Pepesan Kosong: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: gambar rusak VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tri Ardiansyah (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 43: Baris 43:


== Sinopsis ==
== Sinopsis ==
Sinetron ini menceritakan tentang keseharian dalam kegiatan [[birokrasi]] yang ada di sebuah kelurahan bernama ''Kampung Bengek''. Biasanya kantor kelurahan menjadi latar utama, dimana warga Kampung Bengek bisa melapor maupun menyampaikan keluhan tentang apa saja, terutama kepada [[RT]] ([[Bolot]]) yang nantinya akan disampaikan kepada [[lurah]] ([[Sanan]]) yang nantinya akan dilakukan tindakan untuk mengatasi berbagai permasalahan dan bisa juga kepada para [[Hansip]] ([[Malih]], [[Nur Tompel]], [[H. Bodong]]) yang sedang ditugaskan, apabila RT dan lurah sedang tidak ada di kantor.
Sinetron ini menceritakan tentang keseharian dalam kegiatan [[birokrasi]] yang ada di sebuah kelurahan bernama ''Kampung Bengek''. Biasanya kantor kelurahan menjadi latar utama, di mana warga Kampung Bengek bisa melapor atau menyampaikan keluhan tentang apa saja, terutama kepada [[RT]] ([[Bolot]]) yang nantinya akan disampaikan kepada [[lurah]] (Sanan), dan kemudian akan dilakukan tindakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang juga dibantu oleh para [[Hansip]] ([[Malih]], [[Nur Tompel]], H. Bodong) yang sedang ditugaskan.


Namun, [[RT]] ([[Bolot]]) memiliki gangguan pendengaran atau [[ketulian | ''budeg'']] sehingga seringkali tidak ''nyambung'' apabila diajak bicara pada lurah atau para hansipnya, maupun warga yang melapor. Hal itu cukup membuat kesal dan membuat lawan bicara RT Bolot harus berbicara dengan nada keras supaya RT Bolot mendengar apa yang dia bicarakan, walaupun kadangkala sering tidak digubris oleh RT Bolot yang tentunya mengundang gelak tawa penonton dan diiringi alunan suara musik [[kendhang | gendang]].
Namun, RT Bolot memiliki gangguan pendengaran atau [[ketulian| ''budeg'']] sehingga seringkali tidak ''nyambung'' apabila diajak bicara, baik itu pada lurah beserta para hansipnya, maupun warga yang melapor. Hal itu cukup membuat kesal dan membuat lawan bicara RT Bolot harus berbicara dengan nada keras supaya RT Bolot mendengar apa yang dia bicarakan, walaupun kadangkala sering tidak digubris oleh RT Bolot yang tentunya mengundang gelak tawa penonton dan diiringi alunan suara musik [[kendhang | gendang]] khas [[lenong]] [[suku Betawi|Betawi]].


== Pemain ==
== Pemain ==

Revisi per 3 September 2021 19.19

Pepesan Kosong adalah serial situasi komedi yang disutradarai oleh Ali Shahab. Sinetron ini berlatarkan birokrasi dalam hal mengurus masyarakat di sebuah kampung yang bernama Kampung Bengek, lokasi aslinya berada di daerah Cipanas, Cianjur, Jawa Barat dan juga ditambah dengan nuansa pemainnya yang berlogat Betawi dengan kental. Sinetron ini pernah ditayangkan di TPI sejak tahun 1993 hingga 1995, setiap hari SeninJumat pada pukul 17.00 WIB.

Pepesan Kosong
Berkas:PepesanKosong.jpg
SutradaraAli Shahab
PemeranBolot
Malih Tong Tong
Nur Tompel
H. Bodong
Sanan
H. Bokir
Mpok Nori
Nazar Amir
Etty Sumiati
Nirin Kumpul
Mamat Tuyul
Negara asalIndonesia Indonesia
Bahasa asliBahasa Indonesia Bahasa Betawi
Produksi
Lokasi produksiCipanas, Cianjur, Jawa Barat
Rilis asli
JaringanTPI
Rilis1993 –
1995

Sinopsis

Sinetron ini menceritakan tentang keseharian dalam kegiatan birokrasi yang ada di sebuah kelurahan bernama Kampung Bengek. Biasanya kantor kelurahan menjadi latar utama, di mana warga Kampung Bengek bisa melapor atau menyampaikan keluhan tentang apa saja, terutama kepada RT (Bolot) yang nantinya akan disampaikan kepada lurah (Sanan), dan kemudian akan dilakukan tindakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang juga dibantu oleh para Hansip (Malih, Nur Tompel, H. Bodong) yang sedang ditugaskan.

Namun, RT Bolot memiliki gangguan pendengaran atau budeg sehingga seringkali tidak nyambung apabila diajak bicara, baik itu pada lurah beserta para hansipnya, maupun warga yang melapor. Hal itu cukup membuat kesal dan membuat lawan bicara RT Bolot harus berbicara dengan nada keras supaya RT Bolot mendengar apa yang dia bicarakan, walaupun kadangkala sering tidak digubris oleh RT Bolot yang tentunya mengundang gelak tawa penonton dan diiringi alunan suara musik gendang khas lenong Betawi.

Pemain

Utama

Pendukung