Stasiun Tanjung Priok: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Jadwal per 8 Juni 2019: Perubahan jadwal KA lokal Cikampek dan Purwakarta.
Naufal Fadilah (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 157: Baris 157:


=== Kontroversi ===
=== Kontroversi ===
Sejak banyaknya komersialisasi (baca: syuting iklan, acara televisi, video musik, dan iklan) di Stasiun Tanjung Priuk, stasiun ini kini menjadi tempat yang kontroversial bagi fotografer pemula maupun yang sudah berpengalaman karena tempat ini "terlarang" sebagai area memotret, padahal sama sekali tidak ada rambu-rambu dilarang memotret di stasiun. Alasan status cagar budaya "tidak pernah diterapkan" di situs lain yang dikelola oleh pemerintah daerah maupun BPCB.<ref>{{Cite web|url=https://redigest.web.id/2016/09/opini-71-tahun-kai-mau-dibawa-ke-mana/|title=[Opini] 71 Tahun KAI, Mau Dibawa Ke Mana?|last=Api|first=Gerakan Muda Penggemar Kereta|date=2016-09-28|website=Railway Enthusiast Digest|language=id-ID|access-date=2019-02-05}}</ref> Jangankan [[kamera SLR]] (termasuk juga DSLR dan ''mirrorless''), kamera digital saku bahkan dalam kasus tertentu dapat terkena peringatan oleh petugas keamanan. Sejak berlakunya aturan baru memotret di stasiun, hanya kamera ponsel, kamera saku, SLR, dan kamera aksi (GoPro) yang diperbolehkan digunakan untuk memotret stasiun.<ref>{{Cite web|url=https://www.kaorinusantara.or.id/newsline/72119/kini-stasiun-aman-untuk-fotografi|title=Jangan Takut Diciduk, Kini Stasiun Aman Untuk Kegiatan Fotografi!|last=Adhari|first=F.|date=2017-03-31|website=KAORI Nusantara|language=en-US|access-date=2019-02-05}}</ref>
Sejak banyaknya komersialisasi (baca: syuting iklan, acara televisi, video musik, dan iklan) di Stasiun Tanjung Priuk, stasiun ini kini menjadi tempat yang kontroversial bagi fotografer pemula maupun yang sudah berpengalaman (seperti [[Railfans]]) karena tempat ini "terlarang" sebagai area memotret, padahal sama sekali tidak ada rambu-rambu dilarang memotret di stasiun. Alasan status cagar budaya "tidak pernah diterapkan" di situs lain yang dikelola oleh pemerintah daerah maupun BPCB.<ref>{{Cite web|url=https://redigest.web.id/2016/09/opini-71-tahun-kai-mau-dibawa-ke-mana/|title=[Opini] 71 Tahun KAI, Mau Dibawa Ke Mana?|last=Api|first=Gerakan Muda Penggemar Kereta|date=2016-09-28|website=Railway Enthusiast Digest|language=id-ID|access-date=2019-02-05}}</ref> Jangankan [[kamera SLR]] (termasuk juga DSLR dan ''mirrorless''), kamera digital saku bahkan dalam kasus tertentu dapat terkena peringatan oleh petugas keamanan. Sejak berlakunya aturan baru memotret di stasiun, hanya kamera ponsel, kamera saku, SLR, dan kamera aksi (GoPro) yang diperbolehkan digunakan untuk memotret stasiun.<ref>{{Cite web|url=https://www.kaorinusantara.or.id/newsline/72119/kini-stasiun-aman-untuk-fotografi|title=Jangan Takut Diciduk, Kini Stasiun Aman Untuk Kegiatan Fotografi!|last=Adhari|first=F.|date=2017-03-31|website=KAORI Nusantara|language=en-US|access-date=2019-02-05}}</ref>


