Para rasul: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 175: | Baris 175: | ||
| [[Barnabas]] || {{Alkitab|Kisah Para Rasul 14:14}} || — |
| [[Barnabas]] || {{Alkitab|Kisah Para Rasul 14:14}} || — |
||
|- |
|- |
||
| [[Andronikus dari Panonia|Andronikus]] dan [[Yunias]] || {{Alkitab|Roma 16:7}} || Paulus menyebutkan bahwa Andronikus dan Yunias adalah " |
| [[Andronikus dari Panonia|Andronikus]] dan [[Yunias]] || {{Alkitab|Roma 16:7}} || Paulus menyebutkan bahwa Andronikus dan Yunias adalah "orang-orang yang terpandang di antara para rasul." Pernyataan ini memiliki dua tafsiran tradisional sebagai berikut: |
||
* Andronikus dan Yunias adalah " |
* Andronikus dan Yunias adalah "orang-orang yang terpandang di antara para rasul," berarti keduanya adalah rasul-rasul terkemuka.<ref name="May Metzger">May, Herbert G. dan Bruce M. Metzger. ''The New Oxford Annotated Bible with the Apocrypha''. 1977.</ref> |
||
* Andronikus dan Yunias adalah "orang-orang yang terpandang di antara para rasul," berarti keduanya sudah dikenal baik oleh para rasul. |
|||
* That Andronicus and Junia were "well known ''among'' the apostles" meaning "well known ''to'' the apostles" |
|||
Jika tafsiran pertama yang benar, maka mungkin saja Paulus sedang menyebut-nyebut tentang keberadaan seorang rasul perempuan<ref>Crossan, J. D. dan Reed, J. L., ''In Search of Paul'', Harper San Francisco (2004), hlmn. 115–116. {{ISBN|978-0-06-051457-0}}.</ref><ref name="Ehrman 2006">Ehrman, Bart. ''Peter, Paul, and Mary Magdalene: The Followers of Jesus in History and Legend''. Oxford University Press, US. 2006. {{ISBN|978-0-19-530013-0}}.</ref> - nama Yunani ini (Iounian) tertulis dalam bentuk akusatifnya sehingga dapat berarti Yunia (nama perempuan) maupun Yunias (nama laki-laki).<ref name="CBMW">CBMW [https://cbmw.org/uncategorized/a-female-apostle/ "A Female Apostle?"], 26 Juni 2007</ref> Naskah-naskah terkemudian menambahkan penekanan-penekanan tertentu agar membuatnya berarti Yunias saja. Kendati demikian, "Yunia" adalah nama yang lumrah, sementara "Yunias" tidak demikian,<ref name="Ehrman 2006" /> dan kedua-duanya dipakai dalam berbagai karya terjemahan Alkitab. |
|||
Jika tafsiran kedua yang benar, maka Paulus mungkin hanya sekadar menyebut-nyebut ketokohan dua orang yang sudah dikenal baik di kalangan para rasul. |
|||
In the second view, it is believed that Paulus is simply making mention of the outstanding character of these two people which was acknowledged by the apostles. |
|||
Historically it has been virtually impossible to tell which of the two views were correct. The second view, in recent years, has been defended from a scholarly perspective by Daniel Wallace and Michael Burer.<ref>See Daniel B. Wallace and Michael H. Burer, "Was Junia Really an Apostle?" NTS 47 (2001): 76–91.</ref> |
Historically it has been virtually impossible to tell which of the two views were correct. The second view, in recent years, has been defended from a scholarly perspective by Daniel Wallace and Michael Burer.<ref>See Daniel B. Wallace and Michael H. Burer, "Was Junia Really an Apostle?" NTS 47 (2001): 76–91.</ref> |
||
Baris 186: | Baris 186: | ||
| [[Silas]] || {{Alkitab|1 Tesalonika 1:1}}, {{Alkitab|1 Tesalonika 2:6}} || Referred to as one along with Timothy and Paul, he also performs the functioning of an apostle as Paul's companion in Paul's second missionary journey in {{Bibleref2|Acts|15:40ff.}} |
| [[Silas]] || {{Alkitab|1 Tesalonika 1:1}}, {{Alkitab|1 Tesalonika 2:6}} || Referred to as one along with Timothy and Paul, he also performs the functioning of an apostle as Paul's companion in Paul's second missionary journey in {{Bibleref2|Acts|15:40ff.}} |
||
|- |
|- |
||
| [[Timotius]] || {{ |
| [[Timotius]] || {{Alkitab|1 Tesalonika 1:1}}, {{Alkitab|1 Tesalonika 2:6}} || Timotius disebut rasul bersama-sama dengan Silas dan Paulus, tetapi dalam {{Alkitab|2 Korintus 1:1}}, ia hanya disebut sebagai "saudara" sementara Paulus menyebut diri sendiri "seorang rasul Kristus". Timotius mengerjakan berbagai tugas seorang rasul an apostle in the commissioning of Paul in 1st and 2nd Timothy, though in those epistles Paulus menyebutnya "anakku" dalam iman. |
||
|- |
|- |
||
|| [[Apolos]] || {{ |
|| [[Apolos]] || {{Alkitab|1 Korintus 4:9}} || Included among "us apostles" along with Paul and [[Saint Peter|Cephas (Peter)]]. (lihat pula {{Alkitab|1 Korintus 4:6}}, {{Alkitab|1 Korintus 3:22}}, dan {{Alkitab|1 Korintus 3:4–6}}) |
||
|} |
|} |
||
Baris 196: | Baris 196: | ||
