GPIB Immanuel Jakarta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Sem Purba (bicara | kontrib)
k Ejaan dan penambahan pranala dalam.
Baris 25: Baris 25:
}}
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Willemskerk in Batavia. TMnr 60005155.jpg|jmpl|kiri|Gereja Immanuel (ca.1875-85)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Willemskerk in Batavia. TMnr 60005155.jpg|jmpl|kiri|Gereja Immanuel (ca.1875-85)]]
'''Gereja Immanuel''' awalnya adalah gereja yang dibangun atas dasar kesepakatan antara umat Reformasi dan Umat [[Lutheran]] di [[Batavia]].
'''Gereja Immanuel''' awalnya adalah gereja yang dibangun atas dasar kesepakatan antara umat Reformasi dan umat [[Lutheran]] di [[Batavia]].


Pembangunannya dimulai tahun [[1834]] dengan mengikuti hasil rancangan [[J.H. Horst]]. Pada [[24 Agustus]] [[1835]], batu pertama diletakkan. Empat tahun kemudian, [[24 Agustus]] [[1839]], pembangunan berhasil diselesaikan.
Pembangunannya dimulai tahun [[1834]] dengan mengikuti hasil rancangan [[J.H. Horst]]. Pada [[24 Agustus]] [[1835]], batu pertama diletakkan. Empat tahun kemudian, [[24 Agustus]] [[1839]], pembangunan berhasil diselesaikan.


Bersamaan dengan itu gedung ini diresmikan menjadi gereja untuk menghormati Raja [[Willem I]], raja Belanda pada periode [[1813]]-[[1840]]. Pada gedung gereja dicantumkan nama '''''WILLEMSKERK'''''.
Bersamaan dengan itu gedung ini diresmikan menjadi gereja untuk menghormati Raja [[Willem I]], raja Belanda pada periode [[1813]]-[[1840]]. Pada gedung gereja dicantumkan nama Willemskerek.
Gereja bergaya klasisisme itu bercorak bundar di atas fondasi tiga meter. Bagian depan menghadap [[Stasiun Gambir]]. Di bagian ini terlihat jelas serambi persegi empat dengan pilar-pilar paladian yang menopang balok mendatar. [[Paladinisme]] adalah gaya klasisisme abad ke-18 di [[Inggris]] yang menekan simetri dan perbandingan harmonis.
Gereja bergaya klasisisme itu bercorak bundar di atas fondasi setinggi 3 meter. Bagian depan menghadap [[Stasiun Gambir]]. Di bagian ini terlihat jelas serambi persegi empat dengan pilar-pilar paladian yang menopang balok mendatar. [[Paladinisme]] adalah gaya klasisisme abad ke-18 di [[Inggris]] yang menekan simetri dan perbandingan harmonis.


Serambi-serambi di bagian utara dan selatan mengikuti bentuk bundar gereja dengan membentuk dua bundaran konsentrik, yang mengelilingi ruang ibadah. Lewat konstruksi kubah yang cermat, sinar matahari dapat menerangi seluruh ruangan dengan merata. Menara bundar atau lantern yang pendek di atas kubah dihiasi plesteran bunga teratai dengan enam helai daun, simbol [[Mesir]] untuk dewi cahaya.
Serambi-serambi di bagian utara dan selatan mengikuti bentuk bundar gereja dengan membentuk dua bundaran konsentrik, yang mengelilingi ruang ibadah. Lewat konstruksi kubah yang cermat, sinar matahari dapat menerangi seluruh ruangan dengan merata. Menara bundar atau lantern yang pendek di atas kubah dihiasi plesteran bunga teratai dengan enam helai daun, simbol [[Mesir]] untuk dewi cahaya.
Baris 37: Baris 37:
Orgel yang dipakai berangka tahun [[1843]], hasil buatan [[J. Datz]] di negeri Belanda. Sebelum organ terpasang, sebuah band tampil sebagai pengiring perayaan ibadah. Pada [[1985]], orgel ini dibongkar dan dibersihkan sehingga sampai kini dapat berfungsi dengan baik.
Orgel yang dipakai berangka tahun [[1843]], hasil buatan [[J. Datz]] di negeri Belanda. Sebelum organ terpasang, sebuah band tampil sebagai pengiring perayaan ibadah. Pada [[1985]], orgel ini dibongkar dan dibersihkan sehingga sampai kini dapat berfungsi dengan baik.


