Ahmad Sanusi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dewi naharia (bicara | kontrib)
Sampai saat ini, beliau belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Sudah berulang kali diusulkan namun masih gagal.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 146: Baris 146:
|tahun_award1 =
|tahun_award1 =


|award2 = Pahlawan Nasional<ref name="pahlawan" />
|award2 =
|pemberi_award2 =
|pemberi_award2 =
|tahun_award2 =
|tahun_award2 =

<!-- ---award------ -->
|home_town = Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi
|home_town = Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi
|spouse = Siti Juwariyah binti Haji Afandi
|spouse = Siti Juwariyah binti Haji Afandi

Revisi per 21 September 2021 04.12

Ahmad Sanusi
Berkas:Ajengan ahmad sanusi.jpg
NamaAhmad Sanusi
Kebangsaan Indonesia
Karya yang terkenal
Bidang tafsir
  • Kanzur ar-Rahmah wa Luth fi Tafsir Surah al-Kahfi
  • Tajrij Qulub al-Mu’minin fi Tafsir Surah Yasin
  • Kasyf as-Sa’adah fi Tafsir Surah Waqi’ah
  • Hidayah Qulub as Shibyan fi Fadlail Surah Tabarak al-Mulk min al-Qur’an
  • Kasyf adz-Dzunnun fi Tafsir Layamassuhu ilaa al-Muthahharun
  • Tafsir Surah al-Falaq
  • Tafsir Surah an-Nas
  • Raudhlatul Irfan fi Ma’rifat Al-Qur’an
  • Maljau at-Thalibin
  • Tamsyiyatul Muslimin fi Tafsir Kalam Rabb al-‘Alamin
  • Ushul al-Islam fi Tafsir Kalam al-Muluk al-Alam fi Tafsir Surah al-Fatihah
Bidang fikih
  • Tahdzir al-‘Awam fi Mufiariyat Cahaya Islam
  • Al-Mufhamat fi Daf’I al-Khayalat
  • At-Tanbih al-Mahir fi al-Mukhalith
  • Tarjamah Fiqh al-Akbar as-Syafi’i
  • Al-Jauhar al-Mardliyah fi Mukhtar al-Furu as-Syafi’iyah
  • Nurul Yaqin fi Mahwi Madzhab al-Li’ayn wa al-Mutanabbi’in wa al-Mubtadi’in
  • Tasyfif al-Auham fi ar-Radd’an at-Thaqham
Bidang tasawuf
  • Mathla’ul al-Anwar fi Fadhilah al-Istighfar
  • Al-Tamsyiyah al-Islam fi Manaqib al-Aimmah
  • Fakh al-Albab fi Manaqib Quthub al-Aqthab
  • Siraj al-Adzkiya fi Tarjamah al-Azkiya
  • Al-Audiyah as-Syafi’iyah fi Bayan Shalat al-Hajah wa al-Istikharah
  • Siraj al-Afkar
  • Dalil as-Sairin
  • Jauhar al-Bahiyah fi Adab al-Mar’ah al-Mutazawwiyah
Bidang kalam
  • Miftah al-Jannah fi Bayan ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah
  • Tauhid al-Muslimin wa ‘Aqaid al-Mu’minin
  • Alu’lu an-Nadhid
  • Al-Mufid fi Bayan ‘ilm al-Tauhid
  • Siraj al-Wahaj fi al-Isra wa al-Mi’raj
  • Al-‘Uhud wa al-Hudud
  • Bahr al-Midad fi Tarjamah Ayyuha al-Walad
  • Haliyat al-‘Aql wa al-Fikr fi Bayan Muqtadiyat as-Syirk wa al-Fikr
  • Thariq as-Sa’adah fi al-Farq al-Islamiyah
  • Maj’ma al-Fawaid fi Qawaid al-‘Aqaid
  • Tanwir ad-Dzalam fi Farq al-Islam
IstriSiti Juwariyah binti Haji Afandi

Ahmad Sanusi atau dikenal dengan sebutan Kiai Haji Ahmad Sanusi atau Ajengan Cantayan atau Ajengan Genteng atau Ajengan Gunungpuyuh (18 September 1889 – 31 Juli 1950) adalah tokoh Sarekat Islam dan pendiri Al-Ittahadiyatul Islamiyah (AII), sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan dan ekonomi.[1][2] Pada awal Pemerintahan Jepang, AII dibubarkan dan secara diam-diam ia mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII).[1][3] Ia juga pendiri Pondok Pesantren Syamsul Ulum, Sukabumi.[1] Selain itu, Kiai Sanusi juga pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945.[1][4]

Sejarah

Kiai Sanusi adalah putera dari Ajengan Haji Abdurrahim bin Yasin, pengasuh Pesantren Cantayan di Sukabumi.[1][5] Sebagai putera seorang ajengan (kiai), ia telah belajar ilmu-ilmu keislaman sejak ia masih kanak-kanak, selain ia juga banyak belajar dari para santri Senior|senior di pesantren ayahnya.[1]

Menginjak usia dewasa, Kiai Sanusi mulai mengaji di beberapa pesantren di Jawa Barat.[1] Pada usia 20 tahun, ia menikah dengan Siti Juwariyah binti Haji Afandi yang berasal dari Kebon Pedes, Baros, Sukabumi.[1] Setelah menikah, ia dikirim ayahnya ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu-ilmu keislaman.[1] Ia belajar di Mekah selama tujuh tahun.[4] Disana Kiai Sanusi mendapat gelar imam besar Masjidil Haram.[4] ia berguru kepada ulama-ulama terkenal, khususnya dari kalangan al-Jawi (Melayu).