== Layanan kereta api ==
== Layanan kereta api ==

Revisi per 15 Juni 2019 06.01

Stasiun Tanjung Priuk

Tampak depan perspektif Stasiun Tanjung Priuk
Lokasi
Koordinat6°6′26″S 106°52′41″E / 6.10722°S 106.87806°E / -6.10722; 106.87806Koordinat: 6°6′26″S 106°52′41″E / 6.10722°S 106.87806°E / -6.10722; 106.87806
Ketinggian+4 m
Operator
Letak
km 8+115 lintas JakartaAncolTanjung Priuk[1]
Jumlah peronEmpat peron teluk yang terdiri atas satu peron sisi dan tiga peron pulau
Jumlah jalur8:
  • jalur 2: sepur lurus ke arah Jakarta Kota
  • jalur 3: sepur lurus dari arah Jakarta Kota
  • jalur 6: sepur lurus ke arah Rajawali-Pasar Senen-Jatinegara
  • jalur 7: sepur lurus dari arah Jatinegara-Pasar Senen-Rajawali
LayananCilamaya Ekspres/Lokal PWK (dari Purwakarta), Walahar Ekspres/Lokal PWK (arah Purwakarta), Jatiluhur/Lokal CKP, KRL Commuter Line, dan angkutan peti kemas
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Fasilitas sepedaTidak ada
Akses difabelTidak ada
ArsitekIr. C.W. Koch
Gaya arsitekturArt deco
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka1914
Nama sebelumnyaTandjongpriok
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya     Stasiun berikutnya
Terminus Templat:KRL Jabodetabek lines
  Layanan penghubung  
Stasiun sebelumnya   Transjakarta   Stasiun berikutnya
Terminus Koridor 10
Bersambung di: Tanjung Priok
Koridor 12
Bersambung di: Tanjung Priok
Terminus
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Layanan pelanggan Musala Toilet Area merokok Ruang menyusui Galeri ATM 
Tipe persinyalanElektrik tipe Sinyal Interlocking Len-02
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Tanjung Priuk atau awam menyebutnya sebagai Stasiun Tanjung Priok (TPK) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di seberang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Memiliki langgam bangunan art deco, stasiun ini termasuk salah satu bangunan tua yang dijadikan cagar budaya DKI Jakarta.

Stasiun ini memiliki delapan jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus ke arah Jakarta Kota, jalur 3 sebagai sepur lurus dari arah Jakarta Kota, jalur 6 sebagai sepur lurus ke arah Rajawali-Pasar Senen-Jatinegara, dan jalur 7 sebagai sepur lurus dari arah Jatinegara-Pasar Senen-Rajawali. Di sayap barat laut emplasemen stasiun ini terdapat percabangan jalur menuju pelabuhan tersebut.

Sejarah

Keberadaan Stasiun Tanjung Priuk tidak dapat dipisahkan dengan ramainya Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan kebanggaan masa Hindia Belanda itu, dan bahkan berperan sebagai pintu gerbang kota Batavia serta Hindia Belanda. Stasiun ini pada dasarnya terbagi atas dua periode.

Periode pertama

Stasiun Tanjung Priuk lama

Pada periode ini, stasiun ini terletak persis di atas dermaga Pelabuhan Tanjung Priok. Stasiun ini selesai dibangun oleh Burgerlijke Openbare Werken pada 1883 dan baru pada tahun 1885 diresmikan pembukaannya bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Tanjung Priok.[3]

Pengelolaan stasiun dan jalur kereta api Sunda Kelapa–Tanjung Priuk diserahkan kepada jawatan kereta api negara, Staatsspoorwegen (SS). Sampai dengan tahun 1900, dalam sehari tidak kurang dari 40 perjalanan kereta api rute Tanjung Priuk–Batavia SS pp dan NISM serta Tanjung Priuk–Kemayoran pp.

Periode kedua

Sejak paruh akhir abad ke-19 hingga abad ke-20, aktivitas di pelabuhan Tanjung Priok kian meningkat, sehingga terjadi perluasan area pelabuhannya yang mengakibatkan stasiun Tanjung Priuk digusur. Untuk menggantikannya, pada tahun 1914 di sebelah Halte Sungai Lagoa dibangun stasiun baru yang lebih megah. Dalam pembangunan itu, SS menugaskan Ir. C.W. Koch sebagai arsitek utama.[3] Stasiun baru ini, dibuka untuk umum pada 6 April 1925 yang bertepatan dengan peluncuran pertama kereta listrik rute Priok–Meester Cornelis (Jatinegara).

