Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan/Kiblat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
Baris 19: Baris 19:
*** {{u|Mimihitam}} Bilici sebenarnya menyebut Australia dan Selandia Baru juga kondisinya sama karena baru akhir-akhir ini banyak Muslimnya, tetapi tidak menyebutkan tentang permasalahan kiblat di sana karena bukunya fokus ke Amerika Utara. Selain itu, tidak ketemu lagi sumber akademik yang menyebutkan perselisihan kiblat terbaru di luar Amerika Utara. Kalau Amerika Utara banyak disebutkan, termasuk di Bilici dan Almakky/Snyder yang dikutip di artikel. [[Pengguna:HaEr48|HaEr48]] ([[Pembicaraan Pengguna:HaEr48|bicara]]) 19 Januari 2020 19.58 (UTC)
*** {{u|Mimihitam}} Bilici sebenarnya menyebut Australia dan Selandia Baru juga kondisinya sama karena baru akhir-akhir ini banyak Muslimnya, tetapi tidak menyebutkan tentang permasalahan kiblat di sana karena bukunya fokus ke Amerika Utara. Selain itu, tidak ketemu lagi sumber akademik yang menyebutkan perselisihan kiblat terbaru di luar Amerika Utara. Kalau Amerika Utara banyak disebutkan, termasuk di Bilici dan Almakky/Snyder yang dikutip di artikel. [[Pengguna:HaEr48|HaEr48]] ([[Pembicaraan Pengguna:HaEr48|bicara]]) 19 Januari 2020 19.58 (UTC)
***: @{{u|HaEr48}} menurutku malah jadi nggak berimbang porsinya dan bias ke Amerika Utara. Menurutku ada dua solusi: 1) Dihapus saja, atau 2) Gabung dgn bagian keragaman arah kiblat untuk perdebatan yg lebih kontemporer dan Amerika Utara jd contoh. Bagaimana? [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff">&nbsp;Mimihitam&nbsp;</span></small>''']] 20 Januari 2020 07.24 (UTC)
***: @{{u|HaEr48}} menurutku malah jadi nggak berimbang porsinya dan bias ke Amerika Utara. Menurutku ada dua solusi: 1) Dihapus saja, atau 2) Gabung dgn bagian keragaman arah kiblat untuk perdebatan yg lebih kontemporer dan Amerika Utara jd contoh. Bagaimana? [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff">&nbsp;Mimihitam&nbsp;</span></small>''']] 20 Januari 2020 07.24 (UTC)
**** {{Re|Mimihitam}} Kalau menurutku sih bukan bias tetapi memang mencerminkan porsi yang dibahas sumber-sumber yang ada. Perbedaan pendapat yang ada di AmUt cukup dibahas di sumber-sumber akademik sebagai isu kontemporer (vs perbedaan arah-arah kiblat di Kairo yang dianggap sebagai isu sejarah), jadi aku pikir cocok dimasukkan isu kontemporer bersama kiblat luar angkasa. Kalau mau digabung ke keragaman seperti saran bung Mimihitam mungkin jadi begini sih strukturnya:
::::*Keragaman
::::** Dalam sejarah
::::** Di Nusantara
::::** Di Amerika Utara
::::* Dari luar angkasa (tidak bisa jadi sub-bagian "kontemporer" lagi karena tinggal cuma satu)
::::Not bad, tapi menurutku dibanding seperti ini, struktur artikel sekarang malah lebih pas. Bagaimana? {{u|Masjawad99}} juga silakan kalau ada pendapat mengenai ini. [[Pengguna:HaEr48|HaEr48]] ([[Pembicaraan Pengguna:HaEr48|bicara]]) 20 Januari 2020 18.47 (UTC)
* Tambahkan dalam kurung apa itu [[tawaf]]
* Tambahkan dalam kurung apa itu [[tawaf]]
** Sudah. [[Pengguna:HaEr48|HaEr48]] ([[Pembicaraan Pengguna:HaEr48|bicara]]) 18 Januari 2020 05.06 (UTC)
** Sudah. [[Pengguna:HaEr48|HaEr48]] ([[Pembicaraan Pengguna:HaEr48|bicara]]) 18 Januari 2020 05.06 (UTC)
Baris 61: Baris 68:
***Numpang komentar, kayaknya bagian mengenai perselisihan pendapat (mulai dari "Para ahli falak Indonesia..." sampai "... seperti metode pengamatan bayangan") bisa dipangkas atau malah dibuang sekalian; sepertinya intinya kurang lebih sama dengan perdebatan mengenai ''ainul ka'bah'' dan ''jihatul ka'bah'' yang sudah dibahas sebelumnya (?). [[Pengguna:Masjawad99|<span title="halaman pengguna saya">'''<span style="color:#0000FF">Masjawad99</span>'''</span>]]<sup>[[Pembicaraan_Pengguna:Masjawad99|<span title="halaman pembicaraan saya">💬</span>]]</sup> 20 Januari 2020 00.05 (UTC)
***Numpang komentar, kayaknya bagian mengenai perselisihan pendapat (mulai dari "Para ahli falak Indonesia..." sampai "... seperti metode pengamatan bayangan") bisa dipangkas atau malah dibuang sekalian; sepertinya intinya kurang lebih sama dengan perdebatan mengenai ''ainul ka'bah'' dan ''jihatul ka'bah'' yang sudah dibahas sebelumnya (?). [[Pengguna:Masjawad99|<span title="halaman pengguna saya">'''<span style="color:#0000FF">Masjawad99</span>'''</span>]]<sup>[[Pembicaraan_Pengguna:Masjawad99|<span title="halaman pembicaraan saya">💬</span>]]</sup> 20 Januari 2020 00.05 (UTC)
***: Kalau menurutku malah sudah bagus dan cukup informatif untuk ada di bagian keragaman arah kiblat. [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff">&nbsp;Mimihitam&nbsp;</span></small>''']] 20 Januari 2020 07.24 (UTC)
***: Kalau menurutku malah sudah bagus dan cukup informatif untuk ada di bagian keragaman arah kiblat. [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff">&nbsp;Mimihitam&nbsp;</span></small>''']] 20 Januari 2020 07.24 (UTC)
****: Oke, kalau begitu aku pertahankan saja. [[Pengguna:HaEr48|HaEr48]] ([[Pembicaraan Pengguna:HaEr48|bicara]]) 20 Januari 2020 18.47 (UTC)


