Perpustakaan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Masgatotkaca (bicara | kontrib)
k + Layanan online
Baris 60: Baris 60:
* Pengiriman materi dari instuasi induk kepada para mahasiswa
* Pengiriman materi dari instuasi induk kepada para mahasiswa
* Berhubungan dengan penggunaan teknologi untuk mengakses sumber-sumber informasi elektronik.<ref>Buxbaum, ahari ''Library Services'' (Jakarta: Murni Kencana 2004) Hlm. 12</ref>
* Berhubungan dengan penggunaan teknologi untuk mengakses sumber-sumber informasi elektronik.<ref>Buxbaum, ahari ''Library Services'' (Jakarta: Murni Kencana 2004) Hlm. 12</ref>

== Layanan Perpustakaan Online Pusyandi ==

Pada tahun 1995, Departemen Pendidikan Tinggi (DIKTI) Mendikbud merintis dan mengembangkan untuk pertama kali sebuah Layanan Katalog Perpustakaan secara daring (online) yang dikenal sebagai Pusat Layanan Disiplin Ilmu (PUSYANDI) dengan DSC (Discipline Service Center) dalam berbagai bidang ilmu dasar (basic science), ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu teknik, ilmu pertanian, dll. Pusat basis data perpustakaan rintisan ini berada di 5 universitas, yaitu: UI, IPB, ITB, UGM, dan UNAIR, dengan memakai sistem komputer atau server Dynix (PICK O/S) yang dapat diakses oleh semua universitas negeri di Indonesia dengan menggunakan perangkat lunak CDS-ISIS. Format bibliografi yang digunakan pada pusat data adalah INDOMARC yang merupakan modifikasi dari sistem katalog USMARC. <ref>[[Hary Gunarto]] dan Tina T. Nanny, PENGEMBANGAN JARINGAN BIBLIOGRAFI SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI INDONESIA, Seminar Perpustakaan UKKP-DIKTI - Mendikbud, Jakarta, 1995.</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 21 Februari 2019 06.41

Arti lain: Perpustakaan (ilmu komputer), Perpustakaan (biologi)

Perpustakaan modern

Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku dengan biaya sendiri.

Tetapi, dengan koleksi dan penemuan media baru selain buku untuk menyimpan informasi, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat penyimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD. Selain itu, perpustakaan juga menyediakan fasilitas umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.

Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia.

Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apapun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut ataupun tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).

Peran Perpustakaan

Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi secara baik dan sistematis, secara langsung ataupun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.[1]

Perpustakaan merupakan jantungnya dunia pendidikan karena berbagai macam informasi bisa kita dapatkan di perpustakaan

Tujuan perpustakaan

Tujuan perpustakaan adalah untuk membantu masyarakat dalam segala umur dengan memberikan kesempatan dengan dorongan melalui jasa pelayanan perpustakaan agar mereka:

  • Dapat mendidik dirinya sendiri secara berkesimbungan
  • Dapat tanggap dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu pengetahuan, kehidupan sosial dan politik
  • Dapat memelihara kemerdekaan berfikir yang konstruktif untuk menjadi anggota keluarga dan masyarakat yang lebih baik
  • Dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, membina rohani dan dapat menggunakan kemampuannya untuk dapat menghargai hasil seni dan budaya manusia
  • Dapat meningkatkan taraf kehidupan sehari-hari dan lapangan pekerjaannya
  • Dapat menjadi warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional dan dalam membina saling pengertian antar bangsa
  • Dapat menggunakan waktu senggang dengan baik yang bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan sosial.[2]

Periodisasi perpustakaan Indonesia

Perpustakaan merupakan perantara masyarakat. Oleh karena itu, perkembangan perpustakaan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan masyarakat. Perkembangan masyarakat tercermin dalam sejarah masyarakat, kadang-kadang dalam sejarah negara. Dengan demikian,sejarah perpustakaan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah Indonesia. Sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periode berikut :

Pada pembagian di atas, tahun 1950 merupakan awal ancangan karena pada waktu itu pemerintah RI mulai menyebarkan perpustakaan, khususnya perpustakaan umum dengan nama taman perpustakaan rakjat ke seluruh indonesia. Perkembangan perpustakaan umum yang mula.mula menggembirakan itu akhirnya berakhir tragis dengan runtuhnya berbagai taman pustaka rakjat yang didirikan pada tahun 1950-an. Tonggak kebangkitan dimulai pada tahun 1969, dengan pembangunan lima tahun (pelita) pertama. Saat itu, kegiatan perpustakaan tercakup di dalam rencana pembangunan hingga sekarang.[3]

