Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
NunoLuminari (bicara | kontrib)
←Mengganti halaman dengan '{{Taxobox|color=rgb(250,250,220)|image=Oolithes spheroides (Senckenberg).jpg|fossil_range=Bathonian-Maastrichtian<br>~{{fossil range|167.7|66}}|name=''Oolithes''|regnum=Animalia|phylum=Chordata|classis=Reptilia}}'
Tag: Penggantian VisualEditor
Baris 1: Baris 1:
{{Taxobox|color=rgb(250,250,220)|image=Oolithes spheroides (Senckenberg).jpg|fossil_range=[[Bathonian]]-[[Maastrichtian]]<br>~{{fossil range|167.7|66}}|name=''Oolithes''|regnum=[[Animalia]]|phylum=[[Chordata]]|classis=[[Reptilia]]}}
Minangkabau


Edisi : Kritikan.



Dalam sebuah cerita. Terdapat sebuah legenda. Yang sudah tidak dianggap asing lagi oleh Orang Minangkabau/Urang Awak. Yaitu kisah. Adu Kerbau. Antara Orang Minangkabau dengan posisi lawan adalah Suku Jawa.



Isi cerita berikut.


''Di abad ke-14. Dikisahkan ada segerombolan Pasukan Majapahit. Yang menginvasi suatu. Daerah bernama " Pariangan. Warga di sana hidup dengan tentram dan damai. Namun, ketika Pasukan Majapahit datang. Terheran-heranlah warga di sana. Entah apa yang terjadi pada mereka. Nyatanya. Mereka para prajurit hendak menginvasi wilayah mereka. Maka, para dedatuk. Minangkabau. Mengusulkan sebuah rencana untuk pertandingan adu kerbau. Dan tidak berperang. ( Yang letak cerita di sini tidak nyambung. Beberapa artikel yang saya jumpakan. Bahwa alasan mengapa tidak terjadi peperangan adalah. Karena pihak Majapahit dikalahkan terlebih dahulu oleh Kerajaan Pagaruyuang. Di Padang Sibusuk. ) dalam persiapannya. Orang Pagaruyuang ( yang didefinisikan Orang Minangkabau saat ini ). Hanya memiliki 1 anak kerbau kecil. ( Yang bagian kalimat ini juga ada yang janggal. Banyak versi yang mengatakan yang dimaksud anak kerbau kecil ini. Adalah anak induk kerbau. Tetapi. Ditafsir juga. Induk kerbau tetapi ukurannya kecil ). Sedangkan Kerbau Majapahit memiliki kerbau sebesar gajah ( yang ini juga, sulit ditafsirkan spesies hewan kerbau mana yang ukuran bobotnya sebesar gajah ? ). Maka, setelah melihat Kerbau Majapahit yang begitu besar. Para dedatuk kemudian berdiskusi kembali. ( ini kalimat. Sumbernya saya ambil dari hasil wawancara seorang paman di Pasar Induk Sangatt, Kalimantan Timur ). Maka, dari hasil diskusi di sepakatkan bahwa yang kerbau kecil. Dipasang seperti pisau/pedang. ( kontradiksi kalimat, entah pisau atau pedang. ). Maka, bertarunglah kedua kerbau antara Majapahit dengan Minangkabau. ( Sumber yang saya dapat dari Youtube. Film " Adu Kabau " tetapi tidak dijelaskan apa latar belakangnya. Menyatakan bahwa Majapahit. Memiliki Taruhan sebuah gadis Minang. Jika menang pertandingan ). Kerbau yang kecil milik Minangkabau ( sumber dari perantau Minang di Sangatta. Menyatakan awalnya sebelum Kerbau Majapahit kalah. Kerbau kecil milik Minangkabau. Mengira kerbau besar Majapahit yang dia lawan adalah sebagai induknya. ). Berhasil merobek-robek perut, dengan menyusu. Ke kerbau yang lebih besar. Kemudian tumbang).''

Analisis.

1. Dalam cerita ini. Tidak dijelaskan. Secara kronologis. Bagaimana Angkatan Perang Jawa. Bisa memasuki pendalaman hutan Sumatra Barat. Alasan, siapa jendral. Serta atas nama kerajaan mana Orang Jawa. Menyerang wilayah Pariangan. Banyak menafsirkan " Majapahit ". Tetapi. Tafsiran tersebut salah. Karena Kerajaan Majapahit tidak memiliki hubungan diplomatik yang buruk sepanjang berdirinya kerajaan sejak zaman Raden Wijaya. Kecuali Orang Minangkabau saja yang dengki. Dengan Suku Jawa yang berani mempresentasikan sebuah skenario. Seolah-olah Orang Jawa. Dianggap sebagai agresor.


2. Sumber yang saya dapat. Tidak baku. Secara lisan. Maupun dari raut wajah orang yang menceritakan.


3. Orang Minangkabau juga tidak memiliki. Bukti. Di mana letak kuburan kedua kerbau tersebut.

4. Jika diperhatikan. Dari ukuran kerbaunya. Orang Minangkabau seolah-olah menceritakan kekurangan logika Orang Jawa. Tentang " Bagaimana mungkin kerbau mereka yang besar, mampu mengalahkan yang kecil ". Setidaknya Orang Jawa itu mampu mengecilkan massa kerbau yang mereka punya. Agar pertarungan seimbang.

5. Datuk diceritakan. Memiliki sikap pura-pura. ( Bahasa Tidak baku : " Sok " ) pahlawan. Yang seharusnya kalimat. " Para datukpun akhirnya berunding ". Malah. " Akhirnya berunding " ini kalimat lebih ditepatkan pada tokoh atau subjek. Yang berusia lebih rendah.



Masih banyak lagi. Kekurangan dalam legenda tersebut. Terutama dalam tingkat SDM-nya. Orang Minangkabau. Yang cenderung luas. Dan tidak memiliki kualitas IQ tinggi. Dalam menceritakan cerita tersebut. Saya harap kritikan terhadap cerita ini. Dan Suku Minangkabau. Tidak menimbulkan keributan.



" BERLAPANG DADALAH KEPADA ORANG JAWA WAHAI ORANG MINANGKABAU ".


'''🗒 Saya akan terus memantau keadaan Orang Minangkabau. Ingat pepatah mengatakan " Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga "'''



Nb : Ini artikel tidak menyinggung siapa saja. Maupun Suku Minangkabau. Karena saya Juga Orang Minangkabau. Keturunan Koto Pagadih.


( Muhammad Nurfadhillah Iqbal ).

Revisi per 9 Juli 2021 16.44

Oolithes
Rentang fosil: Bathonian-Maastrichtian
~167.7–66 jtyl
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas: