Stasiun Tanjung Priok: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 132: | Baris 132: | ||
== Layanan kereta api == |
== Layanan kereta api == |
||
Sejak dibukanya stasiun ini, stasiun ini pada saat itu melayani kereta ekonomi jarak jauh, lokal Cikampek dan lokal Purwakarta. Sebelumnya, KRL Ekonomi/Commuter Line rute Tanjung Priuk–Bekasi pp sempat mengawali dan mengakhiri perjalanannya di stasiun ini, sebagai KRL ''feeder''. Per 1 November 2014 semua kereta api yang tadinya berangkat dari stasiun ini dipindahkan ke [[Stasiun Pasar Senen]]. Alasannya, Stasiun Tanjung Priuk direncanakan akan dijadikan stasiun barang.<ref name=Republika>{{Citation| last = Rachman| first = Taufik| author-link =| last2 =| first2 =| author2-link =| title = Stasiun Tanjung Priok Fokus Kereta Barang| newspaper = Republika| pages =| year = 2014|date = 13 November 2014| url = http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/14/11/13/neyx6u-stasiun-tanjung-priok-fokus-kereta-barang}}</ref> Mulai 9 Februari 2017 perjalanan [[Kereta api lokal Purwakarta|KA Lokal Purwakarta]] dan [[Kereta api lokal Purwakarta|KA Lokal Cikampek]] dari yang sebelumnya beterminus di [[Stasiun Jakarta Kota]] dialihkan kembali ke Stasiun Tanjung Priuk.<ref>{{Cite web|url=https://www.beritasatu.com/megapolitan/412208/kai-daop-1-jakarta-ubah-dua-relasi-ka-lokal|title=KAI Daop 1 Jakarta Ubah Dua Relasi KA Lokal|last=BeritaSatu.com|website=beritasatu.com|language=id|access-date=2019-10-07}}</ref> Mulai 1 Januari 2021 semua perjalanan KA lokal di Stasiun Tanjung Priuk (KA Walahar Ekspres/Lokal Purwakarta dan KA Jatiluhur/Lokal Cikampek) dipindahkan ke [[Stasiun Cikarang]] dan |
Sejak dibukanya stasiun ini, stasiun ini pada saat itu melayani kereta ekonomi jarak jauh, lokal Cikampek dan lokal Purwakarta. Sebelumnya, KRL Ekonomi/Commuter Line rute Tanjung Priuk–Bekasi pp sempat mengawali dan mengakhiri perjalanannya di stasiun ini, sebagai KRL ''feeder''. Per 1 November 2014 semua kereta api yang tadinya berangkat dari stasiun ini dipindahkan ke [[Stasiun Pasar Senen]]. Alasannya, Stasiun Tanjung Priuk direncanakan akan dijadikan stasiun barang.<ref name=Republika>{{Citation| last = Rachman| first = Taufik| author-link =| last2 =| first2 =| author2-link =| title = Stasiun Tanjung Priok Fokus Kereta Barang| newspaper = Republika| pages =| year = 2014|date = 13 November 2014| url = http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/14/11/13/neyx6u-stasiun-tanjung-priok-fokus-kereta-barang}}</ref> Mulai 9 Februari 2017 perjalanan [[Kereta api lokal Purwakarta|KA Lokal Purwakarta]] dan [[Kereta api lokal Purwakarta|KA Lokal Cikampek]] dari yang sebelumnya beterminus di [[Stasiun Jakarta Kota]] dialihkan kembali ke Stasiun Tanjung Priuk.<ref>{{Cite web|url=https://www.beritasatu.com/megapolitan/412208/kai-daop-1-jakarta-ubah-dua-relasi-ka-lokal|title=KAI Daop 1 Jakarta Ubah Dua Relasi KA Lokal|last=BeritaSatu.com|website=beritasatu.com|language=id|access-date=2019-10-07}}</ref> Mulai 1 Januari 2021 semua perjalanan KA lokal di Stasiun Tanjung Priuk (KA Walahar Ekspres/Lokal Purwakarta dan KA Jatiluhur/Lokal Cikampek) dipindahkan ke [[Stasiun Cikarang]] dan kepemilikan sarananya dialihkan ke Depo Kereta Bandung (BD). |
