Alat transportasi air: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: dari pada → daripada
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 70: Baris 70:
{{commons category|Watercraft|Alat transportasi air}}
{{commons category|Watercraft|Alat transportasi air}}
* [http://www.civilization.ca/cmc/exhibitions/aborig/watercraft/wainteng.shtml The Canadian Museum of Civilization - Alat Transportasi Air Pribumi di Kanada]
* [http://www.civilization.ca/cmc/exhibitions/aborig/watercraft/wainteng.shtml The Canadian Museum of Civilization - Alat Transportasi Air Pribumi di Kanada]
* [http://www.sciencetech.technomuses.ca/english/collection/watercraft.cfm Sejarah Kendaraan Air Ukuran Kecil Untuk Rekreasi]
* [http://www.sciencetech.technomuses.ca/english/collection/watercraft.cfm Sejarah Kendaraan Air Ukuran Kecil Untuk Rekreasi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131202225802/http://www.sciencetech.technomuses.ca/english/collection/watercraft.cfm |date=2013-12-02 }}
* [http://www.RecreationalWatercraft.com Kendaraan Air Untuk Rekreasi]
* [http://www.RecreationalWatercraft.com Kendaraan Air Untuk Rekreasi]



Revisi per 28 Januari 2021 07.56

biduk yang dikayuh adalah contoh alat transportasi air perdana.

Alat transportasi air atau kendaraan air adalah kendaraan atau alat angkut yang digunakan di air, mencakup kapal, perahu, kapal bantalan udara, dan kapal selam. Alat tansportasi air biasanya memiliki kemampuan propulsif (baik melalui penggunaan layar, dayung, maupun mesin), dan oleh karena itu berbeda dari sarana-sarana transportasi air sederhana yang hanya mampu mengambang, semisal rakit kayu gelondongan.

Jenis

Sebagian besar alat transportasi air dapat disebut sebagai kapal atau perahu. Akan tetapi, banyak pula kendaraan air yang bagi banyak orang bukanlah kapal maupun perahu, misalnya: papan selancar (bilamana digunakan sebagai paddle board, papan selancar kayuh, yaitu papan selancar yang dikayuh), robot bawah air, pesawat terbang laut, Jet Ski, dan torpedo.

Sekalipun lazimnya kapal berukuran lebih besar daripada perahu, perbedaan keduanya tidak semata-mata dinilai dari ukurannya.

  • Kapal lazimnya merupakan alat transportasi berukuran besar yang digunakan dalam pelayaran lintas samudra; sedangkan perahu berukuran lebih kecil, dan lazimnya melayari perairan darat atau perairan pesisir.
  • Ada panduan umum yang mengatakan, "perahu muat ke dalam kapal, tetapi kapal tidak muat ke dalam perahu, dan kapal biasanya cukup besar untuk mengangkut perahu-perahunya, seperti sekoci, joli-joli, atau perahu motor.
  • Hukum dan regulasi setempat dapat saja mematok ukuran (atau jumlah tiang) yang membedakan kapal dari perahu.
  • Menurut tradisi, kapal selam digolongkan sebagai perahu, mungkin karena ruang gerak yang serba sempit di dalam kapal-kapal selam: ukuran yang kecil mengurangi kebutuhan akan daya, sehingga mengurangi pula keperluan mengapung atau menyelam di permukaan guna mengisi pasokan udara yang diperlukan mesin diesel untuk menghasilkan daya; di lain pihak, kapal selam bertenaga nuklir diperlengkapi dengan reaktor yang dapat menghasilkan daya tanpa menghabiskan udara, berukuran besar, menyediakan ruang gerak yang lebih lapang bagi awaknya, dan digolongkan sebagai kapal dalam angkatan laut sejumlah negara.
  • Kapal niaga adalah segala macam kendaraan apung yang digunakan untuk mengangkut kargo dengan tujuan mendapatkan penghasilan; dalam konteks ini, "kargo" yang diangkut kapal penumpang adalah para penumpangnya.

Istilah "alat transportasi air" atau "kendaraan air" dapat digunakan untuk menyebut berbagai macam kendaraan air, mulai dari skuter air sampai dengan kapal induk. Kendaraan-kendaraan air ini dapat digunakan baik di air asin maupun di air tawar; baik untuk bersenang-senang, rekreasi, olahraga, niaga, transportasi, maupun misi militer.

Manfaat

Balap skuter air

Manfaat yang melatarbelakangi rancangan-rancangan dan kemahiran-kemahiran terkait alat transportasi air lazimnya ditujukan bagi kepentingan pendidikan pelayaran atau kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang, penangkapan ikan dan ekstraksi sumber daya, pengangkutan kargo atau penumpang, dan pelaksanaan tempur atau operasi penyelamatan. Secara umum, manfaat kendaraan air berkaitan erat dengan pemanfaatannya oleh sub sektor industri bahari.

