Industri Kereta Api (perusahaan): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 86: Baris 86:
* 2016 - Produksi 7 train set kereta Eksekutif New Image, produksi 7 train set kereta Ekonomi AC ''plus'' New Image, Retrofit kereta api Argo Bromo Anggrek, Produksi Kereta Inspeksi "Kelud" dan Kereta Ukur "Galunggung" .
* 2016 - Produksi 7 train set kereta Eksekutif New Image, produksi 7 train set kereta Ekonomi AC ''plus'' New Image, Retrofit kereta api Argo Bromo Anggrek, Produksi Kereta Inspeksi "Kelud" dan Kereta Ukur "Galunggung" .
* 2017 - Produksi 2 train set kereta Eksekutif New Image, 6 Trainset kereta Ekonomi Premium Plus, [[Kereta rel listrik Airport Railink Services|KRL Bandara Soekarno-Hatta]] dan Beberapa Kereta Inspeksi Untuk Sumatra & Sulawesi.
* 2017 - Produksi 2 train set kereta Eksekutif New Image, 6 Trainset kereta Ekonomi Premium Plus, [[Kereta rel listrik Airport Railink Services|KRL Bandara Soekarno-Hatta]] dan Beberapa Kereta Inspeksi Untuk Sumatra & Sulawesi.
* 2018 - Produksi Kereta Ekonomi Premium Plus & Kereta Eksekutif Plus serta Kereta Luxury Angkatan 2018 Stainless Steel (Konfigurasi 1-1 dengan Jumlah 18 Kursi), KRDE [[Kereta api Minangkabau Ekspres|Minangkabau Ekspres]] (Trainset 1) dan [[Kereta api Solo Ekspres|Solo Ekspres]] (Trainset 2), LRT Palembang Dan Trainset Pesanan Bangladesh Railway.
* 2018 - Produksi Kereta Ekonomi Premium Plus (76 gerbong) & Kereta Eksekutif Plus (156 gerbong) serta Kereta Luxury (4 gerbong) Angkatan 2018 Stainless Steel (Konfigurasi 1-1 dengan Jumlah 18 Kursi), KRDE [[Kereta api Minangkabau Ekspres|Minangkabau Ekspres]] (Trainset 1) dan [[Kereta api Solo Ekspres|Solo Ekspres]] (Trainset 2), LRT Palembang Dan Trainset Pesanan Bangladesh Railway serta 4 KRDE Philipine National Railway (PNR), 3 Lokomotif Hidrolik dan 15 trainset kereta penumpang komuter Pesanan [[Filipina]] (namun ditunda pesanan dari Filipina tersebut karena pengerjaan yang dikebut kereta api eksekutif plus atau kereta api premium plus Stainless tahun 2018 akan dipakai untuk kereta lebaran 2018).
* 2019 - melanjutkan Produksi Kereta Ekonomi Premium Plus & Kereta Eksekutif Plus serta Kereta Luxury Angkatan 2019 Stainless Steel (Konfigurasi 2-1 dengan Jumlah 26 Kursi) yang masih serupa dengan Tahun 2018,Trainset LRT Untuk "LRT JaBoDeBek", Melanjutkan Pembuatan Kereta Pesanan Bangladesh Ralway
* 2019 - melanjutkan Produksi Kereta Ekonomi Premium Plus & Kereta Eksekutif Plus serta Kereta Luxury Angkatan 2019 Stainless Steel (Konfigurasi 2-1 dengan Jumlah 26 Kursi) yang masih serupa dengan Tahun 2018,Trainset LRT Untuk "LRT JaBoDeBek", Melanjutkan Pembuatan Kereta Pesanan Bangladesh Ralway, serta Melanjutkan Pembuatan Kereta (4 KRDE/3 Lokomotif Hidrolik/15 Trainset Kereta Penumpang Komuter) Pesanan dari [[Filipina]] yang ditunda Satu Tahun.