||
Selain melayani KRL dan KA barang, Stasiun Tanjung Priuk juga dijadikan tempat parkir untuk [[kereta api Kertajaya]], [[Kereta api Tawang Jaya|Tawang Jaya]] dan [[Kereta api Jayakarta|Jayakarta]] |
Selain melayani KRL dan KA barang, Stasiun Tanjung Priuk juga dijadikan tempat parkir untuk [[kereta api Kertajaya]], [[Kereta api Tawang Jaya|Tawang Jaya]] dan [[Kereta api Jayakarta|Jayakarta]]; ketiganya merupakan KA penumpang rangkaian panjang yang terdiri dari 15-16 kereta dalam satu rangkaiannya. |
||
=== Penumpang === |
=== Penumpang === |
Revisi per 17 April 2021 16.01
Stasiun Tanjung Priuk
| ||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Lokasi |
| |||||||||||||||||||||||||
Koordinat | 6°6′26″S 106°52′41″E / 6.10722°S 106.87806°EKoordinat: 6°6′26″S 106°52′41″E / 6.10722°S 106.87806°E | |||||||||||||||||||||||||
Ketinggian | +4 m | |||||||||||||||||||||||||
Operator | ||||||||||||||||||||||||||
Letak | ||||||||||||||||||||||||||
Jumlah peron | Empat peron teluk yang terdiri atas satu peron sisi dan tiga peron pulau | |||||||||||||||||||||||||
Jumlah jalur | 8:
| |||||||||||||||||||||||||
Layanan | KRL Commuter Line dan angkutan peti kemas | |||||||||||||||||||||||||
Konstruksi | ||||||||||||||||||||||||||
Jenis struktur | Atas tanah | |||||||||||||||||||||||||
Fasilitas sepeda | Tidak ada | |||||||||||||||||||||||||
Akses difabel | Tidak ada | |||||||||||||||||||||||||
Arsitek | Ir. C.W. Koch | |||||||||||||||||||||||||
Gaya arsitektur | Art deco | |||||||||||||||||||||||||
Informasi lain | ||||||||||||||||||||||||||
Kode stasiun |
| |||||||||||||||||||||||||
Klasifikasi | II[2] | |||||||||||||||||||||||||
Sejarah | ||||||||||||||||||||||||||
Dibuka | 6 April 1925 | |||||||||||||||||||||||||
Nama sebelumnya | Tandjongpriok | |||||||||||||||||||||||||
Tanggal penting | ||||||||||||||||||||||||||
Dibuka kembali | 28 April 2009 | |||||||||||||||||||||||||
Operasi layanan | ||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||
Fasilitas dan teknis | ||||||||||||||||||||||||||
Fasilitas | ||||||||||||||||||||||||||
Tipe persinyalan | Elektrik tipe Sinyal Interlocking Len-02 | |||||||||||||||||||||||||
Cagar budaya Indonesia Stasiun Kereta Api Tanjung Priok | ||||||||||||||||||||||||||
Kategori | Bangunan | |||||||||||||||||||||||||
No. Regnas | RNCB.20050425.02.000576 | |||||||||||||||||||||||||
Tanggal SK | 1993 dan 2005 | |||||||||||||||||||||||||
Pemilik | PT Kereta Api Indonesia | |||||||||||||||||||||||||
Pengelola | PT Kereta Api Indonesia | |||||||||||||||||||||||||
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | ||||||||||||||||||||||||||
Lokasi pada peta | ||||||||||||||||||||||||||
Stasiun Tanjung Priuk (TPK) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di seberang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Memiliki langgam bangunan art deco, stasiun ini termasuk salah satu bangunan tua yang dijadikan cagar budaya DKI Jakarta.
Sejarah
Keberadaan Stasiun Tanjung Priuk tidak dapat dipisahkan dengan ramainya Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan kebanggaan masa Hindia Belanda itu, dan bahkan berperan sebagai pintu gerbang kota Batavia serta Hindia Belanda. Stasiun ini pada dasarnya terbagi atas dua periode.
