Wikipedia:Warung Kopi (Bahasa): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Gunakan sesuatu pada tempatnya: pranala dari KBBI daring versi Kemendikbud
Baris 1.248: Baris 1.248:


*{{Jempol}}  • [[Berkas:MySign.png|40px|link=Pengguna:Iwan Novirion|alt=Iwan Novirion]]™ [[Berkas:Gartoon-Evolution.png|15px|link=Pembicaraan_Pengguna:Iwan Novirion|alt=Kirim Pesan]]  Minggu, 7 April 2019 - 23:46 wib.
*{{Jempol}}  • [[Berkas:MySign.png|40px|link=Pengguna:Iwan Novirion|alt=Iwan Novirion]]™ [[Berkas:Gartoon-Evolution.png|15px|link=Pembicaraan_Pengguna:Iwan Novirion|alt=Kirim Pesan]]  Minggu, 7 April 2019 - 23:46 wib.
::Ingin menyampaikan ralat. Berikut adalah pranala dari KBBI daring terbitan [[Kemendikbud]]: [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gampong gampong] dan [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nagari nagari]. — [[Pengguna:Bonaditya|'''Bonaditya''']] <sup>([[Pembicaraan Pengguna:Bonaditya|<font color="red">bicara</font>]])</sup> 7 April 2019 23.36 (UTC)


== Pseudo: Palsu atau semu? ==
== Pseudo: Palsu atau semu? ==

Revisi per 7 April 2019 23.36

Warung Kopi - diskusi bahasa   kirim topik baru

Bagian ini digunakan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia di Wikipedia berpedoman kepada ejaan yang disempurnakan. Lihat pula:

Ingat beri tanda tangan dan tanggal pada akhir pesan Anda dengan cara mengetikkan ~~~~. Harap menambahkan topik baru hanya di bagian bawah halaman ini.
Warung Kopi
Warung Kopi
Kebijakan
Kebijakan
Usulan
Usulan
Teknis
Teknis
Bahasa
Bahasa
Berita
Berita
Lain-lain
Lain-lain
Komunitas
Komunitas
Semua
Semua
Kembali ke atas
Kembali ke atas


Konsistensi nama rumah sakit

Saya masih menemukan inkonsistensi judul artikel rumah sakit. Contohya Rumah Sakit Umum Daerah XXXXX Vs. RSUD XXXXX. Jika kita mau konsisten, mana yang harus kita ikuti? Ada pendapat lain? Ilham Cahyo Nugroho Obrolan I'am 25 Februari 2019 19.18 (UTC)[balas]

Berikut nama rumah sakit yang sudah umum disingkatː

  • Rumah Sakit = RS
  • Rumah Sakit Umum Daerah = RSUD
  • Rumah Sakit Ibu dan Anak = RSIA
  • Rumah Sakit Angkatan Laut = RSAL
  • Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara = RSPAU
  • Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat = RSPAD

@JohnThorne, HaEr48, dan Hanamanteo: Apa rumah sakit perlu disingkat juga? Ada tambahan lain? Ilham Cahyo Nugroho Obrolan I'am 4 Maret 2019 13.27 (UTC)[balas]

@Ilham Cahyo Nugroho: Pada prinsipnya tanpa singkatan kecuali bila terlalu panjang. Nama-nama di atas (Rumah Sakit, Rumah Sakit Umum Daerah, dll.) tentunya tidak perlu disingkat sebagai judul artikel tersendiri (sebagai halaman utama, tanpa diikuti nama rumah sakit), sedangkan untuk nama "Rumah Sakit XXXXX" yang tidak mengandung singkatan empat huruf (RSUP, RSUD dll.) atau lebih sebaiknya tidak disingkat. Demikian sedikit saran. JohnThorne (Bicara) 4 Maret 2019 16.41 (UTC)[balas]
JohnThorne SD Karitas Nandan Yogyakarta itu justru malah menggunakan singkatan, bukannya Sekolah Dasar Karitas Nandan Yogyakarta. Kalau mau konsisten, mestinya rumah sakit yang nama artikelnya hanya bertuliskan "Rumah Sakit" tanpa lanjutan "Umum Daerah", "Ibu dan Anak", dll. juga turut disingkat sebagaimana artikel sekolah dasar. Hanamanteo Halaman pembicaraan saya 12 Maret 2019 09.10 (UTC)[balas]
@JohnThorne, HaEr48, dan Hanamanteo: Apa perlu dibuat permohonan pendapat-nya? Ilham Cahyo Nugroho Obrolan I'am 14 Maret 2019 05.09 (UTC)[balas]

Kompetisi olahraga bercabang

Mohon pendapat dari rekan-rekan sekalian tentang penamaan cabang olahraga, terutama dalam bulu tangkis dan sepak bola, yakni:

Selain itu ada dua hal lainnya, yakni:

  • tentang kata-kata yang menggambarkan laki-laki dan wanita dalam cabang, apakah lebih baik menggunakan putra/putri atau pria/wanita
  • preposisi "pada" atau "dalam".

