Siwa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Aɳɳaaa (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 26: Baris 26:
* Bermata tiga (tri netra)
* Bermata tiga (tri netra)
* Pada hiasan kepalanya terdapat ''ardha chandra'' (bulan sabit)
* Pada hiasan kepalanya terdapat ''ardha chandra'' (bulan sabit)
* Ikat pinggang dari kulit harimau
* Ikat pinggang dari kulit [[harimau]]
* Hiasan di leher dari ular [[kobra]]
* Hiasan di leher dari [[ular]] [[kobra]]
* Kendaraannya lembu [[Nandini]]
* Kendaraannya lembu [[Nandini]]


Oleh umat [[Agama Hindu Dharma|Hindu]] [[Bali]], Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem, sebagai dewa yang mengembalikan manusia dan makhluk hidup lainnya ke unsurnya, menjadi ''[[Panca Maha Bhuta]]''. Dalam ''pengider'' [[Dewata Nawa Sanga]] (Nawa Dewata), Dewa Siwa menempati arah tengah dengan warna panca warna. Ia bersenjata [[padma]] dan mengendarai lembu [[Nandini]]. Aksara sucinya [[I kara|I]] dan [[Ya (aksara Bali)|Ya]]. Ia dipuja di [[Pura Besakih]].
Oleh umat [[Agama Hindu Dharma|Hindu]] [[Bali]], Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem, sebagai dewa yang mengembalikan manusia dan makhluk hidup lainnya ke unsurnya, menjadi ''[[Panca Maha Bhuta]]''. Dalam ''pengider'' [[Dewata Nawa Sanga]] (Nawa Dewata), Dewa Siwa menempati arah tengah dengan warna panca warna. Ia bersenjata [[padma]] dan mengendarai lembu [[Nandini]] (Andhini). Aksara sucinya [[I kara|I]] dan [[Ya (aksara Bali)|Ya]]. Ia dipuja di [[Pura Besakih]].


Dalam tradisi [[Indonesia]] lainnya, kadang kala Dewa Siwa disebut dengan nama [[Batara Guru]]. Adya / Siwa / Pusat / Segala Warna (Cahaya) = peleburan kemanunggalan.
Dalam tradisi [[Indonesia]] lainnya, kadang kala Dewa Siwa disebut dengan nama [[Batara Guru]]. Adya / Siwa / Pusat / Segala Warna (Cahaya) = peleburan kemanunggalan.

Revisi per 29 April 2020 20.07

Siwa
Dewa Hindu
Dewa (Parabrahna) pelebur, dewa pemusnah
Ejaan Dewanagariशिव
Ejaan IASTŚiva
Nama lainJagatpati, Nilakantha, Paramêśwara, Rudra, Trinetra
GolonganDewa
SenjataTrisula
WahanaLembu Nandini
PasanganDewi Sati, Dewi Parwati, Dewi Uma, Dewi Durga, Dewi Kali

Siwa (Dewanagari: शिव; ,IASTŚiva, शिव) adalah salah satu dari tiga dewa utama (Trimurti) dalam agama Hindu. Kedua dewa lainnya adalah Brahma dan Wisnu. Dalam ajaran agama Hindu, Dewa Siwa adalah dewa pelebur, bertugas melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak berada di dunia fana lagi sehingga harus dikembalikan kepada asalnya.

Karakteristik

Umat Hindu, khususnya umat Hindu di India, meyakini bahwa Dewa Siwa memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan karakternya, yakni:

  • Bertangan empat, masing-masing membawa:
    tri wahyudi, cemara, tasbih/genitri, kendi
  • Bermata tiga (tri netra)
  • Pada hiasan kepalanya terdapat ardha chandra (bulan sabit)
  • Ikat pinggang dari kulit harimau
  • Hiasan di leher dari ular kobra
  • Kendaraannya lembu Nandini

Oleh umat Hindu Bali, Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem, sebagai dewa yang mengembalikan manusia dan makhluk hidup lainnya ke unsurnya, menjadi Panca Maha Bhuta. Dalam pengider Dewata Nawa Sanga (Nawa Dewata), Dewa Siwa menempati arah tengah dengan warna panca warna. Ia bersenjata padma dan mengendarai lembu Nandini (Andhini). Aksara sucinya I dan Ya. Ia dipuja di Pura Besakih.

Dalam tradisi Indonesia lainnya, kadang kala Dewa Siwa disebut dengan nama Batara Guru. Adya / Siwa / Pusat / Segala Warna (Cahaya) = peleburan kemanunggalan.

Putra

Menurut cerita-cerita keagamaan yang terdapat dalam kitab-kitab suci umat Hindu, Dewa Siwa memiliki putra-putra yang lahir dengan sengaja ataupun tidak disengaja. Beberapa putra Dewa Siwa tersebut yakni:

  1. Dewa Kumara (Kartikeya)
  2. Dewa Kala
  3. Dewa Ganesa

Lihat pula

Pranala luar