Bendera dan lambang Majapahit: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mrbonbon (bicara | kontrib)
Dikembalikan ke revisi 14715023 oleh Syzyszune (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 41: Baris 41:
<gallery>
<gallery>
Berkas:Flag of Indonesia.svg|[[Bendera Indonesia]]
Berkas:Flag of Indonesia.svg|[[Bendera Indonesia]]
Berkas:Naval Jack of Indonesia.svg|Bendera [[TNI-AL]]</gallery>
Berkas:Naval Jack of Indonesia.svg|Bendera [[TNI-AL]]
File:Flag of Malaysia.svg|[[Bendera Malaysia]]
</gallery>


{{bendera-stub}}
{{bendera-stub}}

Revisi per 4 November 2019 23.42


Kemaharajaan Majapahit
Nama Sang Saka Getih-Getah Samudra, Sang Saka Gula Kelapa, Sang Saka Jingga-Pethak
Pemakaian Lainnya Simbol vexillologis kecil atau piktogram berwarna hitam putih yang menunjukkan perbedaan penggunaan bendera
Perbandingan 3:5
Rancangan 5 garis mendatar berwarna merah (paling atas dan paling bawah) bertukar dengan 4 garis mendatar berwarna putih
Bendera TNI AL

Sang Saka Getih-Getah Samudra atau Sang Saka Gula Kelapa adalah sebutan bagi bendera kerajaan Majapahit. Bendera ini bercorak 5 garis merah dan 4 putih horizontal yang sama lebar, bermula dengan garis merah dan berakhir dengan garis merah yang melambangkan wilayah Nusantara dalam Sumpah Amukti Palapa. Sampai sekarang bendera ini dikibarkan oleh TNI-AL dalam Kapal Republik Indonesia (KRI) sebagai bendera maritim, dengan nama panji "Ular-Ular Tempur".

Sejarah

Sang Saka Getih-Getah atau Sang Saka Gula Kelapa dikibarkan sebagai panji kemenangan pasukan Raden Wijaya (raja pertama Majapahit) dalam pertempuran pertama melawan pasukan Dinasti Yuan dari Tiongkok.

Bendera Sang Saka Getih-Getah atau Sang Saka Gula Kelapa pertama kali berkibar, tercatat dalam prasasti Butak dengan angka tahun 1292M. Piagam Merah Putih adalah sebutan nama lain dari prasasti Butak.

Pada pertempuran pertama, pasukan Raden Wijaya berhasil mengalahkan dan memukul mundur 3000 pasukan Dinasti Yuan. Ike Mese pimpinan pasukan Mongol (Tartar) tewas di tangan Raden Wijaya dalam pertempuran ini.

Dalam perang kedua 1293 M, pasukan Raden Wijaya berhasil mengusir pergi pasukan Mongol (tartar) keluar dari pulau Jawa. Kekalahan pasukan Mongol (Tartar) oleh pasukan Jawa tercatat dan terus dikenang dalam sejarah Tiongkok.

"Sura Ing Bhaya" yang berarti "keberanian menghadapi bahaya," adalah "sesanti" (doa) yang menandai kemenangan pasukan Raden Wijaya mengalahkan pasukan Mongol (Tartar) dalam pertempuran kedua.

Majapahit kerajaan besar Nusantara didirikan tahun 1293 M. Penyatuan wilayah Nusantara sampai sebagian Asia di bawah panji Surya Majapahit, sudah dimulai dari awal berdirinya kerajaan Majapahit. Mulai dari masa Gayatri - Raden Wijaya, Jayanegara (Kalagemet), Tribuanawijaya Tungga Dewi, sampai Hayam Wuruk, wilayah Nusantara dibawah panji Majapahit bisa terwujud.

Sumpah Hamukti Palapa yang diucapkan Mahapatih Amungkubumi Gajah Mada adalah salah satu bukti peristiwa sejarah Majapahit dalam menyatukan Nusantara. Kerajaan Majapahit adalah penyatu wilayah Nusantara jauh sebelum Indonesia ada.

Dalam koreografi Kediri Bertutur V, "Matahari Majapahit," kebesaran sejarah Majapahit sebagai penyatu Nusantara diwujudkan dalam Pataka Sang Hyang Baruna, panji warna merah putih, Gajah Mada sampai peradaban maritim Majapahit.[1]

Bendera lainnya

  • Bendera yang serupa


Referensi

  1. ^ "Melihat Kibar Bendera Merah Putih dan Nusantara Sebelum Indonesia". Diakses tanggal 12-03-2018.