Luke refers to a number of people accompanying Jesus and the twelve. From among them he names three women: "[[Mary Magdalene|Mary, called Magdalene]], ... and [[Saint Joanna|Joanna]] the wife of Herod's steward Chuza, and [[Susanna (disciple)|Susanna]], and many others, who provided for them out of their resources" (Luke 8:2-3). Mary Magdalene and Joanna are among the women who went to prepare Jesus' body in Luke's account of the resurrection, and who later told the apostles and other disciples about the empty tomb and words of the "two men in dazzling clothes". Mary Magdalene is the most well-known of the disciples outside of the Twelve. More is written in the gospels about her than the other female followers. There is also a large body of lore and literature covering her. |
Luke refers to a number of people accompanying Jesus and the twelve. From among them he names three women: "[[Mary Magdalene|Mary, called Magdalene]], ... and [[Saint Joanna|Joanna]] the wife of Herod's steward Chuza, and [[Susanna (disciple)|Susanna]], and many others, who provided for them out of their resources" (Luke 8:2-3). Mary Magdalene and Joanna are among the women who went to prepare Jesus' body in Luke's account of the resurrection, and who later told the apostles and other disciples about the empty tomb and words of the "two men in dazzling clothes". Mary Magdalene is the most well-known of the disciples outside of the Twelve. More is written in the gospels about her than the other female followers. There is also a large body of lore and literature covering her. |
||
Other gospel writers differ as to which women witness the [[crucifixion]] and witness to the [[resurrection]]. |
Other gospel writers differ as to which women witness the [[crucifixion]] and witness to the [[resurrection]]. Markus includes [[Mary Jacobe|Mary, the mother of James]] and [[Salome (disciple)|Salome]] (not to be confused with [[Salome|Salomé]] the daughter of Herodias) at the crucifixion and Salome at the tomb. John includes [[Mary, the wife of Cleopas|Mary the wife of Clopas]] at the crucifixion. |
||
=== Tujuh puluh murid === |
=== Tujuh puluh murid === |
||
{{utama|Tujuh puluh murid}} |
{{utama|Tujuh puluh murid}} |
||
"Ketujuh puluh murid" atau "ketujuh puluh dua murid" (known in the [[Eastern Christianity|Eastern Christian]] traditions as the "Seventy Apostles") adalah orang-orang yang pertama kali diutus [[Yesus]], sebagaimana yang diriwayatkan dalam [[Injil Lukas]] ({{Alkitab|Lukas 10:1–24}}). Menurut Injil Lukas, yakni satu-satunya [[injil]] yang meriwayatkan keberadaan mereka, Yesus mengutus mereka berangkat berdua-dua dengan misi khusus. |
|||
Di [[Kekristenan Barat|Gereja Barat]], lazimnya mereka disebut [[Disciple (Christianity)|murid-murid]] Yesus,<ref>[http://www.newadvent.org/cathen/05029a.htm Catholic Encyclopedia: Disciple]: "Murid-murid, dalam konteks ini, bukanlah kerumunan massa yang percaya pada Kristus dan mengekorinya ke mana-mana, melainkan sekelompok kecil pengikutnya. Pada umumnya mereka dianggap sebagai orang-orang yang sama dengan ketujuh puluh orang (seventy, according to the received Greek text, although several Greek manuscripts mention seventy-two, as does the Vulgate) yang disebut-sebut (dalam Lukas 10:1) pernah dipilih oleh Yesus sendiri. The names of these disciples are given in several lists (Chronicon Paschale, and Pseudo-Dorotheus in Migne, P.G., XCII, 521-524; 543-545; 1061–1065); but these lists are unfortunately worthless."</ref> whereas in Gereja Timur they are usually referred to as [[Apostle (Christian)|Apostles]].<ref>{{cite web|url=http://ocafs.oca.org/FeastSaintsLife.asp?FSID=100017|title=Synaxis of the Seventy Apostles|work=oca.org}}</ref> Using the original [[Greek language|Greek words]], both titles are descriptive, as an ''apostle'' is one sent on a [[Mission (Christian)|mission]] (the Greek uses the verb form: ''apesteilen'') whereas a ''disciple'' is a student, but the two traditions differ lingkup makna kata ''rasul'' dan kata ''murid''. |
|||
=== Jati diri penulis injil === |
=== Jati diri penulis injil === |
Revisi per 7 Mei 2019 09.29
Bagian dari seri tentang |
Kekristenan |
---|
Portal Kristen |
Dalam eklesiologi dan teologi Kristen, para rasul (Yunani: ἀπόστολος, apóstolos; jamak: Απόστολοι, apóstoloi; harfiah: utusan), khususnya kedua belas rasul, adalah murid-murid utama Yesus, tokoh sentral dalam agama Kristen. Semasa Yesus hidup dan berkarya pada abad pertama tarikh Masehi, para rasul adalah pengikut-pengikut terdekatnya. Di kemudian hari, pengikut-pengikut terdekat ini menjadi para pembabar utama Kabar Baik yang diwartakan Yesus.
