Orang Arab: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Tiga kaum Arab terdahulu: merubah judul dan menambahkan "See also"
Baris 79: Baris 79:
== Genealogi suku-suku Arab ==
== Genealogi suku-suku Arab ==


{{Lihat pula|Suku-suku Arab}}
{{Artikel utama|Suku-suku Arab}}


Ditilik dari silsilah dan cikal-bakalnya, para sejarawan membagi suku Arab menjadi tiga kelompok, yaitu:
Ditilik dari silsilah dan cikal-bakalnya, para sejarawan membagi suku Arab menjadi tiga kelompok, yaitu:

Revisi per 14 Mei 2019 19.05

Arab
العرب al-ʿarab
Jumlah populasi
sekitar 500 juta[1]
Daerah dengan populasi signifikan
 Liga Arab450.000.000
 Prancis6.500.000[2]
 Argentina1.300.000–3.300.000[3][4]
 Amerika Serikat2.466.874[5]
 Iran700.000 – 2.000,000[6]
 Israel1.500.000
 Brazil1.164.000[7]
 Meksiko1.100.000[8]
 Turki500.000[9]
Bahasa
Bahasa Arab, Bahasa Arab Selatan Modern,[10][11] berbagai dialek Bahasa Arab
Agama
Mayoritas Islam, minoritas terbesar Kristen, dll.

Bangsa Arab (Bahasa Arab: عرب, 'Arab) adalah salah satu dari suku bangsa Semitik yang mayoritas adalah penduduk di Dunia Arab, baik di Timur Tengah maupun Afrika Utara, serta sebagian minoritas penduduk di Iran, Turki serta komunitas diaspora lainnya di berbagai negara. Seseorang umumnya dianggap sebagai Arab dilihat dari latar-belakang mereka, baik secara etnis, bahasa, maupun budayanya.[12][13] Secara politis, orang Arab adalah mereka yang berbahasa ibu Arab dan berayah keturunan Arab pula.[14] Selain di Iran dan Turki, juga terdapat sejumlah besar diaspora Arab di Amerika dan Eropa.

Berdasarkan tradisi Ibrahim, bangsa Arab dihubungkan dengan Isma'il; sedangkan beberapa penulis sejarah dan nasab beranggapan bahwa bangsa Arab berasal dari Ya'rab, yang mana keduanya tidak dapat dipastikan dari perspektif sejarah. Dalam sejarah, penyebutan paling awal istilah Arab ditemukan pada manuskrip Assyria dari abad ke-9 SM; yang menurut pendapat kebanyakan peneliti, dalam bahasa Assyria dan beberapa bahasa Semit lainnya artinya adalah "orang-orang gurun (badui)".[15]

Etimologi

Menurut bahasa, ʻArab artinya padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tanamannya. Sebutan dengan istilah ini sudah diberikan sejak dahulu kala kepada jazirah Arab, sebagaimana sebutan yang diberikan kepada suatu kaum yang disesuaikan dengan daerah tertentu atau nama dari leluhur terdahulu, lalu mereka menjadikan namanya sebagai tempat tinggal.

Gambaran umum

Kawasan Arab

Kata Arab pertama kali muncul pada abad ke-9 sebelum masehi. Bangsa Arab tidak selalu terdiri orang-orang Islam, tetapi juga orang Kristen dan Yahudi. Beberapa buktinya adalah adanya perabadan Nabath yang didirikan oleh bangsa Arab beragama Kristen.

Pada zaman modern ini, seseorang dikatakan berbangsa Arab bila memenuhi tiga syarat sebagai berikut:

  • Genealogi: seseorang yang memiliki keturunan dari Arab dan nenek moyangnya tinggal di negeri Arab.
  • Bahasa: seseorang yang menuturkan bahasa Arab sebagai bahasa ibu. Rakyat Mesir menolak dasar ini.[16][17]
  • Politik: seseorang yang memiliki kebangsaan negara di kawasan Arab.
Bendera Persatuan Arab

Habib Hassan Touma[18] mengungkapkan bahwa orang Arab merupakan "orang yang memiliki kebangsaan Arab, yang memakai bahasa Arab, dan memiliki pengetahuan tentang Arab secara keseluruhan". Sementara itu Liga Arab pada tahun 1946 menyatakan bahwa orang Arab adalah "yang memiliki kebangsaan negara di dunia Arab, berbahasa dan menuturkan bahasa Arab dan peduli terhadap nasib bangsa Arab".

Asal usul dan sejarah

Arab awal

Bangsa Arab pada abad 4-6 M.

Bangsa Semit pada awalnya membangun peradaban di Mesopotamia dan Syria, kemudian perlahan-lahan mereka kehilangan dominasi politik mereka disebabkan serangan dari bangsa nomad Semit dan bangsa non Semit. Bangsa Aram, Akkadia, Asiria, dan Minean berbicara dalam bahasa yang hampir sama dengan bahasa Semit. Akhirnya, bangsa Semit kehilangan kekuasaannya tepat pada serangan Persia dan kedatangan bangsa Yunani pada 330 SM.

Setelah penyerangan itu, bangsa Semit berdiaspora ke segala bagian. Kebanyakan dari suku bangsa ini berpindah ke daerah selatan dan daerah utara, dimana bangsa Arab akan berkembang disana. Bangsa Arab di Utara membangun sebuah peradaban yang dinamakan peradaban Arab Nabatea. Kemudian, Arab bagian Selatan membentuk kafilah-kafilah yang tersebar.

Kafilah-kafilah ini kemudian membentuk sebuah kerajaan di daerah Yaman, yang disebut oleh bangsa Yunani sebagai Arabia Felix yang berarti "kawasan Arab yang beruntung".

Pada masa Sassanid, Kekaisaran Romawi menguasai daerah Syam yang kemudian disebut Arab Petra. Bangsa Romawi menyebut daerah gurun di Timur Dekat ini sebagai Arabi. Dan pada awal abad pertama masehi, Kaum Ghassan dari Yaman berpindah ke daerah Syam. Kaum Ghassan, Lakhm dan Kindi menjadi kabilah-kabilah yang terakhir kali berpindah ke Arab Petra. Kabilah Ghassan kemudian berpindah ke daerah Syria, dan tinggal di kawasan Hurran dan daerah Levantine (Lebanon, Palestina). Bangsa Ghassan menguasai Syria sampai kedatangan kaum Muslimin di sana.

Sementara itu, kaum Lakhm bermukim di daerah pertengahan Sungai Tigris. Mereka bersekutu dengan Sassanid untuk melawan Kekaisaran Bizantium dan Kabilah Ghassan. Mereka kemudian mengontrol daerah Arab bagian Tengah. Kabilah Kindi bermigrasi ke Utara, tetapi mereka kemudian berpindah ke Bahrain dan tetap bermukim di Yaman.

Arabia pra-Islam

Kaum Muslimin yang bermukim di Madinah mengacu pada kabilah gurun nomaden dan mereka disebut A'raab. Kata A'raab berasal dari istilah bangsa Asiria terhadap bangsa-bangsa yang pernah mereka taklukkan.

Al-Qur'an tidak memakai kata ʿarab, tetapi hanya menggunakan kata sifatnya yaitu ʿarabiyyun. Al-Qur'an kemudian menjadi contoh yang sempurna bagi al-ʿarabiyya, bahasa Arab. Kata benda netral ʾaʿrāb berhubungan suku Badui Quraisy yang melawan Nabi Muhammad SAW, contohnya pada surat At-Taubah, ʾaʿrābu ʾašaddu kufrān wa nifāqān "Mereka (suku Quraisy) semakin kafir dan nifaq". Berdasarkan terminologi Islam, kata ʿarab menunjukkan bahasa, dan ʾaʿrāb untuk kaum Arab Badui.

Kedatangan di Syam dan Persia

Kedatangan kaum muslimin di daerah Syam dan Persia pada abad ke-7, menyebabkan perkembangan Islam yang semakin pesat. Penduduk Qahtan dan Adnan di daerah Syam dan Persia segera masuk Islam, setelah futuh di sana

Kedatangan di Spanyol

Bangsa Finisi dan Kartago yang menguasai Semenanjung Iberia dan Afrika Utara pada abad ke-8 Masehi dikalahkan oleh bangsa Arab. Bangsa Arab meminta bantuan pada kaum Berber untuk menguasai Spanyol. Kemudian bangsa Arab dan kaum Berber menguasai daerah Spanyol sampai abad ke-17.

Abad Pertengahan

Pada abad Pertengahan, bangsa Arab tersebar dari ujung Teluk Persia sampai Pegunungan Pirenia. Kaum Kristen di Eropa menyebut kekhalifahan Arab Islam ini sebagai "Saracen". Kaum Kristen di Iberia menyebut umat Muslim sebagai Bangsa Moor.

Genealogi suku-suku Arab

Ditilik dari silsilah dan cikal-bakalnya, para sejarawan membagi suku Arab menjadi tiga kelompok, yaitu:

  • Arab Ba'idah,
    Kaum-kaum Arab terdahulu yang sudah punah dan tidak mungkin sejarahnya bisa dilacak secara rinci dan komplet, seperti ʿĀd, Tsamud, Thasm, Judais, 'Imlaq dan lain-lainnya.
  • Arab 'Aribah,
    Kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya'rib bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Qahthaniyah.
  • Arab Musta'ribah
    yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma'il, yang disebut pula 'Adnaniyah.

Tempat kelahiran Arab 'Aribah atau kaum Qahthan adalah negeri Yaman, lalu berkembang menjadi beberapa kabilah dan suku. Dua kabilah terbesar kelompok Arab 'Aribah adalah Himyar dan Kahlan. Kabilah Himyar diantaranya memiliki suku-suku besar seperti Zaid Al-Jumhur, Qudh'ah dan Saksik. Adapun kabilah Kahlan terdapat suku Hamadan, Anmar, Thayyi', Madzhaj, Kindah, Lakham, Judzam, Azd, Aus, Khazraj, anak keturunan Jafnah raja Syam dan lain-lainnya. Suku-suku Kahlan banyak yang hijrah meninggalkan Yaman, lalu menyebar ke berbagai penjuru Jazirah menjelang terjadinya banjir besar saat mereka mengalami kegagalan dalam perdagangan.

Agama

Sebagian bangsa Arab Badui sebelum kedatangan Islam menganut agama berhala. Berhala-berhala yang mereka sembah di antaranya adalah Hubal, Manat, Uzza dan Latta.

Agama utama orang Arab pada saat ini ialah Islam, yang terbagi atas SunnidanSyi'ah. Bangsa Arab juga menganut agama Kristen, yang sejak abad ke-1 Masehi telah masuk ke Arab. Kebanyakan penganut Kristen tersebar di daerah Syam (Lebanon, Suriah, Yordania, dan Palestina) dan Mesir. Terdapat segelintir bangsa Arab menganut agama Yahudi, namun saat ini umumnya mereka dianggap sebagai golongan Yahudi Mizrahi, yaitu penganut agama Yahudi yang berbahasa dan berbudaya Arab.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Margaret Kleffner Nydell Understanding Arabs: a guide for modern times, Intercultural Press, 2006, ISBN 1-931930-25-2
  2. ^ France. Worldstatesmen.org. Diakses 2011-01-03.
  3. ^ Argentina. Worldstatesmen.org. Diakses 2011-01-03.
  4. ^ CIA – The World Factbook. Cia.gov. Diakses 2011-01-03.
  5. ^ Selected Social Characteristics in the United States: 2006
  6. ^ Iran, CIA factbook (1% Arabic-speakers and 3% ethnic Arabs)
  7. ^ Instituto Brasileiro de Geografia e Estatística
  8. ^ WorldStatesmen.org – Mexico
  9. ^ toplumsal yapı araştırması 2006: Bu düzenlemeyle ortaya çıkan tabloda Türkiye’de yetişkinlerin (18 yaş ve üstündekilerin) etnik kimliklerin dağılımı ... % 0,7 Arap ... şeklindedir.
  10. ^ Kister, M.J. "Ķuāḍa." Encyclopaedia of Islam. Edited by: P. Bearman , Th. Bianquis , C.E. Bosworth , E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Brill, 2008. Brill Online. 10 April 2008: "The name is an early one and can be traced in fragments of the old Arab poetry. The tribes recorded as Ķuḍā'ī were: Kalb [q.v.], Djuhayna , Balī, Bahrā' [q.v.], Khawlān [q.v.], Mahra , Khushayn, Djarm, 'Udhra [q.v.], Balkayn [see al-Kayn ], Tanūkh [q.v.] and Salīh"
  11. ^ Serge D. Elie, "Hadiboh: From Peripheral Village to Emerging City", Chroniques Yéménites: "In the middle, were the Arabs who originated from different parts of the mainland (e.g., prominent Mahrî tribes10, and individuals from Hadramawt, and Aden)". Footnote 10: "Their neighbours in the West scarcely regarded them as Arabs, though they themselves consider they are of the pure stock of Himyar.”
  12. ^ Encyclopedia of the Orient
  13. ^ Deng, 1995, p. 405.
  14. ^ Deng, Francis Mading (1995). War of Visions: Conflict of Identities in the Sudan. Brookings Institution Press. hlm. 405. ISBN 978-0-8157-2369-1. Diakses tanggal 7 Januari 2014. 
  15. ^ Taqouch طقّوش, Muhammad Sohail محمد سهيل (2009 M/1430 H). تاريخ العرب قبل الإسلام Tarikh al-Arab Qabla al-Islam. Beirut - Libanon: دار النفائس Dar al-Nafaes. hlm. 26. ISBN 978-9953-18-465-4.  .
  16. ^ Jankowski, James. "Egypt and Early Arab Nationalism" in Rashid Kakhlidi, ed., Origins of Arab Nationalism, pp. 244-45
  17. ^ qtd in Dawisha, Adeed. Arab Nationalism in the Twentieth Century. Princeton University Press. 2003, p. 99
  18. ^ 1996, p.xviii

Sumber