Luwuk, Banggai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 133: Baris 133:


=== Agama ===
=== Agama ===
Kota Luwuk merupakan pusat kegiatan keagamaan. Masjid Pertama adalah Masjid Al Hikmah Soho (1920), dirintis oleh Toansi Pauh, Imam Talla, Lengkas, Djafili, Ustadz Ngadimin, kemudian Masjid Mutahidah Dongkalan (1930), yang dirintis oleh Habib Said Al Bakar, Habib Awad Al Bakar, H. Kailo Sinukun, H. Thalib, H. Kalia Makmur, H. Siradjuddin Datu Adam.dan lainnya. Gereja pertama adalah Gereja Bukit Zaitun (1943), perintisnya, Pandeta Tumbelaka, Mantiri. Sedangkan Pusat Pemerintahan berada di wilayah Soho (1906 s/d 1963), Luwuk.
Kota Luwuk merupakan pusat kegiatan keagamaan. Masjid Pertama adalah Masjid Al Hikmah Soho (1920), dirintis oleh Toansi Pauh, Imam Talla, Lengkas, Djafili, Ustadz Ngadimin, kemudian Masjid Mutahidah Dongkalan (1930), yang dirintis oleh Habib Said Al Bakar, Habib Awad Al Bakar, H. Kailo Sinukun, H. Thalib, H. Kalia Makmur, H. Siradjuddin Datu Adam.dan lainnya. Gereja pertama adalah Gereja Bukit Zaitun didirikan pd 31 Oktober 1917, yg awal berdiri bernama Djemaat Loewok, hny sebuah bangunan papan berdiri letaknya di Koperasi Bina Kasih (sekarang) samping kanan rumah kediaman dr.Anurantha atau depan TK Indriya. Sedangkan Pusat Pemerintahan berada di wilayah Soho (1906 s/d 1963), Luwuk.


== Sosial ==
== Sosial ==

Revisi per 28 Maret 2020 01.05

Luwuk
Teluk Lalong di Luwuk pada waktu malam hari
Teluk Lalong di Luwuk pada waktu malam hari
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tengah
KabupatenBanggai
Pemerintahan
 • CamatDrs. Subhan Lanusi, M.Si.
Populasi
 • Total37,719 jiwa (2.016) jiwa
Kode Kemendagri72.01.04
Kode BPS7202050
Desa/kelurahan2/8

Luwuk adalah sebuah kecamatan sekaligus pusat pemerintahan Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Luwuk berjarak 610 kilometer dari Kota Palu, ibu kota provinsi Sulawesi Tengah. Setelah pemekaran kecamatan Luwuk Utara, Luwuk Timur dan Luwuk Selatan kecamatan Luwuk memiliki wilayah seluas 72,82 km² dengan kondisi geografi berbatasan dengan laut dan dikelilingi perbukitan dengan ketinggian mencapai 170 mdpl. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banggai tahun 2016, kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 37.719 jiwa. Luwuk digadang-gadang akan menjadi ibu kota provinsi Sulawesi Timur apabila moratorium pemekaran daerah dicabut dan usulan pemekaran dari provinsi Sulawesi Tengah tersebut disetujui oleh Pemerintah Pusat.

Sejarah

Secara etimologi, Luwuk dari asal kata Luwok, Huk, yang artinya "Teluk". Sebelum menjadi nama Kota Luwuk, wilayah ini merupakan pelabuhan masyarakat Keleke, Asama Jawa dan Soho serta Dongkalan. Dalam perjalanan Pemerintahan, Luwuk ditetapkan menjadi pusat pemerintahan oleh Hindia Belanda pada tahun 1906, ibu kota Afdeling Sulawesi Bagian Timur, kemudian tahun 1908 dipindahkan ke Bau-Bau, Luwuk menjadi pusat wilayah onderafdeling pada tahun 1924. Kampung pertama yang terbentuk di pesisir Luwuk (teluk), yaitu:

  1. Kampung Asam Jawa, Kepala Kampung Pauh(1901-1926);
  2. Kampung Soho, Kepala Kampung Toansi Pauh (1926-1963;)
  3. Kampung Dongkalan, Kepala Kampung H.Kailo Sinukun (1940).

Masuknya pemerintahan Jepang tahun 1942, Luwuk menjadi kota pemerintahan Jepang dengan pemimpin bergelar Bunken Kanrikan. Pada tahun 1943, Jepang memerintahkan raja Banggai terakhir Syukuran Aminuddin Amir untuk memindahkan ibu kota Kerajaan Banggai di Luwuk, dan dirinya diangkat sebagai pemimpin dengan pangkat Suco (raja) Banggai. Pada tahun 1952, pemerintah Indonesia menetapkan Luwuk sebagai ibu kota Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) Swapraja Banggai, dan pada tanggal 4 Juli 1952 Kota Luwuk ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Banggai, berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959.[1]

Geografi

Batas wilayah

Luwuk berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:

Utara Kecamatan Luwuk Utara
Timur Selat Peling
Selatan Kecamatan Luwuk Selatan
Barat Kecamatan Pagimana

