. dr. Satrio), dan berada di dalam Segitiga Emas Jakarta.[2]

Mega Kuningan dikembangkan sebagai sebuah kawasan bisnis dan diplomatik terintegrasi yang dilengkapi infrastruktur dan jaringan utilitas berstandar internasional. Selain properti komersial, juga ada beberapa kedutaan besar negara sahabat yang terletak di sini. Mega Kuningan terbagi menjadi delapan blok, yang dibagi lagi menjadi 44 subblok.[3]

Sejarah

Kawasan ini memulai sejarahnya pada tahun 1990, saat Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mendapat modal dari pemerintah berupa lahan seluas 311.930 meter persegi di Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang sebelumnya dikelola oleh Departemen Keuangan.[4] RNI kemudian mendirikan sebuah perusahaan patungan bersama PT Abadi Guna Papan untuk mengembangkan lahan tersebut menjadi kawasan ini.[5] Peternakan sapi yang berada di atas lahan tersebut pun dipindah ke lahan lain di Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur yang juga diserahkan oleh pemerintah ke RNI.

Bangunan penting

Kedutaan besar Tiongkok, Kuwait, Mongolia, Pakistan, Qatar, dan Thailand untuk Indonesia terletak di kawasan ini. Selain kedutaan-kedutaan besar, juga terdapat Ciputra World Jakarta dan gedung-gedung yang menjadi kantor dari beberapa perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia. Bangunan penting di Mega Kuningan, antara lain :[6]

Insiden terorisme

Kawasan ini terdampak Pengeboman Hotel Marriott 2003, Pengeboman Kedutaan Besar Australia 2004, dan Pengeboman JW Marriott - Ritz-Carlton 2009 .[8][9]

Referensi

  1. ^ "Condoms, underwear clog sewer in embassy district". The Jakarta Post. Diakses tanggal 19 July 2019. 
  2. ^ "Foreign developers eye local prospects". The Jakarta Post. Diakses tanggal 10 June 2019. 
  3. ^ "Pengembang Jepang Incar Mega Kuningan". Kompas. Diakses tanggal 10 June 2019. 
  4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 1990" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 23 Oktober 2021. 
  5. ^ "Laporan Tahunan" (PDF). rni.co.id. Rajawali Nusantara Indonesia. Diakses tanggal 31 Agustus 2021. 
  6. ^ "Persaingan Superblok di Mega Kuningan Makin Sengit". Kompas. Diakses tanggal 10 June 2019. 
  7. ^ "Jelang 2019, Tokyu Land Rilis Proyek Rp 2,2 Triliun di Mega Kuningan". Kompas. Diakses tanggal 10 June 2019. 
  8. ^ "FACTBOX: Five facts about Islamic militant Noordin Top | International". Reuters. 2008-12-05. Diakses tanggal 2019-06-10. 
  9. ^ "Sydney Morning Herald". Smh.com.au. 2009-09-18. Diakses tanggal 2019-06-10.