Adaro Energy Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
NFarras (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
NFarras (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 19: Baris 19:
}}
}}


'''PT. Adaro Energy Tbk'''.(Kode saham pada [[BEI]]:ADRO.JK) adalah sebuah perusahaan yang berfokus pada penambangan [[batu bara]] di Indonesia. [[Adaro Indonesia|PT. Adaro Indonesia]] beroperasi di Tambang batubara tunggal terbesar di belahan bumi selatan. Adaro Energy beroperasi dengan izin Perjanjian karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) Generasi I yang berakhir pada 1 Oktober 2022.<ref>{{Cite web|last=Mulyana|first=Ridwan Nanda|date=2020-11-03|title=Arutmin dapat IUPK, Adaro (ADRO) segera ajukan perpanjangan operasi di tahun depan|url=https://industri.kontan.co.id/news/arutmin-dapat-iupk-adaro-adro-segera-ajukan-perpanjangan-operasi-di-tahun-depan|website=kontan.co.id|language=id|access-date=2021-05-28}}</ref> Pada 2011 [[Forbes Global 2000]], Adaro Energy berada di peringkat ke-1.527 – sebagai perusahaan publik terbesar di dunia.<ref>{{cite web | url= https://www.forbes.com/companies/adaro-energy/#64c24aa62204 | title= Forbes Global 2000 | access-date = 31 October 2020}}</ref>
'''PT. Adaro Energy Tbk'''.(Kode saham pada [[BEI]]:ADRO.JK) adalah Perusahaan [[batu bara]] terbesar ke 2 di indonesia dan perusahaan batubara terbesar dalam kapitalisasi pasar . berkantor pusat di [[Bandar Lampung]]. Perusahaan Adaro berfokus dalam penambangan batubara lewat Anak perusahaan. Lokasi Penambangan terbesar terdapat di Kalimantan selatan kabupaten Tabalong , dimana Anak perusahaan [[Adaro Indonesia|PT. Adaro Indonesia]] beroperasi di Tambang batubara tunggal terbesar di belahan bumi selatan. Adaro energy beroperasi dengan izin pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) Generasi I.


Adaro sudah melakukan Pembersihan Dan Pembebasan lahan di jawa tengah untuk membangun Pltu Batubara berkapasitas 2000 MW, setelah Tertunda hampir lebih dari 4 tahun Karena Masalah Akuisisi lahan .Pembangunan Dimulai Juni 2016 dengan Adaro melakukan investasi sebesar US $4.2 milyar.Pada tahun 2011 [[Forbes Global 2000]], Adaro Energy berada di peringkat ke-1.527 – sebagai perusahaan publik terbesar di dunia.<ref>{{cite web | url= https://www.forbes.com/companies/adaro-energy/#64c24aa62204 | title= Forbes Global 2000 | access-date = 31 October 2020}}</ref>
Adaro sudah melakukan pembersihan dan pembebasan lahan di Jawa Tengah untuk membangun PLTU batu bara berkapasitas 2000 MW, setelah tertunda hampir lebih dari 4 tahun karena masalah akuisisi lahan. Pembangunan dimulai Juni 2016 dengan Adaro melakukan investasi sebesar US $4.2 milyar.<ref>{{Cite web|last=Umah|first=Anisatul|title=Mundur Gegara Covid, PLTU Batang Beroperasi Paling Telat 2022|url=https://www.cnbcindonesia.com/market/20210419162513-17-239016/mundur-gegara-covid-pltu-batang-beroperasi-paling-telat-2022|website=market|language=id-ID|access-date=2021-05-28}}</ref>


Adaro Energy bertanggung jawab atas 0.13% dari emisi industri global rumah kaca dari tahun 1988 sampai dengan tahun 2015<ref>{{cite news | url= https://www.theguardian.com/sustainable-business/2017/jul/10/100-fossil-fuel-companies-investors-responsible-71-global-emissions-cdp-study-climate-change | title= Top 100 producers and their cumulative greenhouse gas emissions from 1988-2015 |newspaper=[[The Guardian]] | access-date= 29 October 2020}}</ref> dan karenanya menjadi salah satu kontributor utama perubahan iklim, yang secara substansial bermakna resiko terhadap kesehatan, mata pencaharian, keamanan pangan, persediaan air, keamanan dan pertumbuhan ekonomi.<ref>{{cite journal |title=IPCC, 2018: Summary for Policymakers |issue=Global Warming of 1.5°C. An IPCC Special Report on the impacts of global warming of 1.5°C above pre-industrial levels and related global greenhouse gas emission pathways, in the context of strengthening the global response to the threat of climate change, sustainable development, and efforts to eradicate poverty |url=https://www.ipcc.ch/site/assets/uploads/sites/2/2019/05/SR15_SPM_version_report_LR.pdf |accessdate=29 October 2020}}</ref>
Adaro Energy bertanggung jawab atas 0.13% dari emisi industri global rumah kaca dari tahun 1988 sampai dengan tahun 2015<ref>{{cite news | url= https://www.theguardian.com/sustainable-business/2017/jul/10/100-fossil-fuel-companies-investors-responsible-71-global-emissions-cdp-study-climate-change | title= Top 100 producers and their cumulative greenhouse gas emissions from 1988-2015 |newspaper=[[The Guardian]] | access-date= 29 October 2020}}</ref> dan karenanya menjadi salah satu kontributor utama perubahan iklim, yang secara substansial bermakna resiko terhadap kesehatan, mata pencaharian, keamanan pangan, persediaan air, keamanan dan pertumbuhan ekonomi.<ref>{{cite journal |title=IPCC, 2018: Summary for Policymakers |issue=Global Warming of 1.5°C. An IPCC Special Report on the impacts of global warming of 1.5°C above pre-industrial levels and related global greenhouse gas emission pathways, in the context of strengthening the global response to the threat of climate change, sustainable development, and efforts to eradicate poverty |url=https://www.ipcc.ch/site/assets/uploads/sites/2/2019/05/SR15_SPM_version_report_LR.pdf |accessdate=29 October 2020}}</ref>

