Partai Nasional Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Andri.h (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17: Baris 17:
|country = [[Indonesia]]
|country = [[Indonesia]]
}}
}}
'''Partai Nasional Indonesia''' atau dikenal juga '''PNI''' adalah partai politik tertua di [[Indonesia]]. Partai ini didirikan pada [[4 Juli]] [[1927]] {{refn|group=note|name=adam|Adam Malik dalam buku ini menjelaskan bahwa dipilihnya tanggal 4 Juli itu bukan merupakan sebuah kebetulan akan tetapi lebih berkaitan dengan hari kemerdekaan [[Amerika Serikat]] yang mana sejarah mencatat bahwa proklamasi kemerdekaan Amerika berlangsung pada tanggal [[4 Juli]] [[1776]] di [[Philadelpia]] dan pidato [[Soekarno]] pada [[Sidang Umum PBB]] ke-XV tanggal [[30 September]] [[1960]] dengan judul Membangun Dunia Kembali (To Build The World a New)<ref>{{cite book|first=Adam|last=Malik|title=Mengabdi republik, Gunung Agung|year=1982}}</ref>}} dengan nama ''Perserikatan Nasional Indonesia'' dengan ketuanya pada saat itu adalah Dr. [[Tjipto Mangunkusumo]], Mr. [[Sartono]], Mr. [[Iskak Tjokroadisuryo]], dan Mr. [[Sunaryo]].<ref>[http://kontak.club.fr/Membangkitkan%20bangsa%20dengan%20jiwa%20besar%20Bung%20Karno.htm "Membangkitkan Kembali Bangsa Dengan Jiwa Besar Bung Karno"], ''A. Umar Said Personal Website'', 3 Mei 2001</ref>
'''Partai Nasional Indonesia''' atau dikenal juga '''PNI''' adalah partai politik tertua di [[Indonesia]]. Partai ini didirikan pada [[4 Juli]] [[1927]] {{refn|group=note|name=adam|Adam Malik dalam buku ini menjelaskan bahwa dipilihnya tanggal 4 Juli itu bukan merupakan sebuah kebetulan akan tetapi lebih berkaitan dengan hari kemerdekaan [[Amerika Serikat]] yang mana sejarah mencatat bahwa proklamasi kemerdekaan Amerika berlangsung pada tanggal [[4 Juli]] [[1776]] di [[Philadelpia]] dan pidato [[Soekarno]] pada [[Sidang Umum PBB]] ke-XV tanggal [[30 September]] [[1960]] dengan judul Membangun Dunia Kembali (To Build The World a New)<ref>{{cite book|first=Adam|last=Malik|title=Mengabdi republik, Gunung Agung|year=1982}}</ref>}} dengan nama ''Perserikatan Nasional Indonesia'' dengan ketuanya pada saat itu adalah Dr. [[Tjipto Mangunkusumo]], Mr. [[Sartono]], Mr. [[Iskak Tjokroadisurjo]], dan Mr. [[Sunaryo]].<ref>[http://kontak.club.fr/Membangkitkan%20bangsa%20dengan%20jiwa%20besar%20Bung%20Karno.htm "Membangkitkan Kembali Bangsa Dengan Jiwa Besar Bung Karno"], ''A. Umar Said Personal Website'', 3 Mei 2001</ref>


== Linimasa Perserikatan Nasional Indonesia ke Partai Nasional Indonesia ==
== Linimasa Perserikatan Nasional Indonesia ke Partai Nasional Indonesia ==

Revisi per 10 Juni 2019 05.57

Partai Nasional Indonesia
Ketua umumSoekarno
Ketua umumIr. Soekarno
PendiriIr. Soekarno (Ketua)
Dr. Tjipto Mangunkusumo
Mr. Budhyarto Martoatmodjo
Mr. Iskak Tjokroadisurjo (Sekretaris/Bendahara)
Dr. Samsi Sastrowidagdo (Anggota)
Mr. Sartono (Anggota)
Mr. Sunario (Anggota)
Ir. Anwari (Anggota)
Dibentuk4 Juli 1927 (1927-07-04)
Digabungkan denganPartai Demokrasi Indonesia
Diteruskan olehPartai Demokrasi Indonesia
Partai Indonesia
PNI Baru
PNI Marhaenisme
PNI Supeni
PNI Massa Marhaen
Kantor pusatRegentsweg 8, Bandoeng.
IdeologiNasionalisme

Partai Nasional Indonesia atau dikenal juga PNI adalah partai politik tertua di Indonesia. Partai ini didirikan pada 4 Juli 1927 [note 1] dengan nama Perserikatan Nasional Indonesia dengan ketuanya pada saat itu adalah Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr. Iskak Tjokroadisurjo, dan Mr. Sunaryo.[2]

Linimasa Perserikatan Nasional Indonesia ke Partai Nasional Indonesia

Propaganda PNI pada tahun 1920-an
Foto para pendiri PNI yang merupakan arsip dari gedung Museum Sumpah Pemuda.

