Warna liturgi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 36.76.247.164 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Albertus Aditya
Tag: Pengembalian
Me iwan (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
{{Tak akurat}}
{{Tak akurat}}
'''Warna-warna Liturgi''' adalah salah satu bentuk [[simbol]] atau [[lambang]] yang digunakan di dalam [[ibadah]] [[Kristen]].<ref name="Rasid"> Rasid Rachman. 2005. ''Hari Raya Liturgi''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Fungsi warna dalam [[liturgi]] adalah sebagai [[tanda]] peristiwa gerejawi.<ref name="Rasid"/> [[Warna]] ini dapat digunakan pada aksesoris pakaian liturgi [[imam]] maupun paduan suara yang mengiringi, stola ataupun taplak [[altar]].<ref name="Rasid"/> Altar menjadi tempat untuk meletakkan bejana-bejana [[perjamuan]].<ref name="White">James F.White. 2005. ''Pengantar Ibadah Kristen''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Tata warna yang digunakan didasarkan pada Paus [[Pius V]] tahun 1570 dan ditetapkan dalam Ordo [[Missae]] oleh Paus [[Paulus VI]] pada tahun 1969.<ref name="Rasid"/> Lima warna dasar yang digunakan dalam tata warna liturgi, yaitu: putih, merah, hijau, ungu dan hitam.<ref name="Metford">{{en}} J.C.J. Metford 1991. ''The Christian Year: an Indispensable Companion to the Holy Days, Festivals and Seasons of The Ecclesiastical Year''. Yugoslavia: Thames and Hudson.</ref><ref name="Davies">{{en}} J.G. Davies. 1986. ''The New Westminster Dictionary of Liturgy and Worship''. SCM.</ref>
'''Warna-warna Liturgi''' adalah salah satu bentuk [[simbol]] atau [[lambang]] yang digunakan di dalam [[ibadah]] [[Kristen]].<ref name="Rasid">Rasid Rachman. 2005. ''Hari Raya Liturgi''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Fungsi warna dalam [[liturgi]] adalah sebagai [[tanda]] peristiwa gerejawi.<ref name="Rasid"/> [[Warna]] ini dapat digunakan pada aksesoris pakaian liturgi [[imam]] maupun paduan suara yang mengiringi, stola ataupun taplak [[altar]].<ref name="Rasid"/> Altar menjadi tempat untuk meletakkan bejana-bejana [[perjamuan]].<ref name="White">James F.White. 2005. ''Pengantar Ibadah Kristen''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Tata warna yang digunakan didasarkan pada Paus [[Pius V]] tahun 1570 dan ditetapkan dalam Ordo [[Missae]] oleh Paus [[Paulus VI]] pada tahun 1969.<ref name="Rasid"/> Lima warna dasar yang digunakan dalam tata warna liturgi, yaitu: putih, merah, hijau, ungu dan hitam.<ref name="Metford">{{en}} J.C.J. Metford 1991. ''The Christian Year: an Indispensable Companion to the Holy Days, Festivals and Seasons of The Ecclesiastical Year''. Yugoslavia: Thames and Hudson.</ref><ref name="Davies">{{en}} J.G. Davies. 1986. ''The New Westminster Dictionary of Liturgy and Worship''. SCM.</ref>


== Arti warna ==
== Arti warna ==
Baris 32: Baris 32:
* [[Hari Raya Tritunggal Mahakudus]]
* [[Hari Raya Tritunggal Mahakudus]]
* [[Perayaan Tuhan Yesus Kristus|Perayaan Tuhan kita]] selain Sengsara-Nya
* [[Perayaan Tuhan Yesus Kristus|Perayaan Tuhan kita]] selain Sengsara-Nya
* [[Hari Raya Maria]]<ref name="blue"> Penggunaan opsional '''biru''' sebagai warna liturgis untuk hari-hari raya Bunda Maria dibatasi untuk beberapa keuskupan.</ref>
* [[Hari Raya Maria]]<ref name="blue">Penggunaan opsional '''biru''' sebagai warna liturgis untuk hari-hari raya Bunda Maria dibatasi untuk beberapa keuskupan.</ref>
* Pesta para [[Malaikat]]
* Pesta para [[Malaikat]]
* Perayaan-perayaan para [[santo]] non-martir atau [[pengaku iman]]
* Perayaan-perayaan para [[santo]] non-martir atau [[pengaku iman]]

Revisi per 10 September 2019 19.51

Warna-warna Liturgi adalah salah satu bentuk simbol atau lambang yang digunakan di dalam ibadah Kristen.[1] Fungsi warna dalam liturgi adalah sebagai tanda peristiwa gerejawi.[1] Warna ini dapat digunakan pada aksesoris pakaian liturgi imam maupun paduan suara yang mengiringi, stola ataupun taplak altar.[1] Altar menjadi tempat untuk meletakkan bejana-bejana perjamuan.[2] Tata warna yang digunakan didasarkan pada Paus Pius V tahun 1570 dan ditetapkan dalam Ordo Missae oleh Paus Paulus VI pada tahun 1969.[1] Lima warna dasar yang digunakan dalam tata warna liturgi, yaitu: putih, merah, hijau, ungu dan hitam.[3][4]

Arti warna

Warna Penggunaan Wajib Penggunaan Opsional (sebagai pengganti warna wajib yang ditentukan)
Hijau
Ungu
Pink
Putih
  • Misa Requiem dan ibadat harian untuk arwah di mana Konferensi Uskup setempat telah memberikan izin.[6]
  • Misa Votif dan misa lainnya di mana umumnya Hijau digunakan.
Merah
  • Misa Merah dan Misa Votif Roh Kudus
  • Pemakaman Paus (dan kardinal) — merah adalah warna berkabung bagi Paus menurut adat Bizantium kuno
Hitam

Referensi

  1. ^ a b c d Rasid Rachman. 2005. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  2. ^ James F.White. 2005. Pengantar Ibadah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  3. ^ (Inggris) J.C.J. Metford 1991. The Christian Year: an Indispensable Companion to the Holy Days, Festivals and Seasons of The Ecclesiastical Year. Yugoslavia: Thames and Hudson.
  4. ^ (Inggris) J.G. Davies. 1986. The New Westminster Dictionary of Liturgy and Worship. SCM.
  5. ^ Penggunaan opsional biru sebagai warna liturgis untuk hari-hari raya Bunda Maria dibatasi untuk beberapa keuskupan.
  6. ^ GIRM (Editio Typica), 346

Pranala luar