Kereta api Gajayana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naufal Fadilah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 5: Baris 5:
| box_width =
| box_width =
| name = Kereta api Gajayana
| name = Kereta api Gajayana
| logo = New_Papan Nama_KA Gajayana_khas Daop 8.png
| logo = Plat nama KA Gajayana.png
| logo_width = 300
| logo_width = 310
| image = KA 41 Gajayana Lepas Stasiun Malang Menuju Ke Stasiun Gambir.jpg
| image = KA 41 Gajayana Lepas Stasiun Malang Menuju Ke Stasiun Gambir.jpg
| image_width = 300
| image_width = 310
| jenis = Kereta api ekspres
| jenis = Kereta api ekspres
| status = Beroperasi
| status = Beroperasi
Baris 50: Baris 50:
}}
}}


'''Kereta api Gajayana''' merupakan Kereta api Penumpang Kelas Eksekutif Satwa yang dioperasikan Oleh [[Kereta Api Indonesia|PT Kereta api Indonesia (Persero)]] [[Daerah Operasi VIII Surabaya]] yang melayani Rute [[Stasiun Malang|Malang]]-[[Stasiun Gambir|Gambir]] via [[Stasiun Blitar|Blitar]]-[[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]] dan Sebaliknya. Kereta api ini merupakan satu-satunya kereta api rute Malang-Jakarta (siang hari) maupun Jakarta-Malang melalui lintas selatan dan beroperasi sepanjang malam.
'''Kereta api Gajayana''' Merupakan Kereta api Penumpang Kelas Eksekutif Satwa yang dioperasikan Oleh [[Kereta Api Indonesia|PT Kereta api Indonesia (Persero)]] [[Daerah Operasi VIII Surabaya]] yang melayani Rute [[Stasiun Malang|Malang]]-[[Stasiun Gambir|Gambir]] via [[Stasiun Blitar|Blitar]]-[[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]] dan Sebaliknya. Kereta api ini merupakan satu-satunya kereta api rute Malang-Jakarta (siang hari) maupun Jakarta-Malang melalui lintas selatan dan beroperasi sepanjang malam.


== Sejarah dan Perubahan Rangkaian KA ==
== Sejarah dan Perubahan Rangkaian KA ==
Kereta api Gajayana diresmikan pengoperasiannya pada tanggal [[28 Oktober]] [[1999]]. Sempat dirangkaikan dengan kelas bisnis pada awal pengoperasiannya.
Kereta api Gajayana diresmikan pengoperasiannya pada tanggal [[28 Oktober]] [[1999]]. Sempat dirangkaikan dengan kelas bisnis pada awal pengoperasiannya. Nama Gajayana berasal dari seorang raja dari [[Kerajaan Kanjuruhan]] yang bernama Sang Liswa (anak dari Dewa Shima) dan terkenal dengan gelar [[Gajayana]] yang sangat dicintai oleh para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketenteraman di seluruh negeri. Kerajaan Kanjuruhan ini berpusat di wilayah Dinoyo, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.


Kereta ini beroperasi dengan kelas eksekutif dan bisnis pada awalnya, karena saat itu ([[1999]]) KA Turangga baru mendapat rangkaian baru dari INKA, maka kereta kelas bisnis dari Turangga diberikan ke KA Gajayana. Pada tahun [[2001]], karena KA Gajayana mendapat rangkaian baru dari INKA, maka kereta ini menjadi rangkaian khusus Eksekutif.
Kereta ini beroperasi dengan kelas eksekutif dan bisnis pada awalnya, karena saat itu ([[1999]]) KA Turangga baru mendapat rangkaian baru dari INKA, maka kereta kelas bisnis dari Turangga diberikan ke KA Gajayana. Pada tahun [[2001]], karena KA Gajayana mendapat rangkaian baru dari INKA, maka kereta ini menjadi rangkaian khusus Eksekutif.