Selain itu, PT Inka juga merintis pembuatan mobil nasional yang dinamakan [[GEA]] (Gulirkan Energi Alternatif) dan prototipe-nya telah dibuat pada tahun 2008 <ref>Syubhan Akib. [http://oto.detik.com/read/2009/03/25/164209/1105109/648/indonesia-juga-punya-mobil-murah-seharga-tata-nano Indonesia Juga Punya Mobil Murah Seharga Tata Nano]. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.</ref>. Pada tahun 2009, GEA telah menggunakan mesin yang dikembangkan [[BPPT]], [[Rusnas]], setelah sebelumnya menggunakan mesin dari [[Cina]]. Prototipe tahun 2009 hanya menggunakan satu komponen ([[karburator]]) yang diimpor dari luar negeri.<ref>Syubhan Akib. [http://oto.detik.com/read/2009/03/25/181042/1105165/648/mobil-nasional-gea-depak-mesin-china Mobil Nasional GEA Depak Mesin China]. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.</ref>
Selain itu, PT Inka juga merintis pembuatan mobil nasional yang dinamakan [[GEA]] (Gulirkan Energi Alternatif) dan prototipe-nya telah dibuat pada tahun 2008 <ref>Syubhan Akib. [http://oto.detik.com/read/2009/03/25/164209/1105109/648/indonesia-juga-punya-mobil-murah-seharga-tata-nano Indonesia Juga Punya Mobil Murah Seharga Tata Nano]. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.</ref>. Pada tahun 2009, GEA telah menggunakan mesin yang dikembangkan [[BPPT]], [[Rusnas]], setelah sebelumnya menggunakan mesin dari [[Cina]]. Prototipe tahun 2009 hanya menggunakan satu komponen ([[karburator]]) yang diimpor dari luar negeri.<ref>Syubhan Akib. [http://oto.detik.com/read/2009/03/25/181042/1105165/648/mobil-nasional-gea-depak-mesin-china Mobil Nasional GEA Depak Mesin China]. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.</ref>

Revisi per 4 Juli 2019 05.07

PT Industri Kereta Api (Persero)
BUMN
Perseroan terbatas
IndustriTransportasi darat berbasis jalan rel
PendahuluBalai Yasa Lokomotif Uap Madiun PJKA
Didirikan
  • 1882-1884, sebagai Balai Yasa Staatsspoorwegen
  • 18 Mei 1981 (1981-05-18), sebagai INKA
PendiriStaatsspoorwegen
Kantor
pusat
Jalan Yos Sudarso 71, Madiun, Jawa Timur
,
Tokoh
kunci
Budi Noviantoro (Dirut)
ProdukKereta api
Produksi
Sarana perkeretaapian
Sarana gerbong perkeretaapian
PemilikPemerintah Indonesia
Anak
usaha
PT Rekaindo Global Jasa
PT INKA Multi Solusi (PT IMS)
Situs webSitus web resmi

PT Industri Kereta Api (Persero) (disingkat: PT INKA atau PT Inka) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara yang berdiri tanggal 18 Mei 1981.[1] PT Inka (Persero) merupakan pengembangan dari Balai Yasa Lokomotif Uap Madiun yang dimiliki oleh PJKA (sekarang PT Kereta Api Indonesia dengan menggunakan bangunan yang didirikan Staatsspoorwegen pada tahun 1882. Semenjak lokomotif uap sudah tidak dioperasikan lagi, maka balai yasa ini dialih fungsikan menjadi pabrik kereta api. Penentuan lokasi dan pendirian pabrik kereta ini berdasarkan hasil studi dari BPPT.

PT INKA, sebagai salah satu badan usaha milik negara terus mengalami perkembangan, diawali pada tahun 1981 dengan produk berupa kereta penumpang kelas ekonomi dan gerbong barang kini menjadi industri manufaktur perkereta apian yang modern. Aktivitas bisnis PT INKA yang ada kini berkembang mulai dari penghasil produk dasar menjadi penghasil produk dan jasa perkereta apian dan transportasi yang bernilai tinggi.

Transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan mampu memberikan keberhasilan dan mendapatkan solusi terbaik untuk perbaikan transportasi kereta api. Dalam persaingan global, PT Inka mengembangkan berbagai jenis produk di bawah kendali sistem manajemen mutu ISO 9001 dan kemitraan global.

Melalui perbaikan dan pembaharuan yang dilakukan secara berkesinambungan sebagai upaya beradaptasi terhadap persaingan global, PT Inka memasuki dunia bisnis ini dengan mengedepankan nilai-nilai integritas, profesional dan kualitas. Dalam menghadapi tantangan dunia bisnis ke depan, PT Inka tidak hanya bergelut dalam produk-produk perkeretaapian, namun menghasilkan produk lain yang lebih luas yang mampu memberikan kontribusi terhadap permintaan infrastruktur dan sarana transportasi.

