Ketumbar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Reitnorf141 (bicara | kontrib)
Karakteristik kultivar
Baris 48: Baris 48:
Khasiatnya tak sebatas pelancar pencernaan saja. Ketumbar juga berguna untuk meredakan [[pusing]], muntah-muntah, [[influenza]], [[wasir]], [[radang lambung]] dan radang payudara, [[campak]], masuk angin, [[tekanan darah tinggi]], dan [[impotensi|lemah syahwat]].
Khasiatnya tak sebatas pelancar pencernaan saja. Ketumbar juga berguna untuk meredakan [[pusing]], muntah-muntah, [[influenza]], [[wasir]], [[radang lambung]] dan radang payudara, [[campak]], masuk angin, [[tekanan darah tinggi]], dan [[impotensi|lemah syahwat]].


<br />

== Kultivar ==
{| class="wikitable"
|+Karakter morfologi beberapa jenis tumbuhan<ref>{{Cite journal|last=Wahyuni|first=Sri|last2=Hadipoentyanti|first2=Endang|date=2004/06|title=Pengelompokan Kultivar Ketumbar Berdasar Sifat Morfologi|url=https://www.neliti.com/id/publications/54544/pengelompokan-kultivar-ketumbar-berdasar-sifat-morfologi|journal=Buletin Plasma Nutfah|language=id|volume=10|issue=1|pages=32–36|issn=1410-4377}}</ref>
! rowspan="2" |Karakter
! colspan="7" |Kultivar
|-
|Kadipekso
|Cipanas
|Jember
|Madiun
|Temanggung
|Sungayang
|Sumbar
|-
|Habitus
|Tegak
|Tegak
|Tegak
|Tegak
|Tegak
|Tegak
|Tegak
|-
|Bentuk daun
|Menjari
|Menjari
|Menjari
|Menjari
|Menjari
|Menjari
|Menjari
|-
|Warna daun
|Hijau
|Hijau
|Hijau
|Hijau
|Hijau
|Hijau
|Hijau
|-
|Warna batang
|Ungu
|Hijau
|Ungu
|Ungu
|Ungu
|Hijau
|Hijau
|-
|Waktu berbunga (hari setelah tanam)
|53
|39
|42
|53
|53
|53
|42
|-
|Umur panen (hari setelah tanam)
|73
|62
|112
|73
|73
|73
|112
|-
|Warna bunga
|Putih keunguan
|Putih
|Putih keunguan
|Putih keunguan
|Putih keunguan
|Putih
|Putih
|}
<br />
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

Revisi per 1 September 2019 06.26

Ketumbar
Ketumbar
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Coriandrum
Spesies:
C. sativum
Nama binomial
Coriandrum sativum

Ketumbar (Coriandrum sativum) adalah tumbuhan rempah-rempah yang populer. Buahnya yang kecil dikeringkan dan diperdagangkan, baik digerus maupun tidak. Bentuk yang tidak digerus mirip dengan lada, seperti biji kecil-kecil berdiameter 1-2 mm. Dalam perdagangan obat ia dinamakan fructus coriandri. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai coriander dan di Amerika Latin dikenal sebagai cilantro. Tumbuhan ini berasal dari Eropa Selatan dan sekitar Laut Kaspia.

Berbagai jenis masakan tradisional Indonesia kerap menggunakan bumbu berupa biji berbentuk butiran beraroma keras yang dinamakan ketumbar. Dengan tambahan bumbu tersebut, aroma masakan akan lebih nyata.

Tak hanya bijinya saja yang sering digunakan dalam masakan. Daunnya yang majemuk seperti seledri itu sering diiris tipis dan dijadikan taburan dalam masakan seperti sup dan salad khas Thailand. Di negara itu, ketumbar diberi nama phak chee. Sama dengan bijinya, daun ketumbar juga beraroma tajam.

Biasanya, tumbuhan ini ditanam di kebun-kebun daerah dataran rendah dan pegunungan. Seperti halnya seledri, tumbuhan ini hanya mencapai ketinggian satu meter dari tanah.

Daunnya hijau dengan tepian bergerigi. Sedangkan, untuk bunga mejemuknya berbentuk payung bersusun berwarna putih dan merah muda. Untuk buah, bentuknya hampir bulat berwarna kuning bersusun, Kalau matang, buahnya mudah dirontokkan. Setelah itu, buahnya dikeringkan.

Di sana, biji yang dikeringkan. Di beberapa daerah, ketumbar sering diberikan nama yang berbeda-beda.