Pada zaman modern, para misionaris gerakan Pentakosta kerap menyebut diri mereka sendiri sebagai rasul. Praktik semacam ini berpangkal dari padanan bahasa Latin untuk kata "rasul", yakni "missio", cikal bakal dari kata "misionaris" dalam bahasa Indonesia. Karena alasan yang sama pula umat Katolik menyandangkan sebutan rasul kepada misionaris-misionaris tertentu, misalnya Santo Patrisius (373–463) dihormati sebagai "Rasul Irlandia", Santo Bonifasius (680–755) dihormati sebagai "Rasul Bangsa Jerman",[1] dan Santo Fransiskus Xaverius (1506–1552) dihormati sebagai "Rasul Hindia".
Meskipun tradisi Kristen kerap menyebutkan bahwa para rasul berjumlah dua belas orang, para penulis Injil mencatat orang yang sama dengan nama yang berbeda sehingga ada nama rasul yang disebut dalam satu Injil tetapi tidak terdapat dalam Injil-Injil lain. Peristiwa penetapan kedua belas rasul oleh Yesus diriwayatkan dalam ketiga Injil sinoptik. Sesudah kebangkitannya, Yesus menyampaikan Amanat Agung kepada sebelas orang rasul (Yudas Iskariot sudah wafat kala itu), yakni amanat untuk mewartakan ajaran-ajarannya kepada segala bangsa. Peristiwa ini lazim disebut pengutusan para rasul. Menurut sebuah tradisi Kristen Timur yang bersumber dari Injil Lukas, ada tujuh puluh orang rasul yang terlibat dalam karya pelayanan Yesus. Dalam Gereja Perdana, Paulus kerap disebut rasul karena diajar dan diutus secara langsung oleh Kristus melalui suatu penglihatan dalam perjalanannya menuju kota Damaskus (Kisah Para Rasul 9:4–5).
Kurun waktu perkembangan agama Kristen semasa hidup para rasul disebut zaman rasuli.[1] Pada abad pertama tarikh Masehi, para rasul membentuk paguyuban-paguyuban Kristen di seantero wilayah Kekaisaran Romawi, bahkan menurut tradisi Kristen, juga di kawasan-kawasan lain di Timur Tengah, Afrika, dan India.
Etimologi
Istilah "rasul" berasal dari kata Arab, رسول (rasūl), dan digunakan dalam Alkitab bahasa Indonesia sebagai padanan kata Yunani, ἀπόστολος (apóstolos). Kata ἀπόστολος terbentuk oleh pengimbuhan awalan ἀπό- (apó-), yang berarti "dari", pada kata dasar στέλλω (stéllō), yang berarti "aku kirim" atau "aku berangkatkan", dan mula-mula berarti "utusan" atau "duta". Kendati demikian, makna kata apóstolos lebih dalam dari sekadar "utusan", dan lebih dekat dengan makna kata "delegasi" atau "perutusan".[2] Menurut Leksikon Perjanjian Baru Yunani-Inggris, kata apóstolos digunakan oleh umat Kristen sebagai padanan kata Ibrani, שָלִיחַ (syaliakh). Di kemudian hari, makna gerejawi dari kata ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi missio, cikal bakal dari kata "misionaris" dalam bahasa Indonesia.
Latar belakang
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, para rasul rata-rata memiliki nama Ibrani, kendati beberapa di antaranya memiliki nama Yunani. Banyak orang Yahudi kala itu memiliki nama Latin atau Yunani sekaligus nama Ibrani.[3]
Markus 6:7–13 meriwayatkan bahwa mula-mula Yesus mengutus mereka berangkat berpasang-pasangan (bdk. Matius 10:5–42, Lukas 9:1–6) ke kota-kota di Galilea. Menurut nas ini, mereka diamanatkan untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan-setan.[2] Mereka juga diwanti-wanti agar "jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju", dan jika ada mana-mana tempat yang menolak mereka, maka mereka harus keluar dari tempat itu sambil mengebaskan debu dari kaki mereka. Tindakan mengebaskan debu dari kaki ini diartikan oleh para ahli kajian Alkitab sebagai gerakan ancaman pengabaian (Miller 26). Amanat untuk hanya membawa tongkat (dalam Injil Matius dan Injil Lukas, mereka bahkan dilarang membawa tongkat) adakalanya dipakai oleh denominasi-denominasi Kristen yang masih melestarikan suksesi rasuli sebagai dasar bagi tindakan para uskup membawa tongkat jabatan.
Injil-Injil meriwayatkan bahwa kedua belas rasul di kemudian hari diutus untuk mewartakan Injil kepada "segala bangsa",[4] baik kepada orang Yahudi maupun orang non-Yahudi.[5] Paulus menegaskan tentang betapa pentingnya peran para rasul dalam Gereja dengan menyatakan bahwa keluarga Allah dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru (Efesus 2:19–20).