Mendirikan Pesantren

Pada tahun 1915, sepulang belajar dari Mekah, Kiai Sanusi kembali ke Indonesia untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan.[4] Setelah tiga tahun membantu ayahnya, ia mulai merintis pembangunan pondok pesantrennya sendiri yang terletak di Kampung Genteng, sebelah utara desa Cantayan, sehingga ia kemudian dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng.[1] Pesantrennya tersebut ia beri nama Pondok Pesantren Babakan Sirna Genteng.

Berkas:Rasyid ridla.jpg
Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, salah satu ulama pembaharu asal Mesir yang banyak mempengaruhi pemikiran K.H. Ahmad Sanusi

Ketika belajar di Mekah, Kiai Sanusi telah mengenal ide-ide pembaharuan dari Syeikh Muhammad 'Abduh, Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, dan Jamaluddin al-Afghani, melalui buku-buku dan majalah aliran pembaharuan di Mesir, sehingga pengaruh tersebut menjadikannya ulama pembaharu ketika pulang ke Indonesia.[1] Namun demikian, ia tetap tidak meninggalkan mahzabnya, ia tetap mengikuti mazhab Syafi'i sebagaimana yang dilakukan kedua gurunya, Syeikh Ahmad Khatib dan Syeikh Mukhtar at-Tarid.[1] Bahkan dalam bidang ilmu fikih yang juga merupakan keahliannya, Kiai Sanusi terkenal sangat kritis terhadap dalam menentukan hukum Islam.[1]

Dalam bidang ilmu al-Qur'an, Kiai Sanusi berpendapat bahwa terdapat empat kategori hukum dalam al-Qur'an, yaitu:[5]

  1. Berkaitan dengan keimanan dan kebebasan beragama dalam memilih dan menjalankan ketentuan-ketentuan agama
  2. Berkaitan dengan rumah tangga dan pergaulannya seperti pernikahan dan perceraian, keturunan dan kewarisan
  3. Berkaitan dengan prinsip kerjasama antarsesama umat manusia seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadai dan lain-lain
  4. Berkaitan dengan pemeliharaan kehidupan, yaitu berupa peraturan pidana dan perdata untuk menghukum di antara sesama manusia yang melakukan kesalahan

Karya-karya

Kiai Sanusi dikenal sebagai ulama ahli tafsir dan fikih yang telah mengasilkan banyak karya.[6][1]

Bidang Fikih :

  1. Tahdzir al-‘Awam fi Mufiariyat Cahaya Islam
  2. Al-Mufhamat fi Daf’I al-Khayalat
  3. At-Tanbih al-Mahir fi al-Mukhalith
  4. Tarjamah Fiqh al-Akbar as-Syafi’i
  5. Al-Jauhar al-Mardliyah fi Mukhtar al-Furu as-Syafi’iyah
  6. Nurul Yaqin fi Mahwi Madzhab al-Li’ayn wa al-Mutanabbi’in wa al-Mubtadi’in
  7. Tasyfif al-Auham fi ar-Radd’an at-Thaqham

Bidang Tasawuf :

  1. Mathla’ul al-Anwar fi Fadhilah al-Istighfar
  2. Al-Tamsyiyah al-Islam fi Manaqib al-Aimmah
  3. Fakh al-Albab fi Manaqib Quthub al-Aqthab
  4. Siraj al-Adzkiya fi Tarjamah al-Azkiya
  5. Al-Audiyah as-Syafi’iyah fi Bayan Shalat al-Hajah wa al-Istikharah
  6. Siraj al-Afkar
  7. Dalil as-Sairin
  8. Jauhar al-Bahiyah fi Adab al-Mar’ah al-Mutazawwiyah

Bidang Kalam :

  1. Miftah al-Jannah fi Bayan ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah
  2. Tauhid al-Muslimin wa ‘Aqaid al-Mu’minin
  3. Alu’lu an-Nadhid
  4. Al-Mufid fi Bayan ‘ilm al-Tauhid
  5. Siraj al-Wahaj fi al-Isra wa al-Mi’raj
  6. Al-‘Uhud wa al-Hudud
  7. Bahr al-Midad fi Tarjamah Ayyuha al-Walad
  8. Haliyat al-‘Aql wa al-Fikr fi Bayan Muqtadiyat as-Syirk wa al-Fikr
  9. Thariq as-Sa’adah fi al-Farq al-Islamiyah
  10. Maj’ma al-Fawaid fi Qawaid al-‘Aqaid
  11. Tanwir ad-Dzalam fi Farq al-Islam

Majalah :

  1. majalah al-Hidayah al-Islamiyah (Petunjuk Islam)
  2. majalah at-Tabligh al-Islami (Dakwah Islam)

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n H.M. Bibit Suprapto (2009). Ensiklopedi Ulama Nusantara. Gelegar Media Indonesia. ISBN 979-980661114-5.  Halaman 212-215.
  2. ^ www.pelitatangerang.com: KH Ahmad Sanusi, Sukabumi. Diakses 27 April 2014
  3. ^ www.sukabumikota.go.id: PUI Telah torehkan Karya Positif bagi Bangsa dan Negara. Diakses 27 April 2014
  4. ^ a b c d www.ensikperadaban.com: Ahmad Sanusi Diarsipkan 2014-04-28 di Wayback Machine.. Diakses 27 April 2014
  5. ^ a b www.hizbut-tahrir.or.id: Ajengan Ahmad Sanusi: Pejuang Syariah Islam. Diakses 27 April 2014
  6. ^ Toni Kamajaya (2008-11-08). "Dua Ulama Jabar Dapat Gelar Pahlawan Nasional". www.news.okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-27. Diakses tanggal 2014-04-27.