Periode pertama
Pada masa lalu, Tanjung Priok adalah hutan dan rawa yang berbahaya sehingga dibutuhkan sarana transportasi yang aman pada saat itu (kereta api). Pada akhir abad ke-19, pelabuhan Jakarta yang semula berada di daerah sekitar Pasar Ikan tidak lagi memadai, dan Belanda membangun fasilitas pelabuhan baru di Tanjung Priok. Stasiun Tanjung Priuk yang pertama terletak di dekat dermaga Pelabuhan Tanjung Priok. Stasiun ini selesai dibangun oleh Burgerlijke Openbare Werken pada 1883 dan baru pada tahun 2 November 1885 diresmikan pembukaannya bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Tanjung Priok.[3]
Selanjutnya, operasional jalur kereta api Sunda Kelapa–Tanjung Priuk diserahkan kepada Staatsspoorwegen (SS). Sampai dengan tahun 1900, dalam sehari tidak kurang dari 40 perjalanan kereta api rute Tanjung Priuk–Batavia SS/NIS pp serta Tanjung Priuk–Kemayoran pp.[4]
Periode kedua
Dengan meningkatnya aktivitas pelabuhan sejak awal abad ke-20, telah terjadi perluasan pelabuhan yang menyebabkan Stasiun Tanjung Priuk harus digusur. SS kemudian mencari lahan kosong di sebelah gudang Lagoa untuk dibangunkan stasiun baru. SS menugaskan Ir. C.W. Koch sebagai arsitek utama stasiun.[4]
Untuk mempersiapkan pembangunan stasiun, SS membuat model maket Stasiun Tanjung Priuk baru. Maket ini muncul pada buku peringatan hari ulang tahun ke-50 SS karya S.A. Reitsma.[5] SS kemudian mengontrak sebuah perusahaan baja bernama Machinefabriek Braat Soerabaia-Djokja-Tegal yang berlokasi di Ngagel, Surabaya untuk membuatkan kerangka atap overcapping-nya.[6] Pada masa itu, Gubernur Jenderal yang berkuasa adalah A.F.W. Idenburg (1909-1916). Diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dengan 130 di antaranya adalah pekerja berbangsa Eropa.[4]
Stasiun baru ini, dibuka untuk umum pada 6 April 1925 yang bertepatan dengan peluncuran pertama KRL rute Priok–Meester Cornelis (Jatinegara). Peluncuran pertama itu sekaligus dilakukan untuk memperingati hari ulang tahun SS yang ke-50.[5] Bangunan stasiun bergaya Art Deco serta memiliki luas 3.678 m2 (0,3678 ha), berdiri di atas lahan emplasemen yang luasnya 46.930 m2 (4,693 ha).[7]
Dengan selesainya stasiun ini, timbul "pemborosan" yang dilakukan oleh SS. Dengan delapan jalur dan lima peron, stasiun ini sangat besar dan terhitung 1929 stasiun ini nyaris sebesar Station Batavia-benedenstad yang kini berubah menjadi Stasiun Jakarta Kota. Sayangnya kapal-kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok tidak menggiring penumpang ke stasiun ini. Stasiun ini kelak hanya menjadi terminus bagi KRL sejak tahun 1925.[8]
Stasiun ini juga dilengkapi penginapan sementara di sayap kiri bangunan bagi penumpang yang akan melanjutkan perjalanan dengan kapal. Dengan dibukanya Bandara Kemayoran yang melayani penerbangan umum, SS mengalami tantangan berat mengingat banyak penumpang yang beralih ke pesawat terbang. Letak Stasiun Tanjung Priuk yang jauh dari pelabuhan membuat penumpang menjadi enggan menggunakan kereta api, meski bus feeder telah tersedia.[4] Perang Dunia II telah memberikan dampak yang cukup besar bagi operasional kereta api SS. Pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, stasiun ini diutamakan untuk kepentingan perang dan mengirim para romusha keluar Jawa.[4]
Keadaan terkini
Di tengah hiruk pikuk pelabuhan, kondisi bangunan stasiun menjadi semakin tidak terawat menjelang abad ke-21. Meskipun demikian, keanggunan bangunan dengan gaya neoklasik, art deco, dan kontemporer ini telah membuktikan bahwa pada abad ke-20, stasiun ini berjaya pada masanya. Memang, pada saat itu PT Kereta Api pada awal Januari 2000 telah menonaktifkan stasiun untuk pelayanan penumpang. Atap bangunan sudah lepas; kaca-kacanya banyak yang pecah dan kerangkanya banyak yang karatan termakan usia. Peron stasiun dan emplasemennya banyak dihuni kaum tunawisma. Untuk "menambal" pendapatan yang bocor karena penumpang gelap dan kerugian akibat minimnya pemasukan dana dari karcis peron, PT Kereta Api mengontrakkan ruangan stasiunnya sebagai gudang ekspedisi, agen tiket, dan jasa penukaran uang.[4]
