Trans TV: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12: Baris 12:
| headquarters = Gedung Trans Media, Jl. Kapten Tendean Kav 12-14 A, [[Mampang Prapatan]], [[Jakarta Selatan]], [[Indonesia]]
| headquarters = Gedung Trans Media, Jl. Kapten Tendean Kav 12-14 A, [[Mampang Prapatan]], [[Jakarta Selatan]], [[Indonesia]]
| slogan = ''Milik Kita Bersama''
| slogan = ''Milik Kita Bersama''
| sister names = [[antv|ANTV]] (2003–2006)<br />[[MetroTV]] (2003-2006)<br />[[GTV (Indonesia)|Global TV]] (2003–2006)<br />[[Trans7]] (2006-sekarang)<br />[[CNN Indonesia]] (2014-sekarang)<br />[[CNBC Indonesia]] (2018-sekarang)
| sister names = [[antv|ANTV]] (2003-2006)<br />[[MetroTV]] (2003-2006)<br />[[GTV (Indonesia)|Global TV]] (2003-2006)<br />[[Trans7]] (2006-sekarang)<br />[[CNN Indonesia]] (2014-sekarang)<br />[[CNBC Indonesia]] (2018-sekarang)
| availability note = Nasional
| availability note = Nasional
| terr serv 1 = [[Televisi analog|Analog]] dan [[televisi digital|digital]]
| terr serv 1 = [[Televisi analog|Analog]] dan [[televisi digital|digital]]

Revisi per 23 Juli 2021 21.24

Trans TV
PT Televisi Transformasi Indonesia
Logo Trans TV sejak 15 Desember 2013
Diluncurkan15 Desember 2001 pukul 17.00 WIB
PemilikTrans Corp (2001-2013)
Bakrie Group (2003-2006)
Trans Media (2013-sekarang)
SloganMilik Kita Bersama
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
Kantor pusatGedung Trans Media, Jl. Kapten Tendean Kav 12-14 A, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Indonesia
Saluran seindukANTV (2003-2006)
MetroTV (2003-2006)
Global TV (2003-2006)
Trans7 (2006-sekarang)
CNN Indonesia (2014-sekarang)
CNBC Indonesia (2018-sekarang)
Situs webwww.transtv.co.id
Televisi Internet
Live Streamingmelalui situs web 20 Detik

Trans TV adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia yang dimiliki oleh Trans Media. Dengan moto Milik Kita Bersama, konsep tayang stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans TV adalah anak perusahaan dari Trans Media. Kantor pusat stasiun ini berada di Gedung Trans TV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan. Direktur Utama Trans TV saat ini adalah Atiek Nur Wahyuni yang juga merupakan Direktur Utama Trans7. Pada tahun 2017, Trans TV memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Piala Dunia 2018 Rusia, bersama Trans7 dan Transvision.[1]

Sejarah

Logo pertama Trans TV saat siaran percobaan yang dipakai dari 10 November hingga 15 Desember 2001. Selanjutnya logo ini dipakai sebagai logo perusahaan hingga 15 Desember 2005
Logo Trans TV yang dipakai di layar kaca televisi dari 10 November 2001 hingga 15 Desember 2013
Logo kedua Trans TV yang dipakai dari 15 Desember 2001 hingga 15 Desember 2005

Bersama 4 stasiun lain (DVN TV, Metro TV, PRTV dan Global TV), pada 12 Oktober 1999 PT Televisi Transformasi Indonesia resmi mendapatkan izin untuk berdiri dan bersiaran nasional dari Departemen Penerangan. Hingga 2001, Trans TV melakukan beberapa persiapan seperti membangun stasiun relay di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan, ditambah dengan menyiapkan dana lebih dari Rp 75 miliar dan menjalin kerja sama dengan perusahaan Prancis dan Inggris serta konsultan Australia.[2][3] Awalnya, Trans TV direncanakan akan bersiaran perdana pada 18 Juni 2001, namun baru pada 10 November 2001 TV ini mampu mengadakan siaran percobaan karena acara slot diberi TransVaganza ada kuis Tebak Harga akan ditayangkan 10 Desember 2001 pukul 18.30 WIB. Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang menyapa pemirsa pukul 17.51 WIB. Trans TV kemudian diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 15 Desember 2001 sekitar pukul 19.00 WIB dan memulai siarannya secara resmi.

