Kereta api Lodaya: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Sejarah, lokomotif penarik, dll. |
||
Baris 60: | Baris 60: | ||
}} |
}} |
||
[[Berkas:KA Lodaya.JPG|jmpl|Kereta api Lodaya menikung di [[stasiun Lebak Jero]].]] |
[[Berkas:KA Lodaya.JPG|jmpl|Kereta api Lodaya menikung di [[stasiun Lebak Jero]].|pra=Special:FilePath/KA_Lodaya.JPG]] |
||
[[Berkas:Awipari sta 141122-0160 rwg.JPG|jmpl|Kereta api Lodaya masuk [[stasiun Awipari]].]] |
[[Berkas:Awipari sta 141122-0160 rwg.JPG|jmpl|Kereta api Lodaya masuk [[stasiun Awipari]].]] |
||
[[Berkas:CC 206 13 27 Lodaya di Lempuyangan.JPG|jmpl|Kereta api Lodaya langsung [[Stasiun Lempuyangan]].]] |
[[Berkas:CC 206 13 27 Lodaya di Lempuyangan.JPG|jmpl|Kereta api Lodaya langsung [[Stasiun Lempuyangan]].]] |
||
Baris 79: | Baris 79: | ||
Pada masa-masa awal kereta ini berganti nama menjadi KA Lodaya, kereta ini dikenal dengan livery khusus yang hanya ada pada kereta ini, yaitu ''livery'' biru-putih dengan warna biru di ujung kanan dan kiri kereta serta putih di tengah, lengkap dengan tulisan "Lodaya". Sejak tahun 2006, livery ini mulai berganti dengan livery terbaru dan KA Lodaya menggunakan livery yang sama dengan kereta api lainnya, hingga saat ini. |
Pada masa-masa awal kereta ini berganti nama menjadi KA Lodaya, kereta ini dikenal dengan livery khusus yang hanya ada pada kereta ini, yaitu ''livery'' biru-putih dengan warna biru di ujung kanan dan kiri kereta serta putih di tengah, lengkap dengan tulisan "Lodaya". Sejak tahun 2006, livery ini mulai berganti dengan livery terbaru dan KA Lodaya menggunakan livery yang sama dengan kereta api lainnya, hingga saat ini. |
||
Pada tahun 2018, kepemilikan kereta api Lodaya dipindahkan dari Daerah Operasi II Bandung menjadi milik Daerah Operasi VI Yogyakarta, dan dipo kereta yang mengurus rangkaiannya dari dipo Bandung (BD) menjadi dipo Solo Balapan (SLO). |
|||
== Rangkaian == |
|||
Rangkaian kereta api Lodaya sejak awal peresmiannya menggunakan kereta eksekutif buatan tahun 60-an, dan kereta bisnis yang bervariasi dari mulai buatan tahun 60-an hingga 80-an, ditambah dengan kereta makan dan kereta pembangkit. Rangkaian ini digunakan hingga tahun 2018. |
|||
Mulai tahun 2018, kereta api Lodaya berubah kelasnya menjadi campuran eksekutif dan ekonomi premium, dengan rangkaian stainless steel buatan INKA, lengkap dengan kereta pembangkit dan kereta makannya yang juga baru. |
|||
{| class="wikitable" |
{| class="wikitable" |
||
|Nomor Gapeka |
|Nomor Gapeka |
||
Baris 140: | Baris 146: | ||
== Lokomotif penarik == |
== Lokomotif penarik == |
||
Kereta api Lodaya sejak masih bernama Pajajaran/Senja Mataram ditarik oleh lokomotif CC 201, namun dengan semakin panjangnya rangkaian dan sejak menjadi kereta api Lodaya, lokomotif CC 203 menjadi lokomotif penarik utamanya. |
|||
