Kerajaan Champa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ilmubiner89 (bicara | kontrib)
k saya menambahkan sejarah kerajaan champa dan menambahkan hubungannya dengan sunan gersik dan sunan ampel
Gombang (bicara | kontrib)
Membatalkan suntingan berniat baik oleh Ali3r00t (bicara): Tolong integrasikan informasi baru dengan artikel yang sudah ada dengan lebih baik (TW)
Tag: Pembatalan
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Former Country
[https://www.karawangportal.com/2020/03/sejarah-wali-songo-sunan-gresik-alias.html Sunan Gresik] dan [https://www.karawangportal.com/2020/03/sejarah-wali-songo-sunan-ampel-pencetus.html Sunan Ampel] adalah dua Walisongo yang berasal dari Champa, sebuah kawasan yang kini lebih dikenal sebagai Vietnam Tengah dan Selatan.

[https://www.karawangportal.com/2020/03/sejarah-kerajaan-champa-di-vietnam.html Kerajaan Champa] mulai berdiri pada tahun 192 M, dengan nama Lin Yi. Kerajaan Lin Yi didirikan oleh seorang pejabat lokal bernama Ku-Lien yang memberontak terhadap Kekaisaran Han pada tahun 192 masehi.

Kerajaan ini merupakan gabungan dari kota-kota yang mempunyai kekuasaan di wilayahnya masing-masing, yaitu Inderapura (sekarang bernama Dong Duong), Amaravati (sekarang bernama Quang Nam), Vijaya (sekarang bernama Cha Ban), Kauthara (sekarang bernama Nha Trang), Panduranga (sekarang bernama Phan Rang).

Setelah abad ke-7 wilayah kekuasaan kerajaan Champa meliputi wilayah-wilayah yang sekarang bernama: Quang Nam, Quang Ngai, Binh Dinh, Phu Yen, Khanh Hoa, Ninh Thuan, dan Binh Thuan.

Asal-usul masyarakat Champa atau Urang Champa adalah Melayu-Polinesia yang menduduki nusantara pada abad sebelum masehi. Masyarakat Champa yang mata pencahariannya berdagang ini pada awalnya menganut agama Hindu Siwa. Namun pada masa pemerintahan Raja Inderawarman II, beralih ke Buddha Mahayana. Kemudian, pada abad ke-13 barulah menganut agama Islam.

Masyarakat Champa yang menganut budaya Matrilineal ini bermusuhan dengan orang-orang Khmer (Kamboja) dan Dai Viet (Vietnam) yang masih berlangsung hingga sekarang.

Ibu kota kerajaan Champa pada mulanya terletak di Inderapura pada tahun 875 masehi. Namun pada tahun 982 masehi kerajaan Dai Viet menyerang kerajaan Champa, menyebabkan ibukota kerajaan Champa beralih ke Vijaya.

Kerajaan Dai Viet kembali menyerang kerajaan Champa di Vijaya pada tahun 1021, 1026, dan 1044 masehi. Kemudian pada tahun 1069, Dai Vet tidak hanya menyerang tetapi juga menghancurkan kota Vijaya.

Kota Vijaya semakin luluh lantak ketika diserang Kerajaan Khmer pada tahun 1080. Pada tahun 1145 masehi kerajaan Khmer menyerang lagi. Barulah pada tahun 1177, masyarakat Champa melakukan serangan balasan ke ibu kota Khmer, dan membunuh rajanya.

Pada masa kepemimpinan Le Thanh Ton (1460 – 1479 M), pada tahun 1471, kerajaan Dai Viet, berhasil merampas Vijaya. Kemenangan kerajaan Dai Viet tersebut membuat raja Dai Viet menjadikan Amaravati dan Vijaya sebagai bagian dari kerajaannya. Sejak itu kerajaan Champ di Vijaya tidak berbentuk konfederasi kota lagi. Dengan kekalahan tersebut, Urang Champa bermigrasi ke Panduranga, dan menjadikannya sebagai ibu kota.

Perpindahan ibu kota Champ di Panduranga, membawa corak baru bagi kebudayaannya. Di sini, Islam mulai berkembang di masyarakat Champa secara luas. Bahasa Sanskrit yang digunakan sebagai bahasa resmi, tidak digunakan lagi, diganti dengan bahasa Melayu yang digunakan secara luas.

Kerajaan Champa juga mempunyai hubungan dengan kerajaan-kerajaan di nusantara, yaitu kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit.

Catatan-catatan di Indonesia menunjukkan pengaruh Putri Darawati, seorang putri Champa yang beragama Islam, terhadap suaminya, Kertawijaya, Raja Majapahit ketujuh sehingga keluarga kerajaan Majapahit akhirnya memeluk agama Islam.

