Poppy Mercury: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 202.67.45.27 dan 36.73.159.107) dan mengembalikan revisi 16318147 oleh Poppy Mercury
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 10: Baris 10:
|deathdate = {{death date and age|1995|8|28|1972|11|15}}
|deathdate = {{death date and age|1995|8|28|1972|11|15}}
|deathplace = {{negara|Indonesia}} [[Kabupaten Bandung|Bandung]], [[Indonesia]]
|deathplace = {{negara|Indonesia}} [[Kabupaten Bandung|Bandung]], [[Indonesia]]
|genre = [[Slow rock]]
|genre = [[Rock]]
|occupation = [[Penyanyi]]
|occupation = [[Penyanyi]]
|yearsactive = [[1990]] - [[1995]]
|yearsactive = [[1990]] - [[1995]]
Baris 23: Baris 23:
}}
}}


'''Poppy Yusfidawaty''' atau '''Poppy Mercury''' ({{lahirmati|[[Bandung]]|15|11|1972|[[Kabupaten Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]]|28|8|1995}}) adalah penyanyi [[slow rock]] Indonesia. Ia adalah anak ke-5 dari 7 bersaudara. Ia populer pada era 90an lewat lagu "Surat Undangan" dan "Antara Jakarta dan Penang".
'''Poppy Yusfidawaty''' atau '''Poppy Mercury''' ({{lahirmati|[[Bandung]]|15|11|1972|[[Kabupaten Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]]|28|8|1995}}) adalah penyanyi [[rock]] [[Indonesia]]. Ia adalah anak ke-5 dari 7 bersaudara. Ia populer pada era 90an lewat lagu "Surat Undangan" dan "Antara Jakarta dan Penang".


== Kematian ==
== Kematian ==

Revisi per 17 Desember 2019 12.17

Poppy Mercury
GenreRock
PekerjaanPenyanyi
Tahun aktif1990 - 1995
LabelAkurama Records, Musica Studio's

Poppy Yusfidawaty atau Poppy Mercury (15 November 1972 – 28 Agustus 1995) adalah penyanyi rock Indonesia. Ia adalah anak ke-5 dari 7 bersaudara. Ia populer pada era 90an lewat lagu "Surat Undangan" dan "Antara Jakarta dan Penang".

Kematian

Poppy meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 1995 di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung akibat komplikasi Maag, bronchitis/radang tenggorokan atau yang lebih dikenal dengan difteri serta Rematik yang dideritanya. Poppy show terakhir kalinya di acara Pekan Raya Padang, tepatnya tanggal 2 Agustus 1995. Sebenarnya kondisi kesehatan Poppy sebelum berangkat sudah menurun dan ia pun berencana membatalkan shownya, tetapi panitia mengingatkan akan banyak penonton yang kecewa jika Poppy tidak hadir. Akhirnya Poppy pun mengabulkan permintaan panitia demi profesional kerja dan rasa cintanya yang begitu besar kepada para penggemarnya.

Sepulang dari shownya, Poppy pun sempat membagikan oleh-oleh yang dibelinya di Padang kepada keluarganya, tapi keesokan harinya kondisi kesehatan Poppy langsung menurun. Poppy tidak pernah mau dibawa ke rumah sakit karena dia lebih senang dirawat Dokter di rumah. Pada tanggal 25 Agustus 1995, karena kondisinya makin memburuk, Poppy pun dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, dan pada hari Senin 28 Agustus 1995 pukul 06.30 WIB Poppy pun menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah sebelumnya sempat tak sadarkan diri. Almarhumah Poppy Mercury dikebumikan di TPU Sirna Raga Bandung.[1] Ia meninggal tak lama setelah kematian Zainal Abidin pada bulan Januari dan Nike Ardilla pada bulan Maret. Setelah Nike meninggal, Deddy Dores ingin manjadikan Poppy sebagai penggantinya, sebagai penerus yang membawakan lagu-lagunya, tetapi baru satu lagu yang dinyanyikan kondisi Poppy sudah sangat parah bahkan dokternya menyarankan untuk berhenti sementara dari menyanyi. Pasca kematiannya, Poppy masih produktif mengeluarkan album dan single, meskipun lagunya masih sama, hanya berganti sampul saja.

Prestasi

  • Nominasi BASF Awards 1991, Album Antara Jakarta dan Penang
  • HDX Awards 1992, album Surat Undangan (Sendiri Lagi) Kategori Album Terlaris
  • HDX Awards 1992, Album Surat Undangan, Kategori Album Terbaik
  • BASF Awards 1993, Single Badai Asmara, Kategori Penjualan Kaset Terlaris
  • Lagu Favorit Video Musik Indonesia 1994, album Biarkan Ku Pergi
  • HDX Awards 1994, album Biarkan Ku Pergi
  • HDX Awards 1995, album Hati Siapa Tak Luka

Album

Single

  • Terlalu Pagi (1990)
  • Fantasia Bulan Madu (Feat Saleem Iklim) (1991)
  • Suci Dalam Debu (Feat Saleem Iklim) (1991)
  • Kugenggam Dunia (Feat Abiem Ngesti) (1992)
  • Badai Asmara (Kendala Cinta) (1993)
  • Tragedi Antara Kualalumpur Penang (1994)
  • Betapa Sayang Aku Padamu (1994)
  • Mama Aku Ingin pulang (1994)
  • Satukanlah Hati Kami (1995)
  • Air Mata Jadi Saksi (1995)

Trivia

  • Tahun 1995 dunia musik Indonesia kehilangan penyanyi-penyanyi muda secara beruntun dengan jarak yang berdekatan mulai dari Nike Ardilla (19 Tahun) disusul Andy Liani (29 Tahun) kemudian si Pangeran Dangdut Abiem Ngesti (16 Tahun) dan Poppy Mercury (22 Tahun)

Referensi