Saat lokomotif CC 204 mulai bertambah jumlahnya, sejak itu juga lokomotif CC 204 baik generasi pertama dan kedua menjadi penarik utama kereta ini.<ref>Majalah KA Edisi April 2009</ref> Lokomotif CC 201 dan CC 203 pun akhirnya hanya menarik kereta ini pada kesempatan tertentu saja. Setelah CC 204 dimutasi ke Sumatra Selatan dan CC 206 datang, CC 206 menjadi lokomotif utama penarik kereta ini mulai tahun 2013. |
|||
== Jadwal perjalanan == |
== Jadwal perjalanan == |
Revisi per 22 Juni 2019 13.23
Artikel bertopik layanan kereta api ini berisi jadwal perjalanan kereta api yang suatu saat dapat berubah. |
Berkas:New Papan Nama KA Lodaya khas Daop 6.png | |||||
Informasi umum | |||||
---|---|---|---|---|---|
Jenis layanan | Kereta api ekspres | ||||
Status | Beroperasi | ||||
Daerah operasi |
| ||||
Pendahulu | Pajajaran/Senja Mataram | ||||
Mulai beroperasi | 12 Mei 2000[1] | ||||
Operator saat ini | PT Kereta Api Indonesia | ||||
Jumlah penumpang harian | 9.300 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan] | ||||
Lintas pelayanan | |||||
Stasiun awal | Bandung | ||||
Jumlah pemberhentian | Lihatlah di bawah. | ||||
Stasiun akhir | Solo Balapan | ||||
Jarak tempuh | 448 km | ||||
Waktu tempuh rerata | 8 Jam 55 hingga 9 Jam 10 Menit | ||||
Frekuensi perjalanan | dua kali dalam satu perjalanan pulang pergi | ||||
Jenis rel | Rel berat | ||||
Pelayanan penumpang | |||||
Kelas |
| ||||
Layanan disabilitas | PFAMIXM | ||||
Pengaturan tempat duduk |
| ||||
Fasilitas restorasi | Ada, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia. | ||||
Fasilitas observasi | Kaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas. | ||||
Fasilitas hiburan |
| ||||
Fasilitas bagasi | Ada | ||||
Teknis sarana dan prasarana | |||||
Lebar sepur | 1.067 mm | ||||
Elektrifikasi | - | ||||
Kecepatan operasional |
| ||||
Pemilik jalur | Ditjen KA, Kemenhub RI | ||||
Nomor pada jadwal | 79-82 & 7019-7022 | ||||
|
Kereta api Lodaya (Hanacaraka: ꦱꦼꦥꦸꦂꦭꦺꦴꦢꦪ, Bahasa Jawa: Sepur Lodaya) merupakan Kereta api Penumpang Kelas Eksekutif dan Premium (Reguler), Kelas Eksekutif dan Bisnis (Tambahan) maupun Kelas Eksekutif Satwa / Eksekutif Plus (Fakultatif) yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan jurusan Bandung-Solo Balapan dan sebaliknya. Saat ini KA Lodaya terdiri atas KA Lodaya Pagi dan KA Lodaya Malam, sehingga kereta api ini menawarkan alternatif perjalanan pada pagi dan malam hari untuk kedua arah, baik Bandung - Solo maupun Solo - Bandung. Dalam perjalanan Bandung - Solo pada pagi hari penumpang dapat menikmati indahnya panorama Bumi Parahiyangan bagian timur.
Perjalanan sejauh 448 km berhenti di stasiun Kiaracondong, Cipeundeuy, Tasikmalaya, Banjar, Sidareja, Maos,Gombong, Kebumen, Kutoarjo, Wates, Yogyakarta, dan Klaten.
Asal-usul nama
Nama Lodaya diambil dari cerita rakyat di Tatar Sunda yakni Macan Lodaya yang merupakan penjelmaan dari Prabu Siliwangi ketika berhadapan dengan anaknya, Raden Kian Santang.
Versi lain menyebutkan bahwa nama Lodaya merupakan singkatan dari dua kota tujuan akhir kereta api ini, yaitu Solo Bandung Raya.