Keseluruhan

Stasiun Tanjung Priuk pada tahun 1950-an

Bandar pelabuhan yang dibangun pada 1877 pada masa Gubernur Jendral Johan Wilhelm van Lansberge yang berkuasa di Hindia Belanda pada tahun 1875-1881 itu semakin mengukuhkan perannya sebagai salah satu pelabuhan paling ramai di Asia setelah dibukanya Terusan Suez.

Stasiun ini menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Batavia yang berada di selatan. Alasan pembangunan ini karena pada masa lalu wilayah Tanjung Priok sebagian besar adalah hutan dan rawa-rawa yang berbahaya sehingga dibutuhkan sarana transportasi yang aman pada saat itu (kereta api). Pada akhir abad ke-19, pelabuhan Jakarta yang semula berada di daerah sekitar Pasar Ikan tidak lagi memadai, dan Belanda membangun fasilitas pelabuhan baru di Tanjung Priok.

Stasiun ini dibangun tepatnya pada tahun 1914 pada masa Gubernur Jendral A.F.W. Idenburg (1909-1916). Untuk menyelesaikan stasiun ini, diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dan 130 di antaranya adalah pekerja berbangsa Eropa.

Bahkan sejak diselesaikannya stasiun ini, telah timbul protes mengenai "pemborosan" yang dilakukan dalam pembangunan stasiun ini. Dengan 8 peron, stasiun ini amatlah besar, dan nyaris sebesar Stasiun Jakarta Kota yang pada masa itu bernama Batavia Centrum. Sementara, kereta api-kereta api kapal yang menghubungkan kota-kota seperti Bandung dengan kapal-kapal Stoomvaart Maatschappij Nederland dan Koninklijke Rotterdamsche Lloyd langsung menuju ke dermaga pelabuhan dan tidak menggunakan stasiun ini. Stasiun ini terutama hanya digunakan untuk kereta rel listrik yang mulai digunakan di sekitar Batavia pada tahun 1925.[4]

Pada zaman Belanda, di stasiun ini juga tersedia ruang penginapan sementara bagi para penumpang yang akan menunggu kedatangan kapal laut untuk melanjutkan perjalanan. Kamar-kamar tersebut terletak di sayap kiri bangunan yang memang disediakan untuk penumpang.[3]

Stasiun ini, terbilang hanya 16 tahun mengalami kejayaan. Pembukaan Bandara Kemayoran yang melayani penerbangan umum sejak tahun 1940 mulai menjadi saingan berat bagi stasiun ini, karena banyak penumpang yang beralih ke moda transportasi udara dalam perjalanan mereka, dari dan ke Jawa menuju Batavia.[3] Hal ini juga ditunjang dengan jauhnya letak dari stasiun yang baru dari Pelabuhan Laut Tanjung Priok, walaupun pada masa itu, para penumpang dilayani dengan bus feeder rute pelabuhan–Stasiun Tanjung Priuk pp.

Selain itu situasi Perang Dunia II yang meluas ke Hindia Belanda membuat perawatan stasiun menjadi terabaikan. Malah dalam masa pendudukan pemerintah militer Jepang, stasiun ini lebih diutamakan untuk kepentingan perang dan mengirim para romusha keluar Jawa.[3]

Keadaan terkini

Emplasemen Stasiun Tanjung Priuk, dengan lokomotif BB 306 08 yang sedang dipanaskan
Lobby dan loket karcis
Sudut kanan depan stasiun

Menjelang awal abad ke-21, kondisinya sempat tidak terawat. Meskipun demikian, stasiun peninggalan pemerintah Hindia Belanda ini tampaknya seakan tidak peduli dengan perubahan suasana di sekitarnya. Seakan tidak peduli dengan teriknya hawa di pinggir pantai Tanjung Priok, kerasnya kehidupan pelabuhan, dan hilir mudiknya kendaraan besar seperti kontainer bahkan semrawutnya terminal bus di depannya.

Tetapi masih terbayangkan betapa artistiknya seni perpaduan antara gaya neo klasik dengan gaya kontemporer. Tak aneh jika bangunan ini pernah berjaya, sebagai salah satu stasiun kebanggaan warga Batavia di era akhir abad ke-18.

