Kemiskinan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Anggalaenasp (bicara | kontrib)
Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Anggalaenasp (bicara | kontrib)
Perbaikan kesalahan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 2: Baris 2:
[[Berkas:Jakarta slumhome 2.jpg|jmpl|ka|300px|Rumah di pinggir [[kali]] di Jakarta. (2004)]]
[[Berkas:Jakarta slumhome 2.jpg|jmpl|ka|300px|Rumah di pinggir [[kali]] di Jakarta. (2004)]]


'''Kemiskinan''' adalah keadaan atau ketidakmampuan seseoramg dalam memenuhi kebutuhan primer (pokok) seperti makanan, air, pakaian, serta tempat tinggal. kemudian ada kebutuhan sekunder seperti gadget, kendaraan pribadi, dll. serta kebutuhan tersier seperti mobil sport, iphone keluaran terbaru, dll. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, atau sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihat dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahami dari sudut ilmiah.
'''Kemiskinan''' adalah keadaan atau ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan primer (pokok) seperti makanan, air, pakaian, serta tempat tinggal. kemudian ada kebutuhan sekunder seperti gadget, kendaraan pribadi, dll. serta kebutuhan tersier seperti mobil sport, iphone keluaran terbaru, dll. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, atau sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihat dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahami dari sudut ilmiah.


Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

Revisi per 6 Februari 2019 04.27

Rumah di pinggir kali di Jakarta. (2004)

Kemiskinan adalah keadaan atau ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan primer (pokok) seperti makanan, air, pakaian, serta tempat tinggal. kemudian ada kebutuhan sekunder seperti gadget, kendaraan pribadi, dll. serta kebutuhan tersier seperti mobil sport, iphone keluaran terbaru, dll. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, atau sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihat dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahami dari sudut ilmiah.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

  • Kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pokok sehari-hari, pakaian, tempat teinggal, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dapat di pahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
  • Kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini masuk dalam pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.Penjabaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
  • Kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda dengan bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Berdasarkan penjabaran diatas dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Peta dunia memperlihatkan persentase manusi yang hidup di bawah batas kemiskinan nasional. Perhatikan bahwa garis batas ini sangat berbeda-beda menurut masing-masing negara, sehingga kita sulit membuat perbandingan.
Peta dunia memperlihatkan Tingkat harapan hidup.
Peta dunia memperlihatkan Indeks Pembangunan Manusia.
Peta dunia memperlihatkan Ko-efisien Gini, sebuah ukuran tentang kesenjangan pendapatan.

Mengukur kemiskinan

Gambaran kemiskinan di Mumbai, India oleh Antônio Milena/ABr.

Kemiskinan dapat dikelompokan dalam dua kategori, yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standar yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu, tempat atau negara. Sebagai contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi, yang mana dibawah jumlah yangg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira-kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki-laki dewasa).

Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2/hari, dengan batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang di dunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang di dunia mengonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi, nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.

Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota Ghettoyang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, maka negara-negara ini biasa disebut sebagai negara berkembang.

Kemiskinan tidak bisa dipahami dengan menggunakan satu dimensi atau satu indikator saja. Kemiskinan sangat kompleks, sehingga diperlukan indikator atau ukuran yang multidimensi. Indikator yang banyak digunakan adalah indikator global dengan menggunakan pendekatan moneter seperti garis kemiskinan yang digunakan oleh World Bank dengan batas USD 1.25 Purchasing Power Parity (PPP) atau melalui pendekatan konsumsi dasar (basic need) yang digunakan pula di Indonesia[2]. Sementara itu, pendekatan tersebut hanya melihat indikator pendapatan atau konsumsi yang dilakukan masyarakat dan menurut Sen (2000) dianggap belum menangkap akar permasalahan kemiskinan yang sebenarnya[3].