Sejarah
Kereta api Lodaya diluncurkan pertama kali pada tanggal 11 Maret 1992 melayani perjalanan koridor Bandung - Yogyakarta dan sejak tanggal 1 September 1992 diperluas layanannya untuk melayani perjalanan koridor Bandung - Solo. Sebelumnya kereta api ini dikenal dengan nama KA Padjadjaran/Senja Mataram. Pada tanggal 12 Mei 2000 dilakukan peremajaan rangkaian kereta api Pajajaran/Senja Mataram dan diganti namanya menjadi KA Lodaya.[1]
Pada masa-masa awal kereta ini berganti nama menjadi KA Lodaya, kereta ini dikenal dengan livery khusus yang hanya ada pada kereta ini, yaitu livery biru-putih dengan warna biru di ujung kanan dan kiri kereta serta putih di tengah, lengkap dengan tulisan "Lodaya". Sejak tahun 2006, livery ini mulai berganti dengan livery terbaru dan KA Lodaya menggunakan livery yang sama dengan kereta api lainnya, hingga saat ini.
Pada tahun 2018, kepemilikan kereta api Lodaya dipindahkan dari Daerah Operasi II Bandung menjadi milik Daerah Operasi VI Yogyakarta, dan dipo kereta yang mengurus rangkaiannya dari dipo Bandung (BD) menjadi dipo Solo Balapan (SLO).
Rangkaian
Rangkaian kereta api Lodaya sejak awal peresmiannya menggunakan kereta eksekutif buatan tahun 60-an, dan kereta bisnis yang bervariasi dari mulai buatan tahun 60-an hingga 80-an, ditambah dengan kereta makan dan kereta pembangkit. Rangkaian ini digunakan hingga tahun 2018.
Mulai tahun 2018, kereta api Lodaya berubah kelasnya menjadi campuran eksekutif dan ekonomi premium, dengan rangkaian stainless steel buatan INKA, lengkap dengan kereta pembangkit dan kereta makannya yang juga baru.
Nomor Gapeka | Tujuan | Status | Stamformasi |
79-81 | Bandung | KA Lodaya Reguler |
|
80-82 | Solo Balapan |
| |
7019/7021 | Bandung | KA Lodaya Tambahan |
|
7020/7022 | Solo Balapan |
|
Lokomotif penarik
Kereta api Lodaya sejak masih bernama Pajajaran/Senja Mataram ditarik oleh lokomotif CC 201, namun dengan semakin panjangnya rangkaian dan sejak menjadi kereta api Lodaya, lokomotif CC 203 menjadi lokomotif penarik utamanya.
Saat lokomotif CC 204 mulai bertambah jumlahnya, sejak itu juga lokomotif CC 204 baik generasi pertama dan kedua menjadi penarik utama kereta ini.[2] Lokomotif CC 201 dan CC 203 pun akhirnya hanya menarik kereta ini pada kesempatan tertentu saja. Setelah CC 204 dimutasi ke Sumatra Selatan dan CC 206 datang, CC 206 menjadi lokomotif utama penarik kereta ini mulai tahun 2013.