Trans TV merupakan stasiun TV yang terbilang unik. Hal ini dikarenakan, stasiun TV ini merupakan satu dari sedikit stasiun TV di Indonesia yang tidak pernah mengalami perubahan kepemilikan, yaitu dimiliki oleh Chairul Tanjung (CT) sampai sekarang. Bahkan, CT justru dapat mengembangkan sayapnya di industri pertelevisian dengan membeli mayoritas saham TV7, dan sempat dirumorkan juga pernah akan mengakuisisi Indosiar pada Agustus 2006 dan April 2010[4][5] serta akan membeli PT Visi Media Asia Tbk yang mengelola antv dan tvOne pada 2013.[6] Hal ini tidak lepas dari berhasilnya CT untuk membangun TV barunya ini bersama beberapa pihak, termasuk Ishadi S.K. dan Alex Kumara yang sudah malang-melintang di industri penyiaran nasional.[3] Target acara Trans TV saat awal bersiaran adalah hiburan dengan titik berat di bidang kebudayaan, IPTEK dan olahraga.[7][8]

Dibandingkan dengan 4 stasiun lain yang beroperasi di saat yang sama (Lativi, Global TV, Metro TV dan TV7), Trans TV hingga 2003 merupakan stasiun TV yang paling bagus kinerjanya. Hal ini karena program-programnya, pada umumnya bersifat in-house buatan sendiri, ditambah program film Barat yang terkesan megah. Beberapa program in-house Trans TV yang cukup memikat pemirsa, seperti Dunia Lain, Extravaganza, Cantik Indonesia, Wisata Kuliner, dan berbagai program lainnya. Kesuksesan Trans TV juga dibantu oleh sejumlah program sitkom seperti Bajaj Bajuri yang pernah cukup populer. Pada Juli 2003, pendapatan TV ini sudah mencapai Rp 40 miliar, hampir cukup untuk menutup biaya operasionalnya per bulan, yang artinya adalah 1/2 dari pendapatan Indosiar dan 2 kali dari pendapatan TPI di bulan tersebut.[9][10] Kinerja Trans TV ini juga dibantu oleh seorang petingginya, yaitu Wishnutama (bekas pegawai Indosiar) yang memang dikenal cukup baik dalam menjadikan Trans TV unggul dalam program-program in-house yang segar.[11]

Namun, tampaknya setelah Wishnutama pergi (bersama sejumlah karyawan Trans TV, untuk membentuk TV baru bernama NET.),[12] Trans TV mulai mengalami penurunan. Awalnya, stasiun ini cukup populer beberapa saat dengan program Yuk Keep Smile (dahulu Yuk Kita Sahur) dengan ikon utamanya Caisar dengan berbagai goyangnya, seperti "goyang oplosan" dan selanjutnya "goyang Caesar"-nya (walaupun sering mendapat kritik),[13][14] namun pada akhirnya Trans TV harus "tersandung" acaranya tersebut karena pada akhir Juni 2014, acara ini dihentikan oleh KPI sebabnya melecehkan seorang legenda seni Benyamin Sueb.[15] Sejak saat itu, rating Trans TV merosot dan tidak lagi berjaya, kalah pamor dari stasiun TV lain yang mengandalkan sinetron (kecuali untuk saat-saat tertentu, seperti Piala Dunia 2018 yang membuatnya bisa meraih rating nomor 1).[16][17] Sempat berupaya juga terjun kembali ke program sinetron dengan kembali menggandeng MD Entertainment,[18] dan menyiarkan beberapa program seperti menghidupkan kembali Bioskop Trans TV, drama Korea dan animasi,[19][20][21] namun tetap saja sampai sekarang TV ini sulit untuk bangkit seperti kejayaannya dahulu (kecuali ketika Trans TV sempat menayangkan drama Korea The World of the Married pada 2020 lalu).[22][23] Kini, program Trans TV lebih banyak berisi gosip selebritis seperti Rumpi (No Secret), Pagi-Pagi Ambyar, Kopi Viral, Brownis dan berbagai program lainnya.[24][25][26]

