Stasiun Demak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Revisi per koran De Locomotief
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
→‎Bangunan dan tata letak: Revisi per koran De Locomotief
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 49: Baris 49:
Bangunan stasiun ini menggunakan [[Arsitektur Hindia Baru|arsitektur bergaya Hindia Baru (Nieuwe Indische Bouwstijl)]] dengan atap yang diekspos sedemikian rupa sehingga menambah artistik bangunan. Sebagai stasiun besar, aktivitas pengangkutan barang dan penumpang di Kota Demak dipusatkan di stasiun ini.
Bangunan stasiun ini menggunakan [[Arsitektur Hindia Baru|arsitektur bergaya Hindia Baru (Nieuwe Indische Bouwstijl)]] dengan atap yang diekspos sedemikian rupa sehingga menambah artistik bangunan. Sebagai stasiun besar, aktivitas pengangkutan barang dan penumpang di Kota Demak dipusatkan di stasiun ini.


Berdasarkan cetak biru di zaman Belanda, dahulunya Stasiun Demak memiliki 7 jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus arah Semarang maupun Kudus, jalur 3 sebagai sepur lurus percabangan menuju Purwodadi, 1 peron sisi, dan 3 peron pulau. Dari jalur 1 terdapat sebuah sepur belok untuk bongkar muat barang dan sebuah sepur badug menuju gudang. Stasiun ini dilengkapi dengan atap ''overkapping'' yang memayungi 3 peron pulau, depot lokomotif, menara air dan sebuah gudang. Atap ''overkapping'' stasiun ini memiliki panjang 120 meter dan tinggi 7,5 meter.<ref name=":de locomotief/>
Berdasarkan cetak biru di zaman Belanda, dahulunya Stasiun Demak memiliki 7 jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus arah Semarang, jalur 3 sebagai sepur lurus arah Kudus, jalur 4 sebagai sepur lurus percabangan menuju Purwodadi, 1 peron sisi, dan 3 peron pulau. Dari jalur 1 terdapat sebuah sepur belok untuk bongkar muat barang dan sebuah sepur badug menuju gudang. Stasiun ini dilengkapi dengan atap ''overkapping'' yang memayungi 3 peron pulau, depot lokomotif, menara air dan sebuah gudang. Atap ''overkapping'' stasiun ini memiliki panjang 120 meter dan tinggi 7,5 meter.<ref name=":de locomotief/>


Saat ini atap ''overkapping'' yang memayungi jalur dan peron sudah hilang. Bangunan gudang juga sudah dimanfaatkan sebagai kios. Bangunan depot lokomotif yang berada di sebelah barat emplasemen juga sudah hilang.
Saat ini atap ''overkapping'' yang memayungi jalur dan peron sudah hilang. Bangunan gudang juga sudah dimanfaatkan sebagai kios. Bangunan depot lokomotif yang berada di sebelah barat emplasemen juga sudah hilang.

Revisi per 13 Juni 2020 11.49

Stasiun Demak
Demak+4,81 m[1]
Bekas peron sisi Stasiun Demak dengan tegel tahu-nya
Lokasi
Koordinat{{WikidataCoord}} – missing coordinate data
Ketinggian+4,81 m[1]
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi dan tiga peron pulau yang rendah)
Jumlah jalur7
  • jalur 2: sepur lurus arah Semarang
  • jalur 3: sepur lurus arah Kudus
  • jalur 4: sepur lurus arah Purwodadi
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Gaya arsitekturNieuwe Indische Bouwstijl
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar[3]
Sejarah
Dibuka
Ditutup1986
Lokasi pada peta
Lua error in Modul:Mapframe at line 384: attempt to perform arithmetic on local 'lat_d' (a nil value).
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini


Stasiun Demak (DM) merupakan stasiun kereta api nonaktif kelas besar yang terletak di Bintoro, Demak, Demak. Stasiun ini termasuk dalam Wilayah Aset IV Semarang dan merupakan stasiun terbesar di Kabupaten Demak.

Saat ini stasiun ini dimanfaatkan sebagai kafe dan tidak ada reaktivasi untuk jalur-jalur SJS.[4]

Sejarah

Stasiun Demak generasi pertama

Stasiun Demak generasi pertama mulanya berdiri di pusat Kota Demak tepatnya di sekitar lokasi yang saat ini menjadi Pasar Tradisional Bintoro Demak.[5] Stasiun tersebut dahulu diresmikan pada tanggal 27 September 1883 oleh Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), perusahaan kereta api Hindia Belanda. Stasiun ini berada di jalur kereta api yang menghubungkan Semarang dengan Juwana di Pati. Untuk menghubungkan jalur ini dengan pusat ibu kota Kabupaten Grobogan, dibangunlah jalur cabang menuju Stasiun Purwodadi serta memindahkan jalur yang dahulunya dimiliki oleh Poerwodadie–Goendih Stoomtram Maatschappij.[6][7][8]

