Jembatan Selat Bali: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Masrudin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 27: Baris 27:
|pengelola=
|pengelola=
}}
}}
'''Jembatan Selat Bali''' adalah gagasan Prof. Dr.(HC) Ir. [[Sedyatmo]] (alm), seorang guru besar di [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) pada tahun 1960 disebut dengan nama '' Tri Nusa Bima­sakti'' yang berarti penghubung antara tiga pulau yaitu [[Pulau Sumatra]], [[Pulau Jawa]] dan [[Pulau Bali]]. Jembatan Selat [[Bali]] yang dibangun oleh grup rekayasa dan konstruksi dari [[Korea]] yaitu [[Hanwha Engineering and Construction]] pada Tanggal [[19 Agustus]] 2018 dalam bidang Megastruktur [[ASEAN]] dan [[Korea Selatan]] sampai diselesaikan pada tanggal [[31 Desember]] [[2019]] untuk memperingati Tahun Baru 2020. Jembatan Selat Bali dipastikan lebih tinggi dari daratan dan perairan, untuk melihat bentuknya lihat gambar di bawah ini, karena ombak di [[Selat Bali]] yang sangat tinggi.<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2012/08/02/058420915/jembatan-selat-bali-terkendala-aspek-kultural Jembatan Selat Bali Terkendala Aspek Kultural], Tempo Nasional, diakses 30 Juni 2015</ref> Jembatan ini sangat penting untuk ekonomi Jawa-Bali dan liburan keluarga yang mengingat bahayanya menaik kapal dan ombak yang tinggi di Selat Bali, dengan ini orang-orang lebih cepat dan aman bila ingin bepergian ke [[Pulau]] [[Jawa]] atau yang ingin ke [[Pulau]] [[Bali]].<ref>[http://www.banyuwangi.us/2012/07/banyuwangi-usulkan-jembatan-selat-bali.html BANYUWANGI USULKAN JEMBATAN SELAT BALI], banyuwangi.us, diakses 30 Juni 2015</ref>
'''Jembatan Selat Bali''' adalah gagasan Prof. Dr.(HC) Ir. [[Sedyatmo]] (alm), seorang guru besar di [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) pada tahun 1960 disebut dengan nama '' Tri Nusa Bima­sakti'' yang berarti penghubung antara tiga pulau yaitu [[Pulau Sumatra]], [[Pulau Jawa]] dan [[Pulau Bali]]. Jembatan Selat Bali dipastikan lebih tinggi dari daratan dan perairan, untuk melihat bentuknya lihat gambar di bawah ini, karena ombak di [[Selat Bali]] yang sangat tinggi.<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2012/08/02/058420915/jembatan-selat-bali-terkendala-aspek-kultural Jembatan Selat Bali Terkendala Aspek Kultural], Tempo Nasional, diakses 30 Juni 2015</ref> Jembatan ini sangat penting untuk ekonomi Jawa-Bali dan liburan keluarga yang mengingat bahayanya menaik kapal dan ombak yang tinggi di Selat Bali, dengan ini orang-orang lebih cepat dan aman bila ingin bepergian ke [[Pulau]] [[Jawa]] atau yang ingin ke [[Pulau]] [[Bali]].<ref>[http://www.banyuwangi.us/2012/07/banyuwangi-usulkan-jembatan-selat-bali.html BANYUWANGI USULKAN JEMBATAN SELAT BALI], banyuwangi.us, diakses 30 Juni 2015</ref>
[[Berkas:bali_bridge.jpg|jmpl|550x450|ka|Rencana bentuk Jembatan Selat Bali]]
[[Berkas:bali_bridge.jpg|jmpl|550x450|ka|Rencana bentuk Jembatan Selat Bali]]
[[Berkas:2bali_bridge.jpg|jmpl|921x421|ka|Jembatan yang rencananya di bangun di [[Indonesia]] termasuk Jembatan Selat Sunda]]
[[Berkas:2bali_bridge.jpg|jmpl|921x421|ka|Jembatan yang rencananya di bangun di [[Indonesia]] termasuk Jembatan Selat Sunda]]

Revisi per 31 Maret 2019 01.06

Jembatan Selat Bali
Informasi rute
Panjang:39 km (24 mi)
Persimpangan besar
Ujung timur:Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (via Besuki + Jember)
Ujung barat:
Letak
Kota besar:Banyuwangi
Gilimanuk
Denpasar
Sistem jalan bebas hambatan
AH 2

Jembatan Selat Bali
Panjangkm

Jembatan Selat Bali adalah gagasan Prof. Dr.(HC) Ir. Sedyatmo (alm), seorang guru besar di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1960 disebut dengan nama Tri Nusa Bima­sakti yang berarti penghubung antara tiga pulau yaitu Pulau Sumatra, Pulau Jawa dan Pulau Bali. Jembatan Selat Bali dipastikan lebih tinggi dari daratan dan perairan, untuk melihat bentuknya lihat gambar di bawah ini, karena ombak di Selat Bali yang sangat tinggi.[1] Jembatan ini sangat penting untuk ekonomi Jawa-Bali dan liburan keluarga yang mengingat bahayanya menaik kapal dan ombak yang tinggi di Selat Bali, dengan ini orang-orang lebih cepat dan aman bila ingin bepergian ke Pulau Jawa atau yang ingin ke Pulau Bali.[2]

Rencana bentuk Jembatan Selat Bali
Berkas:2bali bridge.jpg
Jembatan yang rencananya di bangun di Indonesia termasuk Jembatan Selat Sunda

Kontroversi

Ketua PHDI Kabupaten Jembrana, I Komang Arsana menolak pembangunan jembatan Selat Bali. Menurutnya, dilihat dari sejarah Pulau Bali, yang mana dalam mitologi Dang Hyang Sidimantra sengaja memutus Pulau Bali dengan Pulau Jawa. Dari mitologi Hindu yang telah masuk dalam sejarah Bali itu, menurutnya secara sekala dan niskala, Bali dengan Jawa sejak awal memang sudah dibuat sedemikian rupa, harus dibatasi laut yang merupakan salah satu filter sehingga hal-hal negatif dan pengaruh buruk dari luar Bali dan segala sesuatu dari luar Bali menjadi lebih mudah diawasi.[3]

Lihat pula

Ruas sebelumnya:
Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (rencana)
Jalan Tol Trans Jawa-Bali Ruas berikutnya:
Jalan Tol Denpasar-Gilimanuk-Ketapang (rencana)

Referensi

Galat Lua: unknown error.