Bangil, Pasuruan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot: penafsiran web
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 25: Baris 25:
* [https://bangil.pasuruankab.go.id Situs resmi Kota Bangil]
* [https://bangil.pasuruankab.go.id Situs resmi Kota Bangil]
* [http://www.bangil.info/ Situs Portal Informasi Seputar Bangil Kota Bordir]
* [http://www.bangil.info/ Situs Portal Informasi Seputar Bangil Kota Bordir]
{{Bangil, Pasuruan}}
* [http://www.facebook.com/kotabangil Facebook Kota Bangil]
{{Kabupaten Pasuruan}}
* [https://instagram.com/infobangilku Instagram Info Bangil]
* [https://www.facebook.com/groups/379098235918063/?ref=share Komunitas Kota Bangil]
* [http://www.kotabangil.wordpress.com Blog Kota Bangil]

{{Authority control}}
{{Authority control}}

{{kecamatan-stub}}
{{kecamatan-stub}}

Revisi per 31 Desember 2020 10.23

Bangil
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenPasuruan
Pemerintahan
 • CamatRachmad Syarifudin
Populasi
 • Total120,000 jiwa
Kode Kemendagri35.14.14
Kode BPS3514150
Desa/kelurahan4 desa
11 kelurahan
Situs webhttp://www.bangil.pasuruankab.go.id

Bangil (Pegon: باڠيل) adalah sebuah kota kecamatan sekaligus Ibukota yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Saat ini mendapat julukan sebagai Bangkodir atau Bangil Kota Bordir, yang dicanangkan sejak tanggal 11 September 2005, oleh pemerintah Kabupaten Pasuruan dan mendapatkan Rekor MURI disertai Fashion Show ( Fashion on the Street ) sepanjang 1 KM.

Kota Bangil juga terkenal dengan julukan Bangil Kota Santri karena banyaknya Pesantren yang ada di wilayah Bangil.

Bangil sendiri terletak di antara jalan akses dari Surabaya menuju Banyuwangi dan Bali, serta mempunyai jalur alternatif yang bisa menghubungkan kita dengan cepat ke Pandaan, Sukorejo serta Malang.

Bangil juga dilalui oleh jalur kereta api yang bercabang di Stasiun Bangil yang masing-masing menuju arah Stasiun Malang, Stasiun Banyuwangi Baru, dan Stasiun Surabaya Gubeng.

Para pamong praja pribumi Bangil bersama tokoh Arab dan Tionghoa di Bangil di masa Hindia Belanda

Kota Bangil sangat padat penduduknya dengan berbagai suku dan etnis, diantaranya Jawa, Tionghoa, Arab, Banjar, Madura Bali dan lainnya. Hidup saling berdampingan dan saling menghargai satu sama lain.

Pranala luar