Jadwal perjalanan
Jadwal sesuai Gapeka per 1 April 2017
KA 79 Lodaya Pagi (Solo Balapan - Bandung) | KA 80 Lodaya Pagi (Bandung - Solo Balapan) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Stasiun | Kedatangan | Keberangkatan | Stasiun | Kedatangan | Keberangkatan |
Solo Balapan | - | 07.10 | Bandung | - | 07.20 |
Klaten | 07.36 | 07.38 | Kiaracondong | 07.30 | 07.36 |
Yogyakarta | 08.03 | 08.08 | Cipeundeuy | 09.15 | 09.25 |
Wates | 08.34 | 08.36 | Tasikmalaya | 10.11 | 10.16 |
Kutoarjo | 09.05 | 09.10 | Banjar | 11.03 | 11.15 |
Kebumen | 09.35 | 09.37 | Sidareja | 11.47 | 11.49 |
Sidareja | 11.10 | 11.12 | Maos | 12.31 | 12.33 |
Meluwung | 11.27 | 11.35 | Ijo | 13.05 | 13.14 |
Banjar | 11.54 | 12.08 | Gombong | 13.23 | 13.25 |
Tasikmalaya | 12.55 | 13.00 | Kutoarjo | 14.11 | 14.15 |
Cipeundeuy | 13.46 | 13.56 | Wates | 14.44 | 14.46 |
Kiaracondong | 15.35 | 15.38 | Yogyakarta | 15.12 | 15.20 |
Bandung | 15.48 | - | Klaten | 15.44 | 15.47 |
Solo Balapan | 16.15 | - |
KA 81 Lodaya Malam (Solo Balapan - Bandung) | KA 82 Lodaya Malam (Bandung - Solo Balapan) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Stasiun | Kedatangan | Keberangkatan | Stasiun | Kedatangan | Keberangkatan |
Solo Balapan | - | 19.10 | Bandung | - | 18.55 |
Klaten | 19.36 | 19.38 | Kiaracondong | 19.05 | 19.07 |
Yogyakarta | 20.03 | 20.08 | Cipeundeuy | 20.46 | 21.03 |
Wates | 20.34 | 20.36 | Tasikmalaya | 21.49 | 21.54 |
Kutoarjo | 21.05 | 21.08 | Banjar | 22.51 | 22.54 |
Gombong | 21.49 | 21.55 | Maos | 00.06 | 00.12 |
Kroya | 22.20 | 22.26 | Kroya | 00.27 | 00.33 |
Sidareja | 23.19 | 23.27 | Kebumen | 01.15 | 01.19 |
Cipari | 23.26 | 23.45 | Kutowinangun | 01.29 | 01.37 |
Banjar | 00.11 | 00.29 | Kutoarjo | 01.54 | 01.58 |
Tasikmalaya | 01.16 | 01.21 | Wates | 02.28 | 02.31 |
Cipeundeuy | 02.07 | 02.20 | Yogyakarta | 02.57 | 03.05 |
Kiaracondong | 03.59 | 04.05 | Klaten | 03.30 | 03.32 |
Bandung | 04.15 | - | Solo Balapan | 03.58 | - |
Insiden
- Pada tanggal 10 Oktober 2013, kereta api Lodaya Pagi menabrak batu yang diganjal di tengah rel, pada km 440+0/1, di daerah Karanganyar, Kebumen. Kereta api yang ditarik CC 204 10 dengan empat gerbong ekesekutif, tiga gerbong bisnis, satu gerbong restorasi, dan satu gerbong bagasi ini harus berhenti luar biasa (BLB) di stasiun Gombong.[3]
- Pada tanggal 5 Oktober 2015, kereta api Lodaya jurusan Solo Balapan-Bandung anjlok pada pukul 01.45 di km 244+5/6, tepatnya di wilayah Kampung Terung, Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya. Akibat anjloknya Lodaya, perjalanan kereta api Pasundan jurusan Kiaracondong-Surabaya Gubeng dan kereta api Turangga jurusan Bandung-Surabaya mengalami keterlambatan pemberangkatan dari jadwal biasa. Kereta tersebut membawa 439 penumpang dari arah Solo menuju Bandung.[4]
- Pada Hari Rabu, 29 Mei 2019 KA 7019 Lodaya Tambahan Lebaran Anjlok dipetak LebakJero-Nagreg Pada Pukul 16.30 WIB, Gerbong Tiga (Kelas Bisnis) Kereta api Lodaya Tambahan terjadi karena badan rel kereta turun.
Lihat pula
Referensi
- ^ a b "12 Mei, KA Senja Mataram dihapus & diganti Lodaya". Solopos. 3 Mei 2000.
- ^ Majalah KA Edisi April 2009
- ^ Tribun: KA Lodaya Tabrak Batu di Kebumen
- ^ Republika: KA Lodaya Anjlok di Tasikmalaya
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia