Trem: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Huda Mahardhika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ]
Baris 40: Baris 40:
Namun hingga kini, perencanaan ini tinggalah wacana tanpa realisasi yang jelas.
Namun hingga kini, perencanaan ini tinggalah wacana tanpa realisasi yang jelas.


<br />
== Rencana Trem di Surabaya ==
Sekarang mulai hangat-hangatnya rencana pembangunan monorail dan tram oleh Pemkot [[Surabaya]]. Jalur monorail tersebut akan membentang dari arah timur-barat kota [[Surabaya]], yaitu dari kawasan Pantai Kenjeran ke arah bukit Darmo di sebelah barat. Sementara utara-selatan akan memakai moda tram, dari area Tugu Pahlawan menuju ke daerah Joyoboyo. Sekarang Pemkot [[Surabaya]] telah bekerjasama dengan [[Institut Teknologi Sepuluh Nopember]] untuk mengembangkan tram dan [[monorel|monorail]] di [[Surabaya]] (AMC-Angkutan Massal Cepat). Selain itu Pemkot juga sudah mengundang sejumlah negara untuk menjadi peserta lelang jalur tram dan monorail yang direncanakan pada bulan Juli 2013 <ref>Aan Haryono. [http://www.seputar-indonesia.com/news/%E2%80%9Djual%E2%80%9D-trem-monorel-ke-jerman-dan-china Jalur Trem dan Monorel dijual ke Jerman dan China] Seputar Indonesia, Edisi 15.1.2013</ref> . Namun dalam perkembangannya, skema pendanaan proyek AMC Surabaya tersebut berubah menjadi sepenuhnya pendanaan dari Pemerintah Pusat, yang direncanakan akan dimasukkan oleh BAPPENAS ke dalam RAPBN 2015 pada bulan Oktober 2014 mendatang. Sehingga, melalui skema baru tersebut, proses ground breaking akan sangat mungkin dilakukan pada awal hingga pertengahan tahun 2015. Sedangkan masa pengerjaan proyek itu sendiri direncanakan berlangsung selama 2 tahun, atau hingga pertengahan tahun 2017, yang bersamaan dengan selesainya proyek MRT di Jakarta.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 28 Desember 2018 15.01

Trem di Paris, Prancis.
Trem di Hannover, Jerman.

Trem merupakan kereta yang memiliki rel khusus di dalam kota. Trem yang berselang waktu 5-10 menit berangkat, bisa merupakan solusi untuk kemacetan. Rangkaian trem umumnya satu set (terdiri atas dua kereta) agar tidak terlalu panjang. Disebut Light Rail karena memakai kereta ringan sekitar 20 ton seperti bus, tidak seberat kereta api yang 40 ton. Letak rel berbaur dengan lalu-lintas kota, atau terpisah seperti bus-way, bahkan bisa pula layang (elevated) atau sub-way, hanya untuk sebagian lintasan saja.

Trem Kota (LRT - Light Rail Transit)

Trem atau lengkapnya Trem Kota merupakan alternatif dalam menanggulangi kemacetan kota. Kendaraan ini biasanya hanya terdiri atas satu set (dua gerbong), karena harus menyesuaikan dengan keadaan lingkungan jalan kota yang tidak boleh terlalu panjang, karena berbaur dengan lalu lintas kota lainnya. Namun bisa saja dua set atau 4 kereta (HRT - Heavy Rail Transit - satu set adalah 4 kereta).

Berbagai keunggulan LRT adalah:

  • Dengan kendaraan ringan dan dapat dibuat oleh pabrik karoseri bus
  • Dapat berbaur dengan lalu-lintas kota
  • Dapat berbelok dengan radius kecil atau tajam (sekitar 15 meter, sehingga dapat menyelusuri bangunan tua pusat kota, sedangkan HRT minimum dengan radius 150 meter)
  • Dapat naik dengan elevasi hingga 12%, sedangkan HRT maxiumum 1%. Oleh sebab itu stasiun LRT sering berada di atas jembatan layang.
  • Biaya pembangunan dan operasi sangat murah dibandingkan dengan HRT
  • Tipe 1: Berbaur dengan lalu-lintas kota dan panjang satu set (2 kereta); Tipe 2: Dengan berbagai lintasan (surface, elevated, dan sub-way) dan panjang dua set (4 kereta); Tipe 3: Seperti HRT dengan lintasan khusus terpisah berikut sinyalnya, dan panjang 2 set hingga 4 set (bisa 4 hingga 8 kereta).
  • Namun LRT mampu mengangkut 80.000 penumpang per jam, bandingkan dengan HRT 140.000 penumpang per jam, monorel 40,000 penumpang per jam, sedangkan busway hanya 25.000 penumpang per jam.

Trem di Jakarta dan Surabaya pada masa Hindia Belanda

Dimulai di Batavia sejak 1899, merupakan kendaraan yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebelum trem listrik di Batavia, muncul trem kuda (1869) disusul dengan trem uap (1881), tanggal 10 April 1899 trem listrik mulai beroperasi.

Trem di Kramat-Salemba (jalur Jatinegara-Ancol) di Batavia (1900-1940).

Di Batavia (Jakarta), trem pernah beroperasi dengan jalur:

  • Jatinegara - Matraman - Pasar Senen - Ancol (letak Depo),
  • Pasar Senen - Lapangan Banteng - Pasar Baru - Harmoni - Kota - Pasar Ikan,
  • Kemayoran - Pasar Baru - Harmoni - Tanah Abang.
Trem di alun-alun Surabaya (1929-1932).

Sedangkan di Surabaya dengan jalur:

  • Kebon Binatang - Darmo - Tunjungan - Tanjung Perak,
  • Kebon Binatang - Pasar Turi - Jembatan Merah,
  • Kebon Binatang - Gubeng - Stasiun Kota.

Trem di Shanghai 1913

Mobil pertama muncul di Shanghai permulaan abad ke-20. Ketika itu, trem mulai beroperasi. Secara resmi trem milik pengusaha China mulai beroperasi pada tanggal 11 Agustus 1913. Bagian muka trem dihiasi dengan iklan rokok Hwa Ching Tabacco Co Ltd. Trem-trem itu menjadi pengangkut penumpang paling penting masyarakat kota Shanghai.

Di dunia, trem yang lebih terkenal utamanya di San Francisco.

Perencanaan trem di Kota Bandung

Di Bandung, karena medan yang bergunung, maka pernah ada perencanaan (1985 oleh konsultan Perancis) dengan akan mengusulkan menerapkan 2 jenis moda angkutan massal, yaitu:

  • HRT (Heavy Rail Transit) melalui jalan yang datar dari Padalarang - Bandung - Cicalengka (sekarang sudah ada lewat jalur kereta api, arah timur-barat lewat jalur kereta)
  • LRT (Light Rail Transit) melalui jalan ke bukit, yaitu Selatan ke Utara (Buah Batu - Dago, atau lintas tengah), Selatan ke Utara (Lapangan Tegalega - Cieumbeuleuit, lintas barat lewat Pasirkaliki), Timur ke Barat sebelah utara (lewat Diponegoro), hingga ke Jatinangor.

Namun hingga kini, perencanaan ini tinggalah wacana tanpa realisasi yang jelas.


Referensi

Pranala luar