Penggunaan

Semua bagian tumbuhan ini dapat dimakan, tetapi daun segar dan biji yang dikeringkan merupakan bagian-bagian yang paling banyak digunakan secara tradisional dalam masakan. Ketumbar umum didapati di dalam masakan Asia Selatan, Asia Tenggara, India, Timur Tengah, Kaukasus,[1][2] Asia Tengah, Laut Tengah, Tex-Mex, Amerika Latin, Brasil, Portugis, Tiongkok, Afrika, dan Skandinavia.[3][4]

Daun

Daun ketumbar

Daunnya hijau dengan tepian bergerigi. Sedangkan, untuk bunga mejemuknya berbentuk payung bersusun berwarna putih dan merah muda.

Daun ketumbar dinamai coriander leaves, fresh coriander, Chinese parsley, atau (di Amerika Utara) cilantro. Daunnya mempunyai rasa yang berbeda dengan biji, dengan adanya semacam rasa citrus. Namun, sejumlah orang merasainya seperti sabun tidak enak, berbau menyengat dan menghindari memakan daun ini.[5]

Manfaat ketumbar

Manfaat dari tumbuhan ini sudah banyak dirasakan di berbagai negara. Ketumbar biasanya digunakan pelancar pencernaan, peluruh kentut (carminative), peluruh ASI (lactago), dan penambah nafsu makan (stomachica). Namanya berbeda-beda di berbagai negara juga di berbagai daerah di Indonesia.

Manfaat yang diambil dari ketumbar adalah dari daun, biji, dan buah. Dari semua bagian itu terdapat kandungan berupa sabinene, myrcene, a-terpinene, ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehida, trantridecen, asam petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p-simena, kamfena, dan felandren.

Khasiatnya tak sebatas pelancar pencernaan saja. Ketumbar juga berguna untuk meredakan pusing, muntah-muntah, influenza, wasir, radang lambung dan radang payudara, campak, masuk angin, tekanan darah tinggi, dan lemah syahwat.


Kultivar

Karakter morfologi beberapa jenis tumbuhan[6]
Karakter Kultivar
Kadipekso Cipanas Jember Madiun Temanggung Sungayang Sumbar
Habitus Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak
Bentuk daun Menjari Menjari Menjari Menjari Menjari Menjari Menjari
Warna daun Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Warna batang Ungu Hijau Ungu Ungu Ungu Hijau Hijau
Waktu berbunga (hari setelah tanam) 53 39 42 53 53 53 42
Umur panen (hari setelah tanam) 73 62 112 73 73 73 112
Warna bunga Putih keunguan Putih Putih keunguan Putih keunguan Putih keunguan Putih Putih


Referensi

  1. ^ кориандр. Кулинарный словарь (Culinary Dictionary) (dalam bahasa Russian). Diakses tanggal 10 August 2013. 
  2. ^ Кориандр посевной (кинза). Букварь здоровья (The ABC of Health) (dalam bahasa Russian). Diakses tanggal 10 August 2013. 
  3. ^ "Cooking ingredients: Spices". 
  4. ^ Samuelsson, Marcus (2003). Aquavit: And the New Scandinavian Cuisine. Houghton Mifflin Harcourt. hlm. 12 (of 312). ISBN 0618109412. 
  5. ^ McGee, Harold (13 April 2010). "Cilantro Haters, It's Not Your Fault". The New York Times. Diakses tanggal 24 July 2012. Some people may be genetically predisposed to dislike cilantro, according to often-cited studies by Charles J. Wysocki of the Monell Chemical Senses Center in Philadelphia. 
  6. ^ Wahyuni, Sri; Hadipoentyanti, Endang (2004/06). "Pengelompokan Kultivar Ketumbar Berdasar Sifat Morfologi". Buletin Plasma Nutfah. 10 (1): 32–36. ISSN 1410-4377. 

Bacaan lebih lanjut

  • Katzer, Gernot Coriander Seeds and Cilantro (Coriandrum sativum)
  • Noxon, Heather and Meyer, Alex (2004). Genetic Analysis of PTC and Cilantro Taste Preferences. MindExpo 2004
  • Knaapila, A.; Hwang, L.-D.; Lysenko, A.; Duke, F. F.; Fesi, B.; Khoshnevisan, A.; James, R. S.; Wysocki, C. J.; Rhyu, M.; Tordoff, M. G.; Bachmanov, A. A.; Mura, E.; Nagai, H.; Reed, D. R. (2012). "Genetic Analysis of Chemosensory Traits in Human Twins". Chemical Senses. doi:10.1093/chemse/bjs070.