Makam Putri Champa dapat ditemukan di Trowulan, situs ibukota Kerajaan Majapahit. Selain itu, dalam Babad Tanah Jawi, dikatakan bahwa Raja Brawijaya V memiliki istri bernama Amarawti (atau Dwarawati), seorang puteri dari Kerajaan Champa yang beragama Islam. Beberapa Walisongo juga pernah bermukim di Kerajaan Champa sebelum menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.

Pada tahun 1695, penguasa Champa di Pandurangan melakukan perlawanan terhadap Vietnam. Namun kalah. Sehingga, kerajaan Champa menjadi negara bawahan Kaisar Gia Long dari Dinasti Nguyen. Pada tahun 1832, kerajaan Champa dibubarkan oleh Kaisar Minh Mang, anak Kaisar Gia Long.

Saat ini, Urang Champa tersebar di delapan negara, yaitu Vietnam, Kamboja, Indonesia, USA, Thailand, Laos, dan Perancis.

© [https://www.karawangportal.com/2020/03/sejarah-kerajaan-champa-di-vietnam.html Sejarah Kerajaan CHAMPA Di Vietnam]

<br />{{Infobox Former Country
|native_name = Campadesa <br/> Chăm Pa <br /> Chiêm Thành
|native_name = Campadesa <br/> Chăm Pa <br /> Chiêm Thành
|common_name = Champa
|common_name = Champa
Baris 75: Baris 41:
Sebelum penaklukan Champa oleh by Lê Thánh Tông, agama dominan di Champa adalah [[Saiwa|Syiwaisme]] dan budaya Champa sangat dipengaruhi India. [[Islam]] mulai memasuki Champa setelah abad ke-10, tetapi hanya setelah invasi [[1471]] pengaruh agama ini menjadi semakin cepat. Pada [[abad ke-17]] keluarga bangsawan para tuanku Champa juga mulai memeluk agama [[Islam]], dan ini pada akhirnya memicu orientasi keagamaan orang-orang Cham. Pada saat aneksasi mereka oleh Vietnam mayoritas orang Cham telah memeluk agama Islam.
Sebelum penaklukan Champa oleh by Lê Thánh Tông, agama dominan di Champa adalah [[Saiwa|Syiwaisme]] dan budaya Champa sangat dipengaruhi India. [[Islam]] mulai memasuki Champa setelah abad ke-10, tetapi hanya setelah invasi [[1471]] pengaruh agama ini menjadi semakin cepat. Pada [[abad ke-17]] keluarga bangsawan para tuanku Champa juga mulai memeluk agama [[Islam]], dan ini pada akhirnya memicu orientasi keagamaan orang-orang Cham. Pada saat aneksasi mereka oleh Vietnam mayoritas orang Cham telah memeluk agama Islam.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het graf van Putri Campa een prinses uit de periode van Majapahit TMnr 60027337.jpg|jmpl|Makam [[Putri Campa]] di [[Trowulan]] (foto diambil pada tahun 1870-1900)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het graf van Putri Campa een prinses uit de periode van Majapahit TMnr 60027337.jpg|jmpl|Makam [[Putri Campa]] di [[Trowulan]] (foto diambil pada tahun 1870-1900)]]
Kebanyakan orang Cham saat ini beragama Islam, tetapi seperti orang [[Jawa]] di Indonesia, mereka mendapat pengaruh besar [[Hindu]]. Catatan-catatan di Indonesia menunjukkan pengaruh Putri Darawati, seorang putri Champa yang beragama Islam, terhadap suaminya, [[Kertawijaya]], raja [[Majapahit]] ketujuh sehingga keluarga kerajaan Majapahit akhirnya memeluk agama Islam. Makam Putri Campa dapat ditemukan di [[Trowulan]], situs ibu kota Kerajaan [[Majapahit]].<ref name="Muljana">{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA68#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|last=Muljana|first=Slamet|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2005|isbn=9798451163|pages=68}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref>
Kebanyakan orang Cham saat ini beragama Islam, tetapi seperti orang [[Jawa]] di Indonesia, mereka mendapat pengaruh besar [[Hindu]]. Catatan-catatan di Indonesia menunjukkan pengaruh Putri Darawati, seorang putri Champa yang beragama Islam, terhadap suaminya, [[Kertawijaya]], raja [[Majapahit]] ketujuh sehingga keluarga kerajaan Majapahit akhirnya memeluk agama Islam. Makam Putri Campa dapat ditemukan di [[Trowulan]], situs ibu kota Kerajaan [[Majapahit]].<ref name="Muljana">{{id}} {{cite book|pages=68|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA68#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|first=Slamet|last=Muljana|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2005|isbn=9798451163}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref>




Baris 96: Baris 62:


== Penaklukan Vietnam ==
== Penaklukan Vietnam ==
Tahun 1451 Kerajaan Islam Champa diserang kerajaan Buddha dari pedalaman.<ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&hl=id&pg=PA65#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|last=Muljana|first=Slamet|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2005|isbn=9798451163|pages=65}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref> Para penguasa Champa di Panduranga (''Nagar Champa'') yang terbentuk pada pertengahan abad ke-15, melakukan perlawanan terhadap Vietnam dan pada tahun 1695 melalui perundingan memperoleh status kepangeranan otonom (''Tran Thuan Thanh'') di bawah [[Dinasti Nguyen]] dari [[Cochinchina]]. Kerajaan Champa kemudian menjadi negara bawahan yang setia dari Kaisar [[Gia Long]] dari dinasti Nguyen, tetapi pada akhirnya kedaulatannya dibubarkan pada tahun 1832 oleh anak Kaisar Gia Long, yaitu Kaisar [[Minh Mạng]]. Pada masa peperangan dengan Vietnam, banyak penduduk Champa termasuk para aristokratnya yang mencari perlindungan di Kamboja, dan mendapatkan kedudukan yang tinggi.
Tahun 1451 Kerajaan Islam Champa diserang kerajaan Buddha dari pedalaman.<ref>{{id}} {{cite book|pages=65|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&hl=id&pg=PA65#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|first=Slamet|last=Muljana|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2005|isbn=9798451163}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref> Para penguasa Champa di Panduranga (''Nagar Champa'') yang terbentuk pada pertengahan abad ke-15, melakukan perlawanan terhadap Vietnam dan pada tahun 1695 melalui perundingan memperoleh status kepangeranan otonom (''Tran Thuan Thanh'') di bawah [[Dinasti Nguyen]] dari [[Cochinchina]]. Kerajaan Champa kemudian menjadi negara bawahan yang setia dari Kaisar [[Gia Long]] dari dinasti Nguyen, tetapi pada akhirnya kedaulatannya dibubarkan pada tahun 1832 oleh anak Kaisar Gia Long, yaitu Kaisar [[Minh Mạng]]. Pada masa peperangan dengan Vietnam, banyak penduduk Champa termasuk para aristokratnya yang mencari perlindungan di Kamboja, dan mendapatkan kedudukan yang tinggi.


== Legenda Minangkabau ==
== Legenda Minangkabau ==

Revisi per 10 Maret 2020 07.46

Campadesa
Chăm Pa
Chiêm Thành
192–1832
Wilayah Champa sekitar tahun 1100 SM, digambarkan dalam warna hijau, terletak di sepanjang pantai Vietnam. Ke utara (warna kuning) terletak Đại Việt; ke barat (warna biru), Angkor.
Wilayah Champa sekitar tahun 1100 SM, digambarkan dalam warna hijau, terletak di sepanjang pantai Vietnam. Ke utara (warna kuning) terletak Đại Việt; ke barat (warna biru), Angkor.
Peta
Ibu kotaIndrapura
(875-978)

Vijaya
(978-1485)
Panduranga
(1485-1832)
Bahasa yang umum digunakanCham, Sanskrit
Agama
Kepercayaan Cham, Hinduisme dan Buddhisme, kemudian Islam
PemerintahanMonarki
Sejarah 
• Didirikan
192
• Panduranga diduduki oleh Nguyen .
1832
Digantikan oleh
dnsDinasti
Nguyen
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kerajaan Champa (bahasa Vietnam: Chiêm Thành) adalah kerajaan yang pernah menguasai daerah yang sekarang termasuk Vietnam tengah dan selatan, diperkirakan antara abad ke-7 sampai dengan 1832. Sebelum Champa, terdapat kerajaan yang dinamakan Lin-yi (Lam Ap), yang didirikan sejak 192, tetapi hubungan antara Lin-yi dan Campa masih belum jelas. Komunitas masyarakat Champa, saat ini masih terdapat di Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Pulau Hainan (Tiongkok). Bahasa Champa termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.

