Masjid Tuo Ampang Gadang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rusudiyanto (bicara | kontrib)
menambahkan isi teks dan rujukan
edit
Baris 28: Baris 28:
}}}}
}}}}


'''Masjid Ampang Gadang''' atau '''Masjid Al-Ihsan Baruah''' terletak di Desa Ampang Gadang, [[Guguk, Lima Puluh Kota|Kecamatan Guguk]], [[Kabupaten Lima Puluh Kota]], [[Sumatra Barat]], [[Indonesia]]. Lokasinya berada di ketinggian 570 meter di atas permukaan laut. Bagian timur, utara, dan selatan masjid berbatasan dengan kolam dan kebun kelapa. Sedangkan bagian barat berbatasan dengan jalan, pemakaman umm, dan rumah penduduk. Masjid Ampang Gadang diperkirakan berdiri pada abad ke-20. Bangunan induknya terbuat dari kayu dengan tambahan ruangan serambi dan tempat wudu. Bentuk atapnya kerucut tumpang tiga. Menaranya terpisah dan terbuat dari batu merah yang disemen dengan gaya Eropa dan Persia. Lantai masjid lebih rendah 5 meter dibandingkan jalan desa di bagian barat serta kolam penduduk di bagian timu dan utara. Di bagian selatan terdapat Taman Pendidikan al-Qur'an. Pintu masuk Masjid Ampang Gadang berada di sisi barat yang memiliki anak tangga menurun. Masjid Ampang Gadang memiliki bedug dengan panjang empat meter dan lebar antara 70 sampai 34 cm.<ref>{{Cite book|last=Sugiyanti, dkk.|first=|date=1999|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/12674/1/MASJID%20KUNO%20INDONESIA.pdf|title=Masjid Kuno Indonesia|location=Jakarta|publisher=Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat|isbn=979-8250-16-8|pages=46-47|url-status=live}}</ref> Masjid ini telah ditetapkan sebagai [[cagar budaya]] yang dilindungi oleh pemerintah pada 2007.
'''Masjid Ampang Gadang''' atau '''Masjid Al-Ihsan Baruah''' terletak di Desa Ampang Gadang, [[Guguk, Lima Puluh Kota|Kecamatan Guguk]], [[Kabupaten Lima Puluh Kota]], [[Sumatra Barat]], [[Indonesia]]. Masjid ini diperkirakan berdiri pada abad ke-19. Bangunan induknya terbuat dari kayu, dengan tambahan ruangan serambi dan tempat wudu yang terbuat dari tembok. Bentuk atapnya kerucut tumpang tiga. Menaranya terpisah dan

Masjid ini memiliki menara yang berdiri terpisah di bagian selatan. Menara terbuat dari bata merah disemen dengan gaya perpaduan Eropa dan Persia. Selain itu, terdapat bangunan Taman Pendidikan Alquran di dekat menara.

Masjid ini telah ditetapkan sebagai [[cagar budaya]] yang dilindungi oleh pemerintah pada 2007.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Baris 50: Baris 54:


Bangunan TPA berdiri di sebelah selatan masjid sebagai tempat pendidikan informal untuk belajar Alquran. Bangunan makam terdapat di belakang masjid atau samping pintu gerbang. Tidak diketahui makam siapa, akan tetapi terdapat tulisan Arab yang sudah tidak bisa dibaca di bagian jirat sebelah selatan.
Bangunan TPA berdiri di sebelah selatan masjid sebagai tempat pendidikan informal untuk belajar Alquran. Bangunan makam terdapat di belakang masjid atau samping pintu gerbang. Tidak diketahui makam siapa, akan tetapi terdapat tulisan Arab yang sudah tidak bisa dibaca di bagian jirat sebelah selatan.

Masjid Ampang Gadang memiliki bedug atau disebut ''tabuah'' dalam bahasa Minang dengan panjang 4 m dan lebar antara 70 sampai 34 cm.<ref>{{Cite book|last=Sugiyanti, dkk.|first=|date=1999|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/12674/1/MASJID%20KUNO%20INDONESIA.pdf|title=Masjid Kuno Indonesia|location=Jakarta|publisher=Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat|isbn=979-8250-16-8|pages=46-47|url-status=live}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 14 Februari 2021 13.28

Masjid Ampang Gadang
Masjid Ampang Gadang pada 2020
Agama
KepemilikanWakaf
Lokasi
LokasiDesa Ampang Gadang, Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, Indonesia.
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturMinangkabau
Menara1

Masjid Ampang Gadang atau Masjid Al-Ihsan Baruah terletak di Desa Ampang Gadang, Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, Indonesia. Masjid ini diperkirakan berdiri pada abad ke-19. Bangunan induknya terbuat dari kayu, dengan tambahan ruangan serambi dan tempat wudu yang terbuat dari tembok. Bentuk atapnya kerucut tumpang tiga. Menaranya terpisah dan

Masjid ini memiliki menara yang berdiri terpisah di bagian selatan. Menara terbuat dari bata merah disemen dengan gaya perpaduan Eropa dan Persia. Selain itu, terdapat bangunan Taman Pendidikan Alquran di dekat menara.