Gereja Immanuel saat ini adalah bagian dari [[Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat|Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)]] yang menganut sistem presbiterian sinodal.
Gereja Immanuel saat ini adalah bagian dari [[Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat|Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)]] yang menganut sistem presbiterian sinodal. Kini, bangunan gereja berstatus sebagai [[Cagar Budaya Indonesia|cagar budaya Indonesia]].


Gereja Immanuel dipimpin oleh seorang Ketua Majelis Jemaat dan dibantu oleh anggota Pelaksana Majelis Harian Jemaat (PHMJ),
Gereja Immanuel dipimpin oleh seorang Ketua Majelis Jemaat dan dibantu oleh anggota Pelaksana Majelis Harian Jemaat (PHMJ),

Revisi per 11 Februari 2019 14.44

GPIB Jemaat "Immanuel" DKI Jakarta
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Gedung Gereja Immanuel, Jakarta
LokasiJakarta, Indonesia
DenominasiCalvinis
Arsitektur
Status fungsionalAktif
Penetapan warisanA
ArsitekJ.H. Horst
Tipe arsitekturGereja
Administrasi
KeuskupanMupel Jakarta Pusat
Klerus
PastorPdt. Nn. Michiko Pinaria Saren

Gereja Immanuel (ca.1875-85)

Gereja Immanuel awalnya adalah gereja yang dibangun atas dasar kesepakatan antara umat Reformasi dan umat Lutheran di Batavia.

Pembangunannya dimulai tahun 1834 dengan mengikuti hasil rancangan J.H. Horst. Pada 24 Agustus 1835, batu pertama diletakkan. Empat tahun kemudian, 24 Agustus 1839, pembangunan berhasil diselesaikan.

Bersamaan dengan itu gedung ini diresmikan menjadi gereja untuk menghormati Raja Willem I, raja Belanda pada periode 1813-1840. Pada gedung gereja dicantumkan nama Willemskerek.

Gereja bergaya klasisisme itu bercorak bundar di atas fondasi setinggi 3 meter. Bagian depan menghadap Stasiun Gambir. Di bagian ini terlihat jelas serambi persegi empat dengan pilar-pilar paladian yang menopang balok mendatar. Paladinisme adalah gaya klasisisme abad ke-18 di Inggris yang menekan simetri dan perbandingan harmonis.

Serambi-serambi di bagian utara dan selatan mengikuti bentuk bundar gereja dengan membentuk dua bundaran konsentrik, yang mengelilingi ruang ibadah. Lewat konstruksi kubah yang cermat, sinar matahari dapat menerangi seluruh ruangan dengan merata. Menara bundar atau lantern yang pendek di atas kubah dihiasi plesteran bunga teratai dengan enam helai daun, simbol Mesir untuk dewi cahaya.

Orgel yang dipakai berangka tahun 1843, hasil buatan J. Datz di negeri Belanda. Sebelum organ terpasang, sebuah band tampil sebagai pengiring perayaan ibadah. Pada 1985, orgel ini dibongkar dan dibersihkan sehingga sampai kini dapat berfungsi dengan baik.

Gereja Immanuel saat ini adalah bagian dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) yang menganut sistem presbiterian sinodal. Kini, bangunan gereja berstatus sebagai cagar budaya Indonesia.

Gereja Immanuel dipimpin oleh seorang Ketua Majelis Jemaat dan dibantu oleh anggota Pelaksana Majelis Harian Jemaat (PHMJ),

Daftar Pelaksana Majelis Harian Jemaat :

Ketua Majelis Jemaat: Pdt. Nn. Michiko Pinaria Saren, S.Th

Ketua I: Pnt. Daniel S. Laotongan

Ketua II: Pdt. Tonny M.J.Sinay

Ketua III: Pnt. Ivan S. Takaria

Ketua IV: Pnt. Rico J.P.H. Sihombing

Ketua V: Pnt. Stefanus Loupatty

Sekretaris: Pnt. Daisy J. Sumual

Sekretaris I: Dkn. Kamelia Sitaniapessy

Sekretaris II: Dkn. Asnah Girsang

Bendahara: Dkn. Maggie Sulu

Bendahara I: Pnt. Geane Mingkid

Jadwal Ibadah Hari Minggu

Ibadah pukul 06.00 (Bahasa Indonesia)

Ibadah pukul 08.00 (Bahasa Indonesia)

Ibadah pukul 10.00 (Bahasa Belanda)

Ibadah pukul 17.00 (Bahasa Inggris)

Ibadah pukul 18.30 (Bahasa Indonesia)

Pranala luar