Wartawan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arisdp (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 112.215.243.155) dan mengembalikan revisi 14988340 oleh Raka santosa
Baris 7: Baris 7:


=== Istilah jurnalis dan wartawan di Indonesia ===
=== Istilah jurnalis dan wartawan di Indonesia ===
Istilah ''[https://www.jurnalisjombang.com jurnalis]'' baru muncul di Indonesia setelah masuknya pengaruh ilmu komunikasi yang cenderung berkiblat ke [[Amerika Serikat]]. Istilah ini kemudian berimbas pada penamaan seputar posisi-posisi kewartawanan. Misalnya, "redaktur" menjadi "editor."
Istilah ''jurnalis'' baru muncul di Indonesia setelah masuknya pengaruh ilmu komunikasi yang cenderung berkiblat ke [[Amerika Serikat]]. Istilah ini kemudian berimbas pada penamaan seputar posisi-posisi kewartawanan. Misalnya, "redaktur" menjadi "editor."


Pada saat [[Aliansi Jurnalis Independen]] berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah jurnalis ini. Menurut aliansi ini, jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis meliputi juga kolumnis, penulis lepas, [[fotografer]], dan [[desain grafis]] editorial. Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi ''wartawan.''
Pada saat [[Aliansi Jurnalis Independen]] berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah jurnalis ini. Menurut aliansi ini, jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis meliputi juga kolumnis, penulis lepas, [[fotografer]], dan [[desain grafis]] editorial. Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi ''wartawan.''

Revisi per 13 Desember 2019 08.30

Para wartawan yang sedang melaksanakan tugas.

Wartawan atau jurnalis atau pewarta adalah seseorang yang melakukan kegiatan jurnalistik atau orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat.

Istilah jurnalis

Vladimir Putin sedang diwawancarai wartawan.

Istilah jurnalis dan wartawan di Indonesia

Istilah jurnalis baru muncul di Indonesia setelah masuknya pengaruh ilmu komunikasi yang cenderung berkiblat ke Amerika Serikat. Istilah ini kemudian berimbas pada penamaan seputar posisi-posisi kewartawanan. Misalnya, "redaktur" menjadi "editor."

Pada saat Aliansi Jurnalis Independen berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah jurnalis ini. Menurut aliansi ini, jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis meliputi juga kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis editorial. Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi wartawan.

Sementara itu wartawan, dalam pendefinisian Persatuan Wartawan Indonesia, hubungannya dengan kegiatan tulis menulis yang di antaranya mencari data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan dituntut untuk objektif, hal ini berbeda dengan penulis kolom yang bisa mengemukakan subjektivitasnya.

Asal dan ruang lingkup istilah jurnalis

Dalam awal abad ke-19, jurnalis berarti seseorang yang menulis untuk jurnal, seperti Charles Dickens pada awal kariernya. Dalam abad terakhir ini artinya telah menjadi seorang penulis untuk koran dan juga majalah.

Banyak orang mengira jurnalis sama dengan reporter, seseorang yang mengumpulkan informasi dan menciptakan laporan, atau cerita. Tetapi, hal ini tidak benar karena dia tidak meliputi tipe jurnalis lainnya, seperti kolumnis, penulis utama, fotografer, dan desain editorial.

Tanpa memandang jenis media, istilah jurnalis membawa konotasi atau harapan profesionalitas dalam membuat laporan, dengan pertimbangan kebenaran dan etika.

Wartawan kampus dan pers kampus

Wartawan kampus adalah wartawan amatir yang berstatus mahasiswa dan tergabung dalam pers mahasiswa. Wartawan kampus mengelola surat kabar mahasiswa secara independen. Ketika Orde Baru pers umum tidak berani memberitakan kebenaran, pers mahasiswa menjadi media alternatif yang cukup penting. Kini pers mahasiswa tidak segarang dulu, namun independensinya masih diakui. Pers kampus dijadikan sebagai ajang calon wartawan kampus untuk belajar mengenai jurnalistik.

Pewarta foto

Di samping pewarta, dikenal juga istilah pewarta foto, yaitu seseorang yang yang melakukan kegiatan jurnalistik dengan merekam peristiwa yang diabadikan dalam bentuk foto, dengan menyertakan keterangan foto, lalu dikirimkan ke media massa, baik surat kabar, majalah, jurnal, televisi, maupun website berita. Seperti pewarta pada umumnya, pewarta foto juga harus memegang kode etik jurnalistik dalam kegiatannya, meskipun berita yang diturunkan hanya berupa keterangan foto. Sebuah surat kabar mengirimkan pewarta foto biasanya untuk keperluan khusus, antara lain mengambil gambar tokoh-tokoh penting, kejadian langka, bencana alam, situs sejarah, tujuan wisata, perhelatan seni-budaya, ataupun aktivitas pesohor.[1]

Organisasi kewartawan

Dalam menjalankan tugas kewartawanan, berbagai organisasi terkait wartawan ini dibentuk, baik berupa persatuan, forum, asosiasi, dll. Diantaranya adalah:

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Prezi Peran pewarta foto dalam proses foto jurnalistik, diakses 27 Desemmber 2016
  2. ^ Bandung Berita, Di Bandung Terbentuk Komunitas Wartawan ITJA, Diakses 05 Februari 2017