Sistem Peringatan Dini Tsunami Samudra Hindia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 14: Baris 14:


Sistem ini telah memberlakukan pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan pihak-pihak terkait yang turut melibatkan diri sejak akhir bulan Juni 2006‒dalam hal ini, dijalankan dalam bentuk percobaan terlebih dahulu‒ di bawah arahan yang diberikan oleh [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Perhimpunan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (UNESCO) dengan tersedianya sebanyak 25 stasiun pencatat gempa bumi yang bertujuan menyampaikan bahan keterangan tentang pantauan kegempaan kepada 26 pusat pemberitahuan tsunami dalam negeri, yang nantinya dibekali sekaligus oleh 6 buah [[pelampung tsunami]].<ref>[http://portal.unesco.org/en/ev.php-URL_ID=33442&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html Indian Ocean Tsunami Warning System up and running], UNESCOPRESS, 28-06-2006</ref> Biar bagaimanapun juga, kejelasan arahan yang disampaikan oleh pemerintah dan juga cara teratur yang digunakan untuk memberitahukan masyarakat yang tengah menghadapi bahaya bencana gempa dan tsunami menjadi suatu keharusan sebagaimana diperingatkan oleh [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Perhimpunan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] demi memberhasilgunakan alat penanggulangan bencana alam semacam ini.<ref>[http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/5126710.stm Asia tsunami warning system ready], BBC News, 28 June 2006</ref>
Sistem ini telah memberlakukan pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan pihak-pihak terkait yang turut melibatkan diri sejak akhir bulan Juni 2006‒dalam hal ini, dijalankan dalam bentuk percobaan terlebih dahulu‒ di bawah arahan yang diberikan oleh [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Perhimpunan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (UNESCO) dengan tersedianya sebanyak 25 stasiun pencatat gempa bumi yang bertujuan menyampaikan bahan keterangan tentang pantauan kegempaan kepada 26 pusat pemberitahuan tsunami dalam negeri, yang nantinya dibekali sekaligus oleh 6 buah [[pelampung tsunami]].<ref>[http://portal.unesco.org/en/ev.php-URL_ID=33442&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html Indian Ocean Tsunami Warning System up and running], UNESCOPRESS, 28-06-2006</ref> Biar bagaimanapun juga, kejelasan arahan yang disampaikan oleh pemerintah dan juga cara teratur yang digunakan untuk memberitahukan masyarakat yang tengah menghadapi bahaya bencana gempa dan tsunami menjadi suatu keharusan sebagaimana diperingatkan oleh [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Perhimpunan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] demi memberhasilgunakan alat penanggulangan bencana alam semacam ini.<ref>[http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/5126710.stm Asia tsunami warning system ready], BBC News, 28 June 2006</ref>

Guna menunjang mutu alat penanggulangan gempa dan tsunami selama menguji berjalan lancarnya teknologi tersebut, penerimaan bahan keterangan yang telah diolah secara berangkai oleh [[Pusat Peringatan Dini Tsunami Samudra Pasifik]] yang berpusat di Hawaii dan bekerja sama dengan [[Badan Meteorologi Jepang]] akan terus ditujukan kepada negara-negara yang rentan terkena terjangan tsunami. Alat penanda bahaya turut pula akan dipasang di daerah lingkungan yang terkena dampaknya. Pemerintah di masing-masing daerah harus memperingatkan masyarakat melalui sarana-sarana apa pun seperti [[layanan pesan singkat]], [[radio]], dan siaran televisi, dapat pula menyalakan [[sirene|bunyi tanda ancaman]] bencana alam dari serambi-serambi khusus dan pengeras suara masjid, dan kendaraan-kendaraan milik polisi yang ada pengeras suaranya.<ref name="reuters">{{cite web|url=https://www.reuters.com/article/2012/04/12/us-asia-quake-idUSBRE83B09G20120412|title=Tsunami alerts pass Indonesia quake test, with luck|first=Olivia|last=Rondonuwu|website=reuters.com}}</ref>


==Acuan==
==Acuan==

Revisi per 29 September 2019 01.42

Cikal bakal agar segera diusulkannya sistem peringatan dini tsunami sepanjang daerah lingkungan yang bersempadan dengan Samudra Hindia berawal dari dampak parah akibat digoncang gempa bumi berjuluk negeri Serambi Mekkah yang disusul oleh gelombang pasang dahsyat ketika tahun 2004 di kota Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia.
Papan pengumuman pengungsian penduduk dari tsunami di Pantai Batu Karas, Jawa Barat, Indonesia.

Sistem Peringatan Dini Tsunami Samudra Hindia adalah alat perangkat yang berkenaan dengan peraturan yang diarahkan bagi penduduk yang mendiami daerah lingkungan di sekitar pesisir Samudra Hindia apabila tsunami sewaktu-waktu dapat mengarah ke salah satu lingkungan tertentu di sepanjang pesisir Samudra Hindia.

