Masjid Tuo Pulo Kambing: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RafiHdwrd (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Masjid Pulo Kambing''' atau '''Masjid Nurul Huda''' merupakan sebuah masjid tua di Aceh yang terletak di Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Masjid...'
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 20 Maret 2019 04.15

Masjid Pulo Kambing atau Masjid Nurul Huda merupakan sebuah masjid tua di Aceh yang terletak di Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Masjid ini sudah berusia kurang lebih enam ratus tahun.[1]

Sejarah

Terdapat dua versi berbeda tentang sejarah dibangunnya masjid ini. Versi pertama, masjid ini didirikan oleh Teuku Ali Basyah semasa kepemimpinan Keujruen Kluet (setingkat Ulee Balang) ke-11 yakni Teuku Meurah Adam, sekitar sembilan abad (900 tahun) lalu. Saat itu, wilayah kekuasaan Keujruen Kluet meliputi Kasik Putih, Sama Dua, hingga Trumon, sebelum dibentuk kewedanaan.[2]

Sedangkan versi yang kedua, masjid ini dibangun pada tahun 1351. Pendiri bangunan masjid ini adalah seorang ulama asal Persia bernama Syekh Muhammad Husen Al Fanjuri bin Muhammad Al Fajri Kautsar. Tiang pertama masjid ini, kayunya diangkut sendirian dari hutan dengan tangan kosong oleh salah seorang murid Syekh Muhammad Husen Al Fanjuri yang bernama Syech Mutawali Alfanshuri. Awal pembangunan masjid ini tanpa menggunakan paku.[2]

Arsitektur

Masjid ini memiliki arsitektur yang unik. Hal ini bisa dilihat dari sebuah mustaka khas yang ditempatkan pada puncak atapnya. Kemudian pada bagian dasar masjid ini memiliki arsitektur khas masjid-masjid tua di Nusantara Indonesia. Terutama pada bagian atap yang berbentuk limas berussun tiga, namun pada bagian atap paling atas memiliki sedikit bentuk yang berbeda.[3]

Meskipun sudah berumur paling tak 600 tahun lamanya, namun masjid tua ini dibangun dengan 3 lantai. Pada bagian pondasinya dibuat dengan sangat kokoh, kemudian dindingnya terbuat dari kayu, dan pada bagian besi yang digunakan masih asli dari pertama kali dibangun.[3]

Soko Guru

Masjid ini memiliki 4 soko guru persis seperti pada masjid-masjid tradisional Indonesia lainnya. Keempat soko guru tersebut memiliki diameter sekitar 1 meter dengan ketinggian sekitar 15 meter ditambah dengan ukiran kaligrafi yang mengisahkan berbagai macam kisah-kisah kuno kerajaan Islam Aceh pada zaman dahulu.[3]

Hal yang unik dapat ditemukan disini, di mana salah satu dari soko guru tersebut mengeluarkan air bening yang dingin hingga membasahi lantai masjid ini sejak masjid ini dibangun. Tetesan air ini memang terlihat sangat aneh, karena soko guru tersebut terbuat dari Kayu, sehingga jika air kemudian muncul dari tiang tersebut, maka hanya keajaiban alam yang diciptakan Tuhan yang dapat menjelaskannya.[3]

Tetesan air tersebut kemudian dikumpulkan dan diambil oleh beberapa masyarakat sekitar dan dijadikan sebagai obat. Menurut beberapa pengakuan masyarakat, air tetesan soko guru tersebut dapat mengobati berbagai macam penyakit lahir dan batin. Namun, saat ini air yang keluar dari soko guru tersebut tidak sebanyak pada masa lalu sejak bagian bawahnya di semen dengan pondanis cor, kemudian lantainya dirubah menjadi keramik.[3]

Referensi

  1. ^ "Masjid Tuo Pulo Kambing Aceh". Diakses tanggal 20 Maret 2019. 
  2. ^ a b "Sejarah dan Keunikan Masjid Tuo Pulo Kambing". Diakses tanggal 20 Maret 2019. 
  3. ^ a b c d e "Masjid Tuo Pulo Kambing – Aceh Selatan". Diakses tanggal 20 Maret 2019.