Logo ini adalah penyegaran dari logo pertama dan logo kedua, dipakai dari 15 Desember 2005 hingga 15 Desember 2013

Logo Trans TV awalnya berbentuk berlian belah ketupat berdasarkan persegi yang digayakan, dengan tulisan TRANS di tengah-tengah (dengan font Optima) dan huruf T dan V masing-masing di atas dan bawah membentuk segitiga siku-siku sama kaki. Logo on-air-nya berwarna abu-abu, sedangkan logo perusahaannya memakai warna biru yang sempat mengalami beberapa perubahan minor. Kilau berlian dianggap simbol dari refleksi kehidupan dan adat istiadat masyarakat seluruh Indonesia, dan juga simbol keabadian.[27]

Pada 15 Desember 2013, seiring dengan ulang tahun ke-12 Trans Media, logo Trans TV mengalami perombakan total dari sebelumnya. Tidak lagi berbentuk simbol, logo kali ini hanya berupa tulisan "TR∆NSTV" yang digayakan pada huruf A, di mana A tersebut (juga) diinterpretasikan sebagai sebuah berlian. Logo dengan simbol "Diamond A" di tengah kata Trans TV merefleksikan kekuatan dan semangat baru yang memberikan inspirasi bagi semua orang di dalamnya untuk menghasilkan karya yang gemilang, diversifikasi konten atau keunikan tersendiri serta kepemimpinan yang kuat.

Logo "berlian A" tersebut terdiri dari berbagai warna dengan makna dan filosofi khusus.

  • Warna kuning sebagai cerminan warna keemasan pasir pantai yang berbinar dan hasil alam nusantara sekaligus melambangkan optimisme masyarakat Indonesia.
  • Warna hijau menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang hijau dan subur, serta memiliki ketangguhan sejarah bangsa.
  • Warna biru melambangkan luasnya cakrawala dan laut biru sekaligus menggambarkan kekuatan generasi muda bangsa Indonesia yang andal dan memiliki harapan tinggi.
  • Warna ungu menggambarkan keagungan dan kecantikan budaya dan seni bangsa Indonesia yang selalu dipuja dan dihargai sepanjang masa.

Semua rangkaian warna yang mengandung makna cerita di dalamnya, menyatu dengan serasi dan membentuk simbol yang utuh, kuat dan bercahaya di dalam berlian berbentuk A ini. Sehingga bisa dipahami makna dari logo baru Trans TV ini menjadi tanda yang menyuarakan sebuah semangat dan perjuangan untuk mencapai keunggulan yang tiada banding mulai dari sekarang hingga masa mendatang.

Kantor Trans Media di Jakarta.

Acara

Penyiar

Jaringan siaran

Berikut ini adalah transmisi Trans TV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo.[28]

