Tegak lurus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 140.213.42.184) dan mengembalikan revisi 13398863 oleh HsfBot
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Perpendicular-coloured.svg|ka|jmpl|250px|Garis AB berserenjang terhadap garis CD karena dua sudut yang diciptakannya (ditunjukkan dengan warna biru dan jingga) masing-masing berukuran 90 derajat.]]
[[Berkas:Perpendicular-coloured.svg|ka|jmpl|250px|Garis AB berserenjang terhadap garis CD karena dua sudut yang diciptakannya (ditunjukkan dengan warna biru dan jingga) masing-masing berukuran 90 derajat.]]
{{Other uses}}
{{Other uses}}
'''Keranjang kalee''', '''tegak lurus''' atau '''perpendikular''' ({{lang-en|perpendicular}}), dalam [[geometri]] dasar, adalah hubungan antara dua garis lurus yang bertemu di sebuah [[sudut tegak]].
'''Serenjang''', '''tegak lurus''' atau '''perpendikular''' ({{lang-en|perpendicular}}), dalam [[geometri]] dasar, adalah hubungan antara dua garis lurus yang bertemu di sebuah [[sudut tegak]].


Sebuah [[garis (geometri)|garis]] dikatakan berserenjang terhadap garis lainnya jika kedua garis tersebut berpotongan di sebuah sudut tegak.<ref>{{harvtxt|Kay|1969|p=91}}</ref> Secara eksplisit, garis pertama berserenjang terhadap garis kedua jika kedua garis bertemu, dan pada titik perpotongan [[sudut lurus]] di salah satu sisi, garis pertama dipotong oleh garis kedua menjadi dua [[sudut]] [[kongruen]]. Serenjang harus digambar secara [[simetris]], artinya jika garis pertama berserenjang terhadap garis kedua, maka garis kedua juga berserenjang terhadap garis pertama. Oleh sebab itu, dua garis bisa berserenjang satu sama lainnya tanpa harus digambar secara berurutan.
Sebuah [[garis (geometri)|garis]] dikatakan berserenjang terhadap garis lainnya jika kedua garis tersebut berpotongan di sebuah sudut tegak.<ref>{{harvtxt|Kay|1969|p=91}}</ref> Secara eksplisit, garis pertama berserenjang terhadap garis kedua jika kedua garis bertemu, dan pada titik perpotongan [[sudut lurus]] di salah satu sisi, garis pertama dipotong oleh garis kedua menjadi dua [[sudut]] [[kongruen]]. Serenjang harus digambar secara [[simetris]], artinya jika garis pertama berserenjang terhadap garis kedua, maka garis kedua juga berserenjang terhadap garis pertama. Oleh sebab itu, dua garis bisa berserenjang satu sama lainnya tanpa harus digambar secara berurutan.

Revisi per 22 Juli 2019 12.29

Garis AB berserenjang terhadap garis CD karena dua sudut yang diciptakannya (ditunjukkan dengan warna biru dan jingga) masing-masing berukuran 90 derajat.

Serenjang, tegak lurus atau perpendikular (Inggris: perpendicular), dalam geometri dasar, adalah hubungan antara dua garis lurus yang bertemu di sebuah sudut tegak.

Sebuah garis dikatakan berserenjang terhadap garis lainnya jika kedua garis tersebut berpotongan di sebuah sudut tegak.[1] Secara eksplisit, garis pertama berserenjang terhadap garis kedua jika kedua garis bertemu, dan pada titik perpotongan sudut lurus di salah satu sisi, garis pertama dipotong oleh garis kedua menjadi dua sudut kongruen. Serenjang harus digambar secara simetris, artinya jika garis pertama berserenjang terhadap garis kedua, maka garis kedua juga berserenjang terhadap garis pertama. Oleh sebab itu, dua garis bisa berserenjang satu sama lainnya tanpa harus digambar secara berurutan.

Berdasarkan gambar di samping, garis berserenjang terhadap garis jika masing-masing garis diperpanjang di kedua arah untuk membentuk garis tak hingga, sehingga menghasilkan dua garis yang saling berserenjang. Dalam simbol, persamaannya adalah , dibaca: garis AB berserenjang terhadap garis CD.[2] Titik B disebut dengan kaki serenjang dari A ke garis , atau kaki A pada .[3]

Dua bidang di angkasa dikatakan berserenjang jika sudut dihedral tempat kedua bidang bertemu berbentuk sudut tegak (90 derajat). Dalam matematika, serenjang disebut dengan ortogonalitas, dan umum digunakan, misalnya dalam sistem koordinat Kartesius.

Lihat juga

Catatan

  1. ^ (Kay 1969, hlm. 91)
  2. ^ (Kay 1969, hlm. 91)
  3. ^ (Kay 1969, hlm. 114)

Referensi

Pranala luar