Semoga masukanku bisa membantu. [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff">&nbsp;Mimihitam&nbsp;</span></small>''']] 13 Januari 2020 14.53 (UTC)
Semoga masukanku bisa membantu. [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff">&nbsp;Mimihitam&nbsp;</span></small>''']] 13 Januari 2020 14.53 (UTC)

Revisi per 20 Januari 2020 18.47

Kiblat

Pengusul: HaEr48 (b • k • l) · Status:    Dalam diskusi

Salah satu aspek ibadah umat Islam. Sudah aku lengkapi tidak hanya dari segi agama, tetapi dari segi aspek ilmiah yang digunakan dan dari segi sejarah. Menggunakan berbagai sumber akademis. Dimohon masukannya untuk meningkatkan kualitas artikel. HaEr48 (bicara) 12 Januari 2020 20.34 (UTC)[balas]

Komentar dari Mimihitam

Keren sekali artikelnya dikembangkan sendiri dan isinya juga mencakup sudut pandang ilmiah. Sangat jarang ada artikel tentang agama dalam bahasa Indonesia yang diulas sedalam ini. Artikel ini patut menjadi contoh bagi pengguna-pengguna lain yang mau mengembangkan artikel tentang agama.

Saya sendiri sangat yakin artikel ini akan bisa lolos sebagai Artikel Pilihan. Walaupun begitu, berikut adalah beberapa masukanku untuk meningkatkan mutu artikel yang sudah bagus ini.