Terima kasih. Albertus Aditya (bicara) 3 Maret 2019 09.52 (UTC)[balas]

Saya lebih sreg dengan pola penamaan Bulu tangkis pada Pesta Olahraga Asia 2018 – Tunggal putra. Karena lebih jelas. Sedangkan untuk menjelaskan lelaki atau wanita lebih baik menggunakan istilah putra/putri karena istilah ini sudah lazim. Untuk preposisinya sebaiknya menggunakan "pada". Saya malah baru sadar ada artikel dengan pola penamaan seperti Sepak bola pria pada Olimpiade Musim Panas 2004 Ilham Cahyo Nugroho Obrolan I'am 4 Maret 2019 13.08 (UTC)[balas]

Memanggil HaEr48 atau Japra Jayapati jika mungkin ada komentar lainnya. Salam. Albertus Aditya (bicara) 8 Maret 2019 13.12 (UTC)[balas]

@Albertus Aditya: Putra/putri sudah lazim dipakai. Untuk preposisi, dalam konteks ini pilihan kata "pada" maupun "dalam" saya rasa tidak akan menimbulkan kebingungan, saya pribadi cenderung pilih "dalam". Mengenai judul, saya lebih sreg dengan "Bulu tangkis tunggal putra dalam Pesta Olahraga Asia 2018" dan "Sepak bola putra dalam Olimpiade Musim Panas 2004". تابيق ~ Japra (obrol) 9 Maret 2019 02.34 (UTC)[balas]
Albertus Aditya Untuk bulu tangkis, gunakan "putra" dan "putri", seperti "tunggal putra", "tunggal putri", "ganda putra", dan "ganda putri". Untuk sepak bola, gunakan "pria" dan "wanita". Janggal rasanya jika ditulis "sepak bola putra" atau "sepak bola putri". Hanamanteo Halaman pembicaraan saya 9 Maret 2019 05.53 (UTC)[balas]
Hanamanteo Kira-kira kenapa kah harus dipisah sendiri untuk pria dan wanita dalam sepak bola? Atau perlu kita daftar olahraga mana yang menggunakan putra/putri dan pria/wanita? Kalau hasil pencarian dengan mesin pencari, istilah sepak bola putri sendiri cukup banyak juga, walaupun memang tidak sedikit yang menggunakan sepak bola wanita. Salam. Albertus Aditya (bicara) 9 Maret 2019 13.52 (UTC)[balas]
Untuk putra/i, lebih generik, karena bisa digunakan untuk turnamen U-21, U-17, U-15, dsb. "Kompetisi sepak bola pria U-15" akan menjadi janggal. Hal ini bisa diterapkan untuk semua usia dan semua cabang olahraga.
Untuk pada/dalam, "pada" lebih menunjuk pada waktu kompetisi, sementara "dalam" menunjuk di dalam kompetisi tersebut. Karena lebih membicarakan perihal waktu, maka penggunaan "pada" menurut saya lebih tepat.
Untuk pola judul, saya merupakan salah satu yang berpendapat tidak perlu dipisah-pisah antara sub-kelompok kompetisi. Toh masing-masing tidak terlalu panjang. Di halaman utamanya: Bulu tangkis pada Pesta Olahraga Asia 2018, di bawah "Hasil" dapat ditulis bagian "Penyisihan". ꦱꦭꦩ꧀Bennylin debat 14 Maret 2019 23.31 (WIB)

Untuk hal ini, setelah melakukan perbandingan ke beberapa wiki menemukan bahwa beberapa Wiki "besar" (fr, es) mengikuti format "nama" "cabang" pada "turnamen" (de rata-rata seperti ide Bennylin yang hanya artikel utama, dan rincian digabungkan), misal pada kasus sepak bola putra pada Olimpiade 2016: fr, es. Hal ini diikuti juga untuk penamaan singkat seperti pada Grup A Piala Dunia FIFA 2018. Namun perlu sedikit berbeda untuk judul artikel yang cukup panjang seperti pada kasus Kualifikasi Piala Dunia FIFA, di mana es tetap dengan format panjang, sementara fr memberikan pemisahan. Untuk tetap mengakomodir bahwa judul artikel harus jelas (per pendapat Ilham151096), maka untuk artikel Kualifikasi Piala Dunia FIFA akan menggunakan format seperti en, contoh pada Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 – Babak Pertama AFC. Jika masih ada tanggapan/komentar agar dapat disampaikan. Albertus Aditya (bicara) 3 April 2019 10.55 (UTC)[balas]

