Kereta api Argo Parahyangan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 143: Baris 143:


== Tarif ==
== Tarif ==
Tarif untuk kereta api ini sekitar Rp350.000,00 untuk kelas eksekutif ''luxury,'' Rp290.000,00 untuk kelas eksekutif ''priority'', Rp150.000,00 untuk kelas eksekutif, dan Rp110.000,00 untuk kelas ekonomi AC plus dan ekonomi premium. Tarif ini berlaku secara merata untuk semua stasiun pemberhentian.
Tarif untuk kereta api ini sekitar Rp350.000,00 untuk kelas eksekutif ''luxury,'' Rp290.000,00 untuk kelas eksekutif ''priority'', Rp150.000,00 - Rp175.000,00 untuk kelas eksekutif, dan Rp110.000,00 - Rp125.000,00 untuk kelas ekonomi AC plus dan ekonomi premium. Tarif ini berlaku secara merata untuk semua stasiun pemberhentian.


== Jadwal perjalanan ==
== Jadwal perjalanan ==

Revisi per 16 Januari 2020 14.35

Kereta api Argo Parahyangan
Berkas:Papan Nama KA Argo Parahyangan Khas Daop 2.png
Berkas:KA 43 ARGO PARAHYANGAN.jpeg
Kereta api Argo Parahyangan saat akan memasuki Stasiun Bandung
Informasi umum
Jenis layananKereta api ekspres
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi II Bandung (reguler dan fakultatif)
Daerah Operasi I Jakarta (reguler dengan rangkaian milik Dipo Kereta Jakarta Kota)
Pendahulu
  • Parahyangan (1971-2010)
  • Argo Gede (1995-2010)
Mulai beroperasi27 April 2010
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian12.000 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awal
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh
  • 170 km - 180 km
Waktu tempuh rerata
  • 3 Jam 15/35 Menit (BD-GMR)
  • 4 Jam 15 Menit (KAC-BD-GMR)
  • 2 Jam 50 Menit (Argo Parahyangan Excellence)
Frekuensi perjalananSebelas kali dalam satu perjalanan pulang pergi di hari biasa dan sampai 14 kali dalam satu perjalanan pulang pergi di akhir pekan dan hari libur nasional
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
Kelas
  • Eksekutif argo dan luxury
  • Eksekutif argo dan ekonomi AC premium (dan priority)
  • Eksekutif argo dan ekonomi AC plus
Pengaturan tempat duduk
  • 50 tempat duduk disusun 2-2 (eksekutif argo)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 26 tempat duduk disusun 1-2 (eksekutif luxury)
    kursi dapat diputar dan dapat direbahkan hingga 180°
  • 28 tempat duduk disusun 2-2 (eksekutif priority)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 80 tempat duduk disusun 2-2. Sebanyak 32 kursi ke arah depan dan 32 ke arah belakang (kelas ekonomi premium)
    kursi dapat direbahkan
  • 80 tempat duduk disusun 2-2. Sebanyak 32 kursi ke arah depan dan 32 ke arah belakang (kelas ekonomi plus)
    kursi tidak dapat direbahkan
Fasilitas restorasiAda, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks dengan tirai dan lapisan laminasi isolator panas
Fasilitas hiburanAda (eksekutif)
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional
  • 60 s.d. 100 km/jam
  • 60 s.d. 105 km/jam (Argo Parahyangan Excellence)
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal
  • 35-56 (reguler)
  • 65F-70F (fakultatif)
  • 7000-7004 (tambahan)

Kereta api Argo Parahyangan (Aksara Sunda Baku: ᮊᮛᮦᮒ ᮃᮕᮤ ᮃᮁᮌᮧ ᮕᮛᮠᮡᮍᮔ᮪, Karéta api Argo Parahyangan) merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif argo dan ekonomi premium/ekonomi AC plus yang dioperasikan oleh PT Kereta api Indonesia (Persero) Daerah Operasi II Bandung (reguler dan fakultatif) dan Daerah Operasi I Jakarta (reguler) yang melayani lintas Kiaracondong-Bandung-Gambir dan sebaliknya. Kereta api ini menawarkan pilihan perjalanan pada pagi hingga malam hari untuk kedua arah. Kereta api ini menempuh jarah sejauh ±169 km menelusuri pegunungan Priangan barat yang ditempuh dalam waktu rata-rata 3 jam. Kereta api ini merupakan salah satu kereta api dengan frekuensi perjalanan terbanyak di Indonesia.

Dalam pengoperasiannya, kereta api ini juga menggunakan rangkaian kereta api yang tidak dipakai untuk dinas, seperti rangkaian kereta api Harina, Sembrani, maupun rangkaian kereta api lainnya.

Asal-usul nama

Kereta api ini merupakan gabungan pelayanan dari kereta api Argo Gede dan Parahyangan. Meskipun menyandang nama "Argo", kereta ini merupakan kereta api kelas campuran, tidak sepenuhnya eksekutif sebagaimana seharusnya kereta api lainnya yang juga menggunakan nama "Argo", kecuali pada beberapa perjalanan/nomor Gapeka menggunakan rangkaian eksekutif saja atau bahkan ekonomi AC plus saja.

Sejak masa awal beroperasi mulai tahun 2010, kereta api ini juga menjadi kereta argo pertama yang memiliki kelas selain kelas eksekutif, dan sejak itu pula, nama "Argo" pun telah digunakan oleh PT KAI untuk kereta selain kelas eksekutif, seperti kereta api Argo Cheribon.

Sejarah operasional

Awal beroperasi

Kereta api ini merupakan kereta api hasil peleburan dari kereta api Argo Gede dan Parahyangan yang telah dihentikan pengoperasiannya sejak 26 April 2010. Kereta api Argo Parahyangan merupakan hasil tanggapan dari PT KAI atas kekecewaan masyarakat karena dihentikannya pengoperasian kereta api Parahyangan.[1] Karena masyarakat tidak mau nama "Parahyangan" ditiadakan, maka PT KAI menggabungkan pelayanan kereta api Argo Gede dan Parahyangan menjadi "Argo Parahyangan".

Pada awal kereta api ini beroperasi, biasanya kereta ini terdiri dari tiga sampai empat kereta kelas eksekutif dan dua sampai tiga kereta kelas bisnis.

Masa-masa beroperasi (2011-sekarang)

Karena permintaan kelas eksekutif lebih tinggi dari kelas bisnis, sebagian kereta dengan layanan kelas bisnis diganti dengan kereta kelas eksekutif sehingga kereta api ini menjadi kereta api eksekutif seluruhnya mulai tanggal 30 Desember 2011 (meskipun di beberapa perjalanannya terdapat layanan kelas bisnis). Hingga tahun 2016, terdapat dua jenis aneka layanan dalam kereta api ini, yaitu kelas eksekutif saja (kereta api reguler dan rangkaian kereta api Turangga dan Gajayana) serta campuran eksekutif-bisnis (kereta api reguler dan rangkaian kereta api Harina).

Pada pertengahan tahun 2016, kereta api Argo Parahyangan eksekutif maupun campuran menambah satu kereta kelas bisnis yang dibuka untuk penumpang, sejak tidak lagi difungsikan sebagai kereta aling-aling. Begitu juga dengan kereta dengan rangkaian kereta api Harina yang menambah satu kereta kelas ekonomi AC (sebanyak 106 kursi).

Sejak 25 Oktober 2016, sebagian perjalanan kereta api Argo Parahyangan reguler menggunakan kereta ekonomi plus buatan PT INKA keluaran tahun 2016 yang merupakan bekas dari kereta api Mutiara Selatan maupun kereta api lainnya sehingga layanan kereta api berubah menjadi kelas eksekutif dan ekonomi AC plus. Selain itu, jumlah perjalanan semakin diperbanyak karena pemasukan dari kereta api ini yang baik serta sering terjadi kemacetan di jalan tol Jakarta-Bandung membuat beberapa masyarakat beralih ke moda transportasi kereta api.

Pada tahun 2017 hingga 2019, dijalankan kereta api tambahan untuk kereta api ini dengan menggunakan rangkaian kelas ekonomi premium keluaran tahun 2017 dan eksekutif berbahan baja nirkarat keluaran tahun 2018. Mulai tanggal 9 Maret 2018, layanan kereta api Argo Parahyangan ditambah dengan menambahkan kereta kelas eksekutif priority sebagai layanan mewah dari kereta api ini.

Mulai tahun 2019, seluruh layanan kereta api Argo Parahyangan reguler berganti menjadi kelas eksekutif dan ekonomi premium dengan rangkaian kereta berbahan baja nirkarat keluaran tahun 2018. Pada tanggal 1 Oktober 2019, perjalanan kereta api ini ditambah dengan nama "Argo Parahyangan Excellence" yang memiliki waktu tempuh lebih singkat, yakni sekitar 2 jam 50 menit.[2]

Sesuai dengan grafik perjalanan kereta api (gapeka) tahun 2019, kereta api ini berjalan sebelas kali pergi-pulang reguler dan tiga kali perjalanan kereta api fakultatif. Hingga saat ini, rangkaian kereta api Argo Parahyangan yang digunakan untuk perjalanan tambahan masih menggunakan rangkaian dari kereta api Harina, Sembrani, dan lain-lain.