Rancangan

Rancangan yang dijadikan acuan dalam pembuatan kendaraan air biasanya mengupayakan tercapainya keseimbangan pada tingkat tertentu antara kapasitas internal (tonase), kecepatan, dan kelaikan laut. Tonase adalah pertimbangan utama untuk operasi pengangkutan, kecepatan penting untuk kapal perang, dan keamanan menjadi pertimbangan utama untuk orang-orang yang kurang berpengalaman atau dalam pembuatan kendaraan-kendaraan air yang digunakan untuk pelatihan dan aktivitas pengisi waktu senggang, yang sering kali berukuran lebih kecil dan kurang stabil. Keseimbangan ini perlu dicapai karena tingginya tingkat kepatuhan terhadap regulasi yang diwajibkan bagi alat transportasi air berukuran lebih besar, yang memastikan minimnya peristiwa kapal tenggelam di laut melalui penerapan simulasi komputer dan uji tangki model kapal secara ekstensif sebelum memulai konstruksi di galangan.

Propulsi

Propulsi adalah penerapan primer dari teknologi pada alat transportasi air. Menurut sejarahnya, kendaraan-kendaraan air digerakkan dengan satang, dengan pengayuh atau dayung, dengan manipulasi perangkat layar yang mendorong dengan daya angkat dari hembusan angin, dan dengan sejenis perangkat mekanik khusus yang menghasilkan dorongan di bawah permukaan air melalui proses pembakaran internal. Sejarah teknologi alat transportasi air dalam sejarah Eropa dapat dibagi menjadi zaman propulsi dengan alat kayuh sederhana, zaman galai dayung dari abad ke-8 sampai abad ke-15, penggunaan layar latin pada zaman penjelajahan dari abad ke-15 sampai permulaan abad ke-17, pelayaran kapal berperangkat layar lengkap pada zaman layar dari abad ke-16 sampai abad ke-19,[1] pemanfaatan mesin uap laut pada zaman mesin uap kira-kira antara 1770 hingga penggunaan turbin uap sampai 1914, penggunaan mesin pembakaran internal berbahan bakar diesel, bensin, dan LNG sejak peralihan ke abad 20, yang telah dilengkapi hingga taraf tertentu dengan propulsi kelautan nuklir sejak 1950-an untuk kendaraan-kendaraan air militer. Perkembangan teknologi akhir-akhir ini berusaha mencari sumber-sumber propulsi yang lebih murah, terbarukan, dan kurang menimbulkan polusi untuk segala macam bentuk dan ukuran alat transportasi air.

Konstruksi

Sekoci Severn-class di Poole Harbour, Dorset, Inggris. Sekoci ini adalah sekoci Britania Raya kelas terbesar dengan panjang mencapai 17 meter.

Penerapan-penerapan sekunder dari teknologi pada alat transportasi air meliputi bahan baku yang digunakan dalam pembuatannya, perlengkapan alat-alat navigasi, dan sistem persenjataan bagi kapal-kapal perang. Tujuan pemanfaatan dan lingkungan fisik menentukan jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kendaraan air. Menurut sejarahnya, bahan-bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kendaraan-kendaraan air meliputi rumput-rumputan, belulang, kayu, logam dikombinasikan dengan atau tanpa kayu, silikat dan turunan-turunan plastik, dan lain-lain.

Registrasi

Nomor register (terpampang di bagian atas) pada sebuah Yamaha SuperJet.

Registrasi alat transportasi air adalah pendaftaran alat transportasi air oleh otoritas pemerintah. Identitas alat transportasi air yang sudah terdaftar terdiri atas serangkai kombinasi angka dan huruf (alfanumerik) yang disebut nomor register. Di Republik Indonesia, nomor register dikeluarkan oleh PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), sebuah Badan Usaha Milik Negara.[2]

Navigasi

Alat-alat navigasi bervariasi dari masa ke masa: mulai dari mengamati bintang-bintang, sampai dengan penggunaan alat-alat navigasi mekanis, dan yang lebih mutakhir adalah perangkat komputer analog dan digital yang kini mengandalkan sistem GPS.

Persenjataan

Sistem persenjataan angkatan laut selalu mengikuti perkembangan sistem persenjataan di darat, perkembangan-perkembangannya antara lain:

  • Kapal induk
  • Senjata api laras ulir dengan pengisian peluru cara sungsang
  • Menubruk lambung kapal musuh secara langsung hingga penggunaan proyektil mekanis dasar
  • Peluncur proyektil
  • Misil dan alat kendali jarak jauh
  • Peletak ranjau laut
  • Senjata api laras licin peluncur peluru meriam
  • Kapal selam bersenjata torpedo
  • Kapal-kapal perang bersenjata yang diperlengkapi radar pengendali tembakan

Sebelum perkembangan propulsi uap dipadukan dengan senjata api penembak cepat dengan pengisian peluru cara sungsang, pertempuran laut kerap diakhiri dengan pertarungan di atas geladak antar awak kapal kedua belah pihak. Sejak permulaan abad ke-20, telah terjadi perkembangan substantial pada teknologi yang memungkinkan dilakukannya proyeksi kekuatan dari satuan tugas angkatan laut ke target sasaran tertentu di darat dengan menggunakan marinir.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "The Age of Sai" (dalam bahasa English). HMS trincomalee. Diakses tanggal 12 April 2016. 
  2. ^ "Klasifikasi". Biro Klasifikasi Indonesia. 

Pranala luar