Hasil diskusi
  • Cabang olahraga:
    • "Nama olahraga" pada "Turnamen" – "Cabang olahraga" (mis. Bulu tangkis pada Pesta Olahraga Asia 2018 – Tunggal putra): Ilham151096
    • "Nama olahraga" "Cabang olahraga" pada "Turnamen" (mis. Bulu tangkis tunggal putra pada pada Pesta Olahraga Asia 2018): Japra Jayapati, Albertus Aditya
    Pengecualian untuk Kualifikasi Piala Dunia FIFA.
    • Lainnya: Bennylin (dijadikan satu artikel)
  • Pada/dalam:
    • Pada: Ilham151096, Bennylin, Albertus Aditya
    • Dalam: Japra Jayapati
  • Putra-putri/Pria-wanita
    • Putra/putri: Ilham151096, Bennylin, Albertus Aditya
    • Pria/wanita:
    • Gabungan: Hanamanteo (putra/i untuk bulu tangkis, pria/wanita untuk sepak bola)

terjemahan EN -> ID

  • EN: "tooltip" (contoh: BR) --> ID: ??
  • EN: "bells and whistles" --> ID: "pernak-pernik" ?? "bel dan peluit" ?? ide lain ??

Taylor 49 (bicara) 4 Maret 2019 15.07 (UTC)[balas]

@User:Taylor 49 Saya belum pernah menemukan ada yang "berhasil" memadankannya tooltip. Sedangkan bells and whistles. Kalau yang Anda maksud bells and whistles bermakna tambahan, sesuatu yang tidak penting, tambahan yang tidak memberikan tambahan fungsi esensi (hanya sekadar hiasan), atau barang tidak berguna setahu saya tidak ada padanan tunggalnya. Namun ada beberapa kata yang memiliki makna di atas, yaituː (n) embel, embel-embel, printilan, remeh-temeh, tetek bengek, umbai; (a) cuai, remeh, remeh-cemeh, remeh-temeh, sepele. Ilham Cahyo Nugroho Obrolan I'am 6 Maret 2019 17.46 (UTC)[balas]
@Ilham151096: Terima hasih atas daftar dengan baynak alternatif. Apakah "pernak-pernik" juda sesuai? Taylor 49 (bicara) 8 Maret 2019 11.33 (UTC)[balas]
Kurang tepat. Karena pernak-pernik maupun pernik merujuk pada hal-hal atau benda kecil. Ilham Cahyo Nugroho Obrolan I'am 8 Maret 2019 11.43 (UTC)[balas]

Agama menurut abad

Saya mau pencocokan untuk kategori agama menurut abad aja:

--Glorious Engine (bicara) 7 Maret 2019 13.04 (UTC)[balas]

Bagaimana kalau penamaannya menjadi "Keagamaan menurut abad"? Sesuai definisi, 'keagamaan: (kt. benda) hal-hal yang berkaitan dengan agama'. Jadi, kategorinya menjadi "Keagamaan abad ke-4", "Keagamaan abad ke-10", dsb. Sekadar usul. -- Adiputra बिचर -- 8 Maret 2019 04.12 (UTC)[balas]
Jangan "Keagamaan" lah, Kan kategori tahun pendirian organisasi agama formatnya "Kategori:Organisasi agama yang didirikan tahun...". Oh ya, selamat Nyepi sebelumnya kepada bung @M. Adiputra: --Glorious Engine (bicara) 8 Maret 2019 05.10 (UTC)[balas]
Bagaimana kalau XXX century in religion -> abad ke-XXX menurut agama? Sebagai perbandingan pola penamaan yang sudah dipakaiː
  • XXX-century people by religion -> Tokoh abad ke-XXX menurut agama
  • Religion by century -> Abad di dalam agama
  • Christianity by century -> Kekristenan menurut abad
  • XXX-century Christians -> Kristen abad ke-XXX
--Ilham Cahyo Nugroho Obrolan I'am 8 Maret 2019 14.29 (UTC)[balas]
BTW, saya belum menangkap korelasi dengan format pendirian organisasi agama.
Istilah "Keagamaan" saya usulkan, dengan membandingkannya dengan kategori "Kekristenan". Sudahkah membaca definisi "Keagamaan" dan "Kekristenan" pada kamus? -- Adiputra बिचर -- 9 Maret 2019 13.15 (UTC)[balas]