  • "Selain untuk salat, kiblat juga merupakan arah yang dianjurkan untuk berdoa, arah berihram dalam haji, arah wajah hewan saat disembelih, arah jenazah seorang Muslim saat dimakamkan, serta arah yang dihindari untuk buang air serta membuang dahak" ==> pembaca yang awam akan bertanya, karena kalimat diawali dengan "dianjurkan", apakah itu berarti arah berihram dll itu juga anjuran? Harus berhati2 dengan struktur kalimatnya supaya isinya tepat.
  • Isu kontemporer: kenapa ada pembahasan khusus "Kiblat dari Amerika Utara". Apa yang membuat Amerika Utara sangat spesial?
    • Ada penjelasannya di dua kalimat pertama bagian tersebut. Apa perlu ditambah penjelasannya? Dari bagian pembuka aku hapus aja karena paragraf ketiga perlu dipendekkan dan menjelaskan ini justru malah bikin tambah panjang. HaEr48 (bicara) 18 Januari 2020 05.06 (UTC)[balas]
      @HaEr48 maksudku bukan cuma di paragraf pembuka, tapi juga di subbagian Kiblat di Amerika Utara. Kenapa harus ada pembahasan khusus untuk wilayah tsb? Knp nggak Australia atau Brasil?  Mimihitam  18 Januari 2020 06.45 (UTC)[balas]
      • Mimihitam Bilici sebenarnya menyebut Australia dan Selandia Baru juga kondisinya sama karena baru akhir-akhir ini banyak Muslimnya, tetapi tidak menyebutkan tentang permasalahan kiblat di sana karena bukunya fokus ke Amerika Utara. Selain itu, tidak ketemu lagi sumber akademik yang menyebutkan perselisihan kiblat terbaru di luar Amerika Utara. Kalau Amerika Utara banyak disebutkan, termasuk di Bilici dan Almakky/Snyder yang dikutip di artikel. HaEr48 (bicara) 19 Januari 2020 19.58 (UTC)[balas]
        @HaEr48 menurutku malah jadi nggak berimbang porsinya dan bias ke Amerika Utara. Menurutku ada dua solusi: 1) Dihapus saja, atau 2) Gabung dgn bagian keragaman arah kiblat untuk perdebatan yg lebih kontemporer dan Amerika Utara jd contoh. Bagaimana?  Mimihitam  20 Januari 2020 07.24 (UTC)[balas]
        • @Mimihitam: Kalau menurutku sih bukan bias tetapi memang mencerminkan porsi yang dibahas sumber-sumber yang ada. Perbedaan pendapat yang ada di AmUt cukup dibahas di sumber-sumber akademik sebagai isu kontemporer (vs perbedaan arah-arah kiblat di Kairo yang dianggap sebagai isu sejarah), jadi aku pikir cocok dimasukkan isu kontemporer bersama kiblat luar angkasa. Kalau mau digabung ke keragaman seperti saran bung Mimihitam mungkin jadi begini sih strukturnya:
  • Keragaman
    • Dalam sejarah
    • Di Nusantara
    • Di Amerika Utara
  • Dari luar angkasa (tidak bisa jadi sub-bagian "kontemporer" lagi karena tinggal cuma satu)
Not bad, tapi menurutku dibanding seperti ini, struktur artikel sekarang malah lebih pas. Bagaimana? Masjawad99 juga silakan kalau ada pendapat mengenai ini. HaEr48 (bicara) 20 Januari 2020 18.47 (UTC)[balas]
  • Tambahkan dalam kurung apa itu tawaf
  • Tahun hijriyah agar dikasih padanan Masehinya (contoh: "tahun ke-2 Hijriyah")
  • "Sebelum turunnya ayat ini, diketahui selama di Madinah umat Islam berkiblat ke arah Yerusalem, sama seperti umat Yahudi Madinah ketika itu."
    • Apakah alasannya hanya karena ada wahyu atau karena ada alasan lain? Dari yang aku baca sih di wahyunya pun juga disebutkan alasannya, dan ini masih belum disebutkan di artikelnya.
    • Apakah benar umat Yahudi Madinah benar-benar berdoa menghadap kiblat? Soalnya setahuku kiblat konsep yang unik dalam agama Islam. Kalau misalkan nggak pasti mungkin bisa diganti perumusan kalimatnya jadi "yang diyakini merupakan arah berdoa umat Yahudi Madinah ketika itu"
  • Sebelum agama Islam diturunkan, apa fungsinya Kabah? Menurutku ini yang kurang di bagian latar belakangnya.
    • Sudah ditambahkan sedikit: "Pada generasi sebelum Muhammad, Ka'bah digunakan sebagai pusat peribadatan agama Arab pra-Islam, tetapi tidak terdapat banyak catatan sejarah tentang Ka'bah sebelum munculnya Islam". Sayangnya sepertinya catatan sejarah agak kurang di Arab pra-Islam jadi tidak banyak rincian. HaEr48 (bicara) 18 Januari 2020 05.06 (UTC)[balas]
  • Apakah penganut Ahmadiyah juga berdoa menghadap ke kiblat? Kalau iya mungkin bisa ditambahkan
  • "Satu-satunya pengecualian besar dalam sejarah adalah kaum Qaramithah, sebuah aliran sempalan Syiah pada abad ke-10 M yang tidak mengakui Ka'bah sebagai kiblat" --> alasannya apa? Mungkin akan menarik untuk pembaca
    • Tidak disebutkan alasannya, tetapi disebutkan kalau mereka sempat menyerang Ka'bah dan memindahkan Hajar Aswad untuk menandai dimulainya era baru dalam Islam.. aku sebutkan ini saja. HaEr48 (bicara) 18 Januari 2020 06.35 (UTC)[balas]
  • Aku baca kaum Alevi juga tidak wajib menghadap kabah sewaktu berdoa, mungkin bisa ditambahkan di artikelnya beserta alasannya
  • " Menurut sebagian penafsiran, (...)" ==> oleh siapa?
  • Apakah ada keterangan soal pandangan masing2 mazhab Sunni dan Syiah terhadap ainul kabah dan jihatul kabah? Karena kelihatannya terdapat ikhtilaf soal ini.
  • "pada 28 Mei sekitar pukul 12:18 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 9:18 UTC dan 16 Juli pukul 12:27 WAS (9:27 UTC)" --> daripada UTC mending dijadikan WIB, karena pembaca kita kebanyakan orang Indonesia
  • "Peristiwa ini terjadi pada 14 Januari 00:30 WAS (21:30 UTC di hari sebelumnya) dan 29 November 00:09 WAS (28 November 21:09 UTC)." ==> idem.
  • "Kebanyakan umat Muslim mengikuti arah ortodrom (sesuai hasil kalkulasi) dan hanya sebagian kecil yang mengikuti arah loksodrom (garis lurus peta bumi datar)." ==> sebagian kecil ini siapa?
  • Apakah ada pendapat keagamaan soal metode-metode yang sekarang sudah terbukti salah? Misalnya dari Al-Andalus mengarah ke selatan, berarti kalau salatnya dari Granada ke arah Maroko tetap dianggap tidak sah dong walaupun itu metode tradisional?
    • Maksudnya retrospeksi dari sekarang begitu ya? Aku enggak nemu yang menggali dan menghakimi masa lalu begitu. Tetapi menurut sumber King, pada zaman itu dianggap masih dalam batasan jihatul ka'bah (disebutkan di kalimat terakhir "Keragaman arah kiblat"). HaEr48 (bicara) 18 Januari 2020 05.06 (UTC)[balas]
  • Bagian "Alat bantu" mungkin bisa dikembangkan lagi dengan memulai paragraf dengan alat-alat tradisional seperti kompas kiblat, dan kemudian baru masuk ke alat bantu modern seperti aplikasi telepon pintar
  • "tetapi astronomi India tetap memiliki pengaruh berarti." ==> pengaruh seperti apa?
  • "Berdasarkan metode-metode hisab tersebut, membuat tabel yang menunjukkan arah kiblat dari berbagai tempat di dunia, yang disusun menurut selisih bujur (ΔB) dan lintang (ΔL) dari Mekkah." ==> fragment sentence
  • Ketidakkonsistenan penulisan: "Dunia Islam" atau "dunia Islam"?
  • Keragaman arah kiblat: bagaimana dengan penentuan arah kiblat di Nusantara? Aku pernah baca kalau masjid2 lama cukup mengarah ke barat karena mereka tahunya Mekkah itu di barat. Mungkin bisa disebutkan secara sepintas karena akan menarik untuk pembaca.

