Devaluasi: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Devaluasi''' adalah kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk melakukan penurunan nilai [[mata uang]] dalam negeri terhadap mata uang asing atau luar negeri. Tujuan dari kebijakan yang diambil oleh pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.<ref>{{Cite web|last=Icema|first=Oleh|title=Pengertian inflasi, deflasi, devaluasi, revaluasi, apresiasi, depresiasi, sanering|url=https://www.icema.co.id/pengertian-inflasi-deflasi-devaluasi-revaluasi-apresiasi-depresiasi-sanering/|language=id-ID|access-date=2020-10-24}}</ref> Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah. |
'''Devaluasi''' adalah kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk melakukan penurunan nilai [[mata uang]] dalam negeri terhadap mata uang asing atau luar negeri. Tujuan dari kebijakan yang diambil oleh pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil dan menjaga nilai ekspor dan impor serta menjaga nilai devisa negara.<ref>{{Cite web|last=Icema|first=Oleh|title=Pengertian inflasi, deflasi, devaluasi, revaluasi, apresiasi, depresiasi, sanering|url=https://www.icema.co.id/pengertian-inflasi-deflasi-devaluasi-revaluasi-apresiasi-depresiasi-sanering/|language=id-ID|access-date=2020-10-24}}</ref> Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah. |
||
== Devaluasi di Indonesia == |
== Devaluasi di Indonesia == |
||
Walaupun Presiden [[Soeharto]] selalu berpidato soal tidak ada devaluasi, tetapi sepanjang pemerintahannya telah terjadi 4 kali devaluasi. |
Walaupun Presiden [[Soeharto]] selalu berpidato soal tidak ada devaluasi, tetapi sepanjang pemerintahannya telah terjadi 4 kali devaluasi. |
Revisi per 24 Oktober 2020 05.33
Devaluasi adalah kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk melakukan penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing atau luar negeri. Tujuan dari kebijakan yang diambil oleh pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil dan menjaga nilai ekspor dan impor serta menjaga nilai devisa negara.[1] Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah.
Devaluasi di Indonesia
Walaupun Presiden Soeharto selalu berpidato soal tidak ada devaluasi, tetapi sepanjang pemerintahannya telah terjadi 4 kali devaluasi.
21 Agustus 1971
Masa pemerintahan Presiden Soeharto (Orde Baru) melalui Menkeu Ali Wardhana. Amerika Serikat pada 15 Agustus 1971 harus menghentikan pertukaran dolar dengan emas. Presiden Richard Nixon cemas dengan terkurasnya cadangan emas AS jika dolar dibolehkan terus ditukar emas, sedang nilai waktu itu US$34,00 sudah bisa membeli 1 ons emas. Soeharto tidak bisa mengelak dari dampak gebrakan Nixon dan Indonesia mendevaluasi Rupiah pada 21 Agustus 1971 dari Rp378,00 menjadi Rp415,00 per 1 US$.
15 November 1978
Devaluasi kedua terjadi pada 15 November 1978 di masa pemerintahan Orde Baru. Devaluasi pertama terjadi pada 21 Agustus 1971.Masa Pemerintahan Presiden Soeharto melalui Menkeu Ali Wardhana. Walaupun Indonesia mendapat rezeki kenaikan harga minyak akibat Perang Arab-Israel 1973, tetapi Pertamina justru nyaris bangkrut dengan utang US$10 miliar dan Ibnu Sutowo mengundurkan diri sebagai dirut pada 1976. Tetap tidak bisa dihindari devaluasi kedua oleh Soeharto pada 15 November 1978 dari Rp415,00 menjadi Rp625,00 per 1 US$.[2]
30 Maret 1983
Masa Pemerintahan Presiden Soeharto melalui Menkeu Radius Prawiro. Pada saat itu Menkeu Radius Prawiro mendevaluasi rupiah 48%, jadi hampir sama dengan menggunting nilai separuh. Kurs 1 dolar AS naik dari Rp702,50 menjadi Rp970,00.
12 September 1986
Masa Pemerintahan Presiden Soeharto melalui Menkeu Radius Prawiro. Pada 12 September 1986 Radius Prawiro kembali mendevaluasi rupiah sebesar 47%, dari Rp1.134,00 ke Rp1.664,00 per 1 dolar AS.
Lihat pula
Referensi
- ^ Icema, Oleh. "Pengertian inflasi, deflasi, devaluasi, revaluasi, apresiasi, depresiasi, sanering". Diakses tanggal 2020-10-24.
- ^ "Sejarah Devaluasi Rupiah 1978 & Menggunungnya Utang Pertamina". tirto.id. Diakses tanggal 2020-10-21.