Prihatin dengan kondisi ini, PT Kereta Api memutuskan untuk merenovasi total stasiun. Persiapan dilakukan pada bulan November-Desember 2008 dengan dilaksanakannya renovasi besar-besaran terhadap fisik bangunan stasiun. Selanjutnya, proyek diteruskan dengan rehabilitasi fasilitas rel serta pembangunan perangkat sinyal elektrik pada awal tahun 2009. Pada tanggal 28 April 2009, stasiun ini dapat kembali difungsikan dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersamaan dengan peresmian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.[9][10][11]
Bangunan dan tata letak
Stasiun ini memiliki delapan jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus ke arah Jakarta Kota, jalur 3 sebagai sepur lurus dari arah Jakarta Kota, jalur 6 sebagai sepur lurus ke arah Rajawali-Pasar Senen-Jatinegara, dan jalur 7 sebagai sepur lurus dari arah Jatinegara-Pasar Senen-Rajawali. Di sayap barat laut emplasemen stasiun ini terdapat percabangan jalur menuju pelabuhan tersebut.
Meski stasiun ini bukan stasiun pusat, stasiun ini cukup modern karena menggunakan kerangka overcapping berbentuk busur yang memayungi enam jalur kereta api. Struktur baja menjadi umum pada stasiun-stasiun Eropa abad ke-20 kala itu. Jendela berupa garis-garis yang terdiri dari lis profil atap horizontal dan lubang cornice, garis-garis vertikal, dan lekukan dinding, memberikan kesan anggun. Kaca patri dan ornamen profil keramik memberikan efek megah dan diperkuat dengan kolom-kolom besar dan kukuh pada beranda utama serta didukung tangga di sepanjang bangunan[4]
Pada budaya populer
Stasiun Tanjung Priuk kerap dijadikan lokasi syuting video musik, film, sinetron, dan iklan.[12] Contoh lagu yang video musiknya pernah menggunakan lokasi syuting di stasiun ini antara lain, "Menunggumu" yang dinyanyikan oleh Chrisye featuring Peterpan, "Ku Tetap Menanti" ciptaan Eka Gustiwana yang dinyanyikan oleh Nikita Willy, dan "Dengan Nafasmu" karya Ungu.[13]
Larangan fotografi
Sejak banyaknya komersialisasi Stasiun Tanjung Priuk melalui syuting iklan, acara televisi, dan video musik, stasiun ini kini menjadi tempat yang sangat ketat bagi fotografer pemula maupun yang sudah berpengalaman karena tempat ini terlarang sebagai area memotret, padahal sama sekali tidak ada rambu-rambu larangan memotret di stasiun. Alasan status cagar budaya dari stasiun ini "tidak pernah diterapkan" di situs lain yang dikelola oleh pemerintah daerah maupun BPCB.[14] Mengambil kamera SLR (termasuk juga DSLR dan mirrorless) maupun kamera digital saku dalam beberapa kesempatan dapat terkena peringatan oleh petugas keamanan. Sejak berlakunya aturan baru memotret di stasiun KRL Commuter Line, hanya kamera ponsel, kamera saku, SLR, dan kamera aksi (GoPro) yang diperbolehkan digunakan untuk memotret stasiun.[15]
Layanan kereta api
Sejak dibukanya stasiun ini, stasiun ini pada saat itu melayani kereta ekonomi jarak jauh, lokal Cikampek dan lokal Purwakarta. Sebelumnya, KRL Ekonomi/Commuter Line rute Tanjung Priuk–Bekasi pp sempat mengawali dan mengakhiri perjalanannya di stasiun ini, sebagai KRL feeder. Per 1 November 2014 semua kereta api yang tadinya berangkat dari stasiun ini dipindahkan ke Stasiun Pasar Senen. Alasannya, Stasiun Tanjung Priuk direncanakan akan dijadikan stasiun barang.[16] Mulai 9 Februari 2017 perjalanan KA Lokal Purwakarta dan KA Lokal Cikampek dari yang sebelumnya beterminus di Stasiun Jakarta Kota dialihkan kembali ke Stasiun Tanjung Priuk.[17] Mulai 1 Januari 2021 semua perjalanan KA lokal di Stasiun Tanjung Priuk (KA Walahar Ekspres/Lokal Purwakarta dan KA Jatiluhur/Lokal Cikampek) dipindahkan ke Stasiun Cikarang dan kepemilikan sarananya dialihkan ke Depo Kereta Bandung (BD).