Sejak [[Oktober]] [[2008]], rangkaian Gajayana diubah dari rangkaian buatan [[2001]] menjadi menggunakan kereta eksekutif (K1) satwa retrofit (kaca lebar) dari PT Inka. Kereta ini adalah kereta eksekutif lama yang diretrofit menjadi baru. Pascalebaran [[2009]], rangkaian kereta api Gajayana diubah menjadi kereta berkaca pesawat (keluaran 2009) sampai dengan sekarang dan kereta Gajayana satwa kini digunakan untuk KA [[Kereta api Bangunkarta|Bangunkarta Eksekutif]] sejak 5 Desember 2009. Rangkaian baru ini diresmikan oleh [[Presiden Indonesia|Presiden Republik Indonesia]], [[Susilo Bambang Yudhoyono]], di [[Stasiun Jakarta Kota]]. Kemudian pada tahun 2016, rangkaian KA Gajayana sempat menggunakan rangkaian terbaru dari PT INKA menggunakan bogie K10 yang mirip rangkaian KA Argo Bromo Anggrek, sebelum rangkaian baru itu dialokasikan untuk kereta lain.
Sejak [[Oktober]] [[2008]], rangkaian Gajayana diubah dari rangkaian buatan [[2001]] menjadi menggunakan kereta eksekutif (K1) satwa retrofit (kaca lebar) dari PT Inka. Kereta ini adalah kereta eksekutif lama yang diretrofit menjadi baru. Pascalebaran [[2009]], rangkaian kereta api Gajayana diubah menjadi kereta berkaca pesawat (keluaran 2009) sampai dengan sekarang dan kereta Gajayana satwa kini digunakan untuk KA [[Kereta api Bangunkarta|Bangunkarta Eksekutif]] sejak 5 Desember 2009. Rangkaian baru ini diresmikan oleh [[Presiden Indonesia|Presiden Republik Indonesia]], [[Susilo Bambang Yudhoyono]], di [[Stasiun Jakarta Kota]]. Kemudian pada tahun 2016, rangkaian KA Gajayana sempat menggunakan rangkaian terbaru dari PT INKA menggunakan bogie K10 yang mirip rangkaian KA Argo Bromo Anggrek, sebelum rangkaian baru itu dialokasikan untuk kereta lain.

== Asal usul nama ==

Nama Gajayana berasal dari seorang raja dari [[Kerajaan Kanjuruhan]] yang bernama Sang Liswa (anak dari Dewa Shima) dan terkenal dengan gelar [[Gajayana]] yang sangat dicintai oleh para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketenteraman di seluruh negeri. Kerajaan Kanjuruhan ini berpusat di wilayah Dinoyo, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.


== Singgah Stasiun ==
== Singgah Stasiun ==
Baris 71: Baris 67:
Fasilitas di KA ini yang tersedia: toilet, pintu otomatis, 2 TV (depan-belakang), AC central, ''reclining seat'', sandaran kaki, lampu baca, meja makan per kursi, stopkontak per kursi, dan rak bagasi. Karena merupakan kereta lintas malam, tersedia pula bantal dan selimut di tiap kursi.
Fasilitas di KA ini yang tersedia: toilet, pintu otomatis, 2 TV (depan-belakang), AC central, ''reclining seat'', sandaran kaki, lampu baca, meja makan per kursi, stopkontak per kursi, dan rak bagasi. Karena merupakan kereta lintas malam, tersedia pula bantal dan selimut di tiap kursi.