Latar belakang

Pascabencana gempa yang disusul oleh gelombang pasang dahsyat dari bagian perairan Samudra Hindia sejak 26 Desember 2004, usulan untuk mempersegera keperluan akan alat untuk memberitahukan adanya kemungkinan tsunami mulai dibahas secara terbuka. Setelah mengkaji bencana alam tersebut, banyak yang menduga akan lebih ramai di antara sekian penduduk yang terselamatkan jika jalan pemecahan atas persoalan sedemikian rupa dituntaskan dengan cara memberhasilgunakan sistem peringatan dini tsunami pada daerah lingkungan yang terdampak parah berdasarkan penglihatan, khususnya tempat-tempat yang berhampiran dengan Samudra Hindia. Tambahan pula, kiranya ancang-ancang terhadap bencana gempa disertai gelombang pasang dahsyat di sekitar Samudra Hindia bisa ditanggulangi lebih matang lagi.

Sebaiknya, masyarakat di sekitar daerah lingkungan yang rawan bencana alam seperti gempa dan tsunami akan lebih berpeluang menyelamatkan diri masing-masing dengan berbekalkan sistem peringatan dini sebagai bentuk penanggulangan bencana gelombang air pasang yang dahsyat agar dampaknya tidak berlanjut menjadi kian porak-poranda. Sementara itu, pendekatan penanggulangan bencana alam lainnya seperti tembok laut diperkirakan secara pasti (angka perseratus keselamatan penduduk di sekitar bagian perairan yang rawan tsunami) tidak begitu membawa hasil berarti selama tsunami akan menerjang hunian penduduk di sekitarnya.

Pelaksanaan rancangan bangunan tahan tsunami

Keperluan akan bangunan khusus yang tahan tsunami dari bagian perairan Samudra Hindia sudah mendapat kata mufakat pada saat pertemuan resmi yang dilangsungkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak bulan Januari 2005 dengan bertempat di kota Kobe, Jepang dalam rangka memprakarsai Program Peringatan Dini Tingkat Antarbangsa (International Early Warning System atau IEWP), sebuah lembaga yang mengurusi perihal bahaya bencana alam. Dua perusahaan yang terlibat untuk urusan penanggulangan bencana alam, yaitu Nanometrics yang berpusat di kota Ottawa, Kanada dan Results Marine Private Limited yang berpusat di kota Chennai, India, telah menghasilkan 17 macam stasiun VSAT dan 2 tempat dilakukannya rekaman pusat pergerakan kegempaan yang dipasang untuk mempermaklumkan kepada khalayak ramai tentang kewaspadaan terhadap kejadian gempa melalui layanan pesan singkat dan surat elektronik dengan rentang waktu sampai 2 menit.

Sistem ini telah memberlakukan pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan pihak-pihak terkait yang turut melibatkan diri sejak akhir bulan Juni 2006‒dalam hal ini, dijalankan dalam bentuk percobaan terlebih dahulu‒ di bawah arahan yang diberikan oleh Perhimpunan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dengan tersedianya sebanyak 25 stasiun pencatat gempa bumi yang bertujuan menyampaikan bahan keterangan tentang pantauan kegempaan kepada 26 pusat pemberitahuan tsunami dalam negeri, yang nantinya dibekali sekaligus oleh 6 buah pelampung tsunami.[1] Biar bagaimanapun juga, kejelasan arahan yang disampaikan oleh pemerintah dan juga cara teratur yang digunakan untuk memberitahukan masyarakat yang tengah menghadapi bahaya bencana gempa dan tsunami menjadi suatu keharusan sebagaimana diperingatkan oleh Perhimpunan Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa demi memberhasilgunakan alat penanggulangan bencana alam semacam ini.[2]

Guna menunjang mutu alat penanggulangan gempa dan tsunami selama menguji berjalan lancarnya teknologi tersebut, penerimaan bahan keterangan yang telah diolah secara berangkai oleh Pusat Peringatan Dini Tsunami Samudra Pasifik yang berpusat di Hawaii dan bekerja sama dengan Badan Meteorologi Jepang akan terus ditujukan kepada negara-negara yang rentan terkena terjangan tsunami. Alat penanda bahaya turut pula akan dipasang di daerah lingkungan yang terkena dampaknya. Pemerintah di masing-masing daerah harus memperingatkan masyarakat melalui sarana-sarana apa pun seperti layanan pesan singkat, radio, dan siaran televisi, dapat pula menyalakan bunyi tanda ancaman bencana alam dari serambi-serambi khusus dan pengeras suara masjid, dan kendaraan-kendaraan milik polisi yang ada pengeras suaranya.[3]

Acuan