Surah An-Nās: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 68: Baris 68:
== Daftar pustaka ==
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|indent=yes}}
{{refbegin|indent=yes}}
:{{cite book |ref={{harvid|Ishlahi|n.d.}} |last=Ishlahi |first=Amin Ahsan |authorlink=Amin Ahsan Islahi |year=n.d. |title=Tadabbur-i-Quran |language=Inggris |url=https://www.tadabbur-i-quran.org/text-of-tadabbur-i-quran/volume-9/surah-nas/ |access-date=18 Mei 2021}}
:{{cite book |ref={{harvid|Ishlahi|n.d.}} |last=Ishlahi |first=Amin Ahsan |authorlink=Amin Ahsan Islahi |year=n.d. |title=Tadabbur-i-Quran |language=Inggris |url=https://www.tadabbur-i-quran.org/text-of-tadabbur-i-quran/volume-9/surah-nas/ |volume=9 |access-date=18 Mei 2021}}
:{{cite book |ref=harv |last=As-Sa'di |first=Abdurrahman Nashir |year=2003 |title=Taysīr al-Karīm al-Raḥmān |lang=Arab |trans-title=Fasilitasi Yang Mahamulia Mahakasih |publisher=Dar Ibn Hazm |location=Beirut |editor=Abdurrahman Mu'alla al-Luwaihiq}}
:{{cite book |ref=harv |last=As-Sa'di |first=Abdurrahman Nashir |year=2003 |title=Taysīr al-Karīm al-Raḥmān |lang=Arab |trans-title=Fasilitasi Yang Mahamulia Mahakasih |publisher=Dar Ibn Hazm |location=Beirut |editor=Abdurrahman Mu'alla al-Luwaihiq}}
:{{cite book |ref=harv |last=Ibn 'Asyur |first=Muhammad ath-Thahir |year=1984 |title=Al-Taḥrīr wal-Tanwīr |lang=Arab |trans-title=Pembebasan dan Pencerahan |publisher=Ad-Darut Tunisiyyah lin-Nasyr |location=Tunis, Tunisia |volume=30}}
:{{cite book |ref=harv |last=Ibn 'Asyur |first=Muhammad ath-Thahir |year=1984 |title=Al-Taḥrīr wal-Tanwīr |lang=Arab |trans-title=Pembebasan dan Pencerahan |publisher=Ad-Darut Tunisiyyah lin-Nasyr |location=Tunis, Tunisia |volume=30}}

Revisi per 2 Juni 2021 13.13

Surah ke-114
an-Nas
النَّاسِ
Manusia
KlasifikasiMakkiyah
Waktu pewahyuanditurunkan sesudah Surat Al Falaq
JuzJuz 30
Jumlah ruku1 ruku'
Jumlah ayat6 ayat

Surah An-Nas (Arab: سورة الناس) adalah surah penutup (ke-114) dalam Al-Qur'an. Nama An-Nas diambil dari kata An-Nas yang berulang kali disebut dalam surah ini yang berarti manusia. Surah ini termasuk dalam golongan surah makkiyah terdiri dari 6 ayat. Isi surah adalah anjuran supaya manusia memohon perlindungan kepada Allah terhadap pengaruh hasutan jahat setan yang menyelinap di dalam diri.

Pendahuluan

Surah ini memiliki beberapa nama. Nama yang paling dikenal di berbagai cetakan Quran dan buku tafsir adalah Sūrah an-Nās. Penamaan tersebut sesuai dengan pembukaannya yang menyebutkan “Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhannya manusia’” dan pengulangan kata an-Nās (“manusia”) di dalam surah ini sebanyak lima kali. Al-Bukhari menamai surah ini Sūrah Qul A‘ūżu bi-Rabb al-Nās (سورة قل أعوذ برب الناس). Juga disebut Sūrah al-Mu‘awwiżatān (سورة المعوذتان “dua perlindungan”) bersama Sūrah al-Falaq. Bersama Surah al-Falaq juga, dua surah ini dinamai Sūrah al-Musyaqsyiqatain (سورة المشقشقتين “dua kicauan”) dan Sūrah al-Muqasyqisyatain (سورة المقشقشتين “dua penyembuh”).[2]

Nabi Muhammad menerima Surah al-Falaq, surah sebelum ini, dan surah ini setelah enam bulan terpengaruh sihir Labid bin al-A'sham dari Bani Zuraiq. Dua surah ini turun untuk dibacakan sebagai penyembuh sihir tersebut.[3][4]

Kedua surah ini adalah surah yang berpasangan. Tema sentral keduanya sama-sama permintaan perlindungan kepada Allah dari berbagai keburukan. Namun, keduanya berbeda dalam beberapa aspek. Pertama, penyebutan Allah dalam surah ini menggunakan atribut-Nya yang berhubungan langsung dengan manusia. Kedua, keburukan yang dimintai perlindungan darinya dalam surah ini khusus dari setan, sumber dari segala keburukan, sedangkan dalam surah sebelumnya ada macam-macam keburukan yang disebutkan. Ketiga, jika dalam surah sebelumnya disebutkan karakter setan, yaitu kedengkian, dalam surah ini disebutkan metode dan teknik setan; penyebutan semuanya bertujuan memberikan persepsi yang jelas kepada manusia tentang musuhnya agar bisa melindungi diri.[5]