Semakin masuk ke dalam bangunan stasiun itu, kondisi bangunan yang memprihatinkan itu semakin terkuak. Atap bangunan yang menjadi saksi perkembangan Kota Jakarta ini sudah terlepas di sana-sini. Kaca-kaca dan kerangka atap bangunan sudah mulai lekang dimakan usia. Areal peron sebagian sudah tidak terawat, bahkan di sisi barat sudah dipenuhi oleh para tunawisma dan tunawicara.

Kemunduran fisik stasiun itu bermula ketika stasiun itu tidak berfungsi lagi sebagai stasiun penumpang pada awal Januari 2000. Pengebirian fungsi itu membuat pemasukan dana dari tiket peron semakin berkurang. Inilah yang menyebabkan PT Kereta Api (Persero) menyewakan ruangan yang ada di depan bangunan stasiun. Maka bagian depan stasiun pun terisi pemandangan kantor-kantor jasa seperti penjualan tiket kapal laut, pengiriman barang hingga jasa penukaran uang asing sebelum akhirnya PT Kereta Api Indonesia memutuskan untuk membuka kembali stasiun ini sebagai stasiun penumpang pada tahun 2009.

Persiapan dilakukan pada bulan November-Desember 2008 dengan dilaksanakannya renovasi besar-besaran terhadap fisik bangunan stasiun. Selanjutnya, proyek diteruskan dengan rehabilitasi fasilitas rel serta pembangunan perangkat sinyal elektrik pada awal tahun 2009. Pada tanggal 28 Maret 2009, stasiun ini dapat kembali difungsikan dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Stasiun ini pada saat itu melayani kereta ekonomi jarak jauh dan lokal Purwakarta. Sebelumnya, KRL Ekonomi AC/Commuter Line rute Tanjung Priuk–Bekasi sempat melintas stasiun ini. Per 1 November 2014 semua kereta api yang tadinya berangkat dari stasiun ini dipindahkan ke Stasiun Pasar Senen. Alasannya, Stasiun Tanjung Priuk direncanakan akan dijadikan stasiun barang.[5] Tetapi, mulai 9 Februari 2016 perjalanan KA Lokal Purwakarta dan KA Lokal Cikampek dari yang sebelumnya berterminus di Stasiun Jakarta Kota dialihkan kembali ke Stasiun Tanjung Priuk. Di Stasiun Jakarta Kota rencananya akan dilakukan persiapan infrastruktur pendukung KRL Bandara Soetta yang akan beroperasi beberapa tahun mendatang.[1]

Sejak 21 Desember 2015 Stasiun Tanjung Priuk kembali melayani KRL Jakarta Kota-Tanjungpriok setelah beberapa tahun tidak aktif. Stasiun ini setiap hari melayani enam kali perjalanan dari dan ke Stasiun Jakarta Kota.[6]

Selain melayani KRL dan KA barang, Stasiun Tanjung Priuk juga dijadikan tempat parkir untuk KA Kertajaya dan KA Tawang Jaya yang keduanya merupakan KA penumpang rangkaian panjang yang terdiri dari enam belas gerbong kereta serta KA Menoreh.

Bangunan dan tata letak

Walau bukan stasiun pusat, stasiun ini terbilang modern pada masanya, karena banyak mempergunakan material besi baja yang disusun melengkung melingkupi enam jalur rel di dalamnya. Penggunaan struktur bangunan besi, apalagi besi baja, pada masa awal abad ke-20 membuat stasiun ini tidak ketinggalan tren dengan stasiun-stasiun besar di Eropa pada saat itu.[3]

Jendela di stasiun ini terbentuk atas garis-garis yang terdiri dari lis profil atap yang horizontal serta lubang-lubang pada cornice berupa ballustrade atapnya, garis-garis vertikal kolom-kolom, dan lekukan pada dinding menyerupai jendela selain jendela-jendela sesungguhnya yang berjalusi kayu.[3]

Kaca patri dan ornamen profil keramik, tampak menghiasi dinding stasiun. Dengan hiasan itu, maka stasiun tampak megah dan diperkuat dengan kolom-kolom besar dan kokoh pada beranda utama yang didukung dengan tangga di sepanjang bangunan.[3]