Tidak hanya itu pula, peran kereta api Argo Parahyangan pun didukung oleh perpanjangan lintasan kereta api Argo Wilis, Turangga, dan Mutiara Selatan hingga Stasiun Gambir.

Fasilitas

Kereta api Argo Parahyangan saat itu menggunakan rangkaian kereta eksekutif Argo bekas kereta api Argo Gede buatan tahun 1995 dan 2002, terkadang menggunakan rangkaian kereta api Argo Wilis keluaran tahun 1998, sedangkan kereta bisnis menggunakan rangkaian kereta bekas kereta api Parahyangan.

Mulai 25 Oktober 2016, layanan kelas bisnis pada kereta api Argo Parahyangan diganti dengan kelas ekonomi dengan rangkaian keluaran tahun 2016 yang sempat digunakan untuk operasional kereta api Mutiara Selatan—rangkaian ekonomi keluaran tahun 2016 yang dikritik masyarakat karena alasan kenyamanan, terdapat 80 kursi.[3] Rangkaian kelas ekonomi pun kemudian diganti dengan kereta kelas ekonomi premium pada tahun 2019.

Data teknis

Lintasan perjalanan Bandung - Gambir pp.

Kiaracondong - Bandung - Gambir pp.

Lokomotif CC206
Rangkaian Rangkaian asli

satu kereta priority (K1) + lima kereta eksekutif (K1 2018) + satu kereta makan (M1 2018) + empat kereta premium (K3 2018) + satu kereta pembangkit (P 2018)

Rangkaian milik kereta api Harina

tiga kereta kelas premium (K3 2018 BD) + satu kereta makan (M1 2018 BD) + lima kereta kelas eksekutif (K1 2018 BD) + satu kereta pembangkit (P 2018 BD)

Rangkaian milik Dipo Jakarta Kota (JAKK)

lima kereta kelas eksekutif (K1 2018 JAKK) + satu kereta makan (M1 2018 JAKK) + empat kereta kelas premium (K3 2018/2019 JAKK) + satu kereta pembangkit (P JAKK)

Rangkaian milik kereta api Sembrani

satu kereta kelas luxury (K1 2019 SBI) + empat kereta kelas eksekutif (K1 2016 SBI) + satu kereta makan (M1 2016 SBI) + empat kereta kelas eksekutif (K1 2016 SBI) + satu kereta pembangkit (P)

Rangkaian kereta api fakultatif

satu kereta kelas ekonomi plus (K3 2016 BD) + satu kereta makan (M1 BD) + empat kereta kelas eksekutif (K1 BD) + satu kereta pembangkit (P BD)

Catatan  :

  • Susunan rangkaian kereta dapat berubah sewaktu-waktu
  • Beberapa layanan kereta api ini ditambah kereta priority
Waktu tempuh rata-rata 3 hingga 4 jam

2 jam 50 menit (untuk kereta api Argo Parahyangan Excellence)

Tarif

Tarif untuk kereta api ini sekitar Rp350.000,00 untuk kelas eksekutif luxury, Rp290.000,00 untuk kelas eksekutif priority, Rp150.000,00 - Rp175.000,00 untuk kelas eksekutif, dan Rp110.000,00 - Rp125.000,00 untuk kelas ekonomi AC plus dan ekonomi premium. Tarif ini berlaku secara merata untuk semua stasiun pemberhentian.

Jadwal perjalanan

Berikut ini adalah jadwal kereta api Argo Parahyangan per 1 Desember 2019 (berdasarkan Gapeka 2019).