Saat ini Kereta Api Gajayana memakai gerbong inka eksekutif tahun 2016 set ke 7 dan tahun 2017 set ke 1. Sedangkan rangkaian lama KA Gajayana buatan tahun 2009 dimutasi ke Dipo Kereta Solo Balapan (SLO) seperti [[Kereta api Lodaya|Lodaya]] dan [[Kereta api Sancaka|Sancaka Tambahan]], Dipo Kereta Purwokerto (PWT) seperti [[Kereta api Kamandaka|Kamandaka]] dan [[Kereta api Wijayakusuma|Wijayakusuma]], maupun ditempatkan ke Dipo Kereta Cirebon (CN) seperti [[Kereta api Cirebon Ekspres|Cirebon Ekspres]] dan [[Kereta api Tegal Bahari|Tegal Bahari]] dan Sisanya Kereta Pembangkit (P) trainset 1 dan 2 maupun Kereta Makan trainset 2 dan trainset 1 (telah dimutasi ke Purwokerto) buatan tahun 2009 tidak dimutasi walapun masih tetap di Dipo Kereta Malang (ML).
Saat ini Kereta Api Gajayana memakai gerbong inka eksekutif tahun 2016 set ke 7 dan tahun 2017 set ke 1. Sedangkan rangkaian lama KA Gajayana buatan tahun 2009 dimutasi ke Dipo Kereta Solo Balapan (SLO) seperti [[Kereta api Lodaya|Lodaya]] dan [[Kereta api Sancaka|Sancaka Tambahan]], Dipo Kereta Purwokerto (PWT) seperti [[Kereta api Kamandaka|Kamandaka]], [[Kereta api Joglosemarkerto|Joglosemarkerto]] dan [[Kereta api Wijayakusuma|Wijayakusuma]], maupun ditempatkan ke Dipo Kereta Cirebon (CN) seperti [[Kereta api Cirebon Ekspres|Cirebon Ekspres]] dan [[Kereta api Tegal Bahari|Tegal Bahari]] dan Sisanya Kereta Pembangkit (P) trainset 1 dan 2 maupun Kereta Makan trainset 2 dan trainset 1 (telah dimutasi ke Purwokerto) buatan tahun 2009 tidak dimutasi walapun masih tetap di Dipo Kereta Malang (ML).


'''Stanformasi KA Gajayana Trainset 7 2016''':
'''Stanformasi KA Gajayana Trainset 7 2016''':

Revisi per 29 Maret 2019 00.03

Kereta api Gajayana
Berkas:Plat nama KA Gajayana.png
Berkas:KA 41 Gajayana Lepas Stasiun Malang Menuju Ke Stasiun Gambir.jpg
Informasi umum
Jenis layananKereta api ekspres
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi VIII Surabaya
PendahuluGajayana (Kelas Eksekutif-Bisnis)
Mulai beroperasi28 Oktober 1999
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian29.300 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalMalang
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh907 km
Waktu tempuh rerata15 Jam 55 hingga 16 Jam 25 Menit
Frekuensi perjalanansatu kali dalam perjalanan pulang pergi
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif Satwa
Pengaturan tempat duduk50 tempat duduk disusun 2-2, reclining and revolving seat
Fasilitas restorasiAda, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia.
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasiAda
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasional70 s.d. 120 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal41-42 & 7007-7008

Kereta api Gajayana Merupakan Kereta api Penumpang Kelas Eksekutif Satwa yang dioperasikan Oleh PT Kereta api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya yang melayani Rute Malang-Gambir via Blitar-Yogyakarta dan Sebaliknya. Kereta api ini merupakan satu-satunya kereta api rute Malang-Jakarta (siang hari) maupun Jakarta-Malang melalui lintas selatan dan beroperasi sepanjang malam.

Sejarah dan Perubahan Rangkaian KA

Kereta api Gajayana diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 28 Oktober 1999. Sempat dirangkaikan dengan kelas bisnis pada awal pengoperasiannya. Nama Gajayana berasal dari seorang raja dari Kerajaan Kanjuruhan yang bernama Sang Liswa (anak dari Dewa Shima) dan terkenal dengan gelar Gajayana yang sangat dicintai oleh para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketenteraman di seluruh negeri. Kerajaan Kanjuruhan ini berpusat di wilayah Dinoyo, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.

Kereta ini beroperasi dengan kelas eksekutif dan bisnis pada awalnya, karena saat itu (1999) KA Turangga baru mendapat rangkaian baru dari INKA, maka kereta kelas bisnis dari Turangga diberikan ke KA Gajayana. Pada tahun 2001, karena KA Gajayana mendapat rangkaian baru dari INKA, maka kereta ini menjadi rangkaian khusus Eksekutif.

Sejak Oktober 2008, rangkaian Gajayana diubah dari rangkaian buatan 2001 menjadi menggunakan kereta eksekutif (K1) satwa retrofit (kaca lebar) dari PT Inka. Kereta ini adalah kereta eksekutif lama yang diretrofit menjadi baru. Pascalebaran 2009, rangkaian kereta api Gajayana diubah menjadi kereta berkaca pesawat (keluaran 2009) sampai dengan sekarang dan kereta Gajayana satwa kini digunakan untuk KA Bangunkarta Eksekutif sejak 5 Desember 2009. Rangkaian baru ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, di Stasiun Jakarta Kota. Kemudian pada tahun 2016, rangkaian KA Gajayana sempat menggunakan rangkaian terbaru dari PT INKA menggunakan bogie K10 yang mirip rangkaian KA Argo Bromo Anggrek, sebelum rangkaian baru itu dialokasikan untuk kereta lain.