Masjid ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah pada 2007.

Sejarah

Masjid Ampang Gadang didirikan pertama kali pada 1837. Pada 1901, dibangun menara yang berkontruksi bata berlepa dengan spesi dari kapur. Pada 1950-an, bangunan masjid diperluas dengan menambahkan serambi. Fungsi serambi ini awalnya sebagai kantor.[1]

Konstruksi

Bangunan masjid terbagi atas serambi dan ruang utama. Serambi masjid berada di sebelah timur atau bagian depan bangunan utama. Lantai dan dinding serambi terbuat dari beton. Pada sisi kiri dan kanan serambi, denahnya menjorok keluar berbentuk segi delapan dengan kubah di atasnya.

Serambi dan ruang utama dihubungkan oleh dua pintu di sebelah timur. Ruang utama memiliki 10 buah jendela, yakni masing-masing lima berada di sebelah utara dan selatan. Dinding ruang utama yang terbuat dari kayu ini memiliki hiasan kaligrafi. Di sisi barat ruang utama, berdiri mihrab yang menjorok keluar. Mihrab memiliki dua buah jendela di sisi utara dan selatan. Mihrab dihiasi dua buah lengkung dengan satu tiang di bagian tengahnya. Di bagian atas mihrab juga terdapat hiasan berupa kaligrafi.

Kondisi ruang utama masjid sangat memprihatinkan dan sangat membutuhkan pemugaran. Ruang utama terbuat dari kayu, termasuk lantai ruang utama. Kondisi lantai sudah sangat keropos dan rapuh. Hanya lantai dekat mihrab, yakni lantai sebelah barat, yang masih dapat digunakan untuk sholat. Di dalam ruang utama, berdiri 18 tiang dan satu tonggak macu di tengah ruangan.

Dari jalan raya, akses menuju kompleks Masjid Ampang Gadang terdapat di sebelah barat berupa pintu gerbang dan menuruni anak tangga. Bedug masjid terletak tepat di sebelah kanan pintu gerbang.

Menara

Menara masjid terletak di sebelah selatan dan memiliki kesamaan bentuk dengan menara Masjid Jamik Taluk di Bukittinggi. Bagian dasar menara berbentuk persegi. Terdapat semacam balkon berbentuk segi delapan pada tingkat kedua dan ketiga. Puncak menara berbentuk bulat dan beratap seng. Pintu masuk menara berada di sebelah timur dengan melalui empat anak tangga di bagian bawah. Kemudian masuk menuju anak tangga yang melingkar ke arah kiri.

Bangunan lain

Kondisi Masjid Ampang Gadang pada 2020

Bangunan lain yang terdapat di dalam kompleks masjid adalah tempat wudu, TPA, dan makam. Tempat wudu masih menyatu dengan bangunan induk, tanpa atap, dan berada di sebelah timur. Di bagian tengah tempat wudhu, terdapat bangunan berbentuk kolam atau bak mandi. Adapun di samping kiri dan kanannya terdapat ruangan berbentuk persegi.

Bangunan TPA berdiri di sebelah selatan masjid sebagai tempat pendidikan informal untuk belajar Alquran. Bangunan makam terdapat di belakang masjid atau samping pintu gerbang. Tidak diketahui makam siapa, akan tetapi terdapat tulisan Arab yang sudah tidak bisa dibaca di bagian jirat sebelah selatan.

Masjid Ampang Gadang memiliki bedug atau disebut tabuah dalam bahasa Minang dengan panjang 4 m dan lebar antara 70 sampai 34 cm.[2]

Referensi

  1. ^ https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/newdetail/PO2015111500642/mesjid-ampang-gadang
  2. ^ Sugiyanti, dkk. (1999). Masjid Kuno Indonesia (PDF). Jakarta: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat. hlm. 46–47. ISBN 979-8250-16-8. 

Pranala luar