Nama Jaringan Daerah Frekuensi Analog (PAL) Frekuensi Digital (DVB-T2)[29]
PT Televisi Transformasi Indonesia DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 29 UHF 40 UHF
PT Trans TV Sukabumi Mamuju Sukabumi 42 UHF 45 UHF
Mamuju 24 UHF
PT Trans TV Pekanbaru Padang Pekanbaru 24 UHF 33 UHF
Padang, Pariaman 29 UHF
PT Trans TV Bukittinggi Gorontalo Bukittinggi, Padang Panjang 60 UHF
Gorontalo 50 UHF 37 UHF
PT Trans TV Tegal Malang Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 46 UHF 44 UHF
Malang, Batu off air 27 UHF
PT Trans TV Palangkaraya Palu Palangkaraya 45 UHF 42 UHF
Palu 33 UHF
PT Trans TV Balikpapan Balikpapan 24 UHF 44 UHF
Kupang 52 UHF
PT Trans TV Sumedang Pangkalpinang Majalengka, Sumedang 62 UHF 41 UHF
Pangkal Pinang 52 UHF
PT Trans TV Ambon Ternate Ambon 34 UHF
Ternate 34 UHF 40 UHF
PT Trans TV Denpasar Banjarmasin Denpasar 43 UHF
Banjarmasin, Martapura, Marabahan 32 UHF 37 UHF
PT Trans TV Yogyakarta Bandung Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates 24 UHF 47 UHF
Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Sukabumi 42 UHF 45 UHF
PT Trans TV Semarang Makassar Semarang, Kendal, Ungaran, Demak, Jepara, Kudus 29 UHF 42 UHF
Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene 45 UHF
PT Trans TV Surabaya Jayapura Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan 22 UHF 27 UHF
Jayapura 32 UHF 34 UHF
PT Trans TV Jambi Lampung Jambi 29 UHF 32 UHF
Bandar Lampung, Kota Metro 26 UHF
PT Trans TV Pontianak Manado Pontianak 27 UHF 41 UHF
Manado 24 UHF 35 UHF
PT Trans TV Mataram Samarinda Mataram 34 UHF
Samarinda, Tenggarong 45 UHF 31 UHF
PT Trans TV Batam Kendari Batam, Tanjung Balai Karimun 45 UHF 46 UHF
Kendari
PT Trans TV Aceh Banda Aceh 30 UHF 39 UHF
PT Trans TV Medan Palembang Medan
Pematang Siantar
27 UHF
tidak ada
30 UHF
38 UHF
Palembang 30 UHF 35 UHF
PT Trans TV Bengkulu Jember Bengkulu 51 UHF
Jember 40 UHF 45 UHF
PT Trans TV Cirebon Kediri Cirebon, Indramayu 62 UHF 41 UHF
Kediri, Pare, Nganjuk, Jombang, Blitar, Tulungagung 22 UHF 48 UHF
PT Trans TV Purwokerto Situbondo Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Cilacap 46 UHF 40 UHF
Situbondo
PT Trans TV Manokwari Kendari Manokwari
PT Trans TV Madiun Garut Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo off air 30 UHF
Garut 42 UHF 40 UHF
Tarakan 35 UHF 29 UHF
Baubau 35 UHF
Kolaka 21 UHF
Sorong 34 UHF
Tasikmalaya, Ciamis 42 UHF
Nunukan 28 UHF
Cilegon, Serang 46 UHF
Pandeglang 40 UHF
Lhokseumawe 38 UHF
Rantau Prapat 39 UHF
Tanah Grogot 37 UHF
Tanjung Redeb 34 UHF
Bireuen 37 UHF
Sibolga, Pandan 39 UHF
Kandangan, Rantau, Amuntai, Barabai 35 UHF
Padangsidempuan 38 UHF
Meulaboh 38 UHF
Siborongborong 47 UHF

Direksi

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Ishadi Soetopo Kartosapoetro 1999 2008
2 Wishnutama 2008 2012
3 Chairul Tanjung 2012 2013
4 Atiek Nur Wahyuni 2013 sekarang

Direksi saat ini

Nama Jabatan
Atiek Nur Wahyuni Direktur Utama
Atiek Nur Wahyuni Direktur Penjualan dan Pemasaran
Warnedy Direktur Keuangan dan Sumber Daya
Latif Harnoko Direktur Operasional [30]

Kontroversi

Perselisihan dengan TPI di Purwokerto

Trans TV pernah mengajukan permohonan untuk mengudara di Purwokerto menggunakan kanal 43 UHF (647,25 MHz) karena sejak hampir sekitar setahun masyarakat di sekitar Purwokerto tidak dapat menikmati layanan Trans TV, tetapi kanal tersebut digunakan untuk TPI (sekarang MNCTV) berdasarkan surat izin No. 00781311-000SU/202006 yang berlaku sampai 31 Januari 2007.

Sebelumnya, Trans TV berani menyediakan layanan televisi bagi masyarakat di sekitar Purwokerto setelah memperoleh izin dari Gubernur Jawa Tengah tentang perluasan jangkauan siaran Trans TV di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Tegal (6 Januari 2003). Surat persetujuan serupa sebelumnya juga telah diberikan secara berturut-turut oleh Bupati Banyumas (20 November 2002) dan Bupati Purbalingga (27 November 2002).