Pada budaya populer

Stasiun Tanjung Priuk kerap dijadikan lokasi syuting video musik, film, dan iklan.[7] Contoh lagu yang video musiknya pernah menggunakan lokasi syuting di stasiun ini antara lain, "Menunggumu" yang dinyanyikan oleh Chrisye featuring Peterpan, "Ku Tetap Menanti" ciptaan Eka Gustiwana yang dinyanyikan oleh Nikita Willy, dan "Dengan Nafasmu" karya Ungu.[8]

Kontroversi

Sejak banyaknya komersialisasi (baca: syuting iklan, acara televisi, video musik, dan iklan) di Stasiun Tanjung Priuk, stasiun ini kini menjadi tempat yang kontroversial bagi fotografer pemula maupun yang sudah berpengalaman (seperti Railfans) karena tempat ini "terlarang" sebagai area memotret, padahal sama sekali tidak ada rambu-rambu dilarang memotret di stasiun. Alasan status cagar budaya "tidak pernah diterapkan" di situs lain yang dikelola oleh pemerintah daerah maupun BPCB.[9] Jangankan kamera SLR (termasuk juga DSLR dan mirrorless), kamera digital saku bahkan dalam kasus tertentu dapat terkena peringatan oleh petugas keamanan. Sejak berlakunya aturan baru memotret di stasiun, hanya kamera ponsel, kamera saku, SLR, dan kamera aksi (GoPro) yang diperbolehkan digunakan untuk memotret stasiun.[10]

Layanan kereta api

Penumpang

Lokal ekonomi AC

KRL Commuter Line

Pink Line, dari dan tujuan Jakarta Kota via Kampung Bandan

Barang

Angkutan peti kemas/kontainer, dari dan tujuan Surabaya atau Bandung

Jadwal kereta api

Berikut ini adalah jadwal kereta api penumpang yang berhenti di Stasiun Tanjung Priuk per 8 Juni 2019 (revisi Gapeka 2017).

Harap diingat, jadwal ini hanya membahas perjalanan kereta api non-KRL.

No. KA KA Kelas Tujuan Tiba Berangkat
323C Jatiluhur/Lokal CKP Lokal Ekonomi AC Jakarta Tanjung Priuk (TPK) 06.50 -
325D 07.18 -
321D Cilamaya Ekspres/Lokal PWK 08.14 -
324C Walahar Ekspres/Lokal PWK Purwakarta (PWK) - 10.00
326D - 11.05
322C - 16.20
327C Cilamaya Ekspres/Lokal PWK Jakarta Tanjung Priuk (TPK) 16.42 -
328C Jatiluhur/Lokal CKP Cikampek (CKP) - 17.10
329C Cilamaya Ekspres/Lokal PWK Jakarta Tanjung Priuk (TPK) 17.14 -
330D Jatiluhur/Lokal CKP Cikampek (CKP) - 19.05