Stasiun Demak generasi kedua

Stasiun Demak yang saat ini merupakan Stasiun Demak generasi kedua yang dibangun SJS. Stasiun baru ini diresmikan dengan pesta yang meriah pada malam hari tanggal 25 April 1921. Stasiun baru ini dibangun untuk menggantikan stasiun lama sekaligus merelokasi trase lama yang berlokasi di pusat Kota Demak ke barat daya pusat Kota Demak untuk mendukung layanan yang semakin padat. Dengan diresmikannya bangunan stasiun baru, maka operasional Stasiun Demak Lama dipindahkan ke Stasiun Demak Baru, Stopplaats Aloon-aloon Demak dinonaktifkan berikut trase lamanya. Menurut koran De Locomotief, bangunan stasiun baru ini akan mulai dioperasikan pada hari Rabu, 27 April 1921. Bangunan stasiun generasi kedua ini dirancang oleh Tuan van Nijmegen Sehonegevel sebagai insinyur, Tuan van Leeuwen sebagai arsitek, dan Tuan Widagdi sebagai pengawasnya.[9][5]

Pada tahun 1986, jalur kereta api yang melayani Kemijen hingga Rembang ditutup karena prasarana yang tua, banyaknya penumpang gelap yang membuat PJKA kehilangan pendapatan, dan kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Walaupun demikian, perlu diketahui bahwa foto koleksi de Jong dalam buku Spoorwegstations op Java yang diterbitkan pada tahun 1993 menampilkan bahwa pada tahun 1990 stasiun ini masih menampakkan atap dan jalur-jalurnya yang sudah mangkrak. Jalur tersebut kemungkinan dibongkar pada tahun 1996 hingga akhir tahun 1990-an.[10][11]

Bangunan dan tata letak

Bangunan stasiun ini menggunakan arsitektur bergaya Hindia Baru (Nieuwe Indische Bouwstijl) dengan atap yang diekspos sedemikian rupa sehingga menambah artistik bangunan. Sebagai stasiun besar, aktivitas pengangkutan barang dan penumpang di Kota Demak dipusatkan di stasiun ini.

Berdasarkan cetak biru di zaman Belanda, dahulunya Stasiun Demak memiliki 7 jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus arah Semarang, jalur 3 sebagai sepur lurus arah Kudus, jalur 4 sebagai sepur lurus percabangan menuju Purwodadi, 1 peron sisi, dan 3 peron pulau. Dari jalur 1 terdapat sebuah sepur belok untuk bongkar muat barang dan sebuah sepur badug menuju gudang. Stasiun ini dilengkapi dengan atap overkapping yang memayungi 3 peron pulau, depot lokomotif, menara air dan sebuah gudang. Atap overkapping stasiun ini memiliki panjang 120 meter dan tinggi 7,5 meter.[9]

Saat ini atap overkapping yang memayungi jalur dan peron sudah hilang. Bangunan gudang juga sudah dimanfaatkan sebagai kios. Bangunan depot lokomotif yang berada di sebelah barat emplasemen juga sudah hilang.

Galeri

Referensi

  1. ^ Perusahaan Jawatan Kereta Api, Grafik Perjalanan Kereta Api
  2. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  3. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  4. ^ Media, Kompas Cyber (2015-03-06). "Dirut KAI Temukan Stasiun Kereta Berubah Menjadi Kafe - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-07-12. 
  5. ^ a b "Overzichtskaart van de Residentie Semarang". maps.library.leiden.edu. 
  6. ^ Reitsma, S. A. (1920). Indische spoorweg-politiek. Landsdrukkerij. 
  7. ^ van Dirxland, Baron van der Goes; Martens, C.L.J. (1907). Gedenkboek samengesteld ter gelegenheid van het Vijf en Twintig-Jarig Bestaan der Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij. Den Haag: Koninklijke Nederlandse-Boek en Kunsthandel van M.M. Couvee. 
  8. ^ Samarang–Joana Stoomtram. Verslag der Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij. SJS. 
  9. ^ a b "Het Nieuwe Station van Demak geopend". De Locomotief. 26-04-1921. Diakses tanggal 13-06-2020. 
  10. ^ de Jong, Michiel van Ballegoijen (1993). Spoorwegstations op Java. 
  11. ^ Ramelan, Wiwin Djuwita (1997). Kota Demak Sebagai Bandar Dagang di Jalur Sutra. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI linesTerminus
Templat:KAI lines
Templat:KAI lines

Koordinat: 6°54′04″S 110°38′04″E / 6.9010463°S 110.6344284°E / -6.9010463; 110.6344284