Salman Aristo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Magenta Montase (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Magenta Montase (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 65: Baris 65:
|
|
|-
|-
| 2006
| 2005
|''[[Foto Kotak dan Jendela]]''
| ''[[Alexandria (film)|Alexandria]]''
| {{yes}}
| {{yes}}
| {{no}}
| {{no}}
Baris 72: Baris 72:
|
|
|-
|-
| 2005
| 2006
| ''[[Alexandria (film)|Alexandria]]''
|''[[Foto Kotak dan Jendela]]''
| {{yes}}
| {{yes}}
| {{no}}
| {{no}}
Baris 276: Baris 276:
|-
|-
| 2021
| 2021
| ''[[Balada Si Roy]]
| ''[[Balada si Roy (film)|Balada si Roy]]''
| {{yes}}
| {{yes}}
| {{no}}
| {{no}}

Revisi per 9 Agustus 2021 11.38

Templat:Infobox artis indonesia

Salman Aristo (lahir 13 April 1976) adalah seorang penulis skenario film, produser, dan sutradara asal Indonesia.[1]

Karier

Salman Aristo yang berdarah Minang ini[2] mengambil jurusan jurnalistik di Universitas Padjajaran, Bandung. Setelah lulus sarjana, berkat saran seorang sahabatnya, Salman mulai menulis naskah skenario pertamanya "Tak Pernah Kembali Sama" setebal 90 halaman pada tahun 1999.[3] Salman kemudian berprofesi sebagai kolumnis untuk Majalah MTV Trax dan memegang rubrik film, karena itulah dia dapat berhubungan dengan orang-orang di dunia perfilman.

Awal mula keterlibatan Salman dengan dunia film adalah dalam film Brownies. Pada pertengahan tahun 2003, Hanung Bramantyo mengajukan cerita "Surakarta 1912" kepada studio SinemArt. Cerita tersebut berkisah tentang percintaan dua manusia yang berlainan budaya (Cina dan Jawa), yang mengambil latar belakang sejarah perkembangan industri batik tahun 1912. Tetapi produser SinemArt, Leo Sutanto menganggap skenario tersebut terlalu idealis dan berat. Produser Leo kemudian menyodorkan cerita lain kepada Hanung untuk dibaca. Cerita setebal 3 lembar karya Lina Nurmalina (yang juga senior Hanung di Institut Kesenian Jakarta) berjudul "Cinta ... Enggak ya?". Dalam blog-nya, Hanung mengungkapkan bahwa sebenarnya dia tidak terlalu suka dengan cerita tersebut, tetapi karena dia berhasrat untuk segera melakukan debut di layar lebar maka dia pun menerimanya. Hanung pun menemui Lina dan berdiskusi untuk melakukan perubahan pada cerita, tetapi mereka berdua menemui jalan buntu, hingga akhirnya Lina menyerahkan semuanya pada Hanung. Kemudian di tengah buntunya ide untuk perubahan cerita, pada suatu acara yang diadakan oleh Kine 28, Hanung bertemu dengan Salman, kemudian mereka merombak skenario, dan di luar dugaan, Leo Sutanto senang dengan cerita tersebut. Pada Januari 2004, Salman dan Hanung, dibantu oleh Erik Sasono mulai merombak cerita "Brownies" dengan mengambil plot dan tokoh dari cerita Lina Nurmalina tetapi konflik dan latar belakangnya dibuat baru. Film "Brownies" kemudian mengantarkan Hanung meraih Piala Citra untuk sutradara terbaik sementara Salman masuk nominasi sebagai penulis naskah terbaik.

Di tengah pengerjaan Brownies, Salman juga menulis skenario Catatan Akhir Sekolah, Cinta Silver, Jomblo, dan Alexandria. Dalam waktu 2 tahun tidak terasa lima skenario film telah dibuat.[2] Pada tahun 2005, Salman memutuskan untuk rehat sejenak dan menikah dengan Ginatri S. Noer, juga sesama penulis skenario. Akhir tahun 2006, Salman mendapatkan tawaran untuk menulis skenario film Ayat-Ayat Cinta, skenario yang dia tulis bersama dengan istrinya. Di tengah pembuatan Ayat-Ayat Cinta, Salman dipercaya untuk menulis skenario film Laskar Pelangi oleh Mira Lesmana. Di saat skenario Laskar Pelangi akan rampung, Salman dihubungi oleh Shanty Harmayn untuk menulis skenario Garuda di Dadaku, maka jadilah skenario ketiga film tersebut ditulis bersamaan.

Usai Garuda di Dadaku Salman memutuskan untuk menjadi produser dengan bendera Million Pictures. Sebelumnya, Salman sudah memulai jadi co-produser seperti dalam film Jelangkung 3. Pada tahun 2009, Salman melakukan debut produsernya pada film Queen Bee.

Filmografi

Tahun Judul Dikreditkan sebagai Keterangan
Penulis skenario Produser Sutradara
2005 Brownies Ya Tidak Tidak Penulis skenario bersama Hanung Bramantyo
2005 Catatan Akhir Sekolah Ya Tidak Tidak
2005 Cinta Silver Ya Tidak Tidak
2005 Alexandria Ya Tidak Tidak
2006 Foto Kotak dan Jendela Ya Tidak Tidak
2006 Jomblo Ya Tidak Tidak
2007 Ayat-Ayat Cinta Ya Tidak Tidak Penulis skenario bersama Ginatri S. Noer
2008 Karma Ya Tidak Tidak
2008 Laskar Pelangi Ya Tidak Tidak Penulis skenario bersama Riri Riza dan Mira Lesmana
2009 Asmara Dua Diana Ya Ya Tidak
2009 Kambing Jantan: The Movie Ya Tidak Tidak
2009 Queen Bee Tidak Ya Tidak
2009 Garuda di Dadaku Ya Ya Tidak
2009 Sang Pemimpi Ya Tidak Tidak
2010 Jakarta Maghrib Ya Tidak Ya
2010 Hari untuk Amanda Ya Tidak Tidak Penulis skenario bersama Ginatri S. Noer
2011 5 Elang Ya Ya Tidak
2011 Sang Penari Ya Tidak Tidak
2011 Garuda di Dadaku 2 Ya Ya Tidak
2012 Jakarta Hati Ya Tidak Tidak
2012 Negeri 5 Menara Ya Ya Tidak
2013 Cinta dalam Kardus Ya Ya Ya
2015 Ayat-Ayat Adinda Tidak Ya Tidak
2015 Skakmat Ya Tidak Tidak
2016 Talak 3 Ya Tidak Tidak
2016 Ada Cinta di SMA Ya Tidak Tidak
2016 Athirah Ya Tidak Tidak Penulis skenario bersama Riri Riza
2017 Bukaan 8 Ya Tidak Tidak
2017 Satu Hari Nanti Ya Tidak Ya
2018 Police Evo Ya Tidak Tidak
2019 Kuambil Lagi Hatiku Ya Ya Tidak
2019 Dua Garis Biru Tidak Ya Tidak
2019 Bumi Manusia Ya Tidak Tidak
2021 Balada si Roy Ya Tidak Tidak
2021 Cinta Pertama, Kedua & Ketiga Tidak Ya Tidak

Referensi

  1. ^ "Salman Aristo: Terlalu Banyak Ide" Diarsipkan 2009-08-29 di Wayback Machine. 21cineplex.com.
  2. ^ a b "Catatan akhir sekolah" Erik Sasono. GagasMedia.
  3. ^ "Salman Aristo, "Rajanya" Skenario Andal". tabloidnova.com. Tabloid Nova. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-01. Diakses tanggal 15 Juli 2014. 

Pranala luar