Laterit: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Tanah Merah.jpg|jmpl]]
[[Berkas:Tanah Merah.jpg|jmpl]]
'''Laterit''' atau '''tanah merah''' adalah [[jenis tanah]] tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur [[hara]], namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Laterit merupakan tanah yang kaya akan [[seskuioksida]] dan telah mengalami pelapukan yang lanjut. Tanah mineral ini miskin akan mineral-mineral dan mudah lapuk serta kandungan mineral resisten sangat tinggi. Penyebaran tanah ini di Indonesia diperkirakan 8.085 juta ha yang tersebar di [[Sumatera]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]], [[Papua]], dan [[Jawa]]. Karena tanah ini merupakan tanah mineral yang kaya akan seskuioksida, maka tanah ini mempunyai muatan positif dan didominasi oleh liat aktivasi rendah.
'''Laterit''' atau '''tanah merah''' adalah [[jenis tanah]] tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur [[hara]], namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Laterit merupakan tanah yang kaya akan [[seskuioksida]] dan telah mengalami pelapukan yang lanjut. Tanah mineral ini miskin akan mineral-mineral dan mudah lapuk serta kandungan mineral resisten sangat tinggi. Penyebaran tanah ini di Indonesia diperkirakan 8.085 juta ha yang tersebar di [[Sumatra]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]], [[Papua]], dan [[Jawa]]. Karena tanah ini merupakan tanah mineral yang kaya akan seskuioksida, maka tanah ini mempunyai muatan positif dan didominasi oleh liat aktivasi rendah.


<!-- PERLU INVESTIGASI LEBIH LANJUT
<!-- PERLU INVESTIGASI LEBIH LANJUT

Revisi per 21 Maret 2019 07.52

Laterit atau tanah merah adalah jenis tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Laterit merupakan tanah yang kaya akan seskuioksida dan telah mengalami pelapukan yang lanjut. Tanah mineral ini miskin akan mineral-mineral dan mudah lapuk serta kandungan mineral resisten sangat tinggi. Penyebaran tanah ini di Indonesia diperkirakan 8.085 juta ha yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa. Karena tanah ini merupakan tanah mineral yang kaya akan seskuioksida, maka tanah ini mempunyai muatan positif dan didominasi oleh liat aktivasi rendah.


Bacaan lanjutan

  • Buku “Kamus Pertanian” oleh Sadjad Sjamsoe’oed, 1993.
  • Pengantar Fisika Tanah, oleh Daniel Hillel, penerbit Mitra Gama Widya, 1997.
  • Mohr, E.C.J., 1933. De Bodem der Tropen in het Algemeen, en die van Nederlandsch-Indie in het Bijzonder.
  • Mohr, E.J.C., van Baren, F.A. and van Schuylenborgh, J., 1972. Tropical soils: a comprehensive study of their genesis. 3rd edition. Mouton – Ichtiar Baru – van Hoeve, Den Haag
  • Buku “Dasar-Dasar Kimia Tanah Pertanian I” oleh Bambang Siswanto, Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, 2011.