Sesat (film): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 34: Baris 34:


== Alur ==
== Alur ==
Amara adalah seorang wanita yang bercita-cita menjadi [[atlet]]. Ia tinggal bersama ayah, ibu, dan adiknya Kasih. Ayahnya adalah figur penting dalam hidupnya, namun suatu hari secara tiba-tiba, ayahnya meninggal. Akibatnya, mereka pindah ke rumah kakek mereka, kerap disapa Opa. Amara merasa janggal karena rumahnya, yang terletak di sebuah desa terpencil di tengah hutan, dihuni oleh orang tua saja. Setiap sore, para penghuni serentak keluar rumah membawa [[sajen]], lalu mengucapkan mantra. Amara melihat sebuah sumur misterius dekat rumah Opa suatu malam, dan melihat kata "Beremanyan", sesosok hantu yang mampu mengabulkan permintaan.
Amara adalah seorang wanita yang bercita-cita menjadi [[atlet]]. Ia tinggal bersama ayah, ibu, dan adiknya Kasih. Ayahnya adalah figur penting dalam hidupnya, tetapi suatu hari secara tiba-tiba, ayahnya meninggal. Akibatnya, mereka pindah ke rumah kakek mereka, kerap disapa Opa. Amara merasa janggal karena rumahnya, yang terletak di sebuah desa terpencil di tengah hutan, dihuni oleh orang tua saja. Setiap sore, para penghuni serentak keluar rumah membawa [[sajen]], lalu mengucapkan mantra. Amara melihat sebuah sumur misterius dekat rumah Opa suatu malam, dan melihat kata "Beremanyan", sesosok hantu yang mampu mengabulkan permintaan.


Ingin bersama ayahnya untuk terakhir kalinya, ia melakukan ritual memanggil Beremanyan. Saat Amara dan Kasih pergi ke sekolah, ibunya diseret arwah ayah Amara, membuatnya harus di kasur; secara detil, ibunya sudah [[Kerasukan|dirasuki]] ayahnya. Namun, arwahnya juga gentayan disekitaran rumah. Ketika Amara geram, Kasih akan dirasuki; dikelas, ia mengambil pulpen dan menikam diri. Teman Amara, Dian, dikunci di kamar mandi dan dikendalikan untuk membanting kepala di cermin. Amara pun merasa stres dan ingin mengurung kembali Beremanyan, yang ternayata hanya membuat orang menderita, namun diberitahu bahwa ia tak bisa dikurung. Diketahui bahwa berlusin-lusin orang telah mati akibat Beremanyan sejak purbakala. Kasih hampir bunuh diri oleh Beremanyan, tapi diselamatkan Amara. Beremanyan menggungakan teknik [[ikan haring merah]], menipu mata Amara dengan tubuh ibunya yang bisa berdiri, sambil ia menarik Kasih dan ibunya yang asli entah ke mana. Nantinya, mereka ditemukan.
Ingin bersama ayahnya untuk terakhir kalinya, ia melakukan ritual memanggil Beremanyan. Saat Amara dan Kasih pergi ke sekolah, ibunya diseret arwah ayah Amara, membuatnya harus di kasur; secara detil, ibunya sudah [[Kerasukan|dirasuki]] ayahnya. Namun, arwahnya juga gentayan disekitaran rumah. Ketika Amara geram, Kasih akan dirasuki; dikelas, ia mengambil pulpen dan menikam diri. Teman Amara, Dian, dikunci di kamar mandi dan dikendalikan untuk membanting kepala di cermin. Amara pun merasa stres dan ingin mengurung kembali Beremanyan, yang ternayata hanya membuat orang menderita, tetapi diberitahu bahwa ia tak bisa dikurung. Diketahui bahwa berlusin-lusin orang telah mati akibat Beremanyan sejak purbakala. Kasih hampir bunuh diri oleh Beremanyan, tapi diselamatkan Amara. Beremanyan menggungakan teknik [[ikan haring merah]], menipu mata Amara dengan tubuh ibunya yang bisa berdiri, sambil ia menarik Kasih dan ibunya yang asli entah ke mana. Nantinya, mereka ditemukan.


