KAI Bandara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 5: Baris 5:
|image2= Perubahan Logo pada KA Bandara Soekarno-Hatta di Stasiun Manggarai.jpg
|image2= Perubahan Logo pada KA Bandara Soekarno-Hatta di Stasiun Manggarai.jpg
|image2size=300px
|image2size=300px
|image3= Railink.jpg
|image3= KA_BANDARA_LIVERY_BARU.jpg
|image3size=300px
|image3size=300px
|caption =
|caption =

Revisi per 25 Januari 2021 08.45

PT Railink
Info
PemilikPT Kereta Api Indonesia
PT Angkasa Pura II
WilayahNasional (seluruh Daop dan Divre)
JenisLayanan kereta bandara
Jumlah jalur2
Jumlah stasiun9
Kantor pusatStasiun BNI City, Tanah Abang, Jakarta Pusat
Situs webwww.railink.co.id
Operasi
Dimulai25 April 2013 (Medan)
26 Desember 2017 (Jakarta)
Panjang kereta4 kereta per rangkaian KRDE
6 kereta per rangkaian KRL
Teknis
Lebar sepur1.067 mm (ft 6 in) Lebar sepur Cape
Listrik1,500 V DC listrik aliran atas (Jakarta)
Kecepatan tertinggi90 km/h (55 mph)*

PT Railink (menjalankan bisnis sebagai KAI Bandara) merupakan perusahaan hasil kerja sama (joint venture) antara dua BUMN, yaitu PT Kereta Api Indonesia dan PT Angkasa Pura II (kedua-duanya Persero) dengan komposisi kepemilikan saham 60% PT KAI dan 40% PT AP II. Kegiatan usaha yang dijalaninya yakni pengoperasian, pengelolaan dan pengusahaan kereta api bandara, pengembangan dan pengelolaan stasiun kereta api di bandara dan di pusat kota, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kereta api, pembangunan prasarana kereta api, konsultasi dan desain sistem perkeretaapian, dan pengusahaan jasa lainnya yang menunjang usaha-usaha pokok.

Layanan

Layanan kereta api bandara yang dioperasikan oleh Railink diberi nama Airport Railink Services (Layanan Bandara Railink) yang disingkat ARS. Railink saat ini hanya mengoperasikan kereta api ARS Kualanamu dan ARS Soekarno-Hatta. Perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta ini juga sedang mengembangkan pembangunan jalur kereta api ARS Soekarno-Hatta dari Stasiun Batuceper menuju Bandara Soekarno-Hatta yang keseluruhannya berada di wilayah Kota Tangerang, yang beroperasi pada akhir 2017. Selain di Medan dan Jakarta, Railink juga akan mengoperasikan ARS untuk Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati dan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo.

ARS Kualanamu

Kereta api ARS Kualanamu

Kereta api ARS Kualanamu dioperasikan mulai tahun 2013 dengan rute dari Stasiun Medan sebagai City Railink Station menuju Bandara Internasional Kualanamu sebagai Airport Railink Station. Pada awalnya, ARS Medan menggunakan dua rangkaian kereta rel diesel elektrik (KRDE) pinjaman dari Kementerian Perhubungan yang pada awalnya dioperasikan di pulau Jawa sebagai Kereta api Kaligangsa, yang kemudian digantikan oleh empat rangkaian KRDE baru dengan spesifikasi khusus angkutan bandara buatan Woojin Industries, sebuah pabrik perkeretaapian di Korea Selatan.[1][2][3] Kapasitas kereta ini adalah 172 penumpang per kereta, dan dapat mengangkut 3000-4000 penumpang per hari atau 1,3 juta penumpang per tahun.[4]

ARS Soekarno-Hatta

Kereta Rel Listrik Railink Bandara Soekarno-Hatta sebelum Memasuki Stasiun Batu Ceper, Tangerang

Kereta rel listrik (KRL) ARS Soekarno-Hatta rencananya akan diujicobakan pengoperasiannya pada November 2017 dan beroperasi penuh pada 2 Januari 2018 dengan rute[5] yaitu:

KRL ARS Soekarno-Hatta menggunakan KRL yang diproduksi secara completely knocked-down (CKD) oleh Bombardier Transportation dan dirakit oleh BUMN Industri Kereta Api di Madiun, Jawa Timur. Sebanyak 60 unit kereta yang diproduksi dibagi menjadi sepuluh rangkaian KRL dengan formasi enam kereta per rangkaian, dengan fasilitas-fasilitas seperti audio-video on demand (AVOD), toilet dengan kloset duduk dan peturasan, bangku khusus penyandang disabilitas, dan lain-lain.[6][7]

Mulai 19 Juni 2018, dilakukan uji coba KA Bandara Soekarno-Hatta di Stasiun Bekasi. Uji coba dilakukan di luar jam sibuk dengan 8 keberangkatan dalam sehari. Pembelian tiket bisa melalui vending machine yang berada di pintu selatan Stasiun Bekasi dan juga bisa melalui aplikasi Railink.[8][9][10]

Referensi

Pranala luar