Kekristenan sendiri kalo nggak salah istilahnya eksklusif, karena lingkup istilah "Kekristenan" (kata sifat) itu sendiri tak hanya melingkupi Kristen mainstream yang mengakui Ketuhanan Isa Almasih & Tritunggal, tapi juga berbagai sekte seperti SSY, Nestorian, Adventis Hari Ketujuh (Mormon), Arian, Manikean, Gnostik, dlsb. Cek aja di artikel-artikel berformat "Kekristenan di...", pasti juga mencantumkan kelompok-kelompok Kristiani non-mainstream. Kayak artikel ini misalnya: Ajaran Agama Buddha Sesuai dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa (walau saya sendiri nggak yakin sama artikel itu soalnya kata Ketuhanan itu bermula dari kepanjangan sila "...dengan kewajiban menjalankan syariat Islam", persis kayak teori konspirasi kalo Pancasila itu buatan Yahudi)

Sementara kalo "agama" mau pake awalan- -akhiran "ke- -an" atau nggak sudah meliputi seluruh agama itu sendiri. --Glorious Engine (bicara) 10 Maret 2019 00.58 (UTC)[balas]

Sebenarnya kalau membawa contoh agama lain, saya kurang mendapatkan maksudnya. Apalagi sampai membawa teori konspirasi. Apakah itu masih berada di jalur pembahasan topiknya, atau melenceng?
Kemudian kalimat terakhir Anda, itu merupakan opini pribadi saja, tanpa menyebut sumber yang valid. -- Adiputra बिचर -- 11 Maret 2019 03.49 (UTC)[balas]

Motorsport

Saya berniat menerjemahkan Motorsport, tetapi saya masih bingung padanan kata yang sesuai untuk Bahasa Indonesia-nya apa ya? Apakah Olahraga bermotor atau Olahraga automotif? Karena keduanya juga masih agak rancu, bermotor diasosiasikan ke balap motor sementara automotif selalu diasosiasikan dengan balap mobil. F1fans (bicara) 9 Maret 2019 16.11 (UTC)[balas]

Category:XXXX in the United States by city/state

Saya minta saran untuk penerjemahan 2 kategori ini dalam bahasa Indonesia:

Apakah:

  • Kategori:Tahun 1993 di Amerika Serikat menurut kota/negara bagian
  • Kategori:Amerika Serikat menurut kota/negara bagian dalam tahun 1993
  • Kategori:Kota/negara bagian di Amerika Serikat dalam tahun 1993

--Glorious Engine (bicara) 21 Maret 2019 03.51 (UTC)[balas]

Format ini memang perlu distandarkan,
  • "[waktu] di/dalam [subjek]",
  • "[subjek] bulan/tahun [waktu]", atau
  • "[subjek] pada bulan/tahun [waktu]".
Buatkan saja votingnya. — Farras💬 26 Maret 2019 18.06 (UTC)[balas]

Menghapus jejak profil wikipedia yang salah

Dear wikipediawan... Perkenalkan nama saya Bobby Prabawa, izin bertanya apakah saya bisa menmghapus jejak profil wikipedia yang salah di wikipedia? Sepengetahuan saya jejak tersebut tersimpan di server google, dan server wikimedia, jadi bagaimana prosedurnya jika profil yang salah tersebut ingin saya hapuskan? Jika itu bisa dilakukan. Terima kasih.

Salam Bobby Prabawa


Bobby Prabawa 23 Maret 2019 01.36 (UTC)

Sendawa ⇒ Serdawa

Twit User:IvanLanin tentang sendawa/serdawa memancing User:Gombang dan saya untuk menelusuri etimologi kata tersebut, tetapi tidak ada jawaban/temuan yang pasti.

Dalam pustaka Google Books, serdawa pertama kali disebutkan di Hollandsch-Maleische woordenlijst, ten dienste van geneeskundigen tahun 1873 dan dijelaskan lebih lanjut di Indonesië: Twee maandelijks tijdschrift gewijd ann het Indonesisch culturgebied, Volume 8 tahun 1955. Sendawa diserap dari bahasa Sanskerta (saindhava) yang berarti saltpeter dan sering dipakai untuk menyebut bubuk mesiu dalam hikayat Melayu lama.

Atas dasar bahwa serdawa tercantum di berbagai kamus Melayu-Belanda selama lebih dari 100 tahun serta media massa awal 2000-2010-an + KBBI, semua "sendawa" di Wikipedia bahasa Indonesia yang bermakna bunyi yang keluar dari kerongkongan sebaiknya diubah menjadi "serdawa". Selain itu, penjelas (sering salah dieja menjadi sendawa) ditambahkan di kalimat pembuka artikelnya. Ini salah satu kesalahkaprahan umum yang sepatutnya dikoreksi. Terima kasih. — Farras💬 26 Maret 2019 18.49 (UTC)[balas]

Jadi ini bukan typo, Farras?--AldNonBicara? 26 Maret 2019 18.56 (UTC)[balas]
[insert sudden realization face] Hmm. Ini menarik. Sepertinya serdawa/sendawa ini cuma variasi ejaan atau transliterasi (bukan typo) untuk benda yang sama. Seiring waktu, kedua kata ini dipisahkan dengan definisi masing-masing oleh KBBI (Indonesia) dan disatukan oleh Kamus Dewan (Malaysia). Namun, karena ini Wikipedia bahasa Indonesia……………………… kita tetap perlu mengacu kepada KBBI. [insert unamused face] — Farras💬 26 Maret 2019 22.19 (UTC)[balas]
Hmm menarik ya. Sumber yang Indonesië: Twee maandelijks tijdschrift gewijd ann het Indonesisch culturgebied, Volume 8 menarik tuh. Sayangnya yang kelihatan di Google Books cuma sepotong-sepotong, kalau bisa dapat fullnya, bisa lebih mantap. Yang aku tangkap sih zaman dulu ada tren meng-r kan konsonan konsonan yang bukan r, makanya kita punya mertua (vs mentua) atau Inggris (vs Ingglis yang lebih mirip bahasa aslinya). Mengikuti tren yang sama, ada yang menyebut "serdawa" (tapi tentunya bukan semua orang) dan variasi ini dipilih oleh para penulis kamus. Mengenai judul artikel Wikipedia, menurutku agar konsisten dengan kebiasaan Wikipedia mengikuti KBBI, kita ubah jadi serdawa saja dengan menyebut ejaan alternatif. Tapi ada juga kata "sendawa" yang berarti bahan kimia (mesiu). HaEr48 (bicara) 26 Maret 2019 23.04 (UTC)[balas]
Saya sudah periksa sedikit kamus dari zaman Belanda, pengertiannya konsisten. Sendawa selalu diartikan sebagai mesiu (salpeter, buskruit, kruit) sementara serdawa diartikan sebagai yang biasa kita sebut sendawa (oprisping). Terkait dengan penggunaan sekarang, saya tidak tahu mengapa di KBBI sekarang tidak dicantumkan definisi sendawa selain salpeter. Di KBBI elektronik susunan UI (yang saya asumsikan masih menggunakan KBBI jilid lama), terdapat definisi sendawa selain salpeter. Menurut saya pribadi, kalau ini memang sengaja, ini suatu keputusan yang aneh. RXerself (bicara) 28 Maret 2019 14.30 (UTC)[balas]
Belum ada penjelasan mendetail dari Badan Bahasa. Saya pindahkan saja mengikuti KBBI versi terbaru, ya, sekalian menambahkan keterangan & catatan. — Farras💬 29 Maret 2019 11.42 (UTC)[balas]
Penjelasannya mungkin dicantumkan di edisi KBBI mendatang. Sekarang Badan Bahasa sedang mengerjakan kamus etimologis bahasa Indonesia. Rex AurōrumDisputātiō 29 Maret 2019 12.38 (UTC)[balas]

Budha ⇒ Buddha

Saya masih bingung dengan pemerintah sekarang mohon berikan pendapat. government-fixes-misspelling-of-one-of-its-oldest-religions.--AldNonBicara? 29 Maret 2019 04.15 (UTC)[balas]

Dari dulu emang ditulisnya Buddha di sini. Lihat: Buddha, Buddhisme, filsafat Buddha. Pemerintah emang suka salah2 kok, contohnya di KTP ditulisnya "Katholik", padahal di KBBI "Katolik"  Mimihitam  29 Maret 2019 06.42 (UTC)[balas]
Idem. — Farras💬 29 Maret 2019 11.23 (UTC)[balas]
Budha (dewa Hindu) berbeda dengan Buddha (agama darma). Sejak KBBI edisi III juga ditulis agama "Buddha".
Tak usah bingung. Dinas kependudukan kurang sinkron dengan Badan Bahasa. -- Adiputra बिचर -- 29 Maret 2019 12.32 (UTC)[balas]

Tanya

Mau nanya dong, kalau Pythagoras perlu disesuaikan ejaannya jadi "Pitagoras" tidak ya? Aku lihat kebanyakan sumber Indonesia pakainya "Pythagoras". Terima kasih. @M. Adiputra @HaEr48  Mimihitam  2 April 2019 04.59 (UTC)[balas]

Menurut saya itu belum perlu dipindahkan, karena banyak sumber tidak mengubah ejaannya, dan kita belum memiliki pedoman untuk mengubahnya.
Untuk teorema Pythagoras, sepertinya tidak perlu dipindahkan. Karena saya temukan di KBBI, frasa seperti itu mempertahankan ejaan nama penemunya, seperti: hukum Archimedes, hukum Coulumb, kelenjar Lieberkuhn. -- Adiputra बिचर -- 3 April 2019 02.39 (UTC)[balas]

Terima kasih atas jawabannya.  Mimihitam  3 April 2019 04.01 (UTC)[balas]

Baik Pitagoras maupun Pythagoras sama-sama punya alasan yang bagus (konsistensi aturan alihaksara dari bahasa asli vs penggunaan kata yang banyak dipakai sumber). Sayangnya saat ini kita belum ada pedoman jelas tentang menengahi dua alasan ini, maka mungkin status quo bisa dipertahankan dulu. HaEr48 (bicara) 3 April 2019 04.41 (UTC)[balas]

Penerjemahan

Saya ingin bertanya, apa arti yang cocok untuk Constitutional referendum? Apakah:

  1. Referendum konstitusi; atau
  2. Referendum konstitusional

Soalnya pada saat saya membuat artikel mengenai itu, ada judul artikel yang menuliskan "Referendum konstitusi Negara X" dan ada juga yang menuliskan "Referendum konstitusional Negara J". Jadi, terjemahan yang benar itu yang nomor 1 atau nomor 2? Terima kasih. Salam. Aviel Dase (Kirim Pesan) 3 April 2019 11.25 (WITA)

Memanggil M. Adiputra. Aviel Dase (Kirim Pesan) 3 April 2019 11.25 (WITA)

Jika ditilik dari kasusnya, sepertinya lebih tepat: Referendum konstitusional. Bila diartikan: "referendum yang berkaitan dengan konstitusi".
Perbandingannya adalah frasa monarki konstitusional (monarki yang berdasarkan konstitusi) dan krisis konstitusional (krisis yang berkaitan dengan konstitusi). -- Adiputra बिचर -- 3 April 2019 04.46 (UTC)[balas]
Aku pikir referendum konstitusi lebih cocok. Dalam bahasa Indonesia sepertinya "X konstitusi" lebih sering dipakai untuk hal yang berarti X yang menyangkut konstitusi, misal "Mahkamah Konstitusi" (walaupun Inggrisnya ini constitutional court) atau "amanat konstitusi", sedangkan "konstitusional" biasanya dipakai untuk hal-hal yang dibolehkan atau diatur oleh konstitusi, misal "monarki konstitusional", "kita akan berjuang secara konstitusional", dst. "Constitutional referendum" ini artinya "referendum untuk mengubah konstitusi/UUD", bukan "referendum yang dibolehkan konstitusi", jadi menurutku lebih cocok gaya "X konstitusi". HaEr48 (bicara) 3 April 2019 04.51 (UTC)[balas]
@M. Adiputra: @HaEr48: Jadi, mana yang lebih tepat? Aviel Dase (Kirim Pesan) 3 April 2019 13.15 (WITA)
Berarti ada pendapat yang berbeda antara aku dan M. Adiputra Mungkin bisa tunggu pendapat pengguna lain, atau kalau Bung Aviel punya pendapat juga silakan. HaEr48 (bicara) 3 April 2019 05.27 (UTC)[balas]
Menurutku dua-duanya tidak salah, konstitusional dan konstitusi sama-sama ada di KBBI. Jadi mungkin opsional saja.  Mimihitam  3 April 2019 06.15 (UTC)[balas]
Kalau konteksnya memang "referendum untuk mengubah konstitusi", maka bisa jadi yang cocok adalah "referendum konstitusi". -- Adiputra बिचर -- 3 April 2019 07.24 (UTC)[balas]
Setuju per pernyataan HaEr48. ―Rex AurōrumDisputātiō 3 April 2019 07.56 (UTC)[balas]
Per pernyataan Mimihitam. Memang kedua-duanya tidak salah. Tapi utamanya kita menggunakan bentuk X konstitusi, untuk beberapa kasus tertentu X konstitusional agar tidak ambigu. Karena nuansa kata yang timbul karena pemakaian kata bersinonim. Bukannya ini sudah polemik lama? Kan ini berkaitan dengan sejarah penerjemahan ke bahasa Indonesia. Pada awalnya akhiran adjektiva diabaikan lambat-laun mulai digunakan. Silakan lihat kasus penerjemahan biologi molekul. ―Rex AurōrumDisputātiō 3 April 2019 07.56 (UTC)[balas]
Menurut saya, lebih baik mungkin digunakan yang nomor 1 karena sesuai, karena kalau dibiarkan digunakannya nomor 1 dan nomor 2, yah kayak saya ini, akan terjadi kebingungan antara memilih terjemahan yang lebih tepat. Mungkin kita bisa memilih salah satunya dan digunakan untuk seterusnya. Judul artikel yang tidak sesuai itu nanti kita alihkan saja. Aviel Dase (Kirim Pesan) 3 April 2019 16.19 (WITA)
Menurut saya bila akan dipakai "referendum konstitusi X" seharusnya ditambahkan "referendum terhadap konstitusi"; sama seperti "amandemen ke-X terhadap Konstitusi" ("X-th Amendment to the Constitution"). Saya lebih sepakat pada "referendum konstitusional". Muhraz (bicara) 3 April 2019 08.47 (UTC)[balas]

Cryptocurrency

Saya mau tanya, kalo Cryptocurrency apakah cocok diterjemahkan jadi mata uang kripto ? Pasalnya kalo saya pake judul "mata uang digital" nanti takutnya nabrak soaknya Digital currency sendiri sudah jadi halaman terpisah di en.wiki. Kalo "mata uang rahasia" atau "mata uang tersembunyi" gitu gimana ya secara kata crypto sendiri juga dipakai untuk istilah penganut agama yang mempraktekkan agamanya secara diam-diam (contoh Kripto-Kristen, Kripto-Islam, Kripto-Pagan) apa mending dibiarin neologisme gitu aja --Glorious Engine (bicara) 5 April 2019 02.19 (UTC)[balas]

Gunakan sesuatu pada tempatnya

Mulai saat ini artikel-artikel Wikipedia bahasa Indonesia yang mengandung teks "gampong" harus diubah menjadi "desa".

Alasan yang mendasari perubahan ini adalah:

  • Gampong adalah bahasa Aceh, dan desa adalah bahasa Indonesia, sementara Wikipedia yang kita gunakan disini adalah Wikipedia berbahasa Indonesia, bukan Wikipedia berbahasa Aceh.

Jika ada kontributor yang tetap menggunakan teks gampong pada artikel-artikel yang disuntingnya di Wikipedia bahasa Indonesia ini, maka sebaiknya pergilah ke Wikipedia bahasa Aceh, bukan di Wikipedia bahasa ini (Wikipedia bahasa Indonesia).

Karena jika teks "gampong" tetap digunakan di Wikipedia bahasa Indonesia, kenapa tidak sekalian aja artikel-artikel desa di Sumatra Barat menggunakan teks "nagari", artikel-artikel desa di Papua dan Kutai Barat serta Kalimantan Timur menggunakan teks "kampung", dan seterusnya.

Apa kalian rela menciderai Wikipedia bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia? Terus, apa gunanya di negara Indonesia ada Wikipedia bahasa Indonesia, Wikipedia bahasa Aceh, Wikipedia bahasa Sunda, Wikipedia bahasa Jawa, kalau masih tetap tidak menggunakan teks atau bahasa pada tempat yang semestinya? Ayolah, gunakan sesuatu pada tempatnya. Alfian rsn (bicara) 6 April 2019 17.04 (UTC)[balas]

Mungkin Mas Rachmat04 bisa memberikan tanggapan selaku pengguna yang paham tentang Aceh? -- Bagas Chrisara (bicara) 6 April 2019 23.26 (UTC)[balas]
Maaf OOT. Sedikit menambahkan arti kata "awam" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
  1. umum; am; kebanyakan; biasa; tidak istimewa
  2. orang kebanyakan; orang biasa (bukan ahli, bukan rohaniwan, bukan tentara): orang awam
Sumber -- Adiputra बिचर -- 7 April 2019 02.05 (UTC)[balas]
@Bagas Chrisara:, Masalahnya sangat sederhana, Wikipedia bahasa Indonesia tidak menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia. Dan hingga saat ini, masih banyak artikel WBI yang mengandung bahasa lain. Contoh; beberapa artikel-artikel administrasi di Indonesia seperti artikel administrasi di provinsi Aceh menggunakan bahasa Aceh dengan menggunakan teks "gampong", artikel administrasi di provinsi Sumatra Barat menggunakan bahasa sanskerta dengan menggunakan teks "nagari", seperti yang kita ketahui, bahwa kata "nagari" berasal dari bahasa sanskerta. Seharusnya teks-teks itu diletakkan pada tempatnya masing-masing, teks "gampong" digunakan di Wikipedia bahasa Aceh, teks "nagari" digunakan di Wikipedia bahasa Sanskerta. Bukannya digunakan di Wikipedia bahasa Indonesia. Dan masalah ini tidak ada hubungannya dengan pengguna yang paham tentang Aceh, ataupun pengguna yang paham tentang Sumatra Barat. Jelas ini adalah sebuah kekeliruan bagi para kontributor terdahulu. Pendapat saya ini juga mewakili orang-orang yang memiliki pemikiran yang sama dengan saya di luar sana. Wikipedia bahasa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia, tidak menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia. Alfian rsn (bicara) 7 April 2019 09.20 (UTC)[balas]

@Alfian rsn sebelumnya mari kita definisikan "kata Indonesia" sebagai kata baku yang tercantum dalam KBBI.

Kata nagari ada di KBBI dengan definisi "wilayah atau sekumpulan kampung yang dipimpin (dikepalai) oleh seorang penghulu; distrik". Jadi soal nagari sudah tidak perlu dibahas ya, lagipula lucu kalau tiba-tiba sensitif dengan nagari yang katanya "Sansekerta", padahal dalam bahasa Indonesia sendiri juga banyak sekali kata serapan Sansekerta seperti negeri, bumi, dll. Apa mau dimusnahkan semuanya?

Kata "gampong" memang tidak ada di KBBI, tetapi di catatan penjelasan UU No 6 tahun 2014 tentang desa ada tertulis:

Jadi penggunaan terminologi "gampong" di sini tidak sembarangan dan merupakan terminologi resmi pemerintahan dengan makna tertentu yang tidak ditangkap oleh kata "desa" ataupun "kampung". Dalam perda di Aceh pun istilah "gampong" juga yang digunakan. Contoh:

Maka tidak heran kantor berita pemerintah menggunakan kata "gampong" dan bukan "kampung" atau "desa" saat membahas konteks Aceh: berita dari Antara.

Walaupun ini memang Wikipedia Bahasa Indonesia, tapi kita tidak alergi dengan istilah asing di sini kalau memang diperlukan penggunaannya. Ada alasan kenapa "County of Tyrol" ditulis jadi Grafschaft Tirol dan bukan "Kabupaten Tirol". Apalagi soal gampong dan nagari ini kan terminologi resmi, jadi sebenarnya tidak perlu diributkan.

CC: @Albertus Aditya @HaEr48  Mimihitam  7 April 2019 16.36 (UTC)[balas]

  •  • Iwan Novirion™ Kirim Pesan  Minggu, 7 April 2019 - 23:46 wib.
Ingin menyampaikan ralat. Berikut adalah pranala dari KBBI daring terbitan Kemendikbud: gampong dan nagari. — Bonaditya (bicara) 7 April 2019 23.36 (UTC)[balas]

Pseudo: Palsu atau semu?

Istilah "Pseudo" seperti yang dipakai dalam kata pseudoscience, pseudocode, dlsb cocoknya diartikan palsu atau semu ? Kalo "palsu", masak nanti "pseudo-diocesan" diterjemahkan jadi "keuskupan palsu" (?) padahal "keuskupan" yang dimaksud itu dibentuk juga dari Vatikan seperti keuskupan-keuskupan lain tapi "bentuknya beda" (CMIIW) --Glorious Engine (bicara) 7 April 2019 05.07 (UTC)[balas]

Mengapa harus "palsu"? Tidak mampu menentukan diksi bakal menghasilkan terjemahan yang buruk.
Padanannya semu (tampak seperti yang asli [yang lumrah, yang sebenarnya], padahal sama sekali bukan yang asli [yang lumrah, yang sebenarnya]). Contohnya: Bahasa semu, prosedur semu, mati semu, ilmu semu. -- Adiputra बिचर -- 7 April 2019 05.47 (UTC)[balas]