PT Inka melakukan joint venture dengan General Electric dalam memproduksi lokomotif. Selain produksi untuk kebutuhan dalam negeri, produksi juga ditujukan untuk ekspor terutama ke Malaysia.

Produk PT Inka

  • 1982 - Produksi pertama gerbong barang dan prototip kereta ekonomi yang dinamakan Si Belo Kuda Troya.
  • 1985 - Produksi pertama kereta penumpang.
  • 1987 - Perakitan pertama kereta listrik (KRL Rheostatik Stainless) & diversifikasi produk.
  • 1991 - Ekspor pertama gerbong ke Malaysia (KTMB).
  • 1992 - Produksi kereta rel listrik ABB-Hyundai.
  • 1994 - Produksi pertama kereta rel listrik BN-Holec.
  • 1995 - Produksi dan Peluncuran kereta api Argo Bromo JS-950 dan Argo Gede JB-250.
  • 1996 - Produksi pertama lokomotif (GE Lokindo) & ekspor ke Filipina (PNR), serta peluncuran pertama kereta api Argo Lawu.
  • 1997 - Produksi dan Peluncuran kereta api Argo Bromo Anggrek JS-852
  • 1998 - Ekspor pertama Ballast Hopper Wagon ke Thailand (SRT) dan peluncuran kereta api Argo Wilis dan Argo Dwipangga.
  • 1999 - Peluncuran kereta api Turangga.
  • 2001 - Peluncuran pertama KRL Indonesia (desain PT INKA), Argo Bromo Anggrek batch 2, dan Gajayana.
  • 2002 - Ekspor kereta Pembangkit Listrik dan Bogie Reefer Flat ke Malaysia, serta peluncuran kereta api Argo Muria, Argo Gede batch 2, dan Harina.
  • 2004 - Ekspor body gerbong Container & kusen Blizzard Center ke Australia.
  • 2006 - Ekspor 50 unit kereta BG ke Bangladesh.
  • 2007 - Penandatangan Kontrak produksi 1 trainset DEMU (Diesel-Electric Multiple Unit) untuk Aceh dan Railbus untuk Palembang (Bus rel Kertalaya). Selesai produksi gerbong Bagasi Mobil.
  • 2008 - Peluncuran Pertama Bus Rel KRDI (untuk Aceh & Jawa), dan Produksi Gerbong Bagasi ONS "White Arrow", dan Argo Lawu generasi kedua.
  • 2009 - Peluncuran rangkaian baru Kereta api Gajayana dengan model mirip dengan Pesawat Terbang, dan produksi Kereta Inspeksi "Semeru".
  • 2010 - Produksi Rangkaian Kereta Ekonomi AC plus Non-PSO tahap pertama yaitu Kereta api Bogowonto (Waktu itu PT KAI hanya menamakan kelasnya Ekonomi AC), 5 lokomotif CC 204 & rangkaian Kereta api Argo Jati yang berbentuk mirip dengan Rangkaian KA Gajayana yang baru.
  • 2011 - Produksi Railbus untuk Solo, produksi kereta api ekonomi ac plus non pso tahap kedua yaitu Kereta api Gajahwong dan Produksi Kereta Rel Listrik Gajahwong INKA i9000 KfW sebanyak 40 set,Kereta Rel Diesel Indonesia (KRDI) Pertama untuk Kota Lampung yaitu Kereta api Way Umpu dan Produksi Kereta Inspeksi "Kaldera Toba" ex KAIS Sindoro.
  • 2012 - Produksi Rangkaian Kereta Ekonomi AC plus Non-PSO tahap ketiga, keempat, kelima yaitu Kereta api Majapahit, Kereta api Menoreh dan Kereta api Krakatau, 3 lokomotif CC 300, serta railbus untuk kota Padang dan KRL i9000
  • 2013 - Produksi 18 unit Inobus Articulated Bus untuk armada Transjakarta [2]
  • 2014 - Produksi Rangkaian Kereta api Ekonomi AC plus Non-PSO tahap keenam dan ketujuh, kedelapan dan kesembilan yaitu Menoreh II, Sawunggalih Tambahan sekarang (Jaka Tingkir), Jayabaya dan Jaka Tingkir. Produksi Rangkaian kedelapan telah dicat dengan livery terbaru PT KAI yang diberi nama Livery Kesepakatan (Airline Livery) dan Produksi Gerbong Bagasi "CARGO".
  • 2015 - Ekspor 100 Unit MG Dan 50 Unit BG total seluruh 150 unit bawa Ke Bangladesh, Retrofit kereta api Argo Bromo Anggrek dan pengiriman 33 gerbong "Cargo" ke sejumlah depo kereta api di Jakarta Gudang (dari 18 sampai 33), Surabaya Pasar Turi (dari 1 sampai 17) dan Produksi Kereta Inspeksi "Merbabu" dan Kereta Ukur "Ciremai" .
  • 2016 - Produksi 7 train set kereta Eksekutif New Image, produksi 7 train set kereta Ekonomi AC plus New Image, Retrofit kereta api Argo Bromo Anggrek, Produksi Kereta Inspeksi "Kelud" dan Kereta Ukur "Galunggung" .
  • 2017 - Produksi 2 train set kereta Eksekutif New Image, 6 Trainset kereta Ekonomi Premium Plus, KRL Bandara Soekarno-Hatta dan Beberapa Kereta Inspeksi Untuk Sumatra & Sulawesi.
  • 2018 - Produksi Kereta Ekonomi Premium Plus (76 gerbong) & Kereta Eksekutif Plus (156 gerbong) serta Kereta Luxury (4 gerbong) Angkatan 2018 Stainless Steel (Konfigurasi 1-1 dengan Jumlah 18 Kursi), KRDE Minangkabau Ekspres (Trainset 1) dan Solo Ekspres (Trainset 2), LRT Palembang Dan Trainset Pesanan Bangladesh Railway serta 4 KRDE Philipine National Railway (PNR), 3 Lokomotif Hidrolik dan 15 trainset kereta penumpang komuter Pesanan Filipina (namun ditunda pesanan dari Filipina tersebut karena pengerjaan yang dikebut kereta api eksekutif plus atau kereta api premium plus Stainless tahun 2018 akan dipakai untuk kereta lebaran 2018).
  • 2019 - melanjutkan Produksi Kereta Ekonomi Premium Plus & Kereta Eksekutif Plus serta Kereta Luxury Angkatan 2019 Stainless Steel (Konfigurasi 2-1 dengan Jumlah 26 Kursi) yang masih serupa dengan Tahun 2018,Trainset LRT Untuk "LRT JaBoDeBek", Melanjutkan Pembuatan Kereta Pesanan Bangladesh Ralway, serta Melanjutkan Pembuatan Kereta (4 KRDE/3 Lokomotif Hidrolik/15 Trainset Kereta Penumpang Komuter) Pesanan dari Filipina yang ditunda Satu Tahun.