Keesokan harinya, Beremanyan berhasil dikurung secara damai disumur kembali. Amara, ibunya, dan Kasih pun pindah, meninggalkan Opa. Amara membaca manuskrip novel Opa yang katanya ia sedang lakukan; novelnya adalah jiplakan pas dari kejadian yang mereka baru saja alami. Ia memberinya kepada Opa dengan darah dingin, lalu pergi. Begitu mereka pamit, Opa dibunuh Beremanyan yang kembali.
Keesokan harinya, Beremanyan berhasil dikurung secara damai disumur kembali. Amara, ibunya, dan Kasih pun pindah, meninggalkan Opa. Amara membaca manuskrip novel Opa yang katanya ia sedang lakukan; novelnya adalah jiplakan pas dari kejadian yang mereka baru saja alami. Ia memberinya kepada Opa dengan darah dingin, lalu pergi. Begitu mereka pamit, Opa dibunuh Beremanyan yang kembali.

Revisi per 21 Juli 2021 07.17

Sesat
SutradaraSammaria Simanjuntak
ProduserGope T. Samtani
Ditulis olehSammaria Simanjuntak
Evanggala Rasuli
PemeranLaura Theux
Rebecca Klopper
Vonny Cornellya
Endy Arfian
Arswendy Bening Swara
Jajang C. Noer
Valerie Tifanka
Willem Bivers
Davis Kuen
Penata musikAghi Narottama
Bemby Gusti
Tony Merle
SinematograferFahmi J. Saad
Perusahaan
produksi
Tanggal rilis
23 Agustus 2018
Negara Indonesia
BahasaIndonesia

Sesat atau lengkapnya Sesat: Yang Sudah Pergi Jangan Dipanggil Lagi adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 23 Agustus 2018 dan disutradarai oleh Sammaria Simanjuntak. Film ini dibintangi antara lain oleh Laura Theux, Rebecca Klopper, Vonny Cornellya, serta Endy Arfian.[1]

Alur

Amara adalah seorang wanita yang bercita-cita menjadi atlet. Ia tinggal bersama ayah, ibu, dan adiknya Kasih. Ayahnya adalah figur penting dalam hidupnya, tetapi suatu hari secara tiba-tiba, ayahnya meninggal. Akibatnya, mereka pindah ke rumah kakek mereka, kerap disapa Opa. Amara merasa janggal karena rumahnya, yang terletak di sebuah desa terpencil di tengah hutan, dihuni oleh orang tua saja. Setiap sore, para penghuni serentak keluar rumah membawa sajen, lalu mengucapkan mantra. Amara melihat sebuah sumur misterius dekat rumah Opa suatu malam, dan melihat kata "Beremanyan", sesosok hantu yang mampu mengabulkan permintaan.

Ingin bersama ayahnya untuk terakhir kalinya, ia melakukan ritual memanggil Beremanyan. Saat Amara dan Kasih pergi ke sekolah, ibunya diseret arwah ayah Amara, membuatnya harus di kasur; secara detil, ibunya sudah dirasuki ayahnya. Namun, arwahnya juga gentayan disekitaran rumah. Ketika Amara geram, Kasih akan dirasuki; dikelas, ia mengambil pulpen dan menikam diri. Teman Amara, Dian, dikunci di kamar mandi dan dikendalikan untuk membanting kepala di cermin. Amara pun merasa stres dan ingin mengurung kembali Beremanyan, yang ternayata hanya membuat orang menderita, tetapi diberitahu bahwa ia tak bisa dikurung. Diketahui bahwa berlusin-lusin orang telah mati akibat Beremanyan sejak purbakala. Kasih hampir bunuh diri oleh Beremanyan, tapi diselamatkan Amara. Beremanyan menggungakan teknik ikan haring merah, menipu mata Amara dengan tubuh ibunya yang bisa berdiri, sambil ia menarik Kasih dan ibunya yang asli entah ke mana. Nantinya, mereka ditemukan.

Keesokan harinya, Beremanyan berhasil dikurung secara damai disumur kembali. Amara, ibunya, dan Kasih pun pindah, meninggalkan Opa. Amara membaca manuskrip novel Opa yang katanya ia sedang lakukan; novelnya adalah jiplakan pas dari kejadian yang mereka baru saja alami. Ia memberinya kepada Opa dengan darah dingin, lalu pergi. Begitu mereka pamit, Opa dibunuh Beremanyan yang kembali.

Referensi

  1. ^ Sinopsis di filmindonesia.or.id, diakses pada 30 Juli 2018