Meskipun tidak diutus sebagai rasul pada masa hidup Yesus, Paulus, pria Yahudi asal Tarsus yang bernama asli Saulus, mengaku diutus secara khusus oleh Yesus yang sudah bangkit, dan dihormati sebagai "rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi" (Roma 11:13) karena karya pewartaan Injil yang dilakukannya selepas bertobat. Dalam surat-suratnya kepada jemaat-jemaat Kristen di seluruh kawasan Syam, Paulus tidak membatasi pemakaian sebutan "rasul" bagi kedua belas murid utama Yesus saja, dan kerap menyebut pembimbingnya, Barnabas, sebagai rasul.[1] Pemakaian istilah rasul sebagai sebutan khusus bagi kedua belas murid utama Yesus muncul dalam Kitab Wahyu.[6]
Pada abad ke-2 tarikh Masehi, hubungan dekat dengan para rasul dihargai sebagai dasar kewenangan. Gereja-Gereja yang didirikan oleh seorang rasul disebut takhta rasuli. Surat-surat Paulus dijadikan bagian dari Kitab Suci Perjanjian Baru, dan empat kitab Injil sahih diyakini sebagai karya tulis para rasul, demikian pula karya-karya tulis lain dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. Berbagai karya tulis Kristen di luar Kitab Suci Perjanjian Baru dinisbahkan kepada para rasul, misalnya Didake (taklimat) dan Constitutiones Apostolorum (ketetapan para rasul). Para uskup merunut garis suksesi mereka sampai pada salah seorang dari antara para rasul, yang konon berangkat menyebar dari Yerusalem dan membentuk paguyuban-paguyuban Kristen di mana-mana. Menurut tradisi, para uskup mewarisi kewenangan mereka dari kedua belas rasul melalui suksesi rasuli.[1] Bapa-bapa Gereja terdahulu yang dipercaya sebagai orang-orang dekat para rasul diberi sebutan Bapa Rasuli, misalnya Paus Klemens I, yang diyakini sebagai orang dekat Santo Petrus. Syahadat Para Rasul, yang populer di Gereja Barat, diyakini sebagai syahadat yang dirumuskan sendiri oleh para rasul.
Kedua belas Rasul
Dipanggil Yesus
Ketiga Injil sinoptik meriwayatkan peristiwa pemanggilan murid-murid tertentu. Injil Matius hanya meriwayatkan peristiwa pemanggilan Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes. Ketiga Injil sinoptik meriwayatkan bahwa keempat murid ini dipanggil segera sesudah Yesus kembali dari padang gurun, tempat ia dicobai iblis.
Meskipun Yesus hanya mengajak dengan kalimat singkat, keempat-empatnya serta-merta menurut dan langsung menelantarkan jala mereka. Menurut pandangan tradisional, tindakan menuruti panggilan secara serta-merta ini adalah salah satu bukti dari kuasa ilahi Yesus, meskipun tidak dinyatakan demikian dalam Injil. Menurut pandangan lain, orang-orang yang serta-merta menuruti panggilan Yesus adalah kawan-kawan lamanya, sebagaimana yang tersirat dalam Injil Yohanes, bahwasanya Petrus (Simon) dan Andreas adalah murid Yohanes Pembaptis, dan mulai mengikuti Yesus segera sesudah Yesus dibaptis.
Dengan mengekstrapolasi tindakan penelantaran jala yang dilakukan Simon dan Andreas, William F. Albright dan Charles C. Mann menyimpulkan bahwa Matius hendak menegaskan betapa pentingnya tindakan melepas ikatan-ikatan duniawi pada saat memeluk agama Kristen, karena profesi nelayan adalah profesi yang menguntungkan, kendati perlu modal awal yang besar, dan tindakan meninggalkan segala hal yang berkaitan dengan profesi itu sudah tentu merupakan suatu pengorbanan besar. Tindakan Simon dan Andreas meninggalkan benda yang secara efektif merupakan harta duniawi utama mereka di kemudian hari dijadikan suri teladan oleh para zahid Kristen.
Matius meriwayatkan pertemuan Yesus dengan Yakobus dan Yohanes, dua orang adik-beradik yang juga berprofesi sebagai nelayan, tak lama sesudah merekrut Simon dan Andreas. Matius dan Markus menerangkan bahwa Yakobus dan Yohanes adalah putra-putra Zebedeus. Lukas menambahi keterangan Matius dan Markus dengan penjelasan bahwa Yakobus dan Yohanes adalah rekan-rekan sekerja Simon dan Andreas dalam satu kelompok nelayan yang sama. Matius meriwayatkan bahwa ketika berjumpa dengan Yesus, Yakobus dan Yohanes sedang sibuk menisik jala mereka, tetapi tanpa ragu-ragu menuruti ajakan Yesus untuk menjadi pengikutnya.
Riwayat Matius ini paralel dengan riwayat Markus dan Lukas, tetapi Matius menyiratkan bahwa Yakobus dan Yohanes juga meninggalkan ayah mereka (karena ayah mereka saat itu berada di atas perahu yang mereka tinggalkan). Menurut Warren Carter, riwayat ini memperlihatkan pandangan Matius bahwasanya Yesus adalah salah satu tokoh yang menolak tatanan kemasyarakatan tradisional yang bersifat patriarkis, tatanan yang menjadikan ayah sebagai penguasa anak-anaknya. Kendati demikian, kebanyakan ahli menafsirkan bahwa Matius hanya sekadar ingin menampilkan Yakobus dan Yohanes sebagai pengikut-pengikut yang lebih berbakti dibanding Simon dan Andreas.
