Pembelajaran tematik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tekkadan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tekkadan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Pembelajaran tematik''' adalah salah satu pendekatan [[Belajar|pembelajaran]] yang mengaitkan beberapa materi pelajaran pada beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan yang kemudian di kemas dalam bentuk [[tema]].<ref name=":0">{{Cite book|first=Sukayati|date=2009|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7428/1/7.PEMBELAJARAN%20TEMATIK%20DI%20SEKOLAH%20DASAR.pdf|title=PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD|location=Yogyakarta|publisher=Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan|pages=13|url-status=live}}</ref> Menurut Sutirjo dan Mamik, pembelajaran tematik adalah bentuk usaha pengintegrasian pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terkandung dalam pembelajaran dengan menggunakan sebuah tema.<ref>{{Cite journal|last=Hidayah|first=Nurul|date=1 Juni 2015|title=PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI SEKOLAH DASAR|url=http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/1280#:~:text=Pembelajaran%20tematik%20integratif%20merupakan%20pendekatan,ada%20dalam%20kehidupan%20sehari%2Dhari.|journal=TERAMPIL Pendidikan dan Pembelajaran Dasar|volume=2|issue=p-ISSN 2355-1925|pages=36}}</ref>
'''Pembelajaran tematik''' adalah salah satu pendekatan [[Belajar|pembelajaran]] yang mengaitkan beberapa materi pelajaran pada beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan yang kemudian di kemas dalam bentuk [[tema]].<ref name=":0">{{Cite book|first=Sukayati|date=2009|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7428/1/7.PEMBELAJARAN%20TEMATIK%20DI%20SEKOLAH%20DASAR.pdf|title=PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD|location=Yogyakarta|publisher=Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan|pages=13|url-status=live}}</ref> Menurut Sutirjo dan Mamik, pembelajaran tematik adalah bentuk usaha pengintegrasian pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terkandung dalam pembelajaran dengan menggunakan sebuah tema.<ref>{{Cite journal|last=Hidayah|first=Nurul|date=1 Juni 2015|title=PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI SEKOLAH DASAR|url=http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/1280#:~:text=Pembelajaran%20tematik%20integratif%20merupakan%20pendekatan,ada%20dalam%20kehidupan%20sehari%2Dhari.|journal=TERAMPIL Pendidikan dan Pembelajaran Dasar|volume=2|issue=p-ISSN 2355-1925|pages=36}}</ref>


Pembelajaran tematik mulai digunakan sejak diimplementasikannya [[Kurikulum 2013]] di [[Indonesia]]. Pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu model implementasi [[kurikulum]] yang dianjurkan pada tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar.<ref name=":1">{{Cite book|first=Rusman|date=Oktober 2016|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=967969|title=Pembelajaran Tematik Terpadu (Teori, Praktik dan Penilaian)|location=Jakarta|publisher=Rajawali Pers|isbn=978-979-769-845-4|pages=141|url-status=live}}</ref>
Pembelajaran tematik mulai digunakan sejak diimplementasikannya [[Kurikulum 2013]] di [[Indonesia]]. Pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu model implementasi [[kurikulum]] yang dianjurkan pada tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tematik memiliki tiga landasan, yaitu landasan filosifis, landasan psikologis dan landasan yuridis. Secara filosofis, pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat, yaitu aliran progresivisme, konstruktivisme danhumanisme. Secara psikologis, pembelajaran tematik berkaitan utamanya dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Sedangkan secara yuridis, pelaksanaan pembelajaran tematik didasarkan pada UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan juga UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.<ref name=":1">{{Cite book|first=Rusman|date=Oktober 2016|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=967969|title=Pembelajaran Tematik Terpadu (Teori, Praktik dan Penilaian)|location=Jakarta|publisher=Rajawali Pers|isbn=978-979-769-845-4|pages=|url-status=live}}</ref>


== Karakteristik Pembelajaran Tematik ==
== Karakteristik Pembelajaran Tematik ==

Revisi per 4 Agustus 2021 17.02

Pembelajaran tematik adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan beberapa materi pelajaran pada beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan yang kemudian di kemas dalam bentuk tema.[1] Menurut Sutirjo dan Mamik, pembelajaran tematik adalah bentuk usaha pengintegrasian pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terkandung dalam pembelajaran dengan menggunakan sebuah tema.[2]

Pembelajaran tematik mulai digunakan sejak diimplementasikannya Kurikulum 2013 di Indonesia. Pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan pada tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tematik memiliki tiga landasan, yaitu landasan filosifis, landasan psikologis dan landasan yuridis. Secara filosofis, pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat, yaitu aliran progresivisme, konstruktivisme danhumanisme. Secara psikologis, pembelajaran tematik berkaitan utamanya dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Sedangkan secara yuridis, pelaksanaan pembelajaran tematik didasarkan pada UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan juga UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.[3]

Karakteristik Pembelajaran Tematik

  1. Berpusat pada peserta didik
  2. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik
  3. Mata pelajaran menyatu dalam sebuah tema
  4. Konsep dari berbagai mata pelajaran tersaji dalam satu proses pembelajaran bermakna
  5. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.[1]

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik

  1. Peserta didik aktif untuk mencari tahu
  2. Pembahasan pembelajaran diarahkan pada tema yang paling sesuai dengan kehidupan peserta didik
  3. Terdapat tema utama
  4. Sumber belajar luas (tidak terbatas pada buku)
  5. Peserta didik dapat belajar baik secara mandiri maupun kelompok
  6. Pendidik harus menyusun rencana pembelajaran dan melakanakan pembelajarna yang mampu mengakomodasi semua siswa
  7. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan dapat diajarakan tersendiri
  8. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik
  9. Pembelajaran tematik bukan merupakan bagian dalam urutan pembelajaran tetapi merupakan bentuk pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi dasar[4]

Tujuan Pembelajaran Tematik

  1. Memudahkan peserta didik memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
  2. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih dalam dan berkesan
  3. Mengembangkan kompetensi berbahasa peserta didik dengan mengaitkan berbagai muatan mata pelajaran dengan pengalaman peserta didik
  4. Menjadikan peserta didik lebih bersemangat dalam belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata
  5. Peserta didik merasakan mafaat dan makna belajar yang lebih dalam dengan materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas
  6. Pendidik dapat menghemat waktu karena muatan mata pelajaran disajikan secara terpadu
  7. Menumbuhkembangkan budi pekerti dan moral peserta didik dengan menyisipkan nilai-nilai moral pada materi pelajaran sesuai situasi dan kondisi[3]

Daftar Referensi

  1. ^ a b PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD (PDF). Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2009. hlm. 13. 
  2. ^ Hidayah, Nurul (1 Juni 2015). "PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI SEKOLAH DASAR". TERAMPIL Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 2 (p-ISSN 2355-1925): 36. 
  3. ^ a b Pembelajaran Tematik Terpadu (Teori, Praktik dan Penilaian). Jakarta: Rajawali Pers. Oktober 2016. ISBN 978-979-769-845-4. 
  4. ^ "Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu". Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar. 30 September 2019. Diakses tanggal 5 Agustus 2021.