Singgah Stasiun

Perjalanan sejauh 907 km ditempuh dalam waktu sekitar 14,5-15,5 jam dan hanya berhenti di Stasiun Malang, Malang Kotalama (hanya KA 42, ke arah timur), Kepanjen, Wlingi, Blitar, Tulungagung, Kediri, | Kertosono, Madiun, Solo Balapan, Yogyakarta, Kutoarjo, Kebumen (hanya KA 42, ke arah timur), Gombong (hanya KA 42, ke arah timur), Purwokerto, Cirebon, Jatinegara (hanya KA 41, ke arah barat), dan berakhir di Stasiun Gambir.

Rangkaian KA

Rangkaian kereta Gajayana terdiri dari 6 sampai 8 kereta eksekutif argo (K1), 1 kereta makan motif batik (M1), 1 kereta pembangkit listrik (P), dan 1 kereta bagasi (B).

Fasilitas di KA ini yang tersedia: toilet, pintu otomatis, 2 TV (depan-belakang), AC central, reclining seat, sandaran kaki, lampu baca, meja makan per kursi, stopkontak per kursi, dan rak bagasi. Karena merupakan kereta lintas malam, tersedia pula bantal dan selimut di tiap kursi.

Saat ini Kereta Api Gajayana memakai gerbong inka eksekutif tahun 2016 set ke 7 dan tahun 2017 set ke 1. Sedangkan rangkaian lama KA Gajayana buatan tahun 2009 dimutasi ke Dipo Kereta Solo Balapan (SLO) seperti Lodaya dan Sancaka Tambahan, Dipo Kereta Purwokerto (PWT) seperti Kamandaka, Joglosemarkerto dan Wijayakusuma, maupun ditempatkan ke Dipo Kereta Cirebon (CN) seperti Cirebon Ekspres dan Tegal Bahari dan Sisanya Kereta Pembangkit (P) trainset 1 dan 2 maupun Kereta Makan trainset 2 dan trainset 1 (telah dimutasi ke Purwokerto) buatan tahun 2009 tidak dimutasi walapun masih tetap di Dipo Kereta Malang (ML).

Stanformasi KA Gajayana Trainset 7 2016:

  • 1 Lokomotif CC 206
  • 1 Kereta Pembangkit (P 2016) Trainset 7
  • 4 Kereta Eksekutif (K1 2016) Trainset 7
  • 1 Kereta Makan (M1 2016) Trainset 7
  • 4 Kereta Eksekutif (K1 2016) Trainset 7
  • 1 Kereta Bagasi (P)

Stanformasi KA Gajayana Trainset 1 2017:

  • 1 Lokomotif CC 206
  • 1 Kereta Pembangkit (P 2017) Trainset 1
  • 4 Kereta Eksekutif (K1 2017) Trainset 1
  • 1 Kereta Makan (M1 2017) Trainset 1
  • 4 Kereta Eksekutif (K1 2017) Trainset 1
  • 1 Kereta Bagasi (P)

Keterangan:

  • Rangkaian KA Gajayana sempat menggunakan Kereta api Eksekutif Campuran yang dikombinasi antara K1 2016 maupun K1 2017.

Tarif

Tarif kereta api ini adalah antara Rp 265.000,00 - Rp 700.000,00, bergantung pada jarak yang ditempuh penumpang, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan di loket stasiun mulai dua jam sebelum keberangkatan pada stasiun-stasiun yang berada di dalam rute berikut.

Jadwal perjalanan

Berikut ini adalah jadwal perjalanan KA Gajayana per 1 April 2017 (berdasarkan Gapeka 2017).

Per 1 Desember 2015, KA ini juga berhenti di Kertosono.