Antarmoda pendukung

Stasiun kereta api di Jakarta
JICT (untuk Pelabuhan Tanjung Priok)
Jalan Tol Akses Tanjung Priok
Pasoso
Sungai Lagoa
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Tanjung Priuk TP 10 10D 10H 12 Terminal Tanjung Priok
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Ancol
Jakarta Gudang
B TP 1 3H 12 Jakarta Kota
Kampung Bandan C 5 5D 10H
Jayakarta
Rajawali
Mangga Besar
Sawah Besar
Kemayoran
2 2A 5C 7F 8 8A 10H Juanda
C Angke
T A Duri
Gambir Kereta Api Indonesia 2 2A
Gondangdia
R Tanah Abang
Cikini
Karet
Pasar Senen Kereta Api Indonesia 2 2A 5 5D 7F Terminal Pasar Senen
1 4 6 6B 13C M A CB BK Sudirman
Gang Sentiong
Mampang
Kramat
4 4D 4H A Terminal Manggarai Manggarai
Pondok Jati
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
9 Grogol
Matraman 5 5C 5D 11
2A 3 3F 8 Pesing
Palmerah
2A 3 3F T Taman Kota
Kebayoran 8 13 13B 13C 13D L13E R
Bojong Indah
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
ke Serpong
Rawa Buaya
Jatinegara Kereta Api Indonesia 5 5C 5D 7F 7M 10 11
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Kalideres
Cipinang
ke Tangerang
Klender
Depo KRL Bukit Duri
Buaran 11 11V
Tebet
Klender Baru
CB BK 9 9A 9C Cawang
Cakung C 11T
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Duren Kalibata
ke Cikarang
Pasar Minggu Baru
Pasar Minggu B Terminal Pasar Minggu
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Tanjung Barat
Lenteng Agung
Univ. Pancasila
ke Bogor/Nambo
Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
MetroMini[11] 41 Tanjung Priok–Pulo Gadung
23 Tanjung Priok–Marunda
24 Tanjung Priok–Senen
Mikrolet[12] M14 Tanjung Priok–Cilincing
M15 Tanjung Priok–Kampung Bandan–Kota
M15A Tanjung Priok–Mangga Dua–Kota
M30A Tanjung Priok–Pulo Gadung
Koperasi Wahana Kalpika (KWK)[12] U01 Tanjung Priok–Pulo Gebang
U03A Tanjung Priok–Sukapura
U05 Tanjung Priok–Bulak Turi
U06 Tanjung Priok–Walang Baru
U07 Tanjung Priok–IGI
U08 Tanjung Priok–Rorotan
U09 Tanjung Priok–Cilincing
Mayasari Bakti[13] AC25 Bekasi–Tanjung Priok
AC42 Cileungsi–Tanjung Priok
P14 Tanah Abang–Tanjung Priok
Maya Raya Cikarang–Tanjung Priok
PPD[14] 43 Cililitan–Tanjung Priok
Transjakarta 10 Tanjung Priok–PGC 2
12 Tanjung Priok–Penjaringan
DAMRI Tanjung Priok–Bandara[15]
Jasa Utama[16] P125 Tanjung Priok–Tosari
P159 Tanjung Priok–Grogol

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b c d e f g h Murti Hariyadi, Ibnu; Basir, Ekawati; Pratiwi, Mungki Indriati; Ubaidi, Ella; Sukmono, Edi (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT. Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 15–24. ISBN 978-602-18839-3-8. 
  4. ^ "Majalah KA", Majalah KA, Agustus 2014 
  5. ^ Rachman, Taufik (13 November 2014), "Stasiun Tanjung Priok Fokus Kereta Barang", Republika 
  6. ^ Agustinus, Michael (21 Desember 2015), "KRL Kota-Tanjung Priok 'Hidup Lagi'", Detik Dot Com 
  7. ^ Media, Kompas Cyber (2013-07-28). "Menanti "Stasiun Eropa" Bantu Atasi Macetnya Tanjung Priok". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2018-12-26. 
  8. ^ Agu 2008, Liputan608; Wib, 12:00. "Ungu Syuting Video Klip Album Religi Ketiga". liputan6.com. Diakses tanggal 2018-12-26. 
  9. ^ Api, Gerakan Muda Penggemar Kereta (2016-09-28). "[Opini] 71 Tahun KAI, Mau Dibawa Ke Mana?". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2019-02-05. 
  10. ^ Adhari, F. (2017-03-31). "Jangan Takut Diciduk, Kini Stasiun Aman Untuk Kegiatan Fotografi!". KAORI Nusantara (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-05. 
  11. ^ "Rute Metro Mini dan Kopaja di Jakarta". e-transportasi. Diakses tanggal 2018-06-27. 
  12. ^ a b "Mikrolet – TransportUmum – Jakarta". www.transportumum.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-27. 
  13. ^ "Rute dan Tarif Bus Mayasari Bakti". e-transportasi. Diakses tanggal 2018-06-27. 
  14. ^ "PPD – TransportUmum – Jakarta". www.transportumum.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-27. 
  15. ^ "Jadwal Bus Damri Dari Dan Ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta". BusBandara.com (dalam bahasa Inggris). 2014-12-13. Diakses tanggal 2018-06-27. 
  16. ^ "Jasa Utama – TransportUmum – Jakarta". www.transportumum.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-27. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KCI dan jadwal KRL tahun 2018

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI lines
Jakarta Kota–Tanjung Priuk
Terminus
Templat:KAI lines
Tanjung Priuk–JICT

Koordinat: 6°06′40″S 106°52′51″E / 6.1112083°S 106.8808472°E / -6.1112083; 106.8808472{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman