Kotagede, Yogyakarta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan suntingan berniat baik oleh Eranti Shabrina Saragih (bicara): Tanpa sumber. (Twinkle ⛔)
Tag: Pembatalan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Ibukota → Ibu kota
Baris 30: Baris 30:
Sebelum 1952 wilayah ini merupakan bagian dari [[Kasunanan Surakarta]] (merupakan sebuah [[enklave]])
Sebelum 1952 wilayah ini merupakan bagian dari [[Kasunanan Surakarta]] (merupakan sebuah [[enklave]])


Semula, Kotagede adalah nama sebuah kota yang merupakan Ibukota [[Kesultanan Mataram]]. Selanjutnya kerajaan itu terpecah menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Semula, Kotagede adalah nama sebuah kota yang merupakan Ibu kota [[Kesultanan Mataram]]. Selanjutnya kerajaan itu terpecah menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.


== Wilayah yang terbelah ==
== Wilayah yang terbelah ==
Baris 41: Baris 41:
Soliditas masyarakat tersebut mewujudkan sebuah kesatuan wilayah yang tak terpisahkan sebagaimana dulu batas wilayah Kota Kotagede ini masih eksis. Wilayah bekas Kota Kotagede harus ditangani oleh dua unit Pemerintah yang berbeda. Dalam konteks otonomi daerah sekarang ini, ketika kewenangan tingkat Kabupaten dan Kota relatif besar, makin terasakan betapa mereka harus menghadapi 2 (dua) kebijakan yang berbeda untuk satu kesatuan wilayah tersebut. Salah satu contoh permasalahan yang segera dapat dilihat atau dirasakan masyarakat adalah bila menyangkut penanganan kawasan heritage. Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul mempunyai perbedaan prioritas. Maka masyarakat Kotagede harus atau lebih sering berinteraksi dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Soliditas masyarakat tersebut mewujudkan sebuah kesatuan wilayah yang tak terpisahkan sebagaimana dulu batas wilayah Kota Kotagede ini masih eksis. Wilayah bekas Kota Kotagede harus ditangani oleh dua unit Pemerintah yang berbeda. Dalam konteks otonomi daerah sekarang ini, ketika kewenangan tingkat Kabupaten dan Kota relatif besar, makin terasakan betapa mereka harus menghadapi 2 (dua) kebijakan yang berbeda untuk satu kesatuan wilayah tersebut. Salah satu contoh permasalahan yang segera dapat dilihat atau dirasakan masyarakat adalah bila menyangkut penanganan kawasan heritage. Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul mempunyai perbedaan prioritas. Maka masyarakat Kotagede harus atau lebih sering berinteraksi dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


Sebagai kota tua bekas Ibukota kerajaan, Kota Kotagede merupakan [[kota warisan]] (heritage) yang amat berpotensi bagi kemakmuran masyarakatnya. Namun hambatan pembagian wilayah pemerintahan akan terus menjadi permasalahan yang tak pernah dibahas dalam tingkat kemauan politik, kecuali masyarakatnya menghendaki.
Sebagai kota tua bekas Ibu kota kerajaan, Kota Kotagede merupakan [[kota warisan]] (heritage) yang amat berpotensi bagi kemakmuran masyarakatnya. Namun hambatan pembagian wilayah pemerintahan akan terus menjadi permasalahan yang tak pernah dibahas dalam tingkat kemauan politik, kecuali masyarakatnya menghendaki.


== Daftar kelurahan di Kotagede ==
== Daftar kelurahan di Kotagede ==

Revisi per 4 Juni 2019 23.19

Kotagede
Berkas:Kecamatan Kotagede.jpg
Peta lokasi Kemantren Kotagede
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta
KotaYogyakarta
Pemerintahan
 • Mantri pamong prajaDrs Nur Hidayat
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri34.71.14
Kode BPS3471050
Desa/kelurahan3


Kotagede atau Kutagede (Hanacaraka: ꦏꦸꦛꦒꦼꦝꦺ, Jawa: Kuthagedhé) adalah sebuah kecamatan di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

Batas

Batas-batas Kecamatan Kotagede adalah sebagai berikut. Kotagede berbatasan dengan satu kecamatan di Yogya dan satu kabupaten:

Nama

Nama 'Kotagede' diambil dari nama kawasan Kota Lama Kotagede, yang terletak di perbatasan kecamatan ini dengan kabupaten Bantul di sebelah selatan.

Sejarah

Kotagede bagian dari Kasunanan sebelum 1952

Sebelum 1952 wilayah ini merupakan bagian dari Kasunanan Surakarta (merupakan sebuah enklave)

Semula, Kotagede adalah nama sebuah kota yang merupakan Ibu kota Kesultanan Mataram. Selanjutnya kerajaan itu terpecah menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

Wilayah yang terbelah

Wilayah Kecamatan Kotagede sebagian dulu merupakan bagian dari bekas Kota Kotagede ditambah dengan daerah sekitarnya. Sedangkan bagian lain dari bekas Kota Kotagede berada di wilayah Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.

Kondisi seperti itu kadang-kadang menyulitkan untuk membangun Kotagede dalam konteks sebagai bekas Kota yang masyarakatnya mempunyai kesatuan sosiologis dan antropologis. Sampai sekarang masyarakat bekas Kota Kotagede dalam kegiatan sosial sehari-hari masih sangat solid dalam kesatuan itu.

Kesulitan pembangunan oleh pemerintah muncul ketika penanganan dilakukan oleh stake-holder pemerintah di tingkat Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Pemerintah Kota Yogyakarta hanya mampu menyentuh wilayah bekas Kota Kotagede yang masuk wilayah Kota Yogyakarta. Demikian juga Pemerintah Kabupaten Bantul hanya bisa meneyentuh wilayah yang masuk Kabupaten Bantul.

Soliditas masyarakat tersebut mewujudkan sebuah kesatuan wilayah yang tak terpisahkan sebagaimana dulu batas wilayah Kota Kotagede ini masih eksis. Wilayah bekas Kota Kotagede harus ditangani oleh dua unit Pemerintah yang berbeda. Dalam konteks otonomi daerah sekarang ini, ketika kewenangan tingkat Kabupaten dan Kota relatif besar, makin terasakan betapa mereka harus menghadapi 2 (dua) kebijakan yang berbeda untuk satu kesatuan wilayah tersebut. Salah satu contoh permasalahan yang segera dapat dilihat atau dirasakan masyarakat adalah bila menyangkut penanganan kawasan heritage. Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul mempunyai perbedaan prioritas. Maka masyarakat Kotagede harus atau lebih sering berinteraksi dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebagai kota tua bekas Ibu kota kerajaan, Kota Kotagede merupakan kota warisan (heritage) yang amat berpotensi bagi kemakmuran masyarakatnya. Namun hambatan pembagian wilayah pemerintahan akan terus menjadi permasalahan yang tak pernah dibahas dalam tingkat kemauan politik, kecuali masyarakatnya menghendaki.

Daftar kelurahan di Kotagede

Tempat Wisata

Kompleks Makam Pasarean Mataram dan Masjid Besar Mataram

Salah satu pintu gerbang di kompleks makam raja-raja di Kotagede.

Suasana tradisional masih sangat terasa di kota ini, misalnya terlihat di kompleks Masjid Besar Mataram yang terasa masih seperti di lingkungan kraton, lengkap dengan pagar batu berelief mengelilingi masjid, pelataran yang luas dengan beberapa pohon sawo kecik, serta sebuah bedug berukuran besar.

Selain itu di Kotagede juga terdapat makam raja-raja Mataram bernama komplek Pasarean Mataram dimana terdapat antara lain makam Panembahan Senopati. Namun kemudian komplek makam raja-raja Mataram selanjutnya dipindahkan ke daerah Imogiri oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo saat masa pemerintahannya.

Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka

Kawasan Sentra Kerajinan Perak Jalan Kemasan

Daerah ini dikenal dengan kerajinan peraknya yang terletak di sepanjang Jalan Kemasan hingga pertigaan eks-Bioskop Istana.

Pasar Legi

Keluar dari Komplek Makam Raja-Raja pengunjung akan disambut oleh kemeriahan Pasar Kotagede yang selalu ramai setiap hari. Namun terdapat suasana lain apabila datang ke Pasar Kotagede di kala penanggalan Jawa menunjukkan hari pasaran Legi. Pasar Kotagede akan bertambah ramai dan sesak baik oleh penjual maupun pembeli, bahkan area pasar bisa bertambah hingga depan Kantor Pos/TK ABA. Oleh karena itu, oleh sebagian besar penduduk Kotagede, pasar ini lebih dikenal dengan nama Pasar Legi. Kipo dan yangko adalah makanan khas Kotagede yang bisa diperoleh di Pasar Legi dan sekitarnya.

Institusi pendidikan

Pranala luar