Fungsi perpustakaan nasional

Berdasarkan ketentuan peraturan tahun 1980, maka tugas pokok Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah menyelenggarakan pengumpulan, penyimpanan, serta pelestarian terbitan Indonesia sebagai khazanah kebudayaan serta menjamin pemeliharaan terbitan Indonesia. Untuk melaksanakan tugas tersebut, cakupan fugsi perpustakaan nasional adalah sebagai berikut :

  • Mengumpulkan, mengatur, dan menyediakan hasil karya tulisan yang di terbitkan di Indonesia.
  • Menjadi perpustakan deposit dari terbitan indonesia, baik terbitan pemerintah maupun swasta.
  • Mengumpulkan, mengatur, dan menyediakan terbitan PBB dan negara lain, khususnya dari kawasan ASEAN.
  • Menentukan standar dari sistem, organisasi, pelayanan, dan mutu koleksi perpustakaan di Indonesia.
  • Menyelenggarakan kursus tingkat nasional bagi pegawai perpustakaan.
  • Memprakarsai kerjasama dengan lembaga di luar negri, misalnya dalam pertukaran publikasi, peminjaman antar perpustakaan, penyusun bibliografi, dan pembuatan microfilm.
  • Menyusun dan menerbitkan bibliografi nasional.
  • Dan menyusun catalog induk.[4]

Hubungan perpustakaan dengan bacaan

Perpustakaan dan bahan bacaan adalah dua kata yang saling bertautan. Karena di perpustakaanlah bahan pustaka dikumpulkan, diproses, dan disebarluaskan (didistribusikan) kepada para pembaca/pemakai perpustakaan. Adapun koleksi perpustakaan di negara kita sebagian besar berupa buku atau book material dan masih jarang perpustakaan yang memiliki koleksi berupa non-book material seperti film, kaset film strip, slides, piringan hitam, peta, globe, dan sebagainya.[5]

Model pelayanan perpustakaan

Ada empat model pelayanan perpustakaan:

  • Koleksi perpustakaan ada pada kampus cabang.
  • Berpusat pada layanan pinjam antar perpustakaan, resource sharing, serta mahasiswa dapat menggunakan perpustakaan afiliasi.
  • Pengiriman materi dari instuasi induk kepada para mahasiswa
  • Berhubungan dengan penggunaan teknologi untuk mengakses sumber-sumber informasi elektronik.[6]

Layanan Perpustakaan Online Pusyandi

Pada tahun 1995, Departemen Pendidikan Tinggi (DIKTI) Mendikbud merintis dan mengembangkan untuk pertama kali sebuah Layanan Katalog Perpustakaan secara daring (online) yang dikenal sebagai Pusat Layanan Disiplin Ilmu (PUSYANDI) dengan DSC (Discipline Service Center) dalam berbagai bidang ilmu dasar (basic science), ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu teknik, ilmu pertanian, dll. Pusat basis data perpustakaan rintisan ini berada di 5 universitas, yaitu: UI, IPB, ITB, UGM, dan UNAIR, dengan memakai sistem komputer atau server Dynix (PICK O/S) yang dapat diakses oleh semua universitas negeri di Indonesia dengan menggunakan perangkat lunak CDS-ISIS. Format bibliografi yang digunakan pada pusat data adalah INDOMARC yang merupakan modifikasi dari sistem katalog USMARC. [7]

Referensi

  1. ^ Sinaga, Dian Mengelola Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kreasi Media Utama, 2007) hlm. 15
  2. ^ Muchyidin, Suherlan. Mihardja, Iwa D Sasmita Perpustakaan (Bandung: PT Puri Pustaka 2008) hlm 41,42
  3. ^ Sulistyo. Basuki Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994) hlm. 6,7
  4. ^ Sulistyo. Basuki Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994)hlm. 24
  5. ^ Sumpeno, Wahyudin Perpustakaan Mesjid (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994) hlm. 8
  6. ^ Buxbaum, ahari Library Services (Jakarta: Murni Kencana 2004) Hlm. 12
  7. ^ Hary Gunarto dan Tina T. Nanny, PENGEMBANGAN JARINGAN BIBLIOGRAFI SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI INDONESIA, Seminar Perpustakaan UKKP-DIKTI - Mendikbud, Jakarta, 1995.
  • Casson, Lionel. Libraries in the Ancient World. New Haven, Connecticut: Yale University Press, 2001.
  • Lerner, Fred. The Story of Libraries: From the Invention of Writing to the Computer Ages. New York: The Continuum Publishing Company, 1998.
  • McCabe, Gerard B.; Kennedy, James R. (2003) "Planning for the modern public library building", Libraries Unlimited, ISBN 0-313-32155-8

Pranala luar