  • Kereta api reguler
Argo Parahyangan (Kiaracondong/Bandung - Gambir)
Stasiun KA 35* KA 37 KA 39 KA 41 KA 43 KA 45 KA 47 KA 49 KA 51 KA 53 KA 55
Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat
Kiaracondong - 04.35 - 13.30 - 17.45
Bandung - 04.20 04.45 04.55 - 06.45 - 11.35 13.40 13.50 - 15.00 17.55 18.10 - 20.45 - 22.05 - 09.10 - 11.00
Cimahi Ls Ls 05.06 05.08 06.56 06.58 11.46 11.50 14.01 14.03 15.11 15.13 18.21 18.25 20.56 20.59 22.16 22.18 09.21 09.25 11.21 11.23
Purwakarta Ls Ls 06.29 06.39 Ls Ls Ls Ls 15.25 15.28 Ls Ls Ls Ls 22.21 22.25 Ls Ls Ls Ls Ls Ls
Cikampek Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls 15.48 15.50 Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls
Bekasi Ls Ls 07.46 07.48 09.36 09.38 14.21 14.23 16.37 16.39 17.39 17.41 20.52 20.54 23.30 23.32 00.47 00.49 12.01 12.03 13.55 13.57
Jatinegara Ls Ls 08.05 08.07 09.54 09.56 14.42 14.44 16.58 17.00 17.59 18.01 21.14 21.16 23.48 23.50 01.05 01.07 12.22 12.24 14.13 14.15
Gambir 07.10 - 08.22 - 10.12 - 15.00 - 17.16 - 18.17 - 21.31 - 00.06 - 01.23 - 12.40 - 14.31 -
Argo Parahyangan (Gambir - Bandung/Kiaracondong)
Stasiun KA 36 KA 38 KA 40 KA 42 KA 44* KA 46 KA 48 KA 50 KA 52 KA 54 KA 56
Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat
Gambir - 05.30 - 06.15 - 08.55 - 10.45 - 15.40 - 17.45 - 18.45 - 22.05 - 22.55 - 13.10 - 07.12
Bekasi 06.00 06.02 06.46 06.48 09.26 09.28 11.15 11.17 Ls Ls 18.16 18.18 19.16 19.18 22.35 22.37 23.25 23.27 13.41 13.43 Ls Ls
Cikampek Ls Ls 07.35 07.38 Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls
Purwakarta 07.08 07.10 Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls Ls
Cimahi 08.33 08.35 09.36 09.38 12.00 12.02 13.56 13.58 Ls Ls 20.46 20.48 21.53 21.57 01.14 01.16 01.52 01.54 16.20 16.22 10.18 10.20
Bandung 08.46 - 09.49 10.10 12.13 - 14.09 14.23 18.30 - 20.59 - 22.08 - 01.27 - 02.05 - 16.33 - 10.51 -
Kiaracondong 10.20 - 14.28 -
Keterangan:
Tanda (*) merupakan jadwal dari Kereta api Argo Parahyangan Excellence
Ls = kereta berjalan langsung di suatu stasiun
  • Kereta api fakultatif
Argo Parahyangan (Bandung-Gambir)
Stasiun KA 65F KA 67F KA 69F
Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat
Bandung - 22.55 - 10.30 - 19.25
Cimahi 23.06 23.09 10.41 10.43 19.36 19.38
Bekasi 01.27 01.29 13.22 13.24 22.23 22.25
Jatinegara 01.45 01.47 13.43 13.45 22.41 22.43
Gambir 02.02 - 14.01 - 22.59 -
Argo Parahyangan (Gambir-Bandung)
Stasiun KA 66F KA 68F KA 70F
Tiba Berangkat Tiba Berangkat Tiba Berangkat
Gambir - 00.40 - 14.25 - 23.30
Bekasi Ls Ls 14.58 15.00 00.00 00.02
Cimahi 03.27 03.29 17.25 17.27 02.27 02.29
Bandung 03.40 - 17.38 - 02.40 -

Insiden

  • Pada tanggal 30 Mei 2014, kereta api Argo Parahyangan anjlok di Depok, Darangdan, Purwakarta ke arah Stasiun Cikadongdong yang mengakibatkan dua kereta dan sebuah lokomotif anjlok keluar rel. Selain itu, perjalanan kereta api Serayu dialihkan dan ratusan penumpang kereta api Argo Parahyangan telantar.[4][5][6][7]
  • Pada tanggal 26 Agustus 2019 pukul 13.00, KA 32 Argo Parahyangan menabrak bus angkutan karyawan di Kampung Gorowong, Warung Bambu, Karawang Timur, Karawang karena bus mogok saat melintas di perlintasan kereta api. Kejadian ini mengakibatkan kaca lampu semboyan pada lokomotif pecah, kereta pembangkit dan mobil mengalami kerusakan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu karena sopir dan penumpangnya keluar menghindari kecelakaan. Namun, perjalanan kereta api menjadi terhambat.[8]
  • Pada tanggal 21 Desember 2019 pukul 22:15 WIB, kereta api Argo Parahyangan menabrak mobil di perlintasan Kereta Api Cibitung, Wanasari, Cibitung, Bekasi yang mengakibatkan mobil mengalami kerusakan parah dan tujuh orang penumpang tewas di lokasi kecelakaan. Selain itu, lampu kabut sebelah kiri pada lokomotif pecah kemudian berhenti luar biasa di Stasiun Tambun untuk memeriksa lokomotif.[9]

Referensi

Galeri

Pranala luar

(Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia