Kereta rel listrik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 21: Baris 21:


== KRL pada Kematian Listrik di Jawa 2019 ==
== KRL pada Kematian Listrik di Jawa 2019 ==
Pada peristiwa [[Mati listrik Jawa 2019]], seluruh perjalanan kereta rel listrik (KRL) Commuter Line & [[Kereta Ekspres Bandara Internasional Soekarno-Hatta|KRL Bandara]] terhenti. Ada sekitar 4 perjalanan MRT juga kena imbasnya. Serta LRT Jakarta harus tidak beroperasi terkait pemadaman listrik. Akibat dari peristiwa ini, kerugian mencapai lebih dari Rp 90 milyar.
14 Tahun silam Pada peristiwa [[Mati listrik Jawa Bali 2005]] dan Tahun 2019 Peristiwa pun terjadi Pada Tanggal 4-5 Agustus 2019 [[Mati listrik Jawa 2019]], seluruh perjalanan kereta rel listrik (KRL) Commuter Line & [[Kereta Ekspres Bandara Internasional Soekarno-Hatta|KRL Bandara]] terhenti. Ada sekitar 4 perjalanan MRT juga kena imbasnya. Serta LRT Jakarta harus tidak beroperasi terkait pemadaman listrik. Akibat dari peristiwa ini, kerugian mencapai lebih dari Rp 90 milyar.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 25 Agustus 2019 12.06

Tiga macam kereta rel listrik di stasiun Bogor. Dari kiri ke kanan, KRL Rheostat Jepang buatan 1983/1984, KRL Holec Belanda-Belgia buatan 1996, dan KRL Rheostat Jepang buatan 1986/1987.
Kereta MRT Jakarta, salah satu armada KRL di Indonesia.
Suasana di dalam salah satu KRL saat malam hari.

Kereta Rel Listrik (disingkat KRL) merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan kereta listrik.

Di Hindia Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis pada tahun 1925. Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa disambung menjadi 4 kereta, yang dibuat oleh Werkspoor dan Heemaf Hengelo.

Pada tahun 1960-an kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan selama beberapa lama karena kondisi mesin lokomotif dan kereta yang tidak memadai lagi. Pada tahun 1976, PJKA mulai mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang. Kereta rel listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun 1976, 1978, 1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001. Pada saat ini juga digunakan sejumlah kereta rel listrik yang merupakan hibah (hadiah) dari Pemerintah Kota Tokyo, dan sejumlah kereta yang dibeli bekas dari Jepang.

PT Inka yang terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik yang disebut KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih banyak lagi, karena "tidak ekonomis" dan dianggap sering mogok. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih ekonomis untuk membeli KRL bekas dari Jepang.

Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi dan Cikarang, Depok dan Bogor, Tangerang, Serpong, Maja dan Rangkasbitung serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Pada masa depan direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Karawang dan Cikampek. Selain itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang menuju Serpong telah selesai beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan menjadi Quadruple-Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk Kereta Jabotabek dan kereta Bandara.

Di Indonesia, jenis kereta ini digunakan pada armada Commuter Line Indonesia, MRT Jakarta, LRT Palembang, LRT Jakarta, dan LRT Jabodebek.


KRL pada Kematian Listrik di Jawa-Bali 2005

Pada peristiwa Mati Listrik Jawa-Bali 2005, sebanyak 42 perjalanan kereta rel listrik (KRL) rute Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi dibatalkan dan 26 KRL yang sedang beroperasi tertahan di beberapa perlintasan. Diperkirakan hal ini menyebabkan kerugian yang mencapai Rp 200 juta.

KRL pada Kematian Listrik di Jawa 2019

14 Tahun silam Pada peristiwa Mati listrik Jawa Bali 2005 dan Tahun 2019 Peristiwa pun terjadi Pada Tanggal 4-5 Agustus 2019 Mati listrik Jawa 2019, seluruh perjalanan kereta rel listrik (KRL) Commuter Line & KRL Bandara terhenti. Ada sekitar 4 perjalanan MRT juga kena imbasnya. Serta LRT Jakarta harus tidak beroperasi terkait pemadaman listrik. Akibat dari peristiwa ini, kerugian mencapai lebih dari Rp 90 milyar.

Lihat pula

Pranala luar