Semoga masukanku bisa membantu.  Mimihitam  13 Januari 2020 14.53 (UTC)[balas]

Komentar dari Masjawad99

Menarik sekali artikelnya, porsi pembahasan aspek-aspek keagamaan, sejarah, dan saintifiknya juga pas dan mudah diikuti, disertai dengan ilustrasi memadai. Sebagian besar tanggapan yang ingin saya berikan sudah terwakilkan oleh komentar Bung Mimi di atas. Saya hanya ada beberapa tambahan:

Masjawad99💬 14 Januari 2020 03.53 (UTC)[balas]

  • Untuk dioverlay kayaknya lumayan susah karena efek akibat proyeksi peta harus dipertimbangkan juga, jadi tidak bisa asal tempel saja. Aku rasa tetap berguna karena panah-panahnya jauh lebih banyak dibanding masjid-masjid yang ada di peta satunya. HaEr48 (bicara) 18 Januari 2020 06.44 (UTC)[balas]

Tambahan lagi:

  • "Berdasarkan metode-metode hisab tersebut, membuat tabel yang menunjukkan arah kiblat dari berbagai tempat di dunia, yang disusun menurut selisih bujur (ΔB) dan lintang (ΔL) dari Mekkah" ==> kalimatnya janggal. Mungkin ada kata yang hilang sebelum "membuat"?
    @Masjawad99 ini memang fragment sentence yang perlu diperbaiki oleh @HaEr48  Mimihitam  15 Januari 2020 16.52 (UTC)[balas]
    Wahaha, gak sadar kalo udah disebut di atas. Masjawad99💬 16 Januari 2020 04.05 (UTC)[balas]
  • Transliterasi istilah Arab (yang belum diserap) apa perlu diseragamkan? Saya lihat masih ada yang tidak konsisten, misalnya alih aksara ح (iniraf vs masjidi l-haram), pemisahan/penggabungan alif lam ke kata sebelumnya (rasyd al-qiblat vs 'ainul ka'bah), atau penggunaan digraf vokal dalam Suhail (vs Suhayl).

Masjawad99💬 15 Januari 2020 11.31 (UTC)[balas]

  • Kalau menurut WP:ARABLATIN, semua yang disebutkan di atas dua-duanya boleh (ḥ vs h, -ul vs al-, dan ay vs ai). Untuk h dan ai aku konsistenkan saja, tetapi kalau -ul dan al- aku biarkan saja karena buku-buku pun tidak konsisten dan kadang memang ada tempat yang lebih natural (dalam bahasa Indonesia) untuk -ul (misal ainul) dan dengan al- (misal inhiraf al-). HaEr48 (bicara) 18 Januari 2020 05.17 (UTC)[balas]