Sejarah pendirian

Sebelum terbentuknya Kerajaan Champa, di daerah tersebut terdapat Kerajaan Lin-yi (Lam Ap), akan tetapi saat ini belum diketahui dengan jelas hubungan antara Lin-yi dan Champa. Lin-yi diperkirakan didirikan oleh seorang pejabat lokal bernama Ku-lien yang memberontak terhadap Kekaisaran Han pada tahun 192 masehi, yaitu di daerah kota Huế sekarang. Penguasa Champa pertama yang namanya diketahui secara pasti dan tertulis dalam prasasti adalah Bhadravarman I, yang memerintah antara tahun 380-413 M.[1]

Wilayah kekuasaan

Daerah Champa meliputi area pegunungan di sebelah barat daerah pantai Indochina, yang dari waktu ke waktu meluas meliputi wilayah Laos sekarang. Akan tetapi, bangsa Champa lebih berfokus pada laut dan memiliki beberapa kota berbagai ukuran di sepanjang pantai.

Setelah abad ke-7, Champa melingkupi wilayah provinsi-provinsi modern Quảng Nam, Quảng Ngãi, Bình Định, Phú Yên, Khánh Hòa, Ninh Thuận, dan Bình Thuận di Vietnam.

Budaya dan agama

Pada awalnya Champa memiliki hubungan budaya dan agama yang erat dengan Tiongkok, tetapi peperangan dan penaklukan terhadap wilayah tetangganya yaitu Kerajaan Funan pada abad ke-4, telah menyebabkan masuknya budaya India. Setelah abad ke-10 dan seterusnya, perdagangan laut dari Arab ke wilayah ini akhirnya membawa pula pengaruh budaya dan agama Islam ke dalam masyarakat Champa.

Sebelum penaklukan Champa oleh by Lê Thánh Tông, agama dominan di Champa adalah Syiwaisme dan budaya Champa sangat dipengaruhi India. Islam mulai memasuki Champa setelah abad ke-10, tetapi hanya setelah invasi 1471 pengaruh agama ini menjadi semakin cepat. Pada abad ke-17 keluarga bangsawan para tuanku Champa juga mulai memeluk agama Islam, dan ini pada akhirnya memicu orientasi keagamaan orang-orang Cham. Pada saat aneksasi mereka oleh Vietnam mayoritas orang Cham telah memeluk agama Islam.

Makam Putri Campa di Trowulan (foto diambil pada tahun 1870-1900)

Kebanyakan orang Cham saat ini beragama Islam, tetapi seperti orang Jawa di Indonesia, mereka mendapat pengaruh besar Hindu. Catatan-catatan di Indonesia menunjukkan pengaruh Putri Darawati, seorang putri Champa yang beragama Islam, terhadap suaminya, Kertawijaya, raja Majapahit ketujuh sehingga keluarga kerajaan Majapahit akhirnya memeluk agama Islam. Makam Putri Campa dapat ditemukan di Trowulan, situs ibu kota Kerajaan Majapahit.[2]


Bangunan menara Po Sa Nu (Pho Hai), dekat Phan Thiết, Vietnam

Champa merupakan jalur penghubung penting dalam Jalur Rempah-rempah (Spice Road) yang dimulai dari Teluk Persia sampai dengan selatan Tiongkok; dan kemudian ia juga termasuk dalam jalur perdagangan bangsa Arab ke Indochina, yang merupakan pemasok aloe.

Champa memiliki hubungan perdagangan dan budaya yang erat dengan kerajaan maritim Sriwijaya, serta kemudian dengan Majapahit di kepulauan Melayu. Dalam Babad Tanah Jawi, dikatakan bahwa raja Brawijaya V memiliki istri bernama Anarawati (atau Dwarawati), seorang putri dari Kerajaan Champa.

Demikian pula, terdapat hubungan yang erat antara Kerajaan Champa dan Kerajaan Kamboja. Meskipun sering terjadi peperangan, kedua kerajaan juga mengadakan pertukaran kebudayaan dan perdagangan; dimana sering terjadi pernikahan keluarga kerajaan di antara keduanya.

Konfederasi kota

Sebelum tahun 1471, Champa merupakan konfederasi dari 4 atau 5 kepangeranan, yang dinamakan menyerupai nama wilayah-wilayah kuno di India:

  • Indrapura - Kota Indrapura saat ini disebut Dong Duong, tidak jauh dari Da Nang dan Huế sekarang. Da Nang dahulu dikenal sebagai kota Singhapura, dan terletak dekat lembah My Son dimana terdapat banyak reruntuhan candi dan menara. Wilayah yang dikuasai oleh kepangeranan ini termasuk provinsi-provinsi Quảng Bình, Quảng Trị, dan Thừa Thiên–Huế sekarang ini di Vietnam.
  • Amaravati - Kota Amaravati menguasai daerah yang merupakan provinsi Quảng Nam sekarang ini di Vietnam.
  • Vijaya - Kota Vijaya saat ini disebut Cha Ban, yang terdapat beberapa mil di sebelah utara kota Qui Nhon di provinsi Bình Định di Vietnam. Selama beberapa waktu, kepangeranan Vijaya pernah menguasai sebagian besar wilayah provinsi-provinsi Quang-Nam, Quang-Ngai, Binh Dinh, dan Phu Yen.
  • Kauthara - Kota Kauthara saat ini disebut Nha Trang, yang terdapat di provinsi Khánh Hòa sekarang ini di Vietnam.
  • Panduranga - Kota Panduranga saat ini disebut Phan Rang, yang terdapat di provinsi Ninh Thuận sekarang ini di Vietnam. Panduranga adalah daerah Champa terakhir yang ditaklukkan oleh bangsa Vietnam.

Di antara kepangeranan-kepangeranan tersebut terdapat dua kelompok atau suku: yaitu Dua dan Cau. Suku Dua terdapat di Amaravati dan Vijaya, sementara suku Cau terdapat di Kauthara dan Panduranga. Kedua suku tersebut memiliki perbedaan tata-cara, kebiasaan, dan kepentingan, yang sering menyebabkan perselisihan dan perang. Akan tetapi biasanya mereka berhasil menyelesaikan perselisihan yang ada melalui perkawinan antar suku.[3]

Penaklukan Vietnam

Tahun 1451 Kerajaan Islam Champa diserang kerajaan Buddha dari pedalaman.[4] Para penguasa Champa di Panduranga (Nagar Champa) yang terbentuk pada pertengahan abad ke-15, melakukan perlawanan terhadap Vietnam dan pada tahun 1695 melalui perundingan memperoleh status kepangeranan otonom (Tran Thuan Thanh) di bawah Dinasti Nguyen dari Cochinchina. Kerajaan Champa kemudian menjadi negara bawahan yang setia dari Kaisar Gia Long dari dinasti Nguyen, tetapi pada akhirnya kedaulatannya dibubarkan pada tahun 1832 oleh anak Kaisar Gia Long, yaitu Kaisar Minh Mạng. Pada masa peperangan dengan Vietnam, banyak penduduk Champa termasuk para aristokratnya yang mencari perlindungan di Kamboja, dan mendapatkan kedudukan yang tinggi.

Legenda Minangkabau

Di dalam legenda atau tambo dari Minangkabau (Sumatra Barat), terdapat seorang tokoh pendekar yang bergelar Harimau Campo atau "Harimau Champa", selain nama-nama lainnya. Harimau Campo ini bersama dengan Datuak Suri Dirajo, Kambiang Hutan dan Anjiang Mualim merumuskan konsep dari bela diri Minangkabau yang dinamakan silek atau (silat). Kambiang Hutan dan Anjiang Mualim sama statusnya dengan Harimau Campo, mereka adalah pendatang dari negeri asing ke daerah Minangkabau pada masa dahulunya. Sampai saat sekarang, nama Harimau Campo tetap disebut-sebut dalam sasaran silek (padepokan silat) di Minangkabau sebagai salah satu basis dari gerakan silat mereka.

Referensi

Sumber

  • Insight Guide - Vietnam (ed.) Scott Rutherford, 2006. ISBN 981-234-984-7.
  • Vietnam, Trials and Tribulations of a Nation D. R. SarDesai, ppg 33-34, 1988. ISBN 0-941910-04-0
  • Emmanuel Guillon. Cham Art. Thames & Hudson Ltd, London, 2001. ISBN 0-500-97593-0
  • art.com Hindu-influenced art above the entrance of one of the Po Nagar Cham towers, Photographic Print by Steve Raymer, 12x16 ASIN B000EUCYYQ
  • Jean-Francois Hubert. The Art of Champa. Parkstone Press, 2005. ISBN 1-85995-975-X
  • A.A. Navis, Alam Terkembang, Curaian Adat Minangkabau, 1979

Pranala luar


Referensi

  1. ^ Guy, John (2014). Lost Kingdoms: Hindu-Buddhist Sculpture of Early Southeast Asia (edisi ke-berilustrasi). Metropolitan Museum of Art. hlm. 12. ISBN 1-58839-524-3, 9781588395245. 
  2. ^ (Indonesia) Muljana, Slamet (2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara. PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 68. ISBN 9798451163. ISBN 978-979-8451-16-4
  3. ^ Insight Guide - Vietnam (ed.) Scott Rutherford, 2006, pg. 256, ISBN 981-234-984-7)
  4. ^ (Indonesia) Muljana, Slamet (2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara. PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 65. ISBN 9798451163. ISBN 978-979-8451-16-4