Selain melayani KRL dan KA barang, Stasiun Tanjung Priuk juga dijadikan tempat parkir untuk kereta api Kertajaya, Tawang Jaya dan Jayakarta; ketiganya merupakan KA penumpang rangkaian panjang yang terdiri dari 15-16 kereta dalam satu rangkaiannya.
Penumpang
KRL Commuter Line
TP Tanjung Priok Line, dari dan tujuan Jakarta Kota via Kampung Bandan
Barang
Angkutan peti kemas/kontainer, dari dan tujuan Surabaya atau Bandung
Antarmoda pendukung
Jenis angkutan umum | Trayek | Tujuan |
---|---|---|
MetroMini[18] | 23 | Tanjung Priok–Cilincing |
24 | Tanjung Priok–Senen | |
41 | Tanjung Priok–Pulo Gadung | |
Mikrolet[19] | JU02 | Tanjung Priok–Pasar Embrio |
JU03 | Tanjung Priok–Rawa Badak Utara | |
JU03 | Tanjung Priok–Sunter Agung | |
M14 | Tanjung Priok–Cilincing (via Jampea) | |
M15 | Tanjung Priok–Stasiun Jakarta Kota (via Kampung Bandan Raya) | |
M15A | Tanjung Priok–Stasiun Jakarta Kota (via Gunung Sahari-Mangga Dua Raya) | |
M30A | Tanjung Priok–Terminal Pulo Gadung | |
M49 | Tanjung Priok–Sunter Agung | |
Koperasi Wahana Kalpika (KWK)[19] | U01 | Tanjung Priok–Terminal Pulo Gebang (via Cakung-Cilincing) |
U01A | Tanjung Priok–Terminal Pulo Gebang (via Tipar Cakung) | |
U05 | Tanjung Priok–Cilincing (via Lagoa) | |
U06 | Tanjung Priok–Rawa Badak Selatan | |
U08 | Tanjung Priok–Semper Barat | |
U09 | Tanjung Priok–Lagoa | |
Transjabodetabek | AC25 (Mayasari Bakti) | Tanjung Priok-Bekasi |
AC42 (Mayasari Bakti) | Tanjung Priok-Cileungsi | |
x1 (Kramat Djati) | Tanjung Priok-Bogor | |
x2 (Kosub Bersama) | Tanjung Priok-Cibinong | |
Mayasari Bakti | P14 | Stasiun Tanah Abang–Tanjung Priok |
Transjakarta | 10 | Tanjung Priok–PGC 2 |
10 (10D) | Tanjung Priok–Kampung Rambutan | |
10 (10H) | Tanjung Priok–Blok M | |
10A (MetroTrans) | Tanjung Priok–Rusun Marunda | |
10C (MetroTrans) | Tanjung Priok–Pelabuhan Tanjung Priok | |
10K (MetroTrans) | Tanjung Priok–Senen | |
JAK 1 (Jak Lingko) | Tanjung Priok–Kebon Bawang | |
JAK 15 (Jak Lingko) | Tanjung Priok–Segaramakmur | |
JAK 29 (Jak Lingko) | Tanjung Priok–Rusun Sukapura | |
JAK 77 (Jak Lingko) | Tanjung Priok–Sunter Agung | |
DAMRI | Tanjung Priok–Bandara Soekarno-Hatta[20] |
Galeri
-
Sudut kanan depan stasiun
-
Tampak depan perspektif Stasiun Tanjung Priuk
Referensi
Kutipan
- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ Perquin, B.L.M.C. (1921). Nederlandsch Indische staatsspooren tramwegen. Bureau Industria.