Didirikan di Bandung oleh para tokoh nasional seperti Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo. Selain itu para pelajar yang tergabung dalam Algemeene Studie Club (ASC) yang diketuai oleh Ir. Soekarno turut pula bergabung dengan partai ini.

Berganti nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai Nasional Indonesia

PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja

Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah diadili di pengadilan Belanda maka para tokoh ini dimasukkan dalam penjara Sukamiskin, Bandung.[3] Dalam masa pengadilan ini Ir. Soekarno menulis pidato Indonesia Menggugat dan membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya.

Pimpinan PNI, Ir. Soekarno diganti oleh Mr. Sartono. Mr. Sartono kemudian membubarkan PNI dan membentuk Partindo pada tanggal 25 April 1931.[3] Moh. Hatta yang tidak setuju pembentukan Partai Indonesia akhirnya membentuk PNI-Baru atau Pendidikan Nasional Indonesia. Ir. Soekarno bergabung dengan Partindo. [note 2]

Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores sampai dengan 1942.

Moh. Hatta dan Syahrir dibuang ke Bandaneira sampai dengan 1942.

PNI memenangkan Pemilihan Umum 1955.

PNI bergabung dengan empat partai peserta pemilu 1971 lainnya membentuk Partai Demokrasi Indonesia[note 3]

Dipimpin oleh Supeni, mantan Duta besar keliling Indonesia, PNI didirikan kembali.

PNI menjadi peserta pemilu 1999.

PNI berubah nama menjadi PNI Marhaenisme dan diketuai oleh Sukmawati Soekarnoputeri, anak dari Soekarno.

Tokoh

Partai Penerus

Lihat pula

Pranala luar

Catatan

  1. ^ Adam Malik dalam buku ini menjelaskan bahwa dipilihnya tanggal 4 Juli itu bukan merupakan sebuah kebetulan akan tetapi lebih berkaitan dengan hari kemerdekaan Amerika Serikat yang mana sejarah mencatat bahwa proklamasi kemerdekaan Amerika berlangsung pada tanggal 4 Juli 1776 di Philadelpia dan pidato Soekarno pada Sidang Umum PBB ke-XV tanggal 30 September 1960 dengan judul Membangun Dunia Kembali (To Build The World a New)[1]
  2. ^ Tujuan pokok Partindo sama dengan PNI-Lama, yaitu mencapai Indonesia merdeka dengan menjalan kan politik non-kooperasi terhadap pemerintahan Belanda. Tindakan Sartono ini mendapat reaksi keras dari anggota PNI-Lama, di antaranya Hatta dan Sutan Sjahrir, serta golongan yang tidak menyetujui dengan pembubaran ini. Mereka membentuk Golongan Merdeka dan menjadi organisasi baru bernama Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru). Partindo dan PNI-baru bersaing dalam memperoleh simpati rakyat.
  3. ^ Salah satu cara rezim Orde Baru mengkontrol partai politik dalam pluralitas demokrasi melalui penyederhanaan seluruh golongan sosial politik menjadi tiga partai di Indonesia. Hal ini kemudian dilegitimasi melalui keluarnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar.

Referensi

  1. ^ Malik, Adam (1982). Mengabdi republik, Gunung Agung. 
  2. ^ "Membangkitkan Kembali Bangsa Dengan Jiwa Besar Bung Karno", A. Umar Said Personal Website, 3 Mei 2001
  3. ^ a b "Pergerakan Nasional Indonesia", Sri Pangestri Dewi Murni - Jurusan Sejarah Fakultas Sastra USU, 2005

Sumber

  • Bambang Setiawan & Bestian Nainggolan (Eds) (2004) Partai-Partai Politik Indonesia: Ideologi dan Program 2004-2009 (Indonesian Political Parties: Ideologies and Programs 2004-2009 Kompas ISBN 979-709-121-X (Indonesia)
  • Evans, Kevin Raymond, (2003) The History of Political Parties & General Elections in Indonesia, Arise Consultancies, Jakarta, ISBN 979-97445-0-4
  • Gosnell, Harold F. (1958) Indonesians Go to the Polls: The Parties and their Stand on Constitutional Issues in Midwest Journal of Political Science
  • Kahin, George McTurnan (1970), Nationalism and Revolution in Indonesia, Cornell University Press, ISBN 0-8014-9108-8
  • Liddle, R. William, The 1977 Indonesian and New Order Legitimacy, South East Asian Affairs 1978, Translation published in Pemilu-Pemilu Orde Baru, LP3ES, Jakarta, ISBN 979-8015-88-6 (Indonesia)
  • Ricklefs, M.C. (1982), A History of Modern Indonesia, Macmillan Southeast Asian reprint, ISBN 0-333-24380-3