Ketiga Injil sinoptik meriwayatkan pula bahwa ketika sedang mengajar, Yesus melihat seorang pemungut cukai sedang duduk di rumah cukai, lalu mengajaknya menjadi murid. Si pemungut cukai, yang disebut dengan nama Matius dalam Matius 9:9 dan dengan nama Lewi dalam Markus 2:14 serta Lukas 5:27, menyatakan kesediaannya dan mengundang Yesus untuk bersantap bersama handai tolannya. Para pemungut cukai dipandang sebagai orang-orang bejat dalam masyarakat Yahudi, sehingga kaum Farisi mempertanyakan kepatutan perilaku Yesus yang mau saja diundang bersantap bersama-sama dengan orang-orang bereputasi buruk itu. Yesus menjawab pertanyaan mereka dengan kalimatnya yang terkenal, "bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Markus 2:17).
Pengganti Yudas
Yudas Iskariot mengkhianati Yesus, lantas bunuh diri lantaran merasa bersalah sebelum peristiwa kebangkitan Yesus (menurut salah satu Injil), sehingga jumlah para rasul berkurang menjadi sebelas orang. Setelah Yesus naik ke surga, dan selagi menanti-nanti turunnya Roh Kudus yang dijanjikan Yesus, Petrus memberi anjuran kepada saudara-saudara bahwa:
...Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Dahulu ia termasuk bilangan kami, dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini... Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur, "Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya" dan "Biarlah jabatannya diambil orang lain". Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya.
Oleh karena itu, antara peristiwa kenaikan Yesus dan hari raya Pentakosta, rasul-rasul yang tersisa memilih rasul yang kedua belas dengan cara membuang undi, cara tradisional bangsa Israel untuk mencari tahu kehendak Allah (lihat Amsal 16:33). Undi jatuh pada Matias.[7]
Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus tampaknya merujuk kepada kedua belas rasul untuk pertama kalinya:
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya, Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Paulus, rasul bangsa-bangsa bukan Yahudi
Kendati bukan salah seorang dari kedua belas murid utama Yesus, dalam surat-suratnya, Paulus menyebut dirinya sebagai seorang "rasul" yang "lahir sebelum waktunya" (misalnya dalam Roma 1:1 dan 1 Korintus 15:8). Paulus dipanggil menjadi rasul secara langsung oleh Yesus yang sudah bangkit dalam suatu penglihatan ketika Paulus sedang menempuh jalan menuju Damaskus (Kisah Para Rasul 9:1–9). Bersama Barnabas, Paulus diberi peran menjadi rasul dalam Gereja Perdana (Kisah Para Rasul 13:2). Ia menyebut dirinya sendiri sebagai "rasul bangsa-bangsa bukan Yahudi" (Roma 11:13).
Catholic Encyclopedia menerangkan bahwa "serta-merta tampak jelas bahwasanya dalam lingkup pemahaman Kristen, setiap orang yang diutus Allah, atau diutus Kristus, kepada umat manusia dapat disebut 'rasul'", dengan demikian telah terjadi perluasan cakupan makna kata "rasul" sehingga tidak lagi semata-mata berarti kedua belas murid utama Yesus sebagaimana maknanya yang mula-mula.[2]
Karena Paulus mengaku menerima Injil melalui wahyu dari Yesus Kristus sesudah wafat dan kebangkitannya[8] (alih-alih sebelum wafat dan kebangkitan Yesus sebagaimana kedua belas rasul), ia seringkali harus menegaskan kewenangan rasulinya (1 Korintus 9:1) dan memaklumkan bahwa ia telah bertemu dan ditetapkan menjadi rasul oleh Yesus dalam perjalanannya menuju kota Damaskus.
Menurut Paulus, Yakobus, Petrus, dan Yohanes menyambut baik keberadaannya selaku orang yang diutus Tuhan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi (khususnya orang-orang yang tidak bersunat), malah statusnya selaku rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi disetarakan dengan status Petrus selaku rasul bagi bangsa Yahudi (khususnya orang-orang yang bersunat).[9] Paulus mengaku bahwa, "Yakobus, Kefas, dan Yohanes, yakni orang-orang yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat, dan mereka kepada orang-orang yang bersunat" (Galatia 2:9).
Kendati ditetapkan Tuhan menjadi rasul melalui peristiwa ajaib, Paulus menganggap dirinya lebih rendah daripada rasul-rasul lain, karena ia adalah mantan penyaniaya umat Kristen (1 Korintus 15:9). Lagi pula kedua belas rasul sendiri tidak membatasi karya misi mereka suatu menjadi suatu kegiatan dakwah yang ditujukan bagi umat Yahudi saja, karena Kornelius, seorang perwira pasukan Romawi, dikenal sebagai orang non-Yahudi pertama yang memeluk agama Kristen serta dibaptis oleh Petrus, dan Amanat Agung yang disampaikan Yesus pascakebangkitannya jelas-jelas berisi perintah kepada kedua belas rasul untuk mewartakan injil kepada "segala bangsa".
Akhir hayat
Menurut tradisi Kristen, kedua belas rasul, sesudah Matias terpilih menggantikan Yudas, gugur sebagai martir, kecuali Yohanes yang bertahan hidup sampai lanjut usia. Hanya kematian Yakobus bin Zebedeus yang diriwayatkan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru.[10]
Matius 27:5 meriwayatkan bahwa Yudas Iskariot melemparkan uang perak, yang diterimanya sebagai upah mengkhianati Yesus, ke dalam kenisah, lalu gantung diri. Kisah Para Rasul 1:18 meriwayatkan bahwa Yudas membeli sebidang lahan, lalu "jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar".
Menurut sejarawab abad ke-18, Edward Gibbon, umat Kristen Perdana (paruh kedua abad ke-2 sampai paruh pertama abad ke-3) meyakini bahwa hanya Petrus, Paulus, dan Yakobus bin Zebedeus yang gugur sebagai martir.[11] Klaim-klaim tentang kemartiran rasul-rasul selebihnya, bahkan seluruh klaim tentang kemartiran para rasul, tidak didasarkan atas bukti sejarah maupun bukti alkitabiah.[12][13]
Makam para rasul
Banyak gereja yang mengaku menyimpan relikui para rasul, banyak di antaranya berlokasi di Italia.[15]
- Petrus: disemayamkan di dalam Basilika Santo Petrus, Kota Vatikan, Roma, Italia
- Andreas: disemayamkan di dalam Gereja Katedral Santo Andreas, Patras, Yunani
- Yakobus bin Zebedeus: disemayamkan di dalam Gereja Katedral Santiago de Compostela, Spanyol
- Yohanes: disemayamkan di dalam Basilika Santo Yohanes, Efesus, Turki
- Filipus: disemayamkan di dalam Gereja Para Rasul Kudus, Roma, atau di Hierapolis, dekat Denizli, Turki[16]
- Bartolomeus: disemayamkan di dalam Basilika Benevento, Italia, atau di Basilika Santo Bartolomeus di Pulau, Roma, Italia
- Matius: disemayamkan di dalam Katedral Salerno, Salerno, Italia
- Yakobus bin Alfeus: disemayamkan di dalam Katedral Santo Yakobus di Yerusalem atau di dalam Gereja Para Rasul Kudus di Roma
- Tomas: disemayamkan di dalam Basilika Santo Tomas Rasul di Ortona, Abruzzo, Italia, atau di Basilika San Thome di Madras, India
- Simon: disemayamkan di dalam Basilika Santo Petrus di Roma, di bawah altar Santo Yosef, bersama-sama dengan relikui Yudas Tadeus
- Yudas Tadeus: disemayamkan di dalam Basilika Santo Petrus, di bawah altar Santo Yosef, bersama-sama dengan relikui Simon; dua potong tulangnya tersimpan di Tempat Suci Nasional Santo Yudas di Chicago, Illinois, Amerika Serikat
- Matias: disemayamkan di dalam Biara Tarekat Benediktin Santo Matias di Trier, Rheinland-Pfalz, Jerman
- Paulus: relikui disemayamkan di Basilika Santo Paulus Luar Kota di Roma
- Yudas Iskariot: sisa-sisa jenazah terdapat di Hakal Dama, dekat Lembah Hinom, Yerusalem, Israel
Daftar nama kedua belas rasul yang terdapat dalam Alkitab
Keempat daftar nama para rasul dalam Kitab Suci Perjanjian Baru (Markus 3:13–19, Matius 10:1–4, Lukas 6:12–16, dan Kisah Para Rasul 1:13) menunjukkan bahwa semua rasul berjenis kelamin laki-laki. Keempat injil kanonik dan kitab Kisah Para Rasul memperkenalkan kedua belas rasul dengan nama-nama yang berbeda-beda. Berbeda dari Injil Matius dan Injil Markus, Injil Lukas mencantumkan nama "Yudas bin Yakobus" sebgai ganti nama "Tadeus". Berbeda dari ketiga injil sinoptik, Injil Yohanes tidak memuat daftar nama kedua belas rasul. Kendati tetap menyebut mereka sebagai "kedua belas murid" (Yohanes 6:67–71), Injil Yohanes tidak memuat banyak penjabaran mengenai mereka, dan tidak menyebut semua nama mereka. Injil Yohanes juga membedakan penggunaan istilah "rasul" dan "murid".
Injil Matius[17] | Injil Markus[18] | Injil Lukas[19] | Injil Yohanes | Kisah Para Rasul[20] |
---|---|---|---|---|
Simon yang disebut Petrus | Simon | Simon | Simon Petrus[21] | Petrus |
Andreas saudara Simon | Andreas | Andreas | Andreas | Andreas |
Yakobus bin Zebedeus | Yakobus | Yakobus | salah seorang anak Zebedeus | Yakobus |
Yohanes saudara Yakobus | Yohanes, salah seorang Boanerges | Yohanes | salah seorang anak Zebedeus | Yohanes |
Filipus | Filipus | Filipus | Filipus | Filipus |
Bartolomeus | Bartolomeus | Bartolomeus | Natanael | Bartolomeus |
Tomas | Tomas | Tomas | Tomas yang juga disebut Didimus[22] | Tomas |
Matius si pemungut cukai | Matius | Matius | tidak disebutkan | Matius |
Yakobus bin Alfeus | Yakobus | Yakobus | tidak disebutkan | Yakobus |
Tadeus atau Lebeus (Yudas orang Zelot dalam beberapa terjemahan)[23] | Tadeus | Yudas bin Yakobus (Yudas saudara Yakobus dalam beberapa terjemahan) | Yudas yang bukan Iskariot [24] | Yudas bin Yakobus (Yudas saudara Yakobus dalam beberapa terjemahan) |
Simon orang Kanaan | Simon orang Kanani | Simon yang disebut Zelot | tidak disebutkan | Simon orang Zelot |
Yudas Iskariot | Yudas Iskariot | Yudas Iskariot | Yudas bin Simon Iskariot [25] | Yudas digantikan oleh Matias |
Murid-murid Yesus
Nama | Keterangan | Injil Matius | Injil Markus | Injil Lukas | Injil Yohanes | Kisah Para Rasul | Surat Yudas | Surat Yakobus |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Simon, Petrus | saudara kandung Andreas | 10:2; | 3:16; | 6:14; | 1:35-42; | |||
Andreas | Saudara kandung Simon Petrus, murid Yohanes Pembaptis | 10:2; | 3:18; | 1:35-42; 6:14; | ||||
Yakobus | Saudara kandung Yohanes, putra pasangan Zebedeus dan Salome, Boanerges, anak guruh, kemenakan Yusuf dan Maria, saudara sepupu Yesus | 10:2; 20:20; 27:56; | 3:17; 15:40; 16:1; | 6:14; | 19:25; | |||
Yohanes | Saudara kandung Yakobus, putra pasangan Zebedeus dan Salome, Boanerges, anak guruh, kemenakan Yusuf dan Maria, saudara sepupu Yesus | 10:2; 20:20; 27:56; | 3:17; 15:40; 16:1; | 6:14; | 19:25; | |||
Filipus | Asal Betsaida yang di Galilea | 10:3; | 3:18; | 6:14; | 1:44; 12:21; | |||
Bartolomeus, Natanael | 10:3; | 3:18; | 6:14; | 1:43-51; | ||||
Matius, Lewi | Putra Alfeus; saudara tiri Yesus, Yakobus Muda, Yudas, dan Simon; anak tiri Maria | 10:3; 27:56; | 2:14; 3:16,18; 6:3; 15:40,47; | 5:27; 6:14-15; 24:18; | 1:13; 4:36; | |||
Tomas | Didimus atau "si kembar" | 10:3; | 3:18; | 6:15; | ||||
Yakobus Muda | Saudara seayah Yesus, saudara kandung Tadeus dan Simon, saudara tiri Matius, anak tiri Alfeus | 10:3; 27:56; | 2:14; 3:16,18; 6:3; 15:40,47; | 5:27; 6:14-15; 24:18; | 1:13; 4:36; | 1:1; | ||
Tadeus, Lebeus, Yudas, Yehuda | Saudara seayah Yesus, saudara kandung Yakobus dan Simon, saudara tiri Matius, anak tiri Alfeus | 10:3; 13:55; | 3:18; 6:3; | 6:16; | 1:1; | |||
Simon orang Zelot | Saudara seayah Yesus, saudara kandung Yakobus dan Tadeus, saudara tiri Matius, anak tiri Alfeus | 10:4; 13:55; | 3:18; 6:3; | 6:15; | ||||
Yudas Iskariot | Si pengkhianat | 10:4; | 3:19; | 6:16; | ||||
Matias | Murid Yohanes Pembaptis, pengganti Yudas Iskariot | 1:35-42; | 1:20-26; |
Rasul-rasul lain dalam Kitab Suci Perjanjian Baru
Matias
Sesudah Yudas Iskariot mengkhianati Kristus dan bunuh diri karena rasa bersalahnya sebelum kebangkitan Yesus, jumlah para rasul tinggal sebelas orang. Menurut Kisah Para Rasul 1:16–20, Petrus berkata, "Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu… Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini… Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.'" Jadi antara kenaikan Kristus dan hari Pentakosta, para rasul yang tersisa memilih rasul yang kedua belas dengan cara membuang undi, cara tradisional Yahudi untuk mengetahui kehendak Allah. Undian tersebut jatuh pada Matias, yang kemudian menjadi yang terakhir dari Kedua belas Rasul dalam Perjanjian Baru.
Ayat ini adalah salah satu di antara ayat-ayat Alkitab yang digunakan Gereja Katolik Roma untuk mempertahankan ajarannya mengenai Suksesi Apostolik.
Yesus sendiri
Penulis Surat kepada Orang Ibrani (dalam Ibrani 3:1) menyebut Yesus "Rasul dan Imam Besar yang kita akui" dan yang "dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar daripada Musa".
Paulus dari Tarsus
Paulus adalah rasul khusus yang mengabarkan Injil kepada bangsa bukan Yahudi.
Barnabas
Dalam Kisah Para Rasul 14:13, misionaris bernama Barnabas disebut pula rasul.
Yakobus yang Adil
Yakobus ini biasa diidentifikasikan sebagai saudara Yesus (lihat Yakobus yang Adil untuk penjelasan lebih lanjut). Dia tidak disebut sebagai rasul dalam Injil-Injil, namun Gereja Ortodoks mengidentifikasikan dia sebagai pemimpin dari ketujuhpuluh orang dalam Lukas 10:1–20. Kelak dalam Kisah Para Rasul dia dikisahkan menjadi pemimpin Gereja Yerusalem, dan dia disebut pula sebagai rasul oleh Paulus dalam Galatia 1:19.
Andronikus dan Yunias
Dalam Roma 16:7 Paulus mengatakan bahwa Andronikus dan Yunias adalah "orang-orang yang terpandang di antara para rasul".
Ada dua pertanyaan yang menarik di sini. Yang pertama, apakah Yunias seorang wanita? Yang kedua, apakah kalimat itu bermakna bahwa mereka dikenal-baik oleh para rasul, ataukah mereka sendiri termasuk para rasul. Dari kedua pertanyaan tersebut, terbit kemungkinan adanya seorang rasul perempuan, yang mungkin merupakan contoh netralitas gender dalam Gereja purba.[26]
Untuk penjelasan selengkapnya mengenai isu ini, lihat artikel Yunia.
Lihat pula
Rujukan
- ^ a b c d "Apostle." Cross, F. L., (penyunting) The Oxford Dictionary of the Christian Church. New York: Oxford University Press. 2005. ISBN 0-19-280290-9
- ^ a b c "Catholic Encyclopedia: Apostles".
- ^ Karena bukan hal yang tidak lumrah bagi orang Yahudi kala itu, beberapa orang di antaranya memiliki dua nama diri, satu nama Ibrani/Aram dan satu nama Yunani. Karena alasan inilah daftar nama dua belas rasul Yesus berisi 14 alih-alih 12 nama diri. Empat nama Yunani dalam daftar ini adalah Andreas (Yunani: Ἀνδρέας, Andreas), Filipus (Yunani: Φίλιππος, Filipos), Tadeus (Yunani: Θαδδαῖος, Tadaios), dan Lebeus (Yunani: Λεββαίος, Lebaios). Referensi: John P. Meier, A Marginal Jew.
- ^ Matius 28:19, Markus 13:10, Markus 16:15
- ^ Bdk. Kisah Para Rasul 15:1–31, Galatia 2:7–9, Kisah Para Rasul 1:4–8, Kisah Para Rasul 10:1–11:18.
- ^ Wahyu 21:14
- ^ "Who were the 12 disciples?". Diakses tanggal 2017-09-19.
- ^ bdk. Galatia 1:12; Kisah Para Rasul 9:3–19, Kisah Para Rasul 9:26–27, Kisah Para Rasul 22:6–21, Kisah Para Rasul 26:12–23
- ^ Galatia 2:7–9
- ^ "Who were the 12 disciples?".
- ^ Gibbon, Edward (1826). "Chapter XVI. The Conduct of the Roman Government toward the Christians, from the Reign of Nero to that of Constantine". The history of the decline and fall of the Roman empire. II. New York: J. & J. Harper for Collins & Hanney. hlm. 20.
27. Pasa masa hidup Tertulianus dan Klemens dari Aleksandria, kehormatan sebagai martir disandangkan pada Santo Petrus, Santo Paulus, dan Santo Yakobus. Kehormatan ini lambat laun disandangkan pula kepada rasul-rasul selebihnya oleh orang-orang Yunani, yang dengan cermat menetapkan tempat mereka berdakwah dan wafat secara mengenaskan di sejumlah negeri nun jauh di luar tapal batas wilayah Kekaisaran Romawi. Baca Mosheim, hlm. 81. dan Tillemont, Memoires Ecclesiastiques, tom. i. bagian 3.
- ^ Were the Disciples Martyred for Believing the Resurrection? A Blast From the Past, ehrmanblog.org (behind paywall).
- ^ Wills, Garry (10 Maret 2015). The Future of the Catholic Church with Pope Francis. Penguin Publishing Group. hlm. 49. ISBN 978-0-698-15765-1.
(Candida Moss menata bukti-bukti sejarah untuk membuktikan bahwa "kita tidak tahu bagaimana para rasul wafat, apatah lagi wafat sebagai martir.")6
Mengutip Moss, Candida (5 Maret 2013). The Myth of Persecution: How Early Christians Invented a Story of Martyrdom. HarperCollins. hlm. 136. ISBN 978-0-06-210454-0. - ^ Banyak keterangan mengenai lokasi penyimpanan relikui lainnya bersumber dari laman ini http://www.saintsinrome.com/?m=0
- ^ "Welcome".
- ^ Sebagaimana yang dinyatakan dalam artikel wiki Santo Filipus
- ^ Matius 10:1–4
- ^ Markus 3:13–19
- ^ Lukas 6:12–16
- ^ Kisah Para Rasul 1:13
- ^ Yohanes 6:67–71
- ^ Yohanes 11:16, Yohanes 20:24, Yohanes 21:2
- ^ Bruce M. Metzger. A Textual Commentary on the Greek New Testament, edisi revisi, Peabody, Massachusetts: Hendrickson Publishers, 2005 ISBN 978-1598561647, hlm. 21.
- ^ Yohanes 14:22
- ^ Yohanes 6:67–71
- ^ (Lihat Crossan, J. D. dan Reed, J. L., In Search of Paul, HarperSanFrancisco, 2004, pp 115-116, ISBN 0-06-051457-4.)
Pranala luar
- Catholic Encyclopedia: Para Rasul
- Jewish Encyclopedia: Rasul dan Kerasulan
- Apostles.com: Biografi Rasul-Rasul Kristus
- Penangkapan ikan pada abad pertama di Yudea
- Ekonomi penangkapan ikan di Galilea
- OrthodoxWiki: Rasul
- Rasul dalam Encyclopædia Britannica tahun 1911
- Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge: Rasul
- Liddell & Scott
- Strong's G652