Terjemahan

Surah An-Nas
بِسْــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِـــــــــــــــــــــــيمِ
(1) Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ 
(2) Raja manusia, مَلِكِ النَّاسِ 
(3) sembahan manusia, إِلَٰهِ النَّاسِ 
(4) dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ 
(5) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ 
(6) dari (golongan) jin dan manusia.” مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ 
—"Surah An-Nas" Quran.com

Keutamaan surah

Lihat pula: Surah Al-Falaq § Keutamaan dua surat perlindungan

Dua surah perlindungan (al-Falaq dan an-Nās) biasa Nabi Muhammad baca ketika sakit.[6]

Tafsir

 قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ  مَلِكِ النَّاسِ  إِلَٰهِ النَّاسِ  

Surat ini diawali perintah kepada Nabi Muhammad untuk mengucapkan suatu kalimat untuk meminta perlindungan menggunakan kalimat tersebut.[7] Perintah pengucapan ini berarti perintah untuk menjaga kalimat tersebut, bukan perintah untuk mengatakannya kepada orang lain sebagaimana yang ada pada ayat pertama Surah Al-Ikhlas.[7] Perintah ini juga berlaku kepada umat Islam karena tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa perintahnya khusus untuk Nabi, meskipun lafal perintah dalam surah ini ditujukan kepada Nabi.[7]

Muhammad diperintah untuk meminta perlindungan kepada Allah dengan menyebutkan tiga atribut-Nya: Tuhannya manusia, Raja manusia, dan Sesembahan manusia.[8] Suatu entitas pantas untuk dimintai pertolongan, termasuk perlindungan, jika memiliki ketiga atribut tersebut.[8] Isti‘āżah (استعاذة "permintaan perlindungan") yang ditujukan kepada Allah ini adalah permintaan perlindungan dari setan sebagai sumber dari segala keburukan.[9]

Rabb (رَبٌّ "Tuhan") artinya pemilik dan pencipta.[10] Rabb terkhusus digabungkan dengan kata manusia–sehingga menjadi gabungan kata "Rabb(nya) manusia"–selain makhluk lain yang juga Allah ciptakan dan kuasai karena perlindungan yang diminta adalah dari keburukan setan yang ada di dalam hati manusia.[11] Keburukan tersebut menimpa manusia, menjadikan mereka sesat dan menyesatkan, sehingga sesuai jika yang dimintai perlindungan disebutkan dengan gelar-Nya sebagai Tuhannya yang tertimpa keburukan dan yang kemudian bisa menularkan keburukan.[11] Hal ini mirip dengan ungkapan kepada seorang pemilik budak, “Wahai pemilik fulan, jagalah budakmu agar tidak menggangguku.”[11]

Pranala luar

Catatan kaki

  1. ^ Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur'an dan Terjemahannya Al-Jumanatul 'Ali Seuntai Mutiara Yang Maha Luhur. Bandung: J-Art.
  2. ^ Muslim 2010, hlm. 475.
  3. ^ Al-Mathari, Muhammad Ali Jamil (16 September 2017). "Ḥadīṡ Siḥr Labīd b. al-A'ṣām lil-Nabī ṣallā Allāh 'alaihi wasallam". Alukah. Diakses tanggal 23 Mei 2021. 
  4. ^ Muslim 2010, hlm. 476-7.
  5. ^ Islahi n.d., hlm. 489.
  6. ^ Muslim 2010, hlm. 476.
  7. ^ a b c Ibn 'Asyur 1984, hlm. 625.
  8. ^ a b Ishlahi n.d., hlm. 489.
  9. ^ As-Sa'di 2003, hlm. 897.
  10. ^ Tuasikal 2020.
  11. ^ a b c Ibn 'Asyur 1984, hlm. 632.

Daftar pustaka

Ishlahi, Amin Ahsan (n.d.). Tadabbur-i-Quran (dalam bahasa Inggris). 9. Diakses tanggal 18 Mei 2021. 
As-Sa'di, Abdurrahman Nashir (2003). Abdurrahman Mu'alla al-Luwaihiq, ed. Taysīr al-Karīm al-Raḥmān [Fasilitasi Yang Mahamulia Mahakasih] (dalam bahasa Arab). Beirut: Dar Ibn Hazm. 
Ibn 'Asyur, Muhammad ath-Thahir (1984). Al-Taḥrīr wal-Tanwīr [Pembebasan dan Pencerahan] (dalam bahasa Arab). 30. Tunis, Tunisia: Ad-Darut Tunisiyyah lin-Nasyr. 
Muslim, Mustafa (2010). Al-Tafsīr al-Mawḍū‘ī li-Suwar al-Qur’ān al-Karīm [Tafsir tematik terhadap surat-surat Alquran yang mulia] (dalam bahasa Arab). 9. Sharjah, UAE: Sharjah University. 
Tuasikal, Muhammad Abduh (7 August 2020). "Tafsir Surat An-Naas dari Tafsir Jalalain". Rumaysho. 


Surah Sebelumnya:
Surah Al-Falaq
Al-Qur'an Surah Berikutnya:
-
Surah 114