- ^ a b c d e f g Murti Hariyadi, Ibnu; Basir, Ekawati; Pratiwi, Mungki Indriati; Ubaidi, Ella; Sukmono, Edi (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 15–24. ISBN 978-602-18839-3-8.
- ^ a b Reitsma, S.A. (1925). Boekoe peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia Belanda. Weltevreden: Topografische Inrichting.
- ^ Sleeswijk, Wegener (1929). "Uitbreiding van de Spoorwegen in en om Batavia en Tandjong Priok". de Ingenieur. 1 (2): 1–12.
- ^ Widayanti & Widyarsih 2012, hlm. 9.
- ^ "Majalah KA", Majalah KA, Agustus 2014
- ^ "Cita-cita, Bikin Statiun Pintar KA". www.jpnn.com. 2009-04-28. Diakses tanggal 2019-10-07.
- ^ "Presiden: Tata Lahan Sepanjang Rel KA". Gatra. 28 April 2009. Diakses tanggal 2019-10-07.
- ^ Mediatama, Grahanusa (2009-04-28). "Presiden Resmikan Terminal Tiga Soekarno Hatta dan Rehabilitasi Stasiun Tanjung Priuk". kontan.co.id. Diakses tanggal 2019-10-07.
- ^ Alsadad, R. (2013-07-28). "Menanti "Stasiun Eropa" Bantu Atasi Macetnya Tanjung Priok". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2018-12-26.
- ^ "Ungu Syuting Video Klip Album Religi Ketiga". liputan6.com. Diakses tanggal 2018-12-26.
- ^ Api, Gerakan Muda Penggemar Kereta (2016-09-28). "[Opini] 71 Tahun KAI, Mau Dibawa Ke Mana?". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2019-02-05.
- ^ Adhari, F. (2017-03-31). "Jangan Takut Diciduk, Kini Stasiun Aman Untuk Kegiatan Fotografi!". KAORI Nusantara (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-05.
- ^ Rachman, Taufik (13 November 2014), "Stasiun Tanjung Priok Fokus Kereta Barang", Republika
- ^ BeritaSatu.com. "KAI Daop 1 Jakarta Ubah Dua Relasi KA Lokal". beritasatu.com. Diakses tanggal 2019-10-07.
- ^ "Rute Metro Mini dan Kopaja di Jakarta". e-transportasi. Diakses tanggal 2018-06-27.
- ^ a b "Mikrolet – TransportUmum – Jakarta". www.transportumum.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-27.
- ^ "Jadwal Bus Damri Dari Dan Ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta". BusBandara.com (dalam bahasa Inggris). 2014-12-13. Diakses tanggal 2018-06-27.
Daftar pustaka
- Widayanti, Rina; Widyarsih, Meyka (2012). "Analisis Perkembangan Gaya Arsitektur pada Fasade Bangunan Stasiun Kereta Tanjung Priuk". Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi,. 11 (2). ISSN 2089-807X.
Pranala luar
(Indonesia) Situs resmi KCI dan jadwal KRL tahun 2019
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Ancol ke arah Jakarta Kota
|
Lintas Jakarta Jakarta Kota–Tanjung Priuk
|
Terminus | ||
Terminus | Lintas Jakarta Tanjung Priuk–JICT
|
Pasoso ke arah JICT
|
- Wikipedia page with obscure subdivision
- Cagar budaya di Indonesia
- Stasiun kereta api kelas II
- Stasiun kereta api di Jakarta
- Tanjung Priok, Jakarta Utara
- Stasiun kereta api yang melayani rute KRL Commuter Line
- Stasiun kereta api yang termasuk dalam Daop I Jakarta
- Cagar budaya Indonesia di Daerah Khusus Ibukota Jakarta