Untuk melihat persoalan kemiskinan secara holistik, dikembangkan IKM (Indeks Kemsikinan Multidimensi). Konsep tersebut pertama kali dikembangkan oleh Oxford Poverty and Human Initiative (OPHI) berkolaborasi dengan Nation Development Programme (UNDP) pada tahun 2010. Tujuan utama dari dikembangkannya konsep tersebut adalah untuk memetakan indikator-indikator kemiskinan secara lebih komprehensif dan jelas. Hasilnya, ketika di adopsi di Indonesia, ada tiga indikator yang digunakan untuk memahami persoalan kemiskinan, yaitu kesehatan, pendidikan, dan standar kualitas hidup[4]. Indikator-indikator tersebut menunjukan bahwa pedekatan moneter dan konsumsi saja tidak cukup untuk memberikan gambaran yang jelas tentang kemiskinan, diperlukan indikator-indikator lain seperti kesehatan, pendidikan, dan standar kualitas hidup.

Diskusi tentang kemiskinan

  • Dalam sebuah lingkungan belajar, terutama murid yang lebih kecil yang berasal dari keluarga miskin, kebutuhan dasar mereka seperti yang dijelaskan oleh Abraham Maslow dalam hirarki kebutuhan Maslow; kebutuhan ini beralih ke kemiskinan pada umumnya, yaitu efek Matthew.

Perdebatan yang berhubungan dalam keadaan capital manusia dan capital individual seseorang cenderung untuk memfokuskan kepada akses capital instructional dan capital social yang tersedia hanya bagi mereka yang terdidik dalam sistem formal.

Kemiskinan dunia

Deklarasi Copenhagen menjelaskan kemiskinan absolut sebagai "sebuah kondisi yang dicirikan dengan kekurangan parah kebutuhan dasar manusia, termasuk makanan, air minum yang aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, rumah, pendidikan, dan informasi."

Bank Dunia menggambarkan "sangat miskin" sebagai orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari PPP $1 per hari, dan "miskin" dengan pendapatan kurang dari PPP $2 per hari. Berdasarkan standar tersebut, 21% dari penduduk dunia berada dalam keadaan "sangat miskin", dan lebih dari setengah penduduk dunia masih disebut "miskin", pada 2001. [1]

Penyebab kemiskinan

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

  • Individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan yang tidak mengukur pemasukan.
  • Keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
  • Sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
  • Agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
  • Struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.

Menghilangkan kemiskinan

Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:

  • Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan. Di Indonesia salah satunya berbentuk BLT.
  • Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
  • Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang mungkin lebih miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan. Persiapan bagi yang lemah juga dapat berupa pemberian pelatihan sehingga nanti yang bersangkutan dapat membuka usaha secara mandiri.

Bacaan lanjutan

  • Frances Fox Piven, Richard A. Cloward, Regulating the Poor: The Functions of Public Welfare, Vintage Books 1993
  • Jean Swanson, Poor-Bashing: The Politics of Exclusion, 2001

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b The World Bank, 2007, Understanding Poverty
  2. ^ Prakarsa. 2015. Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2024.
  3. ^ Sen, Amartya. 2000. “Social Exclusion: Concept, Application, and Scrutiny”. Manila: Office of Environment and Social Development, Asia Development Bank
  4. ^ Prakarsa. 2015. Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2024.

Pranala luar

  • ditpk.bappenas.go.id — Direktorat Penanggulangan Kemiskinan BAPPENAS
  • Make Poverty History — Campaign dealing with fighting poverty.
  • Poverty — The Development Gateway community portal on Poverty is a comprehensive collection of articles, reports, data, statistics, projects and other resources.
  • PovertyNet — PovertyNet from The World Bank Group provides an introduction to key issues as well as in-depth information on poverty measurement, monitoring, analysis, and on poverty reduction strategies for researchers and practitioners.
  • Center for Global Development — The Center for Global Development is a Washington, D.C. policy center pursuing research-based, actionable ideas for the fight against global poverty.
  • LookSmart — Poverty Issues directory category.
  • Open Directory Project — Poverty Issues directory category.
  • Yahoo! — Poverty Issues and Causes directory category.
  • 2010: Poverty Elimination proposes a nine-step poverty elimination plan. The first historycal global campaign for poverty elimination that changed the mentality from "poverty reduction" to "poverty elimination". A work published for free in internet with a similar Wikipedia method with the contibution and the approval of more of 200.000 people, translated in several languages and that more than 25 milion people read.
  • International Disability and Development Consortium Network of NGOs and disability organisations.