Pada tahun 2005, Kepala Balai Monitoring Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Semarang mendapati bahwa kanal 43 UHF di Purwokerto ternyata digunakan oleh Trans TV berdasarkan hasil monitoring langsung yang diadakan di Purwokerto pada tanggal 20 September 2005.

Hal tersebut membuat Trans TV mendapat peringatan dari Dirjen Postel pada 21 April 2006 karena Trans TV tidak memiliki izin resmi untuk mengudara di wilayah Purwokerto dan sekitarnya. Namun, pada waktu itu Trans TV masih mengudara di Purwokerto menggunakan kanal yang sama (43 UHF), sehingga masyarakat di sana tidak dapat menerima Trans TV dan TPI dengan gambar yang jelas.

Kemudian pada September 2007, Dirjen Postel memberi peringatan final untuk Trans TV karena Trans TV masih bersiaran di Purwokerto menggunakan kanal yang sama yang sebelumnya telah diberikan kepada TPI oleh Ditjen Postel. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan penertiban frekuensi secara nasional.[31]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Transmedia Jadi Pemegang Hak Siar Piala Dunia 2018" (dalam bahasa Indonesian). CNN Indonesia. 15 Desember 2017. Diakses tanggal 15 Desember 2017. 
  2. ^ TRANS TV BANGUN PEMANCAR DI SURABAYA
  3. ^ a b LIMA TEVE SWASTA BARU, BEREBUT IKLAN DAN KAVLING DI UDARA
  4. ^ Diisukan Bakal Dibeli Trans TV, Saham Indosiar Naik tak Wajar
  5. ^ Indosiar Siap Dipinang
  6. ^ Chairul Tanjung Akui Akan Beli TVOne, ANTV dan Vivanews
  7. ^ Tempo, Volume 30,Masalah 25-30
  8. ^ Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000
  9. ^ Ekonomi Politik Media Penyiaran
  10. ^ Menjadi Produser Televisi: Profesional Mendesain Program Televisi
  11. ^ Transcorp Geger Wishnutama Resign
  12. ^ Sekitar 200 karyawan TransTV hengkang ke perusahaan Wishnutama
  13. ^ Trans TV Berharap Goyang YKS Mendunia Seperti Gangnam Style
  14. ^ 4 Kontroversi yang muncul dalam acara YKS Trans TV
  15. ^ Acara YKS di TransTV dihentikan KPI
  16. ^ Siarkan Piala Dunia 2018, Trans TV Jadi TV nomor 1 Paling Banyak Ditonton
  17. ^ Pasca Piala Dunia 2018, Lalu Apa Trans TV?
  18. ^ KOLABORASI TRANS TV DAN MD ENTERTAINMENT MELAHIRKAN NEW TRANSFORMATION
  19. ^ Adit Sopo Jarwo Pindah ke TransTV
  20. ^ RIKO THE SERIES TAYANG DI TRANS TV
  21. ^ Sinopsis NUSSA, Serial Animasi Terbaru TRANS TV saat Ramadan
  22. ^ The World of the Married di Trans TV Raih Rating Tinggi
  23. ^ Rating The World of The Married yang Ditayangkan Trans TV, Mampu Bersaing dengan Sinetron Tanah Air?
  24. ^ Ivan Gunawan Cerita Persahabatan dengan Ruben Onsu
  25. ^ Pagi-Pagi Ambyar dan Kopi Viral Trans TV, Ada Nassar dan Ramzi
  26. ^ Rumpi ala Feni Rose
  27. ^ Selamat Tinggal, Berlian dan Batu Safir!
  28. ^ DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017
  29. ^ Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps
  30. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-09. Diakses tanggal 2018-09-09. 
  31. ^ Peringatan Final Bagi Trans TV Untuk Tidak Menggunakan Kanal Frekuensi 43 di Purwokerto Yang Mengakhiri Persengketaan Panjang Dengan TPI

Pranala luar