KA 41 Gajayana (Malang - Gambir)

Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Malang - 13.30
Malang Kotalama 13.35 13.37
Kepanjen 13.58 14.01
Wlingi 14.48 14.51
Blitar 15.10 15.14
Tulungagung 15.43 15.46
Kediri 16.12 16.15
Kertosono 16.51 16.54
Madiun 17.57 18.12
Solo Balapan 19.29 19.35
Yogyakarta 20.22 20.30
Kutoarjo 21.22 21.26
Purwokerto 23.12 23.24
Cirebon 01.22 01.31
Jatinegara 04.09 04.11
Gambir 04.27

KA 42 Gajayana (Gambir - Malang)

Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Gambir - 17.40
Cirebon 20.32 20.39
Purwokerto 22.34 22.49
Kutoarjo 00.45 00.55
Yogyakarta 01.47 02.00
Solo Balapan 02.47 02.55
Madiun 04.12 04.30
Kertosono 05.34 05.38
Kediri 06.16 06.21
Tulungagung 06.47 06.51
Blitar 07.20 07.25
Wlingi 07.46 07.49
Kepanjen 08.34 08.37
Malang Kotalama 08.58 09.01
Malang 09.06 -

Insiden

  • Kereta api Gajayana menabrak kendaraan angkutan rakitan ledok di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Kromasan, Ngunut, Tulungagung, dekat Stasiun Ngunut. Menurut perkataan Kepala Stasiun Ngunut, 19 Mei 2010, kejadian terjadi sekitar pukul 07.15 WIB dan tidak ada korban tewas dalam musibah ini. Meskipun tidak berpalang dan tidak dijaga, perlintasan tersebut menjadi andalan bagi para sopir ledok tersebut untuk mengangkut sayuran.[1]
  • Pada tanggal 4 Januari 2011, empat rangkaian gerbong eksekutif kereta api Gajayana yang sedang parkir di Stasiun Malang tiba-tiba mundur dan menabrak empat rumah. Satu orang balita tewas dalam kejadian tersebut.[2]
  • Pada 27 Agustus 2011, kereta api Gajayana yang dimasinisi oleh Yodian Wiliarso dan diasisteni oleh Bambang Suradi dibajak oleh tiga orang yang masuk kabin masinis lokomotif. Sebanyak tiga pembajak masuk lokomotif dan mengarahkan kereta api tersebut ke Stasiun Pasar Senen. Mulanya, kereta ini tertahan sinyal masuk di stasiun Jatibarang, kemudian saat di stasiun Telagasari beberapa orang menghadang kereta api dan satu orang masuk lokomotif. Kereta sempat berhenti di Stasiun Haurgeulis untuk menurunkan penumpang gelap di lokomotif. Lalu sang masinis memberitakan kepada pusat kendali (PK) Cirebon agar diberikan sinyal aspek hijau dan melaju tanpa henti di sepanjang jalur rel hingga Gambir. Selama pembajakan berlangsung, masinis sempat kehilangan kontak. Masinis kemudian memberitahu PK baru pada pukul 09.08 bahwa masinis tersebut disandera dan meminta agar PK mengarahkan kereta itu langsung ke Gambir. KA Gajayana lantas mencoba berhenti di Jatinegara namun gagal dan diarahkan ke stasiun Pasar Senen. Pada pukul 09.35 Gajayana masuk jalur 4 dan berhenti dengan rem darurat oleh petugas teknisi, dan dihadang aparat Brimob yang sudah siaga di bibir peron.[3]
  • Pada tanggal 18 Maret 2015, sekitar pukul 14.00, kereta api Gajayana berhenti luar biasa karena dihadang oleh dua orang petani yang mengetahui bahwa ada kerusakan rel. Posisinya berada di km 53 di daerah Malang.[4]
  • Seorang ayah bersama anaknya, nekat menabrakkan diri ke kereta api Gajayana di dekat Stasiun Purwosari pada tanggal 20 Maret 2015 malam itu, dikarenakan bercerai dengan istrinya.[5][6]
  • Pada tanggal 12 April 2015, dua orang perempuan yang mengendarai sepeda motor tewas ditabrak kereta api Gajayana di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Jambean, Kras, Kediri.[7]

Galeri

Referensi

Pranala luar