Revisi per 28 Mei 2021 12.38

PT. Adaro Energy Tbk
Publik
Kode emitenIDX: ADRO
IndustriPertambangan
Didirikan10 September 1966
PendiriENADIMSA[1]
Kantor
pusat
Jakarta, Indonesia
Tokoh
kunci
Garibaldi Thohir (Presiden Direktur)
ProdukBatubara
PendapatanUSD 3,71 miliar (2018)
USD 430 juta (2018)
PemilikSaratoga Investama Sedaya
Trinugraha Thohir
Triputra Group
Karyawan
8.681 (2012)
Anak
usaha
PT. Sapta Indra Sejati
PT. Rehabilitasi Lingkungan Indonesia
PT. Adaro Mining Technology
PT. Adaro Power
PT. Maritim Barito Perkasa
Coal Trade Service International Pte Ltd
PT. Makmur Sejahtera Wisesa
PT. Adaro Logistics
PT. Adaro
Persada Mandiri

IndoMet Coal
PT. Alam Tri Abadi
PT. Padang Sejahtera
PT. Sarana Rekreasi Mandiri
PT. Rachindo Investments
PT. Balangan Anugerah Semesta
PT. Dianlia Setyamukti
PT. Harapan Bahtera Internusa
PT. Agri Multi Lestari
PT. Puradika Bongkar Muat Makmur Jasa
PT. Adaro Indonesia
PT. Tanjung Power Indonesia
PT. Satya Mandiri Persada
Situs webwww.adaro.com

PT. Adaro Energy Tbk.(Kode saham pada BEI:ADRO.JK) adalah sebuah perusahaan yang berfokus pada penambangan batu bara di Indonesia. PT. Adaro Indonesia beroperasi di Tambang batubara tunggal terbesar di belahan bumi selatan. Adaro Energy beroperasi dengan izin Perjanjian karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) Generasi I yang berakhir pada 1 Oktober 2022.[2] Pada 2011 Forbes Global 2000, Adaro Energy berada di peringkat ke-1.527 – sebagai perusahaan publik terbesar di dunia.[3]

Adaro sudah melakukan pembersihan dan pembebasan lahan di Jawa Tengah untuk membangun PLTU batu bara berkapasitas 2000 MW, setelah tertunda hampir lebih dari 4 tahun karena masalah akuisisi lahan. Pembangunan dimulai Juni 2016 dengan Adaro melakukan investasi sebesar US $4.2 milyar.[4]

Adaro Energy bertanggung jawab atas 0.13% dari emisi industri global rumah kaca dari tahun 1988 sampai dengan tahun 2015[5] dan karenanya menjadi salah satu kontributor utama perubahan iklim, yang secara substansial bermakna resiko terhadap kesehatan, mata pencaharian, keamanan pangan, persediaan air, keamanan dan pertumbuhan ekonomi.[6]

Direksi

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Kisah Adaro, Lahir dari Ekspansi BUMN Spanyol Ke Kalimantan". market.bisnis.com. 12 Desember 2018. Diakses tanggal 23 November 2020. 
  2. ^ Mulyana, Ridwan Nanda (2020-11-03). "Arutmin dapat IUPK, Adaro (ADRO) segera ajukan perpanjangan operasi di tahun depan". kontan.co.id. Diakses tanggal 2021-05-28. 
  3. ^ "Forbes Global 2000". Diakses tanggal 31 October 2020. 
  4. ^ Umah, Anisatul. "Mundur Gegara Covid, PLTU Batang Beroperasi Paling Telat 2022". market. Diakses tanggal 2021-05-28. 
  5. ^ "Top 100 producers and their cumulative greenhouse gas emissions from 1988-2015". The Guardian. Diakses tanggal 29 October 2020. 
  6. ^ "IPCC, 2018: Summary for Policymakers" (PDF) (Global Warming of 1.5°C. An IPCC Special Report on the impacts of global warming of 1.5°C above pre-industrial levels and related global greenhouse gas emission pathways, in the context of strengthening the global response to the threat of climate change, sustainable development, and efforts to eradicate poverty). Diakses tanggal 29 October 2020. 

Pranala luar