Pembagian administratif

Kecamatan Luwuk dibagi menjadi dua desa dan delapan kelurahan, antara lain:
Desa

  1. Lumpoknyo
  2. Tontouan

Kelurahan

  1. Baru
  2. Bungin
  3. Bungin Timur
  4. Karaton
  5. Keleke
  6. Luwuk
  7. Mangkio Baru
  8. Soho

Iklim

Data iklim Luwuk, Sulawesi Tengah, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata harian °C (°F) 23.6
(74.5)
23.7
(74.7)
23.9
(75)
23.4
(74.1)
24.2
(75.6)
23.8
(74.8)
23.5
(74.3)
23.5
(74.3)
23.5
(74.3)
24.1
(75.4)
23.9
(75)
23.8
(74.8)
23.7
(74.7)
Presipitasi mm (inci) 107
(4.21)
111.3
(4.382)
156.9
(6.177)
131.2
(5.165)
143.9
(5.665)
147.4
(5.803)
150.9
(5.941)
116.3
(4.579)
56.9
(2.24)
63.9
(2.516)
93.2
(3.669)
101.2
(3.984)
1.380,1
(54,335)
Rata-rata hari hujan atau bersalju 21 18.2 16.9 14.1 15 14.6 12.2 11.3 9.7 10.7 13.9 19.3 176.9
% kelembapan 84 83.7 83.5 84 83.5 82.9 80.3 77.9 76.8 78.9 81.8 83.7 81.8
Rata-rata sinar matahari harian 12.5 12.5 12.5 12.5 12.4 12.4 12.4 12.4 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5
Sumber: Weatherbase[2]

Demografi

Suku asli kota Luwuk yakni suku Saluan (Keleke-Soho, Mangkian Piala-Dongkalan, Nambo, Simpoung), suku Balantak, dan suku Banggai (meskipun Kota Banggai sudah berdiri, suku Banggai sudah banyak yang berdiam di Kota Luwuk) Kota ini masuk dalam wilayah Kerajaan Banggai.

Agama

Kota Luwuk merupakan pusat kegiatan keagamaan. Masjid Pertama adalah Masjid Al Hikmah Soho (1920), dirintis oleh Toansi Pauh, Imam Talla, Lengkas, Djafili, Ustadz Ngadimin, kemudian Masjid Mutahidah Dongkalan (1930), yang dirintis oleh Habib Said Al Bakar, Habib Awad Al Bakar, H. Kailo Sinukun, H. Thalib, H. Kalia Makmur, H. Siradjuddin Datu Adam.dan lainnya. Gereja pertama adalah Gereja Bukit Zaitun didirikan pd 31 Oktober 1917, yg awal berdiri bernama Djemaat Loewok, hny sebuah bangunan papan berdiri letaknya di Koperasi Bina Kasih (sekarang) samping kanan rumah kediaman dr.Anurantha atau depan TK Indriya. Sedangkan Pusat Pemerintahan berada di wilayah Soho (1906 s/d 1963), Luwuk.

Sosial

Pendidikan

Kota Luwuk merupakan pusat kegiatan pendidikan di Banggai. Telah ada empat Universitas, yaitu Universitas Muhammadiyah Luwuk (Unismuh), Universitas Tompotika (Untika), Akademi Keperawatan Luwuk (Akper), dan Akademi Normal Luwuk (Amik). Lembaga-lembaga non-formal lainnya, adalah Gaja Madah Colege, Unhas Colege, Unstrat Coleg, LKP Widyagama dan Untad Coleg, serta Yayasan Pendidikan Insan Cita.

Sarana dan Prasarana

Ruang Terbuka Hijau

  • Jumlah taman kota: 6 Taman kota
  • Luas keseluruhan taman kota: 2 Ha
  • Jumlah hutan kota: 1 Hutan kota
  • Luas keseluruhan hutan kota: 0,5 Ha
  • Jumlah Jalur Hijau Pengaman (JHP): 37 JHP
  • Luas keseluruhan JHP: 18 Ha

Jalan Umum

  • Arteri/Utama: 5,54 Km
  • Kolektor/Penghubung: 32,60 Km
  • Lokal/Lingkungan: 45,00 Km

Fasilitas

  1. Fasilitas Bandar Udara Bubung (sekarang nama Bandara sudah diganti nama Raja Banggai, yaitu Syukuran Aminuddin Amir) yang dilayani oleh Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Express Air, Wings Air, dan ke depan akan ditambah dengan Sky Aviation.
  2. Fasilitas pelabuhan kontainer dan penumpang di Teluk Lalong. Perusahaan pelayaran Mentari dan Tanto Intim Lines melayani muatan kargo, sementara Pelni melayani angkutan penumpang.
  3. Fasilitas perbankan yang dilayani oleh Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Danamon, Bank BCA, Panin, Bank Sulteng, Bank Mega, Bank Muamalat, dan Mandiri Syariah.
  4. Fasilitas pendidikan tinggi: Universitas Tompotika Luwuk dan Universitas Muhammadiyah Luwuk.
  5. Surat Kabar harian Luwuk Post dan tabloid mingguan Media Banggai.

Galeri

Referensi

  1. ^ Buku Sejarah Kabupaten Banggai, Haryanto Djalumang, Rajawali Press, Jakarta, 2012
  2. ^ "LUWUK, INDONESIA". weatherbase.com. Diakses tanggal 21 Juli 2017.