Selain itu, PT Inka juga merintis pembuatan mobil nasional yang dinamakan GEA (Gulirkan Energi Alternatif) dan prototipe-nya telah dibuat pada tahun 2008 [3]. Pada tahun 2009, GEA telah menggunakan mesin yang dikembangkan BPPT, Rusnas, setelah sebelumnya menggunakan mesin dari Cina. Prototipe tahun 2009 hanya menggunakan satu komponen (karburator) yang diimpor dari luar negeri.[4]

PT Inka juga ditunjuk sebagai anggota konsorsium yang dipimpin oleh PT Adhi Karya. Konsorsium ini merupakan konsorsium para Badan Usaha Milik Negara yang direncanakan akan menggarap monorel di Jakarta.[5]

Galeri

Referensi

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Company Profile PT Inka. Tanggal berdiri 18 Mei itu ditandai dengan disahkannya Akta Notaris Imas Fatimah No. 51 tertanggal 29 Agustus 1981. Lihat di sini: Sektor Industri Pengolahan
  2. ^ Agus Budi C. PT INKA Luncurkan Inobus untuk Transjakarta Koridor 12. dcentronews.com. edisi 15.1.2013
  3. ^ Syubhan Akib. Indonesia Juga Punya Mobil Murah Seharga Tata Nano. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.
  4. ^ Syubhan Akib. Mobil Nasional GEA Depak Mesin China. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.
  5. ^ Hertanto Soebijoto. Adhi Karya mundur dari Konsorsium Monorel Kompas.com. Edisi 9.1.2013.

Pranala luar